Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PENGELASAN BERDASARKAN K3 DI

GALANGAN KAPAL

OLEH :

NURUL AMALIA (D031211013)

DEPARTEMEN TEKNIK PERKAPALAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan
AnugrahNya, kami dapat menyelesaikan Panduan Pelaksanaan Pekerjaan Pengelasan
Berdasarkan K3 di Galangan Kapal. Panduan ini kami susun sebagai salah satu Upaya untuk
memberikan acuan dalam meningkatkan dan memantau Kesehatan dan keselamatan kerja
pekerja di galangan kapal khususnya pada pekerjaan pengelasan agar menjadi lebih baik lagi.
Pada kesempatan ini perkenankan kami menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi
kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan Panduan Pelaksanaan Pekerjaan
Pengelasan di Galangan Kapal. Semoga dengan digunakannya pedoman ini dapat menjadi
acuan bagi setiap orang yang terlibat dalam pekerjaan pengelasan ini

Gowa, 17 Juni 2023

Kepala Penanggung Jawab K3


Galangan Kapal

Nurul Amalia
Table of Contents
KATA PENGANTAR......................................................................................................................... 2
BAB I ................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................................. 5
IDENTIFIKASI BAHAYA ................................................................................................................ 5
BAB III .............................................................................................................................................. 10
TINDAKAN PENCEGAHAN.......................................................................................................... 10
BAB IV .............................................................................................................................................. 12
KOMPONEN BIAYA PENCEGAHAN .......................................................................................... 12
A. KOMPONEN BIAYA PENCEGAHAN .............................................................................. 12
BAB V ................................................................................................................................................ 15
PROSEDUR PENGERJAAN PENGELASAN ............................................................................... 15
BAB VI .............................................................................................................................................. 16
PENUTUP ......................................................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN

Keselamatan dan Kesehatan kerja bagi seorang tenaga kerja tentunya sangat
diperlukan, mengapa demikian? Karena hal tersebut berhubungan langsung dalam
mempengaruhi pelaksanan proses konstruksi suatu pekerjaan. Kesehatan dan keselamatan
kerja harus diperhatikan oleh setiap tenaga kerja agar proses produksi dalam pekerjaan dapat
berjalan dengan aman dan baik.

Di era sekarang ini Teknik las telah digunakan secara luas dalam proses penyambungan
bagian – bagian konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin. Luasnya penggunaan
teknologi ini disebabkan karena bangunan ataupun mesin yang dibuat dengan menggunakan
Teknik penyambungan ini menjadi lebih ringan dan proses pembuatannya juga lebih sederhana
sehingga biaya yang dibutuhkan menjadi lebih murah. Penggunaan teknologi las dalam
pengerjaan konstruksi semakin luas, terlebih dalam dunia perkapalan. Proses pengelasan
sangat diperlukan pada konstruksi suatu kapal. Pada proses pengelasan tentunya kita harus
mematuhi prosedur yang telah ditetapkan. Proses pengerjaan pengelasan tentunya umum kita
dapatkan di Galangan kapal pada proses pembuatan kapal. Tetapi meskipun mempermudah
pekerjaan konstruksi, pengaplikasian teknologi pengelasan yang kurang baik dapat
menyebabkan masalah – masalah baik itu masalah pada struk dan hasil lasnya hingga masalah
pada keselamatan dan Kesehatan pekerja pengelasan itu sendiri.
BAB II
IDENTIFIKASI BAHAYA

Identifikasi bahaya adalah Upaya sistematis untuk mengetahui potensi bahaya yang ada
dilingkungan kerja. Dengan mengetahui sifat dan karakteristik bahaya – bahaya, kita dapat
lebih berhati – hati, waspada, dan melakukan Langkah – Langkah pengamanan agar tidak
terjadi kecelakaan. Adapun bahaya – bahaya yang berpotensi terjadi di Galangan kapal akibat
dari proses pengerjaan pengelasan yaitu:

A. Bahaya Ledakan
Bahaya ledakan yang sering terjadi yaitu pada proses pengelasan produk yang
berbentuk tangki atau bejana bekas tempat penyimpanan bahan – bahan yang mudah
menyala atau terbakar. Berikut adalah beberapa bahaya ledakan pengelasan yang
perlu diwaspadai :
• Ledakan tabung gas, Pengelasan dengan menggunakan tabung gas
seperti oksigen. Gas pengelasan dapat berbahaya jika tabung tersebut
mengalami kebocoran atau terkena panas berlebih. Kombinasi gas yang
mudah terbakar dan oksigen dapat menjadi pemicu yang menyebabkan
kecelakaan hebat jika terdapat kebocoran atau penggunaan yang salah.
• Ledakan Debu Logam, Ketika logam dalam serbuk atau debu terdispersi
di udara maka ledakan dapat terjadi jika bersamaan dengan itu terjadi
pengapian atau panas yang cukup tinggi. Dikarenakan debu logam
seperti aluminium sangat mudah terbakar dan bisa menghasilkan
ledakan yang sangat keras.
• Ledakan Bahan Kimia, Beberapa pengelasan biasanya juga melibatkan
penggunaan bahan kimia berbahaya seperti pelarut atau bahan pengikat.
Jika bahan kimia terkena panas berlebih atau terjadi reaksi yang tidak
terkendali maka dapat menyebabkan ledakan atau pelepasan gas
beracun.

Ledakan yang terjadi akibat pengelasan dapat menimbulkan sejumlahh resiko


serius. Berikut adalah beberapa resiko yang dapat muncul akibat dari ledakan dalam
pengelasan :
• Cedera Fisik, ledakan pengelasan dapat menyebabkan cedera fisik yang
serius bagi pekerja dan orang di sekitarnya.
• Kerusakan Properti, ledakan pengelasan yang kuat dapat merusak
struktur bangunan, peralatan dan property lainnya di sekitar area
pengelasan.
• Pelepasan Bahan Berbahaya, dalam beberapa kasus, ledakan pengelasan
dapat menyebabkan pelepasan bahan kimia berbahaya ke lingkungan
sekitarnya. Bahan – bahan kimia yang digunakan dalam proses
pengelasan atau yang terlibat dalam material yang sedang dikerjakan
dapat mencemari udara ataupuun air yang tentunya dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan dan resiko Kesehatan bagi semua makhluk hidup.
B. Bahaya Jatuh
Pengelasan sering dilakukan di area yang membutuhkan pekerja untuk bekerja
di ketinggian, hal ini dapat meningkatkan resiko jatuh dari ketinggian yang dapat
mengakibatkan cedera serius atau bahkan kematian.
C. Bahaya Arus Listrik
Bahaya karena adanya kontak dengan listrik meningkat pada kondisi panas,
basah atau lembab. Kontak antara kulit dengan elektroda las harus harus dihindari
dengan menggunakan sarung tangan kering yang baik kondisinya. Besarnya kejutan
yang timbul karena listrik tergantung pada besarnya arus dan keadaan badan manusia.
Tingkat dari kejutan dan hubungannya dengan besar arus adalah sebagai berikut :
• Arus 1 mA hanya akan menimbulkan kejutan yang kecil dan tidak
membahayakan
• Arus 5 mA akan memberikan stimulasi yang cukup tinggi pada otot dan
menimbulkan rasa sakit
• Arus 10 mA akan menyebabkan rasa sakit yang hebat
• Arus 20 mA akan menyebabkan terjadi pengerutan pada otot sehingga
orang yang terkena tidak dapat melepaskan dirinya tanpa bantuan orang
lain.
• Arus 50 mA sangat berbahaya bagi tubuh
• Arus 100 mA dapat mengakibatkan kematian
Kecelakaan akibat arus listrik tergantung dari kuat arus yang mengalir kedalam
tubuh dan lamanya arus listrik itu mengalir, sedangkan tempat – tempat yang
berbahaya adalah sebagai berikut :
• Penghantar arus las yang rusak
• Pemegang elektroda yang rusak
• Sambungan / Klem kabel massa
• Elektroda
• Benda kerja
• Meja Las
• Kerusakan kabel penghubung sumber listrik
Serangan arus listrik umumnya berasal dari kabel yang isolasinya rusak / sobek,
sambungan yang tidak terisolasi dengan baik. Sarung tangan dan pakaian kerja yang
basah atau lembab, lantai yang basah, dan udara lembab juga menjadi penyebab
sengatan arus listrik.

D. Bahaya Radiasi Cahaya


Selama proses pengelasan akan timbul Cahaya dan sinar yang dapat
membahayakann juru las dan pekerja lain yang ada di sekitar pengelasan. Cahaya
tersebut meliputi Cahaya dapat dilihat atau Cahaya tampak, sinar ultraviolet dan sinar
inframerah. Sinar ultraviolet sebenarnya adalah pancaran yang mudah diserap, tetapi
sinar ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap reaksi kimia yang terjadi di dalam
tubuh.
Bila sinar ultraviolet yang terserap oleh lensa dan kornea mata melebihi jumlah
tertentu maka akan terasa seakan – akan ada benda asing didalamnya. Dalam waktu
antara 6 sampai 12 jam kemudian mata akan menjadi sakit selama 6 sampai 24 jam.
Pada umumnya rasa sakit ini akan hilang setelah 48 jam. Sinar ini dapat mengakibatkan
pembengkakan pada selaput mata dan kelopak mata, mata merah, dan pedih.
Disamping itu dapat membakar kulit yang tak terlindungi, sama halnya bila terkena
sinar matahari.
Benda kerja dan bahan tambah yang mencair pada las busur listrik manual
mengeluarkan Cahaya tampak. Semua Cahaya tampak yang masuk ke mata akan
diteruskan oleh lensa dan kornea ke retina mata. Bila Cahaya ini terlalu kuat maka akan
segera menjadi Lelah terlalu lama mungkin akan menjadi sakit. Rasa Lelah dan sakit
ini sifatnya juga hanya sementara. Cahaya tampak yang terang dapat mengganggu
mekansasi pupil mata sehingga membutakan mata mengurangi daya lihat mata.
Sinar infra merah berasal dari busur listrik. Adanya sinar inframerah tidak
segera terasa oleh mata, karena ini lebih berbahaya sebab tidak diketahui, tidak terlihat
dan tidak merasa. Pengaruh sinar inframerah terhadap mata sama dengan pengaruh
panas, yaitu menyebabkan pembengkakan pada kelopak mata, terjadinya penyakit
kornea, presbyopia yang terlalu dini dan terjadinya kerabunan. Resiko akibat dari
inframerah jauh lebih berbahaya daripada Cahaya tampak. Sinar inframerah selain
berbahaya pada mata juga menyebabkan luka bakar pada kulit berulang – ulang (mula
– mula merah kemudian memar dan selanjutnya terkelupas yang sangat ringan).
Cahaya tak Nampak membakar jaringan kulit mata dan mengakibatkan kekaburan
(rabun) mata yang berkepanjangan.

E. Bahaya Asap Beracun/Debu/Gas


Sewaktu proses pengelasan berlangsung terdapat gas – gas yang berbahaya yang
perlu diperhatikan, yaitu :
• Gas Karbon Monoksida (CO), gas ini merupakan afinitas yang tinggi
terhadap haemoglobin (Hb) yang akan menurunkan daya
penyerapannya terhadap oksigen.
• Gas Karbon Dioksida (CO2), gas ini sendiri sebenarnya tidak berbahaya
terhadap tubuh tetapi bila konsentrasi CO2 terlalu tinggi dapat
membahayakan operator terutama bila ruangan tempat pengelasan
tertutup.
• Gas Nitrogen Monoksida (NO), gas NO yang masuk kedalam
pernafasan tidak merangsang, tetapi akan bereaksi dengan haemoglobin
(Hb) seperti halnya gas CO. Tetapi ikatan antara NO dan Hb jauh lebih
kuat daripada CO dan Hb maka gas NO tidak mudah lepas dari
haemoglobin, bahkan mengikat oksigen yang dibawa oleh haemoglobin.
Hal ini dapat menyebabkan kekurangan oksigen yang dapat
membahayakan system syaraf.
• Gas Nitrogen Nioksida (NO2), gas ini akan memberikan rangsangan
yang kuat terhadap mata dan lapisan pernafasan, bereaksi dengan
haemoglobin (Hb) yang dapat menyebabkan sakit mata dan batuk –
batuk pada operator. Keracunan gas ini apabila dipakai dalam jangka
waktu yang lama akan berakibat operator menderita penyakit TBC atau
paru – paru.

F. Bahaya Suara Bising


Kebisingan yang terus menerus tersebut mengakibatkan hilangnya
pendengaran, gangguan emosional seperti kebingungan, gangguan gaya hidup seperti
gangguan tidur atau istirahat, hilang konsentrasi waktu bekerja, membaca dan
sebagainya, serta akibat fisiologis seperti tidak nyaman atau stress meningkat, tekanan
darah meningkat, sakit kepala, dan bunyi dering.

G. Bahaya Percikan Api/Panas


Bahaya dari percikan api atau panas akan berakibat bahaya kebakaran seperti
yang diuraikan diatas. Tetapi bahaya lain yang ditimbulkan adalah pada operator las
sendiri yang terkena luka bakar atau sakit mata. Biasanya kulit akan mengalami luka
bakar jika terkena percikan api las ini. Terak las juga berbahaya jika terkena ke kulit
dan mata. Percikan las yang mengenai kulit akan menyebabkan luka bakar.
BAB III
TINDAKAN PENCEGAHAN

Hierarchy Control merupakan pendekata yang digunakan untuk mengurangi bahaya


dan resiko dalam suatu lingkungan kerja. Dalam konteks pengelasan, Tindakan pencegahan
bahaya dapat diimplementasikan menggunakan hierarki control, yang melibatkan serangkaian
Langkah – Langkah berurutan untuk mengurangi resiko. Berikut adalah Langkah – Langkah
Tindakan pencegahan bahaya dengan metode hierarki control :

• Eliminasi Bahaya
Eliminasi merupakan suatu pengendalian resiko yang bersifat permanen dan
harus dicoba untuk diterapkan sebagai pilihan perioritas utama. Eliminasi dapat dicapai
dengan memindahkan obyek kerja atau system kerja yang berhubungan dengan tempat
kerja.
• Substitusi
Cara pengendalian ini adalah dengan menggantikan bahan - bahan dan
peralatan yang lebih berbahaya dengan bahan – bahan dan peralatan yang kurang
berbahaya.
• Pengendalian Teknis
Pengendalian rekayasa Teknik termasuk mengubah struktur obyek kerja untuk
mencegah seseorang terpapar potensi bahaya. Cara pengendalian yang dilakukan
adalah dengan pemberia pegaman mesin, penutup ban berjalan, pemberian alat bantu
mekanik, pemberian absorber suara, pondasi mesin dengan cor beton, dan lain – lain.
• Isolasi
Cara pengendalian yang dilakukan dengan memisahkan seseorang dari obyek
kerja, seperti menjalankan mesin – mesin di tempat tertutup menggunakan remote
control.
• Pengendalian Administrasi
Pengendalian yang dilakukan adalah dengan menyediakan suatu system kerja
yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang terpapar potensi bahaya yang
tergatung dari perilaku pekerjanya dan memerlukan pengawasan yang teratur untuk
dipatuhinya pengendalian administrasi ini.
• Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri yang digunakan untuk membatasi antara terpaparnya tubuh
dengan potensi bahaya yang diterima oleh tubuh.
BAB IV
KOMPONEN BIAYA PENCEGAHAN

A. KOMPONEN BIAYA PENCEGAHAN

Cost Of Safety, biaya ini sendiri adalah seluruh biaya yang terjadi, baik untuk Upaya
pencegahan terjadinya kecelakaan maupun biaya kecelakaan yang terjadi, termasuk
dampaknya. Biaya keamanan dibagi menjadi 2 golongan yaitu Direct Cost dan Indirect Cost
of Safety.

Direct Cost Of Safety adalah biaya langsung yang berkaitan dengan keamanan
konstruksi, termasuk biaya – biaya atas kecelakaan yang terjadi. Biaya – biaya ini relative lebih
mudah dihitung, antara lain :

• Biaya asuransi (Jiwa maupun Harta)


• Peralatan Keamanan
• Fasilitas Kesehatan
• Pembuatan rambu – rambu K3
• Biaya pengawasan terhadap penerapan safety
• Biaya – biaya kecelakaan yang terjadi untuk korban yang terdampak
• Dan lain – lain yang berkaitan dengan keamanan

Sedangkan Indirect Cost of Safety adalah biaya – biaya yang secara tidak langsung
berkaitan dengan keamanan, termasuk dampak dari kecelakaan yang terjadi. Biaya ini sulit
untuk dihitung maupun diperkirakan. Biaya ini bisa mecapai kurang lebih 4 sampai 17 kali
lebih besar dari direct cost of safety. Yang termasuk dalam biaya ini, antara lain adalah :

• Biaya turn over perkerja akibat kecelakaan


• Biaya kehilangan waktu akibat kecelakaan kerja
• Biaya training untuk pekerja pengganti
• Biaya akibat bertambahnya waktu pelaksanaan
• Turunnya moral pekerja
• Hilangnya efisiensi kerja
• Kerusakan bangunan
• Kerusakan peralatan dan mesin
• Turunnya produktivitas kerja
• Dan lain – lain yang berkaitan secara tidak langsung

B. ESTIMASI BIAYA PENCEGAHAN K3 PADA PROSES PENGELASAN DI


GALANGAN KAPAL
Estimasi biaya pencegahan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dapat
bervariasi tergantung pada beberapa factor yaitu perusahaan, industry, kompleksitas
operasional, dan tingkat kebutuhan pencegahan yang diterapkan. Berikut adalah
estimasi biaya pencegahan K3 pada proses pengelasan di Galangan Kapal.
• Biaya Alat Perlindungan Diri (APD)
Kebutuhan APD masing – masing sumber daya berdasarkan
pengendalian keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Kemudian hitung
biaya APD pada masing – masing sumber daya tersebut sesuai
kebutuhan APD yang digunakan. Kebutuhan dan biaya APD pada
masing – masing sumber daya manusia . Harga satu set lengkap APD
pengelasan dipasaran saat ini sekitar kurang lebih Rp. 1.000.000
kemudian diasumsikan pekerja yang terlibat dalam proses pengelasan
pembangunan sebuah kapal terdiri dari 200 orang dengan jumlah titik
las sebanyak 50 titik sehingga total biaya yang dikeluarkan untuk APD
adalah sebesar 200.000.000.
• Biaya Perlengkapan K3
Perlengkapan K3 pada proses pengerjaan pengelasan
direncanakan dengan kebutuhan minimum yang diperlukan dalam suatu
project. Letak dan jumlah perlengkapan K3 seperti Alat Pemadam
Kebakaran Api Ringan (APAR), bak sampah, rambu – rambu/safety
sign dan kotak P3K. Berikut perkiraan biaya perlengkapan K3 yang bisa
saja berubah tergantung harga satuam barang di pasaran dan volume
yang dibutuhkan.

NO NAMA VOL HARGA TOTAL

APAR 25 Rp. 400.000 Rp. 10.000.000


1.
P3K 50 Rp. 500.000 Rp. 25.000.000
2.
Rambu – Rambu Rp. 7.500.000
50 Rp. 150.000
3. /safety sign
Rp. 42.500.000
TOTAL

• Biaya Personil K3
Personil K3 pada suatu pengerjaan pengelasan terdiri dari :
1. Manager K3
2. Inspektur K3
3. Supervisor Pengelasan
4. Pekerja Pengelasan

Perlu dicatatt bahwa komposisi dan struktur tim K3 pengelasan


dapat bervariasi tergantung pada ukuran dan kompleksitas tempat
kerja. Uraian biaya gaji personal K3 sebagai berikut :

JABATAN GAJI TOTAL


NO

Manager K3 Rp. 25.000.000 Rp. 25.000.000


1.

Inspektur K3 Rp. 15.000.000 Rp. 15.000.000


2.

Supervisor K3 Rp. 12.000.000 Rp. 12.000.000


3.

Pekerja Pengelasan Rp. 4.000.000 Rp. 4.000.000


4.
Rp. 56.000.000
TOTAL

Sehingga diperoleh estimasi biaya yang diperlukan untuk proses pengerjaan


pengelasan yaitu untuk biaya APD sebesar Rp. 200.000.000., sedangkan untuk total
biaya perlengkapan K3 sebesar Rp. 42.500.000., dan untuk total biaya personil K3
sebesar Rp. 56.000.000., Sehingga total keseluruhan biaya yang diperlukan dalam
pencegahan K3 pada proses pekerjaan pengelasan di Galangan Kapal yaitu sebesar
kurang lebih Rp. 298.500.000.,
BAB V
PROSEDUR PENGERJAAN PENGELASAN

4.1. Persiapan Tempat Kerja untuk Pekerjaan Pengelasan


Persiapan tempat kerja yang baik sebelum melakukan pekerjaan pengelasan
sangat penting untuk memastikan keselamatan dan Kesehatan kerja serta
keberhasilan pekerjaan. Pembuatan prosedur kerja ini harus dibuat dengan jelas dan
tertullis dimana proses ini meliputi Langkah – Langkah yang harus diiukuti dalam
penggunaan peralatan pengamanan, pengendalian resiko, dan tindakan darurat jika
terjadi insiden. Pastikan semua peralatan yang diperlukan untuk pengerjaan
pengelasan tersedia dan berfungsi dengan baik. Ini meliputi pemilihan mesin las
yang sesuai, kabel dan elektroda, peralatan pelindung diri (APD) seperti helm las,
kacamata, sarung tangan, dan pakaian pelindung lainnya.

4.2. Pelaksanaan Pekerjaan Pengelasan


Pengerjaan pengelasan adalah tugas yang berpotensi menghadirkan bahaya dan
risiko kecelakaan jika tidak dilakukan dengan benar. Oleh karena itu, penting untuk
mengikuti prosedur pelaksanaan yang sesuai dengan prinsip – prinsip Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3). Menggunakan perlengkapan perlindungan diri (APD)
yang sesuai, termasuk helm pengelasan, kacamata pengelasan, masker pernafasan,
sarung tangan, safety boot, dan pakaian kerja tahan api. Pastikan APD dalam
kondisi baik dan digunakan dengan benar.

4.3. Pelaksanaan Perbaikan hasil Las (Jika Perlu)


Perbaikan hasil las merupakan bagian penting dalam proses pengelasan dan juga
perlu untuk memperhatika prinsip – prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3). Pilih metode perbaikan yang sesuai berdasarkan jenis kerusakan dan material
yang terlibat. Misalnya, pengelasan ulang, pengisian logam tambahan, atau
penggantian bagian yang rusak. Pastikan metode yang dipilih memenuhi standar
dan kualitas yang diperlukan. Lakukan perbaikan hasil las yang sesuai dengan
metode yang telah dipilih. Gunakan jenis perbaikan yang dilakukan. Gunakan
Teknik dan alat yang sesuai dengan jenis perbaikan yang dilakukan. Pastikan untuk
mengikuti prosedur pengelasan yang tepat dan mengatur parameter pengelasan
sesuai dengan rekomendasi.

4.4. Pembenahan Tempat Kerja Setelah Pekerjaan Pengelasan


Setelah pekerjaan pengelasan selesai, penting untuk melakukan pembenahan
tempat kerja sesuai dengan prinsip – prinsip keselamatan dan Kesehatan kerja (K3).
Simpan peralatan pengelasan dengan benar setelah digunakan. Pastikan peralatan
disimpan di tempat yang aman dan terlindungi, seperti dalam lemari atau rak yang
sesuai. Jauhkan peralatan dari jangkauan orang yang tidak berwenang. Setelah itu,
Bersihkan area kerja dan sisa – sisa logam tajam, puing – puing atau limbah lainnya.
BAB VI
PENUTUP

Keselamatan dan Kesehatan kerja bagi seorang tenaga kerja tentunya sangat
diperlukan, Karena hal tersebut berhubungan langsung dalam mempengaruhi
pelaksanan proses konstruksi suatu pekerjaan. Kesehatan dan keselamatan kerja harus
diperhatikan oleh setiap tenaga kerja agar proses produksi dalam pekerjaan dapat
berjalan dengan aman dan baik.

Terdapat 7 jenis bahaya yang dapat ditimbulkan oleh proses pekerjaan


pengelasan yaitu Bahaya ledakan, bahaya jatuh, bahaya arus listrik, bahaya radiasi,
bahaya asap beracun/gas/debu, bahaya suara bising, dan bahaya percikan api/panas.

Anda mungkin juga menyukai