Skripsi Ayas
Skripsi Ayas
PENDAHULUAN
sumber daya kesehatan yang memadai. Sumber daya kesehatan tersebut meliputi
kesehatan sesuai dengan bidang keahlian dan status kewenangan tenaga kesehatan
penduduk masih rendah. Produksi dokter setiap tahun sekitar 2.500 dokter baru,
setiap tahun sekitar 40.000 perawat baru dengan rasio terhadap jumlah penduduk
1 : 2850. Sedangkan produksi bidan setiap tahun sekitar 600 bidan baru dengan
rasio terhadap jumlah penduduk 1 : 2.600. Namun daya serap tenaga kesehatan
yang ada. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan Filipina yang sudah
mencapai 40% dengan pendidikan strata satu dan dua (Ilyas, 2001).
pelayanan kesehatan serta suatu organisasi dengan sistem terbuka dan selalu
1
berinteraksi dengan lingkungannya untuk mencapai suatu keseimbangan yang
pasien yang sedang atau pernah dirawat yang merupakan ungkapan rasa lega atau
senang karena harapan tentang sesuatu kebutuhan pasien terpenuhi oleh pelayanan
2003).
2
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan berbagai macam faktor yang
dan keluarganya. Kinerja pada kategori cukup pada penelitian ini dikategorikan
dari kemampuan yang dimiliki oleh tenaga perawat dalam melaksanakan tindakan
asuhan keperawatan pasien yang ditinjau dari aspek pengetahuan perawat atas
adanya motivasi kerja baik dari dalam diri sendiri tenaga perawat maupun dari
luar dalam konteks kerumahsakitan dan adanya beban kerja yang dapat
responden dengan (tenaga perawat) pada kategori kurang (35,2%). Angka ini
pelayanan keperawatan di rumah sakit yang syarat akan kualitas dan kepuasan
pasien dan keluarganya. Kinerja kurang juga dapat disebabkan karena adanya
unsur dari luar diri tenaga perawat yang mempengaruhi psikologis sehingga
3
rumah sakit. Aspek yang berasal dari luar ini mencakup hubungan interpersonal
rumah sakit, kurangnya aspek motorik dari rumah sakit dalam rangka pemberian
kebutuhan pelayanan.
proporsi kinerja klinis yang kurang baik (87,9%). Dari uji statistik dengan
Ini membuktikan ada hubungan yang bermakna antara motivasi dengan kinerja
klinis perawat. Semakin besar motivasi, maka kinerja klinis perawat akan semakin
baik.
Bolango adalah 54 orang untuk PNS dan honor berjumlah 43 orang. Sedangkan
jumlah perawat yang bertugas di ruang interna RS Toto Kabila Kabupaten Bone
SPK 1 orang dengan status kepegawaian PNS 4 orang dan honor 13 orang.
Adapun pelatihan yang pernah diikuti adalah BTCLS yang diikuti oleh 6 orang
perawat.
Bertitik berat pada uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil
4
1.2 Rumusan Masalah
5
1.3.2 Tujuan khusus
6
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu
adalah hasil dari fungsi-fungsi suatu pekerjaan dan kegiatan tertentu selama
satu periode waktu tertentu. Sesuai pengertian tersebut ada tiga aspek yang
perlu dipahami yakni : (a) kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya, (b) kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan
atau fungsi dan (c) waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
8
1. Meningkatkan saling pengertian antara karyawan tentang persyaratan
kinerja
9
3. Menentukan sasaran dari kinerja yang akan datang dan memberikan
selanjutnya jelas apa yang harus diperbuat oleh karyawan, mutu dan
baku yang harus dicapai, sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
itu untuk menyusun suatu proposal mengenai sistem bijak (merit system)
(Mangkunegara, 2005).
sebagai berikut :
10
konstruktif untuk mencari jalan terbaik dalam meningkatkan mutu dan
dilakukan secara periodik, terarah dan terprogram bukan kegiatan yang hanya
setahun sekali.
kemampuan (ablity) dan faktor motivasi (motivation). Hal ini sesuai dengan
very suρerior, gifted dan genius dengan pendidikan yang memadai untuk
11
Motivasi diartikan suatu sikap (attitude) pimpinan dan karyawan
kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif (kontra) terhadap
situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja
yang dimaksud mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim
(Mangkunegara, 2005)
perawat
a. Pendidikan Perawat
Keperawatan dan Profesi Ners. Tetapi bila ingin menjadi perawat vokasional,
Lulusan SPK yang masih ingin menjadi perawat harus segera ke D3 Keperawatan
b. Pelatihan Kerja
12
Secara umum pelatihan merupakan bagian dari pendidikan yang
dapat diberdayakan secara maksimal, sehingga apa yang menjadi tujuan dalam
diluar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan
sebagai usaha untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku dan
pelatihan dengan baik biasanya akan memberikan hasil pekerjaan lebih banyak
dan baik pula dari pada individu yang tidak mengikuti pelatihan. Dengan
13
bagaimana melaksanakan aktivitas atau pekerjaan tertentu. Hal ini sejalan dengan
c. Motivasi Kerja
arah tekad tertentu. Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang
untuk mencapai tujuan. Tujuan atau hasil yang ingin dicapai oleh seorang perawat
dipandang sebagai kekuatan yang bisa menarik diri sendiri maupun orang lain.
1. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang datang dari dalam diri individu.
14
3. Motivasi terdesak, yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan
d. Disiplin Kerja
Disiplin kerja ini mendorong jiwa seorang perawat untuk senantiasa menghargai
atau mematuhi aturan yang berlaku selama ia bekerja atau pun berada di
maka akan menjadi panutan atau contoh yang baik bagi lingkungan sekitarnya.
Disiplin kerja ini akan menghasilkan suatu semangat kerja yang kemudian akan
berdampak pada kinerja sebagai seorang perawat yang memiliki tugas dan
e. Fasilitas Kerja
Fasilitas kerja ini dapat berupa alat, materi, atau pun bahan yang dapat membantu
f. Kepemimpinan
dapat diukur secara objektif”, dan dalam arti yang sangat luas “tidak didapat atau
15
kepada orang lain untuk bekerja sama sebagai suatu kelompok, agar dapat
hidup sehari-hari. Pengertian lain tentang kepemimpinan ialah segala hal yang
mengarahkan orang lain agar melaksanakan tugas dan mewujudkan sasaran yang
organisatoris.
lainnya harus menjadi seorang pengarah/guide yang baik agar dapat menciptakan
iklim kerja yang positif/hangat di kalangan para karyawan terutama perawat yang
16
2.2. Kerangka Konsep dan Hipotesis
Pendidikan Perawat
Pelatihan Kerja
Motivasi Kerja
Kinerja Perawat
Disiplin Kerja
Fasilitas Kerja
Kepemimpinan
17
Berdasarkan kerangka pemikiran konsep di atas, maka hipotesis yang
4. Ada hubungan disiplin kerja dengan kinerja perawat di ruang interna RS Toto
5. Ada hubungan fasilitas kerja dengan kinerja perawat di ruang interna RS Toto
18
BAB III
METODE PENELITIAN
antara tingkat pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti dengan kinerja
perawat. Pengumpulan data dilakukan sekaligus pada suatu saat (ρoint time
aρρroach) artinya tiap subjek penelitian hanya diobervasi sekali dan pengukuran
dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan
(Notoatmodjo, 2002).
19
Variabel Dependen Kinerja Perawat
Kinerja perawat adalah hasil kerja perawat berdasarkan standar baku yang
Jumlah pertanyaan = 10
= 10 x 1 = 10 (100%)
= 10 x 0 = 0 (0%)
= 100% - 0%
= 100%
= 100%/2
= 50%
Sehingga:
20
(Sugiyono, 2000).
Variabel Independen
objektif :
(D3)
Jumlah pertanyaan = 10
= 10 x 1 = 10 (100%)
= 10 x 0 = 0 (0%)
= 100% - 0%
21
= 100%
= 100%/2
= 50%
Sehingga:
(Sugiyono, 2000)
Jumlah pertanyaan = 10
= 10 x 1 = 10 (100%)
= 10 x 0 = 0 (0%)
= 100% - 0%
= 100%
22
Kriteria objektif sebanyak 2 kategori : cukup dan kurang
= 100%/2
= 50%
Sehingga:
(Sugiyono, 2000)
Jumlah pertanyaan = 10
= 10 x 1 = 10 (100%)
= 10 x 0 = 0 (0%)
= 100% - 0%
= 100%
23
Kriteria objektif sebanyak 2 kategori : cukup dan kurang
= 100%/2
= 50%
Sehingga:
(Sugiyono, 2000)
kesehatan.
kinerja perawat.
24
3.5 Metode Pengumpulan Data
(Nursalam, 2009).
surat pengantar izin penelitian dari Universitas Negeri Gorontalo program studi
Ilmu Keperawatan, kemudian surat diserahkan kepada kepala Rumah Sakit Toto
Kabila Kabupaten Bone Bolango, setelah mendapat izin dari Kepala RS peneliti
pengambilan data tentang jumlah perawat serta pendidikan dan pelatihan yang
pernah diikuti.
adalah alat ukur dengan cara subjektif diberikan angket atau kuesioner
karena kemungkinan data yang masuk (raw data) atau data yang terkumpul
meragukan.
25
2. Coding adalah pemberian atau pembuatan kode-kode pada tiap data yang
1. Univariat
2. Bivariat
sebagai berikut :
26
a. Jika nilai p < α maka Ho ditolak, berarti ada hubungan antara variabel
2
X =
∑ [ ( fo−fh)2
fh ]
(Bungin, 2005 : 192)
Keterangan :
X2 : Chi kuadrat
: Sigma
2. Kerahasiaan (confidentiality)
tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset sesuai
27
dengan tujuan peneliti. Peneliti juga tidak mencantumkan nama sampel
28
BAB IV
4.1. Hasil
4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Selatan.
Tilongkabila.
Tilongkabila.
pada tahun 1942 dengan nama Bokuka (bahasa Jepang), yang artinya Gudang
tempat perbekalan. Pada waktu masa peralihan dari Pemerintahan Jepang atas
diprakarsai oleh dr. Aloei Saboe, gudang tersebut diminta dari Pemerintah Jepang
29
untuk dijadikan tempat khusus, untuk menampung orang-orang (penderita-
jauh dari keluarga dan masyarakat umum, oleh karena penyakit kusta terkenal
sebagai penyakit menular yang sangat berbahaya dan sangat ditakuti. Dari tahun
ke tahun makin lama jumlah penderita kusta makin bertambah dengan jumlah 305
orang, penderita tersebut berasal dari Kabupaten Gorontalo maupun dari daerah
sebutan Rumah Sakit Kusta Toto karena berlokasi di Desa Toto, maka diberi
C. Visi, Misi, Motto, Falsafah, Tujuan dan Nilai RSUD Toto Kabila
Misi :
dan akuntabel.
30
4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana pelayanan di
dan Inovatif dengan didukung oleh Sumber Daya Manusia yang Handal dan
Profesional”
Sayang, Empati.
Ketenagaan :
orang.
31
a. Rawat Jalan : Penyakit Dalam, Penyakit Anak, Bedah Umum, Bedah
b. Rawat Inap : Ruang rawat inap Interna, Ruang rawat inap Bedah/ICU,
Ruang Nifas, Ruang rawat inap VIP, Ruang rawat inap Anak/NICU,
Ruang VK (Bersalin).
Instalasi Radiologi.
1. Analisis Univariat
Variabel n %
32
Umur
> 25 tahun 46 47.4
< 25 tahun 51 52.6
Total 97 100
Masa Kerja
> 3 tahun 52 53.6
< 3 tahun 45 46.4
Total 97 100
yang berumur > 25 tahun ada 46 orang dengan persentase 47.4 %. Sedangkan
untuk responden yang umurnya < 25 tahun ada 51 orang dengan persentase 52.6
%. Untuk responden yang masa kerjanya > 3 tahun ada 52 orang dengan
persentase 53.6 %. Sedangkan responden yang masa kerjanya < 3 tahun ada 45
Pendidikan Jumlah %
n
S1 3 3.1
D3 92 94.8
SPK 2 2.1
Total 97 100
33
Berdasarkan analisis univariat maka didapatkan hasil bahwa responden
untuk tingkat pendidikan akhir SPK terdapat 2 orang responden dengan persentase
2.1 %.
orang responden yang pernah ikut pelatihan dengan persentase 48.5 %. Sedangkan
51.5 %.
34
Berdasarkan analisis univariat maka didapatkan hasil bahwa responden
yang memiliki motivasi kerja yang cukup terdapat 77 orang dengan persentase
79.4 % dan terdapat 20 responden yang memiliki motivasi kerja yang kurang
35
Berdasarkan analisis univariat maka didapatkan hasil bahwa terdapat
Kepemimpinan Jumlah %
n
Ada Hubungan 69 71.1
Tidak Ada Hubungan 28 28.9
Total 97 100
Berdasarkan analisis univariat maka didapatkan hasil bahwa terdapat
Kinerja Jumlah %
n
Cukup 68 70.1
Kurang 29 29.9
Total 97 100
Berdasarkan analisis univariat maka didapatkan hasil bahwa terdapat 68
responden yang memiliki kinerja yang cukup dengan persentase 70.1 %. Di sisi
36
lain terdapat 29 responden yang kinerjanya kurang dengan persentase 29.9 %.
Kinerja yang cukup ini dapat dinilai dari sikap atau tindakan perawat yang selalu
responden yang kinerjanya kurang dinilai dari kurang aktifnya sikap perawat
2. Analisis Bivariat
Tabel 4.8. Hubungan Pendidikan Perawat dengan Kinerja Perawat di RSUD Toto
Kabila Kabiupateen Bone Bolango
37
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi square
kinerjanya masih kurang terdapat 27 orang dengan persentase 29.3 %. Dari hasil
Tabel 4.9. Hubungan Pelatihan Kerja dengan Kinerja Perawat di RSUD Toto
Kabila Kabupaten Bone Bolango
maka didapatkan hasil bahwa responden yang belum atau tidak pernah ikut
pelatihan sebelumnya namun memiliki kinerja yang cukup baik terdapat 35 orang
dengan persentase 70.0 %, Dari hasil analisis ini didapatkan ρ Value yaitu 0.982.
Tabel 5.0. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat di RSUD Toto
Kabila Kabupaten Bone Bolango
38
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi square
maka didapatkan hasil bahwa terdapat 55 responden yang memiliki motivasi kerja
yang cukup baik dengan kinerja yang cukup pula, dengan persentase 71.4 %. Dari
Tabel 5.1. Hubungan Disiplin Kerja dengan Kinerja Perawat di RSUD Toto
Kabila Kabupaten Bone Bolango
maka didapatkan hasil bahwa terdapat 65 orang responden yang cukup disiplin
dengan kinerja perawat yang cukup baik pula, dengan persentase 69.9 %. Dari
39
Tabel 5.2. Hubungan Fasilitas Kerja dengan Kinerja Perawat di RSUD Toto
Kabila Kabupaten Bone Bolango
maka didapatkan hasil bahwa terdapat 35 responden yang setuju bahwa fasilitas
yang cukup memadai ada kaitannya dengan kinerja perawat yang cukup baik pula,
dengan persentase 79.5 %.Dari hasil analisis ini didapatkan ρ Value yaitu 0.064.
didapatkan hasil bahwa terdapat 49 responden yang setuju bahwa ada hubungan
40
.
4.2. Pembahasan
Dari hasil analisis tersebut terdapat sebuah perbedaan yang cukup signifikan
yaitu jumlah responden yang tingkat pendidikan akhirnya adalah D3 yang sangat
cukup baik terdapat 65 orang dengan persentase yang cukup tinggi pula yaitu 70.7
% dan yang kinerjanya masih kurang terdapat 27 orang dengan persentase 29.3 %.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang cukup memadai dapat
berpengaruh atau paling tidak ada hubungannya dengan kinerja sebagai seorang
perawat. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik pula
kinerjanya. ρ Value yang didapatkan dari hasil analisis adalah 0.001, yang
menunjukkan adanya hubungan antara dua variabel. Hal ini sejalan dengan teori
baik atau tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin baik pula
tindakan atau kinerjanya. Pendidikan merupakan suatu dasar dari perilaku atau
tindakan seseorang. Karena pendidikan itu menjadi salah satu indikator yang
menunjukkan kematangan ilmu seseorang. Ilmu yang dimiliki seseorang tentu saja
41
akan menjadi suatu modal yang berharga dalam berkiprah di kehidupan sehari-
hari. Apalagi jika ia adalah seorang pekerja yang terjun langsung ke dalam
adalah suatu kebutuhan sekaligus keharusan yang mesti dimiliki oleh seorang
responden yang belum atau tidak pernah mengikuti pelatihan namun kinerjanya
cukup baik. Masing-masing dengan prosentase yang sedikit berbeda pula yaitu
70.2 % dan 70.0 %. Data ini menunjukkan bahwa pelatihan tidaklah menjadi
jaminan dari kinerja seseorang. Hal ini dapat terjadi karena tidak selamanya
seseorang yang pernah mengikuti pelatihan itu akan menerapkan ilmu atau
keterampilan yang didapatkan dari pelatihan tersebut. Tidak sedikit dari peserta
bukan untuk menimba ilmu atau pun keterampilan tertentu. Inilah yang membuat
para peserta seminar tidak fokus saat mengikuti pelatihan, sehingga informasi
yang disampaikan tidak terterima dengan baik. ρ Value yang didapatkan dari hasil
analisis ini yaitu 0.982. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan secara
signifikan antara pelatihan kerja dengan kinerja perawat. Hal ini tidak sejalan
42
bahwa pelatihan mempunyai hubungan yang kuat dan pengaruh yang signifikan
Dari hasil analisis ini jumlah responden yang memiliki motivasi yang cukup
baik dengan kinerja yang cukup baik jauh lebih banyak dari yang lainnya.
kemauan atau dorongan diri sendiri. Namun lebih banyak di antara mereka yang
Dengan kata lain, mereka baru merasa memiliki tujuan atau alasan untuk
menggeluti profesi sebagai perawat setelah mereka menjadi perawat bukan sejak
awal berniat menjadi perawat. Oleh karena itu, bagi sebagian besar responden
menganggap atau berpendapat bahwa motivasi bukanlah suatu hal berarti yang
memberi pengaruh ataupun ada kaitan erat dengan kinerja mereka saat ini.
Adapun nilai ρ Value yang didapatkan pada analisis ini yaitu 0.576. Angka
tersebut jelas menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan atau korelasi antara
motivasi kerja dengan kinerja perawat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
43
terhadap kinerja perawat di Ambon yang menunjukkan bahwa tidak adanya
motivasi kerja dengan kinerja perawat dengan ρ value = 0.615. Namun tidak
Dari hasil analisis tersebut sangat jelas bahwa jumlah responden yang
cukup disiplin dengan kinerja yang cukup baik pula lebih mendominasi
atau paling banyak dengan persentase yang cukup tinggi pula. Hal ini
tentang makna disiplin serta mampu menerapkan disiplin itu sendiri dalam
jiwa dan semangat dalam diri seseorang agar senantiasa patuh atau
didapatkan dari hasil analisis yaitu 0.827. Hal ini berarti tidak terdapat
dari disiplin itu namun mereka justru tidak mampu menyatakan secara
44
gamblang/jelas mengenai kedisiplinan mereka. Kebanyakan dari
responden yang setuju bahwa fasilitas yang kurang ada kaitannya dengan
kinerja yang ada, dengan persentase 37.7 %. Dari hasil analisis ini
Hasil tersebut menjadi suatu indikator yang cukup jelas bahwa tidak
45
Sedangkan kinerja perawat merupakan hasil dari fungsi-fungsi suatu
pekerjaan dan kegiatan tertentu selama satu periode waktu tertentu (Ilyas,
Fasilitas yang memadai tidak menjamin kinerja yang baik pula. Karena
belum tentu fasilitas yang tidak memadai membuat kinerja dari seorang
perawat menciut atau kurang. Justru dengan fasilitas kerja yang belum
keterbatasan fasilitas. Oleh karena itu fasilitas kerja bukanlah suatu faktor
Responden pun setuju bahwa fasilitas kerja bukanlah suatu hal yang
memiliki pengaruh atau ada kaitan erat dengan kinerja seorang perawat.
Karena bagi mereka, fasilitas kerja itu hanyalah alat atau sarana yang
46
dan terdapat 28 orang yang setuju bahwa tidak ada hubungan antara
status pasien, dan mestinya tidak terpengaruh dengan tekanan atau pun
entah itu semakin baik atau justru menurun. Hasil penelitian ini sejalan
47
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
48
5.2 Saran
1. Bagi Perawat
Sebaiknya sebagai seorang insan yang bergelut dalam profesi yang mulia,
mempertahankan profesionalitas.
agar dapat tercapai kinerja yang baik dan maksimal demi kualitas
49
DAFTAR PUSTAKA
50
Summary
Abstrak
I. Pendahuluan
secara mendasar, terarah dan sungguh-sungguh dari rumah sakit. Tanggung jawab
ini memang berat mengingat bahwa keperawatan di Indonesia masih dalam tahap
Kualitas pelayanan keperawatan suatu rumah sakit dinilai dari kepuasan pasien
yang sedang atau pernah dirawat yang merupakan ungkapan rasa lega atau senang
51
kecepatan, pelayanan, keramahan dan perhatian. Sementara rasa puas sendiri
mempunyai nilai yang relatif tergantung dari masing-masing individu (Wijono, 2003).
menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah memiliki kinerja pada kategori
keluarganya. Kinerja pada kategori cukup pada penelitian ini dikategorikan dari
asuhan keperawatan pasien yang ditinjau dari aspek pengetahuan perawat atas
pelatihan bidang keperawatan, memiliki semangat kerja yang tinggi karena adanya
motivasi kerja baik dari dalam diri sendiri tenaga perawat maupun dari luar dalam
konteks kerumahsakitan dan adanya beban kerja yang dapat dilaksanakan oleh
(tenaga perawat) pada kategori kurang (35,2%). Angka ini dapat dikatakan kecil
rumah sakit yang syarat akan kualitas dan kepuasan pasien dan keluarganya. Kinerja
kurang juga dapat disebabkan karena adanya unsur dari luar diri tenaga perawat
52
pemenuhan pelayanan keperawatan di rumah sakit. Aspek yang berasal dari luar ini
konflik internal keorganisasiaan rumah sakit, kurangnya aspek motorik dari rumah
sakit dalam rangka pemberian motivasi kepada tenaga perawat sehingga dapat
53
Penelitian ini dilakukan di RS Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango selama lebih
kurang 1 bulan yaitu pada bulan Mei-Juni 2013. Desain Penelitian yang digunakan
pelatihan yang pernah diikuti dengan kinerja perawat. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh perawat yang bekerja di RS Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango
yang berjumlah 97 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang
sedangkan tidak ada responden dengan tingkat pendidikan akhir S1 yang memiliki
dengan persentase 29.3 %. Untuk responden yang pendidikan akhirnya SPK dengan
kinerja yang cukup tidak ada namun untuk yang kinerjanya masih kurang terdapat 2
kinerjanya masih kurang terdapat 29 orang dengan persentase 29.9 %. Dari hasil
analisis ini didapatkan ρ Value 0.001. Terdapat 33 orang responden yang pernah
mengikuti pelatihan dan memiliki kinerja kerja yang cukup baik, dengan persentase
54
70.2 %. Sedangkan di sisi lain terdapat 14 responden yang pernah mengikuti
responden yang belum atau tidak pernah ikut pelatihan sebelumnya namun
memiliki kinerja yang cukup baik terdapat 35 orang dengan persentase 70.0 %,
sedangkan untuk responden yang belum atau tidak pernah ikut pelatihan
30.0 %. Dari hasil analisis ini didapatkan ρ Value yaitu 0.982. Terdapat 55
responden yang memiliki motivasi kerja yang cukup baik dengan kinerja yang cukup
pula, dengan persentase 71.4 %. Di sisi lain terdapat 22 responden yang memiliki
motivasi yang cukup baik namun kinerjanya masih kurang, dengan persentase 28.6
%. Untuk responden yang motivasinya kurang namun memiliki kinerja yang baik
motivasinya kurang dan kinerjanya pun masih kurang terdapat 7 orang, dengan
persentase 35.0 %. Dari hasil analisis ini didapatkan ρ Value yaitu 0.576. Terdapat
65 orang responden yang cukup disiplin dengan kinerja perawat yang cukup baik
pula, dengan persentase 69.9 %. Sedangkan untuk responden yang cukup disiplin
Untuk responden yang kurang disiplin namun kinerjanya cukup baik terdapat 3
orang, dengan persentase 75.0 %. Sedangkan untuk responden yang kurang disiplin
dan kinerjanya pun masih kurang terdapat 1 orang, dengan persentase 25.0 %. Dari
hasil analisis ini didapatkan ρ Value yaitu 0.827. Terdapat 35 responden yang setuju
bahwa fasilitas yang cukup memadai ada kaitannya dengan kinerja perawat yang
responden yang setuju bahwa meskipun fasilitas cukup memadai namun hal
55
tersebut tidak menjamin kinerja perawat, dengan persentase 20.5 %. Di sisi lain,
namun tidak ada hubungannya dengan kinerja yang ada, dengan persentase 62.3
%. Terdapat 20 responden yang setuju bahwa fasilitas yang kurang ada kaitannya
dengan kinerja yang ada, dengan persentase 37.7 %. Dari hasil analisis ini
didapatkan ρ Value yaitu 0.064. Terdapat 49 responden yang setuju bahwa ada
hubungan dengan kinerja perawat yang cukup baik, dengan persentase 67.9 %.
kepemimpinan tidak ada hubungannya dengan kinerja yang kurang baik, dengan
persentase 32.1 %. Dari hasil analisis ini didapatkan ρ Value yaitu 0.758.
a. Simpulan
56
9. Tidak terdapat hubungan bermakna antara motivasi kerja dengan kinerja
10. Tidak terdapat hubungan bermakna antara disiplin kerja dengan kinerja perawat
11. Tidak terdapat hubungan bermakna antara fasilitas kerja dengan kinerja
b. Saran
1. Bagi Perawat
Sebaiknya sebagai seorang insan yang bergelut dalam profesi yang mulia,
profesionalitas.
perawat terutama dalam menciptakan iklim kerja yang baik agar dapat tercapai
kinerja yang baik dan maksimal demi kualitas pelayanan kesehatan yang prima.
57
pelayanan kesehatan sebagai salah satu sarana pelayanan yang setia
58