Anda di halaman 1dari 2

Nama : Putu Bernika Saraswati

NIM : 1907531025
Absen : 05
Mata Kuliah/Kelas : Pengauditan II/E2
1. Cara Kerja Window Dressing
Window dressing adalah suatu strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mempercantik laporan keuangannya sehingga menarik bagi investor dan pemegang saham.
Window dressing ini biasanya dilakukan oleh emiten dan manajer investasi pada tiap
kuartal ataupun pada bulan Desember. Window dressing biasanya dilakukan dengan
merekayasa neraca keuangan dan laporan laba rugi sehingga terlihat memiliki kinerja yang
lebih baik daripada kenyataannya. Perusahaan menggunakan trik akuntansi yang mana
seolah membukukan laba tetapi bersifat semu. Dengan begitu, investor baru akan tertarik
untuk menanamkan modalnya.
Adapun contoh trik akuntansi yang dilakukan dalam window dressing, meliputi:
a. Menunda pembagian keuntungan pada nasabah sehingga nilai saldo akhir
tampak lebih tinggi daripada seharusnya.
b. Menampilkan jumlah utang tak tertagih yang sangat rendah sehingga angka
piutang terlihat lebih besar daripada seharusnya.
c. Mengobral aset tetap yang mengalami penyusutan nilai besar-besaran sehingga
nilai bersih dari aset yang tersisa menunjukkan seolah ada kluster aset baru.
d. Menawarkan diskon awal pada konsumen untuk memperoleh pendapatan lebih
awal.
e. Menukar penyusutan dipercepat dengan penyusutan garis lurus guna
mengurangi jumlah penyusutan yang dibebankan pada pengeluaran saat ini.
Konvensi tengah bulan juga bisa digunakan untuk menunda pengeluaran.
f. Menunda pembayaran tagihan nasabah agar pengeluaran tersebut bisa masuk
ke periode berikutnya.
2. Cara Kerja Lapping
Lapping adalah suatu ketidakberesan yang dilakukan dengan sengaja untuk
menyalahgunakan penerimaan kas untuk sementara waktu atau secara permanen. Lapping
dapat dilakukan kalau seseorang memiliki wewenang menerima kas dan
menyelenggarakan buku piutang. Metode ini melibatkan pengambilan pembayaran piutang
berikutnya dari suatu transaksi (misalnya, penjualan) dan menggunakannya untuk
menutupi pencurian. Piutang dari transaksi kedua ditutup dengan uang dari transaksi
ketiga, dan seterusnya. Jadi skema lapping adalah suatu bentuk kecurangan akuntansi di
mana uang yang dicuri atau disalahgunakan dikaburkan dengan mengubah piutang.
Misalkan sebuah perusahaan menerima $ 150 untuk pembayaran, tetapi petugas
akuntansi mengalihkannya ke rekening pribadi. Untuk menyembunyikan pencurian
tersebut, petugas akan menerapkan piutang kedua yang masuk, misalnya sebesar $ 200, ke
piutang pertama. Itu menyisakan $ 50 sisa untuk diterapkan ke piutang kedua, dan $ 150
masih harus dibayar. Pegawai terus mengalokasikan (lapping) uang dari penjualan
berturut-turut ke piutang sebelumnya sehingga catatan akuntansi toko gagal
mengungkapkan perbedaan tersebut.
Maka dari itu, Auditor harus menilai kemungkinan terjadinya lapping dengan
memperoleh pemahaman tentang pemisahan tugas dalam penerimaan dan pencatatan
penagihan dari pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai