Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kecamatan Keliling Danau di Kabupaten Kerinci Jambi merupakan wilayah yang


penting dalam konteks transportasi regional. Wilayah ini memiliki jaringan jalan yang
berperan krusial dalam mendukung aktivitas ekonomi, sosial, dan pariwisata di daerah
tersebut.

Namun, seperti banyak wilayah lain di Indonesia, perkerasan jalan di Kecamatan


Keliling Danau sering kali mengalami tantangan berupa kerusakan akibat pemakaian
yang berat, cuaca ekstrem, dan kurangnya pemeliharaan yang tepat waktu. Kerusakan
perkerasan dapat mengakibatkan banyak masalah, termasuk meningkatnya biaya
perawatan kendaraan, risiko kecelakaan lalu lintas, dan dampak negatif pada
pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut.

Pentingnya perkerasan jalan yang baik dan aman dalam mendukung mobilitas
masyarakat dan kegiatan ekonomi tidak bisa diragukan lagi. Perkerasan jalan yang rusak
atau buruk dapat mengakibatkan kerugian besar, seperti peningkatan biaya operasional
kendaraan, risiko kecelakaan lalu lintas, dan dampak negatif terhadap perkembangan
wilayah tersebut.

Oleh karena itu, analisis kondisi perkerasan jalan di Kecamatan Keliling Danau
dengan menggunakan metode IRI dan RCI merupakan langkah kritis untuk:

1. Mengidentifikasi masalah perkerasan yang ada: Analisis ini akan membantu


dalam menentukan sejauh mana perkerasan jalan mengalami kerusakan dan degradasi.
Ini termasuk penilaian terhadap permukaan jalan yang berlubang, retak, atau mengalami
rutting (perubahan bentuk).

2. Mendukung perencanaan pemeliharaan: Hasil analisis akan memberikan


pemahaman yang lebih baik tentang kondisi perkerasan jalan yang spesifik,
memungkinkan pemerintah daerah dan lembaga terkait untuk merencanakan tindakan
pemeliharaan yang tepat waktu dan efisien.

1
3. Peningkatan keselamatan lalu lintas: Perkerasan jalan yang baik adalah faktor
penting dalam menjaga keselamatan pengguna jalan. Dengan mengidentifikasi masalah
perkerasan dan mengambil tindakan perbaikan yang sesuai, risiko kecelakaan dapat
dikurangi.

4. Pengoptimalan penggunaan anggaran: Melalui analisis yang akurat, sumber daya


anggaran dapat digunakan secara lebih efisien untuk memprioritaskan perbaikan jalan
yang paling mendesak.

Melalui analisis ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas infrastruktur jalan di


Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Jambi, dan secara keseluruhan,
mendukung pertumbuhan ekonomi dan keselamatan pengguna jalan di wilayah tersebut.

Dengan demikian, latar belakang ini menekankan pentingnya analisis kondisi


perkerasan jalan menggunakan metode IRI dan RCI melalui aplikasi Roadroid di
Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Jambi, sebagai langkah awal untuk
meningkatkan kualitas infrastruktur jalan, mobilitas, dan keselamatan di wilayah
tersebut.

Oleh karena itu, analisis kondisi perkerasan jalan menjadi langkah awal yang
krusial dalam upaya untuk:

1. Identifikasi masalah perkerasan: Analisis ini akan membantu dalam


mengevaluasi sejauh mana perkerasan jalan mengalami kerusakan, seperti lubang,
retakan, atau deformasi lainnya.

2. Perencanaan pemeliharaan yang efisien: Hasil analisis dapat digunakan sebagai


dasar untuk merencanakan tindakan pemeliharaan yang tepat waktu dan efektif. Ini akan
membantu mencegah kerusakan lebih lanjut.

2
3. Keselamatan pengguna jalan: Perkerasan jalan yang baik adalah faktor penting
dalam menjaga keselamatan lalu lintas. Dengan mengidentifikasi masalah perkerasan
dan mengambil tindakan yang sesuai, risiko kecelakaan dapat dikelola lebih baik.

4. Penggunaan anggaran yang bijak: Dengan informasi yang akurat tentang kondisi
perkerasan, sumber daya anggaran dapat digunakan secara lebih efisien dengan
memprioritaskan perbaikan pada jalan-jalan yang membutuhkan perhatian khusus.

merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang Menurut Undang- Undang


Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan frastruktur jalan merupakan
peran krusial dan vital dalam peningkatan ekonomi suatu daerah. Di Indonesia
Perkerasan jalan adalah suatu sistem yang terdiri dari beberapa lapis material yang
diletakkan pada tanah dasar (subgrade). Tujuan utama dari dibangunnya perkerasan
adalah untuk memberikan permukaan yang rata dengan kekesatan tertentu, dengan umur
layanan cukup panjang, serta pemeliharaan yang minimum. Tanah dalam kondisi alam
jarang sekali dalam kondisi mampu mendukung beban berulang dari kendaraan tanpa
mengalami deformasi yang besar. Karena itu, dibutuhkan suatu struktur yang dapat
melindungi tanah dari beban roda kendaraan (Hardiyatmo, 2015).

Perkerasan, secara terus-menerus akan mengalami tegangan-tegangan akibat beban


lalu lintas yang dapat mengakibatkan kerusakan minor pada perkerasan. Selain itu,
temperature, kelembaban, dan gerakan tanah dasar dapat pula menyebabkan kerusakan
perkerasan. Untuk hal ini, deteksi dan perbaikan kerusakan secara dini pada perkerasan
akan mencegah kerusakan minor yang mungkin dapat berkembang menjadi kegagalan
perkerasan (Hardiyatmo, 2009).

Sebagai salah satu kota yang sedang berkembang di Provinsi Jambi, Kota Sungai
Penuh yang memiliki luas wilayah 391,50 km2 dan dihuni sekitar 88.918 jiwa penduduk
(BPS Kota Sungai Penuh, 2017), yang sebagian besar penduduknya menggunakan moda
transportasi untuk mobilitas sehari-hari. Meningkatnya pertumbuhan Kota Sungai
Penuh dari tahun ke tahun yang dikarenakan pertumbuhan ekonomi serta kedatangan
penduduk dari daerah lain berbanding lurus dengan bertambahnya kepemilikan

3
kendaraan. Hal itu menyebabkan bertambahnya volume kendaraan yang melewati suatu
ruas jalan tertentu yang berulang-ulang setiap harinya, menyebabkan berkurangnya
kualitas perkerasan dan kualitas layanan jalan. Sebagai indikatornya dapat diketahui
dari kondisi permukaan jalan, baik kondisi struktural maupun fungsionalnya yang
mengalami kerusakan. Yang mana ruas jalan di Kota Sungai Penuh umumnya
merupakan tipe perkerasan lentur (Flexible Pavement).

Ruas Jalan Stadion Pancasila merupakan salah satu ruas jalan yang dilihat secara
visual terdapat banyak kerusakan. Yang umumnya kerusakan tersebut terjadi karena
beberapa indikasi, diantaranya faktor lalu lintas, dimana pergerakan arus lalu lintas yang
cukup tinggi serta melalui jalan tersebut secara berulang-ulang; faktor iklim
dikarenakan di Indonesia beriklim tropis, dimana suhu udara dan curah hujan umumnya
tinggi, kemudian faktor buruknya sistem drainase jalan yang menyebabkan air yang
menggenangi jalan; faktor kondisi tanah dasar yang tidak stabil, dan proses pemadatan
lapisan yang kurang baik, yang kemungkinan disebabkan oleh sistem pelaksanaan yang
kurang baik, atau bisa jadi disebabakan oleh sifat tanah dasar yang kurang baik.

Oleh karena itu, kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ruas jalan tersebut harus
dievaluasi penyebab dan akibatnya, dengan cara melakukan survei pada ruas jalan
tersebut. Sehingga akan didapatkan alternatif solusi dan teknik penanganan yang tepat
dan efektif. Seperti yang terdapat dari beberapa penelitian sebagai berikut:

a. Menurut penelitian dari ST. Laila Qadrianti (2018), dalam Skripsinya yang
berjudul “Evaluasi dan Penanganan Kerusakan Jalan Dengan Metode Bina
Marga dan PCI (Pavement Condition Index) Di Ruas Jalan Panji Suroso Kota
Malang”, didapatkan hasil, yaitu jumlah kerusakan yang terjadi sebelum
dikalikan faktor kalibrasi adalah seluas 6786,54 m², sedangkan luas kerusakan
setelah dikalikan faktor kalibrasi yaitu sebesar 6224,66 m². Jenis pemeliharaan
yang dapat diterapkan pada ruas jalan Panji Suroso adalah program
rekonstruksi/peningkatan struktur berupa perencanaan tebal lapis tambah
(overlay).
b. Menurut penelitian dari Deby Elfi Copricon, Gunawan Wibisono, dan Ari
Sandhyavitri (2018), dalam jurnalnya yang berjudul “Perbandingan Metode Bina
Marga dan Metode PCI (Pavement Condition Index) Dalam Penilaian Kondisi

4
Perkerasan Jalan (Studi Kasus: Simpang Lago – Simpang Buatan)” didapatkan
hasil, yaitu Jenis kerusakan yang dapat ditemukan pada ruas Jalan Simpang
Lago-Simpang Buatan antara lain tambalan, lubang, amblas dan alur. Jenis
pemeliharaan yang dapat dilakukan pada jalan ini untuk meningkatkan
pelayanan dan kelaykan secara struktural dan fungsional adalah dengan
rekonstruksi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam
penelitian ini adalah:

1. Apa saja jenis-jenis dan tingkat kerusakan jalan yang terjadi pada ruas Jalan
Stadion Pancasila.

2. Berapa besar tingkat kerusakan yang terjadi pada ruas Jalan Stadion Pancasila
berdasarkan metode Bina Marga dan metode Pavement Condition Index (PCI).

3. Apa saja solusi dan teknik penanganan yang bisa diterapkan pada ruas Jalan
Stadion Pancasila berdasarkan tingkat kerusakan jalan yang terjadi.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan tugas akhir ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi jenis-jenis kerusakan jalan yang terjadi


pada ruas Jalan Stadion Pancasila.

2. Untuk menentukan tingkat kerusakan jalan pada ruas Jalan Stadion Pancasila
Kota Sungai Penuh berdasarkan metode Bina Marga dan metode Pavement
Condition Index (PCI)

3. Untuk mengetahui solusi dan teknik penanganan yang dapat diterapkan pada
ruas Jalan Stadion Pancasila berdasarkan jenis dan tingkat kerusakan jalan yang
terjadi.

1.4. Manfaat Penulisan

5
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penulisan tugas akhir ini adalah:

1. Memberikan pengetahuan serta bahan pertimbangan dalam penanganan ruas


jalan yang mengalami kerusakan di Kota Sungai Penuh, khususnya di ruas Jalan
Stadion Pancasila.

2. Sebagai masukan untuk Dinas Pekerjaan Umum dan pemerintah Kota Sungai
Penuh dalam menangani kerusakan jalan yang terjadi.

1.5. Batasan Masalah

Supaya penelitian ini terfokus dan tidak melebar luas, maka perlu adanya batasan
permasalahan. Adapun batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Penulis hanya membahas kondisi fungsional jalan pada perkerasan lentur


(flexible pavement) serta teknik penanganannya.

2. Lokasi penelitian dilakukan pada sepanjang ruas Jalan Stadion Pancasila, Kota
Sungai Penuh, Provinsi Jambi, yang mana dimulai dari batas Kota Sungai
Penuh-Kabupaten Kerinci sebagai STA awal.

3. Pengambilan data dilakukan secara langsung di lokasi penelitian dengan


pengamatan secara visual (visual assesment) dengan menggunakan alat bantu
seperti: alat tulis, formulir survei, kamera , meteran dan cat putih.

4. Analisis pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode Bina Marga


1995 dan metode Pavement Condition Index (PCI).

Anda mungkin juga menyukai