Anda di halaman 1dari 10

KETERKAITAN ANTARA MANAJEMEN ORGANISASI DAN

ADMINISTRASI
Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah:

Manajemen Bimbingan Konseling

Dosen Pembimbing : Nurhafiza, M.Pd

OLEH :

Sarizah Aini (0102171011)

BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA

TA. 2019 / 2020


A. Perbedaan Antara Manajemen Organisasi dan Administrasi

1) Konsep

Mantja (2000) menjelaskan administrasi merupakan penerapan berpikir rasional untuk


mengorganisasikan kegiatan-kegiatan, sedangkan manajemen lebih banyak dititikberatkan pada
hal yang bersifat teknis yang mengharuskan adanya keterampilan dalam melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Dimana keterampilan manajemen tersebut
merupakan hal mendasar yang memperkuat administrasi.Sedangkan Organisasi dapat diartikan
bermacam-macam tergantung dari arah mana kita memandangnya. Teori Klasik memandang
organisasi itu sebagai suatu wujud. Sedangkan Teori Sistem memandang organisasi sebagai
suatu proses.
Sependapat dengan Mantja, Atmosudirdjo menyatakan di negara-negara Eropa, di
sebutkan administrasi adalah induk dan manajemen adalah anaknya. Lembaga administrasi
negara RI kemudian memperkuat pendapat manajemen berada dalam lingkup administrasi
dengan cara menggunakan administrasi lebih dahulu baru kemudian manajemen (Husaini, 2011:
11).
Dalam konsep pemikiran logis, Siagian (2003: 2-5) kemudian memaparkan posisi
manajemen dan administrasi. Dimana administrasi dipandang sebagai keseluruhan proses kerja
sama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan manajemen merupakan proses
penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam rangka penerapan tujuan dan sebagai kemampuan atau
keterampilan orang yang menduduki jabatan manajerial untuk memperoleh sesuatu hasil dalam
rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. 
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa manajemen merupakan inti dari administrasi,
sebab manajemen berfungsi sebagai alat pelaksana utama dalam kegiatan administrasi.

2) Filosofis
Secara filosofis administrasi adalah adanya aktivitas sekelompok manusia yang
mencakup aspek manajemen, organisasi, komunikasi, kepegawaian, perlengkapan, keuangan,
sekretariat, dan lingkungan. Dimana aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan mempunyai tugas
dan fungsi masing-masing untuk mencapai tujuan bersama (Fathoni, 2006: 4-5).
Sedangkan filsafat manajemen organisasi adalah kerjasama yang saling menguntungkan,
efektif, dan dengan metode kerja yang terbaik untuk mencapai hasil yang optimal. Dengan
memperhatikan faktor-faktor dasar yang diperlukan dan memiliki hubungan saling
ketergantungan satu sama lain yaitu kepentingan umum, tujuan usaha, pimpinan pelaksana,
kebijakan, fungsi, faktor dasar, struktur organisasi, prosedur, dan moral kerja (Hasibuan,  2007: 5
Kerja sama yang dilakukan dalam manajemen tentu berawal dari adanya sekelompok
manusia yang melakukan aktivitas itulah yang disebut dengan organisasi. Hal ini memperkuat
pandangan bahwa manajemen merupakan kegiatan yang dilakukan dalam proses administrasi.

B. Hubungan Dan Kedudukan Manajemen Organisasi dan Administrasi Serta


Pengelolaannya Disuatu Lembaga

Di dalam pengatahuan manajemen, falsafah pada hakikatnya menyediakan seperangkat


pengetahuan (a body of related knowledge) untuk berfikir efektif dalam memecahkan masalah-
masalah manajemen. Ini merupakan hakikat manajemen sebagai suatu disiplin ilmu dalam
mengatasi masalah organisasi berdasarkan pendekatan yang intelegen. Bagi seorang manajer
perlu pengetahuan tentang kebenaran manajemen, asumsi yang telah dikaui dan nilai-nilai yang
telah ditentukan. Pada akhirnya semua itu akan memberikan Sehubungan dengan hal ini maka
administrasi dapat didefinisikan seperti dikemukakan oleh John M. Pfiffner dan R.V. Presthus
(1953) dalam buku Public Administration yaitu ”pengkoordinasian dan pengarahan sumber-
sumber tenaga manusia dan material untuk mencapai tujuan yang di ingini. Dalam halkepuasan
dalam melakukan pendekatan yang sistematik dalam praktek manajerial.
Tuntutan akan pemenuhan kebutuhan mansuia yang semakin meningkat dan kompleks
serta sulit untuk dipenuhi secara individual, keterbatasan sumberdaya mewarnai perkembangan
kehidupan manusia dewasa ini dan untuk mendorong manusia melakukan kerja sama, baik
secara individual maupun secara organisasional. Itulah sebabnya disebut, bahwa dunia modern
adalah dunianya kerja sama, sebab tanpa melakukan kerja sama tiap imdividu, tiap organisasi
bahkan tiap bangsa, negara dan pemerintahan tidak akan ada perubahan dan perbaikan demi
memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Meskipun demikian, aktivitas kerja sama sudah ada sejak adanya peradaban manusia dan
pada zaman modern sekarang ini semakin menunjukkan kompleksitas dan menyangkut di semua
aspek kehidupan, seperti ekonomi, politik, pemerintahan, sosial, dan budaya, agama, bisnis,
pertahanan dan keagamanan serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Karenanya, fenomena, kerja
sama organisasional bersifat universal, sedangkan ilmu yang mempelajari atau menelaah
fenomena kerja sama organisasional adalah ilmu administrasi.
Dengan demikian, dapat katakan, bahwa hubungan antara administrasi dan manajemen
organisasi sangat penting, sehingga semua komponen ini tidak bisa dipisahkan satu sama
lainnya. Apabial salah satu dikaji, maka secara otomatis yang lainnya akan ikut dibahasan. Oleh
karena itu, penulis mangatakan bahwa administrasi dan manajmen dalam mengembangkan
organisasi dan dalam mencapai tujuan-tujuan telah direncanakan dalam pelaksanaan organisasi.
Dalam usaha yang telah berkembang, tugas seorang administrator dalam melaksanakan
administrasi lebih banyak mencakup koordinasi dan pengawasan (pengendalian).
Pengkoordinasian maksudnya melakukan penyelarasan waktu dan penyatuan bermacam-
macam tugas supaya semuanya mengarah kepada tujuan yang di ingini.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa dalam melakukan administrasi, seorang
administrator dibantu oleh orang-orang yang bekerjasama dalam menjalankan tugas-tugas
yang harus ditunaikan dan tugas-tugas tersebut harus diselaraskan dan dipadukan supaya
mengarah kepada tujuan yang di ingini. Kerja sama orang-orang dalam mencapai tujuan itu
perlu disusun dan diatur, dan untuk itu administrasi memerlukan organisasi. Karena di dalam
administrasi ini yang dihadapi adalah orang-orang yang bekerja dengan akal dan perasaannya
dengan menggunakan alat-alat dan materi lainnya maka orang-orang perlu digerakkan menuju
sasaran yang akan dicapai, untuk itu diperlukan manajemen.
Pengelolaannya disuatu lembaga contohnya seperti di suatu Lembaga penelitian bertugas
melaksanakan pembinaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta
melaksanakan penelitian. Lembaga pengabdian pada masyarakat bertugas melaksanakan
pembinaan dan pengembangan serta usaha-usaha universitas dalam pengabdiannya kepada
masyarakat. Biro administrasi umum melaksanakan pelayanan dalam bidang administrasi
umum, seperti keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, perlengkapan dan peralatan, dan
sebagainya terhadap semua unsur di lingkungan universitas. Unit pelaksana teknis, seperti
perpustakaan dan komputer mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis pelaksanaan tugas
pokok universitas di bidang masing-masing, seperti perpustakaan dan komputer. Biro
administrasi akademik dan kemahasiswaan bertugas memberikan pelayanan di bidang
akademik dan kemahasiswaan.
Kemudian proses pengorganisasian dalam suatu perusahaan meliputi pembatasan dan
penjumlahan tugas-tugas, pengelompokan dan pengklasifikasi tugas-tugas, pendelegasian
wewenang di antara karyawan perusahaan. Proses pengorganiasian dipengaruhi oleh
lingkungan internal yang dihadapi para manajer. Pendekatan untuk pengorganisasian bahwa
seorang manajer harus mengguna- kannya cocok dengan lingkungan eksternal. Seperti halnya
suatu perusahaan yang menggunakan teknologi manual dalam menangani pekerjaan berarti
lebih longgar prosedurnya ketimbang perusahaan yang menggunakan mesin-mesin canggih
memproduksi barang-barang mengaplikasikan prosedur yang lebih ketat dalam pekerjaan yang
dijalankan pegawainya.

C. Kegiatan Pendukung dan Pemanfaatan Teknologi Informatika Dalam Manajemen


Bimbingan Konseling

Teknologi informasi merupakan sebuah perwujudan materiil hasil dari sebuah gagasan
yang dimiliki manusia dalam mencari cara mempermudah manusia dalam bekerja. Dari sebuah
tindakan dengan berbagai penelitian dan percobaan-percobaan kemudian dihasilkanlah sebuah
metode atau cara dengan menggunakan alat elektronik (komputer, hand phone, modem, dsb.)
untuk mengolah informasi yang didapatkan. Hal inilah yang menjadi bahan rujukan
bahwa teknologi informasi merupakan wujud hasil budaya manusia. Alat-alat ini akan
mempermudah, mengefektifkan serta meningkatkan efisiensi kerja manusia sehingga lebih
produktif dalam bekerja.
Bimbigan konseling sebagai bagian integral dari pelayanan pendidikan juga tak luput
dari sentuhan – sentuhan peningkatan peran TI. Sesuai dengan Permendiknas No. 22 Tahun 2006
tentang standar isi, bimbingan konseling adalah salah satu wadah bagi proses pengembangan
diri siswa dimana konselor sebagai petugas bimbingan konseling yang akan membantu
memfasilitasi perkembangan siswa secara optimal. Ditegaskan pula dalam pasal 1 poin ke-6, UU
No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa konselor adalah bagian dari tenaga pendidik
yang harus turut serta berpartisipasi dalam mewujudkan terselenggaranya pelayanan pendidikan
yang berkualitas.
Manajemen bimbingan dan konseling adalah proses bantuan atau pertolongan yang
diberikan oleh pembimbing atau konselor kepada individu melalui pertemuan tatap muka atau
hubungsn timbsl bslik antara keduanya agar individu memiliki kemampuan atau kecakapan
melihat dan menemukan masalah-masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri.
Atau bisa juga pemberian bantuan atau pertolongan yasng sistematis dari pembimbing
(konselor) kepada individu melalui pertenmuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara
keduanya untuk mengungkap masalah individu sehingga individu mampu melihat masalahnya
sendiri.
Dalam kontek bimbingan dan konseling (BK) manajemen dapat berarti proses
perencanaan, pengorgaisasian, pengarahan dan pengawasan aktifitas-aktifitas yang berlangsung
dalam bimbingan dan konseling, serta penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Manajemen BK mengupayakan agar tercapainya efektivitas dan efisiensi
serta tercapainya tujuan. Oleh karena itu, manajemen diperlukan dalam bimbingan dan
konseling dengan tiga alasan, yaitu : a. Untuk mencapai tujuan, b. Untuk menjaga
keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan (jika ada), c. Untuk mencapai
efektivitas dan efisien.
Pada umumnya bimbingan dan konseling dengan memanfaakan TI memiliki tujuan
umum bimbingan dan konseling yaitu membantu siswa/ peserta didik memperoleh kehidupan
yang membahagiakan serta berkembangnya potensi secara optima melalui layanan bimbingan
dan konsleingl. Namun, secara lebih spesifik bimbingan dan konseling mmemiliki tujuan
sebagai berikut:
a. Untuk mempermudah konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling
kepada peserta didik. Kemudahan akses dan penyimpanan serta pengolahan data
yang didapat melalui penggunaan TI menjadi alasan utama mudahnya konselor dalam
memberikan layanan bagi peserta didik.
b. Memberikan alat bantu baik bagi siswa maupun konselor dalam upaya melakukan
investigasi tentang minat, bakat, serta pilihan – pilihan karir, statistik pekerjaan dan
pendidikan yang dibutuhkan untuk memperoleh capaian karir tertentu serta mengintai
kesempatan yang bisa didapat.
c. Membantu siswa dalam mencapai kesadaran diri, melakukan eksplorasi diri,
memecahkan masalah-masalah pribadi serta sosial dan mengembangkan keterampilan
dalam mengambil keputusan dalam setiap masalah yang dihadapi.
d. Untuk meningkatkan minat atau daya tarik siswa terhadap pelayanan bimbingan
dan konseling yang diselenggarakan oleh konselor. Melalui perangkat multimedia
yang disajikan oleh konselor siswa akan tertarik untuk memahami materi layanan yang
tentunya penting bagi perkembangannya dalam menjalani kehidupan secara mandiri.
e. Mempermudah akses siswa dalam memperoleh layanan bimbingan dan konsleling serta
berbagai macam sumber informasi yang penting bagi pengenbangan diri siswa.
Tujuan-tujuan diatas akan tercapai jika saja sistem serta manajemen instansi pendidikan
memberikan dukungan penuh bagi para konselor di lapangan dengan memberikan sarana
dan pra-sarana yang dibutuhkan. Selain itu, peningkatan kompetensi sumber daya manusia BK
(Konselor) terutama yang berkaitan dalam penggunaan alat berteknologi tinggi baik software
maupun hardware juga sangat dibutuhkan.
REFERENSI

http://www.falkhi.com/2014/04/perbedaan-administrasi-dan-manajemen.html

Prof. Mirrian Sjofjan Arif, M.Ec. (PA), Ph.D.Hubungan Antara Administ rasi,
Organisasi, dan Manajemen.2017

H. Muhammad Rifa’i, Muhammad fadli. Manajemen Organisasi. (Bandung : Citapustaka


Media Perintis,2013)

Siagian, Sondang. P. 2001. Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. (Jakarta: Rineka Cipta,


2001)

Sumarwiyah, Edris Zamroni. 2015. Pemanfaatan Tekonologi Informasi (TI) Dalam


Layanan Bimbingan Dan Konseling Sebagai Representasi Berkembangnya Budaya Profesional
Konselor Dalam Melayani Siswa. ISSN: 2477-6300/Volume : 2/ Nomor 1.Universitas Muria
Kudus

Ulbert Silalahi, Studi tentang Ilmu Administrasi, Konsep, Teori dan Dimensi,(Bandung:
Sinar Baru al-Gensindo, 1997)

Anda mungkin juga menyukai