Dalam sebuah perusahaan konteks kecurangan dapat di bagi menjadi 2 kategori : penghapusan
dana atau asset dari sebuah bisnis atau penyajian yang keliru posisi keuangan bisnis yang
disengaja.
KATEGORI ULASAN
Kecurangan umum termasuk penipuan gaji, sekongkol dengan pihak lain dan mencuri asset.
Langkah-langkah yang lebih halus mencakup perencanaan dan perumusan dan manipulasi
rekonsiliasi bank dan buku kas untuk menyembunyikan pencurian.
1.1 Pencurian Kas
Karyawan yang memiliki akses ke kas mungkin tergoda untuk mencurinya.
Contohnya pencurian kas kecil, jumlah kecil diambil pada interval dapat dengan
mudah tidak diketahui. 2 jabatan yang paling krusial dalam hal ini adalah
kasir dan sales/marketing yang menerima pembayaran. Modusnya
banyak dan variatif, ada yang menerima uang tapi tidak menulis
kwitansi, mengambil uang di laci kasir, memotong uang kembalian, dan
masih banyak lagi.
1.2 Pencurian Persediaan
Sama halnya, karyawan dapat mencuri barang dari persediaan. Contoh sepelenya
adalah karyawan yang mengambil alat tulis kantor, meskipun kemungkinan barang
yang lebih besar juga dapat diambil. Contoh seperti ini adalah kecurangan yang
sederhana, yang umumnya tidak terdeteksi karena tidak material. Secara
keseluruhan, kecurangan seperti ini cenderung terlalu signifikan untuk memiliki
dampak serius pada hasil atau kinerja jangka panjang.
1.3 Kecurangan penggajian
Karyawan di dalam atau diluar departemen penggajian dapat melakukan kecurangan
gaji
a. Karyawan diluar departemen dapat memalsukan absen mereka, misalnya
dengan mengklaim lembur berjam-jam dimana mereka tidak benar-benar
bekerja.
b. Anggota departemen penggajian mungkin memiliki kesempatan dengan sengaja
untuk salah perhitungan slip pembayaran terpilih, baik dengan meningkatkan
tingkat gaji atau dengan mengubah jam yang tarifnya diterapkan.
c. Kemungkinan lain, anggota staf fiktif dapat ditambahkan ke dalam daftar gaji.
Penipu membuat rekening bank dengan nama palsu dan mengumpulkan uang
ekstra itu sendiri. Hal ini paling banyak dilakukan dalam sebuah organisasi besar
dengan jumlah pegawai yang tinggi, dimana mana manajemen tidak mengenal
karyawan secara pribadi.
1.4 Teeming dan Lading
Ini adalah salah satu metode kecurangan yang paling dikenal di area buku besar
penjualan. Pada dasarnya, teeming dan Lading adalah pencurian penerimaan kas
atau cek. Mengatur penerimaan berikutnya, tidak harus dari pelanggan yang sama,
terhadap utang yang beredar menyembunyikan kecurangan tersebut.
Intinya penipu, menggunakan uang dari penerimaan penjualan untuk keperluan
pribadi, dan menggunakan pembayaran penjualan dari customer lain digunakan
untuk menutupinya. Seperti short banking, delayed accounting, dan lapping.
1.5 Pelanggan Fiktif
Ini adalah metode pencurian yang lebih rumit. Pesanan palsu disiapkan dan barang
dikirim secara kredit.. Pelanggan kemudian gagal untuk membayar barang dan biaya
akhirnya dihapuskan sebagai utang yang macet. Untuk Jenis kecurangan ini, pekerja
harus memiliki tanggung jawab untuk mengambil barang pesanan maupun
wewenang untuk menyetujui pelanggan baru untuk mendapatkan kredit.
1.6 Sekongkol dengan Pelanggan
Karyawan dapat bersekongkol dengan pelanggan untuk menipu bisnis dengan
memanipulasi harga atau kualitas atau kuantitas barang yang dikirim.
a. Misalnya, seorang manajer atau direktur penjualan dapat mengurang harga yang
dibebankan kepada pelanggan, sebagai pengganti potongan tabungan.
Kemungkinan lain, pekerja dapat menghapus utang atau menerbitkan nota
kredit sebagai balasan atas imbalan keuangan.
b. Tindakan kolusi lainnya mungkin dilakukan oleh karyawan untuk menekan faktur
atau jumlah barang yang dikirim dalam jumlah terbatas pada catatan
pengiriman. Sekali lagi, pelanggan mungkin akan member insentif financial
kepada karyawan tersebut untuk melakukan hal ini.
1.7 Pasokan palsu barang atau jasa
Tipe ini biasanya melibatkan staf senior yang salah menagih perusahaan untuk
barang atau jasa yang tidak pernah diberikan. Salah satu contohnya adalah dengan
penyediaan jasa konsultasi. Untuk menambah keaslian, dalam banyak kasus individu
yang terlibat akan mendirikan perusahaan pribadi yang menagih bisnis untuk
layanannya. Kecurangan jenis ini sangat sulit untuk dapat dibuktikan.
1.8 Membayar invoice untuk barang yang tidak diterima
Staff dapat bersekongkol dengan pemasok untuk menerbitkan faktur dengan jumlah
yang lebih banyak daripada yang sebenarnya dikirim. Pembayaran tambahan yang
dilakukan oleh perusahaan dibagi antara kedua belah pihak.
1.9 Rapat anggaran / target ukuran kinerja
Tim manajemen akan mudah setuju bahwa menetapkan anggaran dan tujuan
merupakan bagian penting dari perencanaan dan unsur penting menuju kesuksesan.
Namun, target tersebut dapat menyamarkan kecurangan. Dalam beberapa kasus,
mengetahui bahwa hasil tidak mungkin di pertanyakan begitu target tercapi,
karyawan dan/atau manajemen menyedot dan mengantongi keuntungan yang
melebihi target.
1.10 Manipulasi rekonsiliasi bank dan buku kas
Deskripsi barang yang tidak benar dan penggunaan debit dan kredit kompensasi
untuk membuat pekerjaan rekonsiliasi sering memastikan bahwa kegiatan
kecurangan tidak terdeteksi.
1.11 Penyalahgunaan dana pension dan asset lainnya
Jenis kecurangan ini telah menerima profile yang tinggi di masalalu. Perusahaan
yang kurang sehat dapat menyerang dana pension dan mencuri asset untuk
dijadikan agunan dalam memperoleh dana pinjaman. Kemungkinan lain, asset
perusahaan mungkin ditransfer ke dana pada penilaian-lebih signifikan.
1.12 Penjualan asset kepada karyawan
Mungkin bagi karyawan untuk mengatur membeli asset perusahaan (ex: mobil)
untuk keperluan pribadi. Dalam situasi ini, mungkin ada kesempatan untuk
memanipulasi nilai buku asset sehingga karyawan membayar dibawah nilai pasar.
Hal itu dapat dicapai dengan mengatasi depresiasi asset yang relevan
2. Keliru yang di Sengaja Posisi Keuangan dari Bisnis
Disini kita mempertimbangkan contoh dimana niatnya melebih-lebihkan keuntungan.
Namun, bahwa dengan membalikkan logika, kita juga dapat menggunakannya sebagai
contoh dari metode yang mana staf dapat dengan sengaja mengecilkan laba. Kamu harus
melakukan latihan ini sendiri.
2.1 Penilaian yang berlebihan pada persediaan
Persediaan merupakan area yang sangat menarik bagi manajemen yang ingin
mengembangkan asset bersih secara artificial. Ada berbagai cara dimana persediaan
mungkin salah dinilai untuk akun tujuan.
a. Catatan persediaan dapat dimanipulasi, terutama dengan sengaja salah
perhitungan pada jumlah persediaan.
b. Pengiriman ke pelanggan mungkin dihilangkan dari buku.
c. Retur kepada pemasok munkin tidak di catat
d. Persediaan using mungkin tidak akan di hapuskan tetapi lebih baik ditahan
dengan biaya pada laporan posisi keuangan.
2.2 Kebijakan utang yang tidak dapat dipulihkan mungkin tidak ditegakkan.
Umur piutang yang jelas tidak akan membayar harus dihapuskan. Namun, dengan
tidak menegakkan kebijakkan ini manajemen dapat menghindari dampak buruk
terhadap laba dan asset bersih.
2.3 Penjualan Fiktif
Ini mungkin disalurkan melalui akun dalam beberapa cara.
2.4 Manipulasi Acara Akhir Tahun
Memotong tanggal memberikan manajemen kesempatan untuk window dressing
(mengubah tampilan) laporan keuangan. Penjualan dibuat hanya sebelum tutup
tahun dapat dengan sengaja pesanan-belebihan dan catatan kredit diterbitkan
dengan permintaan maaf pada awal tahun baru. Hal ini akan menambah omset dan
laba sepanjang tahun yang baru saja berkahir. Penundaaan pencatatan pembelian
barang sebelum akhir tahun yang belum bisa terkirim dapat mencapai tujuan yang
sama.
2.5 Mengerti Biaya
Jelas, kegagalan untuk mencatat semua biaya secara akurat akan menambah angka
laba yang dilaporkan.
2.6 Manipulasi angka penyusutan
Sebagai biaya yang tidak memiliki efek arus kas, angka penyusutan dapat dengan
mudah dirusak. Menerapkan tingkat yang salah atau kebijakan yang tidak konsisten
untuk mengecilkan depresiasi akan menghasilkan laba yang lebih tinggi dan nilai
buku yang lebih tinggi, memberikan kesan kesehatan keuangan yang lebih baik.
POTENSI KECURANGAN
Inggris telah menyaksikan sejumlah kecurangan high profile, terutama kasus BCCI, Maxwell dan
Bank Baring. Kejadian kecurangan yang sebenarnya sulit ditafsir, terutama karena perusahaan
sering enggan mempublikasikan pengalaman semacam itu. Namun, semua bisnis-tanpa kecuali-
menghadapi risiko kecurangan: tanggung jawab direksi adalah mengelolanya.
1. Prasyarat kecurangan
Ada tiga prasyarat yang harus ada agar dapat menimbulkan kecurangan : Ketidakjujuran,
motivasi, dan kesempatan.
1.1 Ketidakjujuran
Kejujuran adalah kualitas subjektif yang ditafsirkan beragam sesuai dengan norma etika,
budaya, dan hukum yang berbeda. Namun, kita dapat mendefinisikan ketidakjujuran
sebagai disposisi atau kecurangan seseorang untuk bertindak dengan cara-cara yang
bertentangan dengan etika norma, social, organisasi, dan hokum yang berlaku untuk
transaksiyang adil dan jujur. Kecurangan ini mungkin timbul dari:
a. Faktor kepribadian: Kebutuhan tinggi akan prestasi, Status atau Keamanan,
keinginan kompetitif untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain, rendahnya
rasa hormat terhadap otoritas.
b. Faktor budaya: nilai nasional dan keluarga yang mungkin lebih ‘fleksibel’ atau anti-
otoritas daripada hokum dan praktik yang berlaku di organisasi. (Nilai budaya
tentang etika bisnis ‘suap’, atau ‘hadiah’- sebagai contoh, sangat bervariasi.
‘Berbohong’ juga merupakan konsep yang sangat cair: beberapa budaya nilai ‘wajah
menyelamatkan’ (atau menyetujui) karena memberikan tanggapan.
Nilai nasional = Indonesia dg budaya korupsi, china=hokum mati koruptor
1.2 Motivasi
Selain kecenderungan umum atau kemauan untuk bertindak tidak jujur, jika
kesempatan muncul, individu memerlukan motivasi khusus untuk melakukannya.
Individu menimbang atas:
a. Imbalan potensial suatu tindakan: berhubungan dengan kepuasaan beberapa
kebutuhan, atau pemenuhan beberapa tujuan;
b. Sanksi potensial atau konsekuensi negative dari sebuah tindakan, atau kekurangan
yang dibutuhkan untuk melaksanakaannya
Tujuan individual atau motif untuk perilaku kecurangan mungkin terjadi
a. Kebutuhan atau keinginan financial, atau iri orang lain (dalam kasus pencurian atau
penipuan untuk keuntungan moneter