Anda di halaman 1dari 11

MEMBANGUN MASYARAKAT MADANI

DI LINGKUNGAN KARYAMULYA DAN SLATRI


Diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Semester
Mata Kuliah: PKN
Dosen Pengampu: Dra. Hj. Mukhlisoh, M. M. Pd

Disusun Oleh :
Bela Astria (2108109067)
Kelas B

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Telp : (0231) 48126
Fax : (0231) 489926 Cirebon Jawa Barat 45132
Website : www.syekhnurjati.ac.id
i
2022

KATAPENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul“MEMBANGUN
MASYARAKAT MADANI”
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugasUjian Akhir
Semester (UAS) pada mata kuliah PKN. Selainitu, tujuan makalah ini juga untuk
memberikan manfaat serta pengetahuan baru bagi para pembaca dan juga bagi kami.
Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dra. Hj.
Mukhlisoh, M. M. Pd selaku dosen pengampu Mata Kuliah PKN yang telah
memberikan tugas sehingga dapat dijadikan pembelajaran untuk bekal dimasa
mendatang. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak- pihak yang turut
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari, makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan untuk meningkatkan dan menyempurnakan
makalah ini agar menjadi lebih baik pada waktu yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Cirebon, 13 Juni 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

A. LATAR BELAKANG.............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................3
C. TUJUAN..................................................................................................................3

BAB II HASIL OBSERVASI.............................................................................................4

BAB III PENUTUP.............................................................................................................

KESIMPULAN...................................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masyarakat madani diprediski sebagai masyarakat yang berkembang sesuai dengan


potensi budaya, adat istiadat, dan agama. Demikian pula, bangsa Indonesia pada era reformasi ini
diarahkan untuk menuju masyarakat madani, untuk itu kehidupan manusia Indonesia akan
mengalami perubahan yang fundamental yang tentu akan berbeda dengan kehidupan masayakat
pada era orde baru. Kenapa, karena dalam masyarakat madani yang dicita-citakan, dikatakan
akan memungkinkan "terwujudnya kemandirian masyarakat, terwujudnya nilai-nilai tertentu
dalam kehidupan masyarakat, terutama keadilan, persamaan, kebebasan dan kemajemukan
(pluraliseme)" , serta taqwa, jujur, dan taat hokum (Bandingkan dengan Masykuri Abdillah,
1999:4). Konsep masyarakat madani merupakan tuntutan baru yang memerlukan berbagai
torobosan di dalam berpikir, penyusunan konsep, serta tindakan-tindakan. Dengan kata lain,
dalam menghadapi perubahan masyarakat dan zaman, “diperlukan suatu paradigma baru di
dalam menghadapi tuntutan-tuntutan yang baru, demikian kata filsuf Kuhn. Karena menurut
Kuhn, apabila tantangan-tantangan baru tersebut dihadapi dengan menggunakan paradigma
lama,        maka segala usaha yang dijalankan akan memenuhi kegagalan".Terobosan pemikiran
kembali konsep dasar pembaharuan pendidikan Islam menuju masyarakat madani sangat
diperlukan, karena "pendidikan sarana terbaik yang didisain untuk menciptakan suatu generasi
baru pemuda-pemudi yang tidak akan kehilangan ikatan dengan tradisi mereka sendiri tapi juga
sekaligus tidak menjadi bodoh secara intelektual atau terbelakang dalam pendidikan mereka atau
tidak menyadari adanya perkembangan-perkembangan disetiap cabang pengetahuan manusia
(Conference Book, London, 1978:16-17). Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas, maka
masalah yang perlu dicermati dalam pembahasan ini adalah bagaimanakah pendidikan Islam
didisain menuju masyarakat madani Indonesia.

CIRI-CIRI MASYARAKAT MADANI


Istilah masyarakat madani dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah civil society pertama kali
dikemukan oleh Cicero dalam filsafat politiknya dengan istilah societies civilis yang identik
dengan negara. Dalam perkembangannya istilah civil society dipahami sebagai organisasi-
organisasi masyarakat yang terutama bercirikan kesukarelaan dan kemandirian yang tinggi
berhadapan dengan negara serta keterikatan dengan nilai-nilai atau norma hukum yang dipatuhi
masyarakat.
Bangsa Indonesia berusaha untuk mencari bentuk masyarakat madani yang pada dasarnya adalah
masyarakat sipil yang demokrasi dan agamis/religius. Dalam kaitannya pembentukan masyarakat
madani di Indonesia, maka warga negara Indonesia perlu dikembangkan untuk menjadi warga
negara yang cerdas, demokratis, dan religius dengan bercirikan imtak, kritis argumentatif, dan
kreatif, berfikir dan berperasaan secara jernih sesuai dengan aturan, menerima semangat Bhineka
Tunggal Ika, berorganisasi secara sadar dan bertanggung jawab, memilih calon pemimpin secara
jujur-adil, menyikapi mass media secara kritis dan objektif, berani tampil dan kemasyarakatan
secara profesionalis,berani dan mampu menjadi saksi, memiliki pengertian kesejagatan, mampu
dan mau silih asah-asih-asuh antara sejawat, memahami daerah Indonesia saat ini, mengenal cita-
cita Indonesia di masa mendatang dan sebagainya.
Karakteristik masyarakat madani adalah sebagai berikut :
1. Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat memiliki akses penuh
terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak melakukan kegiatan secara merdeka dalam
menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul, serta mempublikasikan informasikan kepada
publik.
2. Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi sehingga
muwujudkan masyarakat yang demokratis. Untuk menumbuhkan demokratisasi dibutuhkan
kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian serta
kemampuan untuk berperilaku demokratis kepada orang lain dan menerima perlakuan
demokratis dari orang lain. Demokratisasi dapat terwujud melalui penegakkan pilar-pilar
demokrasi yang meliputi : (1) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
(2) Pers yang bebas
(3) Supremasi hukum
(4) Perguruan Tinggi
(5) Partai politik
3. Toleransi, yaitu kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan politik dan sikap
sosial yang berbeda dalam masyarakat, sikap saling menghargai dan menghormati pendapat serta
aktivitas yang dilakukan oleh orang/kelompok lain.
4. Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat yang majemuk disertai
dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan sebagai nilai positif dan merupakan rahmat dari Tuhan
Yang Maha Kuasa.
5. Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang proporsiaonal antara
hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap lingkungannya.
6. Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih dari rekayasa,
intimidasi, ataupun intervensi penguasa/pihak lain, sehingga masyarakat memiliki kedewasaan
dan kemandirian berpolitik yang bertanggungjawab.
7. Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya keadilan. Keadilan
harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang memiliki kedudukan dan perlakuan hukum
yang sama tanpa kecuali.
Adapun yang masih menjadi kendala dalam mewujudkan masyarakat madani di Indonesia
diantaranya :
1. Kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang belum merata
2. Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat
3. Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil pasca krisis moneter
4. Tingginya angkatan kerja yang belum terserap karena lapangan kerja yang terbatas
5. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dalam jumlah yang besar
6. Kondisi sosial politik yang belum pulih pasca reformasi

2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kehidupan dan hubungan masyarakat di Karyamulya?
2. Bagaimana kehidupan dan hubungan antara masyarajatnya di Karyamulya dan
Slatri?
3. Bagaimana keamanan dan ketertiban di Karyamulya dan Slatri?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kehidupan dan hubungan masyarakat di Karyamulya
2. Untuk kehidupan dan hubungan antara masyarakatnya di Karyamulya dan Slatri
3. Untuk mengetahui keamanan dan ketertiban di Karyamulya dan Slatri.

3
BAB II
HASIL OBSERVASI

A. Kehidupan Masyarakat desa Karyamulya


 Menurut bapak Endang Suharya sebagai ketua RW, masyarakat di Karyamulya sudah bisa
dikatakan masyarakat madani, karena menurut pak RW masyarakat sudah melakukan gotong
royong.

Usaha yang sudah dilakukan bapak Endang Suharya sebagai ketua RW Karyamulya
kepada masyarkatnya sudah berhasil melakukan masyarakatnya dengan menjaga kerukunan
lingkungan khususnya dalam menjalankan musyawarah dengan artian sesame membantu dengan
masyarakatnya, membangun ekonomi. Dan adapun juga masyarakat disini sudah menjalankan
syariat islam dengan sholat berjamaah, tahlilan dan hari-hari raya besar. Menurut bapak Endang
sebagai ketua RW Karyamulya banyak kendala dari masyarakatnya, diantaranya kenakalan
remaja yang perlu bimbingan dari orang tua nya sendiri dan masyarakat sekitarnya.
Masyarakatnya pun menjunjung tinggi nilai demokrasi seperti contoh dalam pemilhan ketua desa
(lurah) masyarakat sangat antusias dalam mengemukakan aspirasinya.
SUSUAN PENGURUS RW 03 KARYAMULYA
KELURAHAN KARYAMULYA KEC.KESAMBI KOTA CIREBON
MASA BAKTI TAHUN 2021/2026

KETUA
ENDANG SUHARYA

SEKERTARIS BENDAHARA
Gus ABDULLAH IRFAN KASIAH
S.H

SEKSI- SEKSI
&

4
MASYARAKAT

Pak RW 02
Minggu, 12 Juni 2022
Pukul 12.09

 Ibu RT Sawiyah

Menurut Ibu Sawiyah sebagai ibu RT mewakili suaminya yang sebagai pak RT,
mengenai warganya ibu Sawiyah mengatakan di desa Karyamulya masyarakatnya kurang
melakukan solodaritas, tetapi dalam keamanan dan ketertiban berjalan dengan lancara dan baik
karena setiap malam ada satpam yang keliling. Ibu Sawiyah sebagai ibu RT juga mengatakan
bahawa masyarkatnya juga sudah baik dalam menjalankan syariat islm, seperti sholat berjamaah.
Masyarakat di RT Karyamulya juga sudah baik dalam menjalankan kerkunan sesame
manusia/masyarakat dan saling tolong menolong/membantu kepada masyarakat yang
mempunyai kesusahan. Masyarakat disini juga lumayan baik dalam mengedepankan toleransi
dengan contoh saling menghargai jika adanya perbedaan yang ada.

5
Ibu Sawiyah (sebagai ibu RT Karyamulya)
Minggu, 12 Juni 2022
Pukul : 12.49

 Ibu Tasripah ( Masyarakat setempat)

Menurut ibu Tasripah masyarakat desa Dukuhbadag cukup tinggi toleransinya antar umat
beragama, dan lingkungannya juga aman dan tertib. Kekurangannya dari masyarakat
Dukuhbadag kurang dalam gotong royongnya, tetapi dalam kerukunan masyarakatnya baik tua
maupun muda, miskin atau kaya, terlihat sangat terntram dan tertib.
Di desa Dukuhbadag, dalam kegiatan gotong royong kurang aktif, tetapi dalam
menjalankan syariat islam lumayan sudah baik.

Ibu Tasripah (masyarakat setempat)


Minggu, 12 Juni 2022
Pukul : 17.10

 Nur Cholifah (mahasiswi)


Menurut Nur Cholifah, sebagai masyarakat gang Rajawali tepatnya di desa Slatri suatu
desa yang desa yang masih kental akan budaya gotong royong, menurutnya desa nya juga
kerukunan warganya masih terjalin dengan erat, dalam pembangunan jalan dan saluran
pembuangan juga berjalan dengan lancer. Masyarakat disini juga baik dalam menjalankan syariat
islam, seperti shalat berjamaah, dan sering memperingati hari-hari besar islam seperti maulid
nabi dan nuzulul qur’an. Dalam keamanan dan ketertiban gang Rajawali ini juga cukup aman
karena setiap malamnya ada ronda malam. Masyarakat disini juga kurang dalam keadilan social
kareana banyak masyarakat ingin menang sendiri.
6
Nur Cholifah (mahasiswi)
Minggu, 12 Juni 2022
Pukul : 16.21

 Nur Hikmah Dwi Febriana (remaja)


Menurut hasil wawancara saya,menurut Nur Hikmah tentang gang cantilan menurutnya
warganya kurang gotong royong, tetapi dalam kerukunan warganya sudah baik sesama
masyarakatnya.
Dalam keanmanannya pun sudah cukup aman walaupun setiap malamnya tidak ada
ronda tetapi sudah cukup aman. Masyarakat cantilan juga dalam solidaritasnya sudah baik,sering
melakukan pengajian setiap hari senin dan marhabanan setiap malam jum’at, dan juga dalam
menjalan syraiat islam juga sudah baik dengan sholat berjamaah.

Nur Hikmah Dwi Febriana (remaja)


Minggu,12 Juni 2022
7
Pukul : 13.30

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil observasi semuanya belom ada yang memasuki kriteria masyarakat madani
tetapi dalam gotong royong ataupun tentang syariat islam. Setelah saya bertanya kepada pak
rw,ibu rt, masyarakat sekitar dalam beribaah itu masih awam,tetapi dalam solidaritas cukup baik
dan sudah cukup dikatakan masyarakat madani karena memenuhi kriteria.
Dan dapat disimpulkan, yang telah saya observasi sudah bisa dikatakan masyarakat
madani Cuma 60% dan dari observasi yang saya lakukan banyak pengalaman dan wawasan
tentang masyarakatnya.

Anda mungkin juga menyukai