Anda di halaman 1dari 5

A.

Pendahuluan
Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi
serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam undang-undang Nomor 23
tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang pusat
kesehatan masyarakat, pasal 4 disebutkan bahwa puskesmas mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia berdampak terhadap
terjadinya penurunan angka kelahiran, angka kesakitan, dan angka kematian serta
peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir. Meningkatnya UHH saat lahir
dari 68,6 tahun pada tahun 2004, menjadi 69,8 tahun pada tahun 2010 (Badan Pusat
Statistik 2005), dan menjadi 70,8 tahun pada tahun 2015 (Proyeksi Penduduk
Indonesia 2010-2035, Badan Puast Statistik 2013) dan selanjutnya diproyeksikan
terus bertambah, mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk lanjut usia secara
signifikan dimasa yang akan datang.
Hasil sensus penduduk 2010 menunjukan bahwa Indonesia termasuk lima
besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia, yang
mencapaii 18,1 juta jiwa atau 7,6 persen dari total penduduk. Badan Pusat Statistik
(2013) memproyeksikan, jumlah penduduk lanjut usia (60+) diperkirakan akan
meningkat menjadi 27,1 juta jiwa pada tahun 2020, menjadi 33,7 juta jiwa pada tahun
2025 dan 48,2 juta jiwa tahun 2035.
A. Latar Belakang
Indonesia termasuk negara berpenduduk struktur tua, karena persentase
penduduk lanjut usia yang telah mencapai di atas 7% dari total penduduk. Keadaan
ini berkaitan dengan adanya perbaikan kualitas kesehatan dan kondisi sosial
ekonomi masyarakat. Dengan bertambahnya usia, fungsi fisio;logis mengalami
penurunan akibat proses degeneratif (penuaan), sehingga penyakit tidak menular
banyak muncul pada lanjut usia.
Salah satu sasaran dari Renstra Kemenkes tahun 2010-2014 adalah
meningkatkan UHH dari 70,6 tahun menjadi 72 tahun pada tahun 2014. Makin
bertambah usia seseorang makin banyak mengalami permasalahan, termasuk yang
paling mendasar yaitu masalah kesehatan, sehingga membutuhkan pembinaan
kelompok pra lansia dan lansia.
Menurut Susenas 2014, angka kesakitan penduduk lanjut usia sebesar
25,05% artinya bahwa dari setiap 100 orang lanjut usia terdapat 25 orang
diantaranya mengalami sakit. Penyakit terbanyak pada lanjut usia berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar tahun 2013 adalah hipertensi (57,6%), artritis (51,9%), stroke
(46,1%), masalah gigi dan mulut (19,1%), penyakit paru obstruktif menahun (8,6%)
dan diabetes melitus (4,8%). Penanganan kasus penyakit tersebut di atas
kelihatannya tidaklah mudah karena penyakit pada lanjut usia umumnya merupakan
penyakit degeneratif, kronis, multio diagnosis, yang penanganannya membutuhkan
waktu lama dan biaya tinggi, sehingga akan menjadi beban yang sangat berat bagi
masyarakat.
Puskesmas merupakan unit terdepan dalam pelayanan kesehatan asyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebutt puskesmas diharapkan mampu melakukan upaya
promotif, preventif, dan kuratif terhadap pelayanan kesehatan lanjut usiadi pelayanan
tingkat dasar. Upaya promoitif dan preventif yang dilakukan meliputi penyuluhan,
pencegahan, peningkatan dan detekssi dini kesehatan pada lanjut usia. Upaya kuratif
yang dilakukan di puskesmas adalah melakukan pengobatan awal sebelum dirujuk ke
rumah sakit dan melanjutkan pengobatan atau terapi bagi pasien yang pulang dari
rumah sakit.
Sejalan dengan upaya pelayanan kesehatan di puskesmas maka penanganan
permasalahan kesehatan lanjut usia sebaiknya dilakukan secara profesional,
paripurna dan terpadu dengan memperhatikan aspek geriatri pada lanjut usia.
Berdasarkan hal tersebut, UPT Puskesmas Sigaluh 2 juga memeberikan
pelayanan yang dapat membantu mengurangi masalah kesehatan pada lansia, baik
yang bersifat promotif, preventif maupun kuratif. Kegiatan yang dinilai sangat
membantu dalam mengurangi masalah kesehatan lansia yaitu kegiatan posyandu
lansia, penyulluhan kesehatan, pelayanan kesehatan sesuai standar, dan konseling
kesehatan.
B. Tujuan umum dan tujuan khusus
1. Tujuan Umum
Deteksi dini kesehatan lansia
2. Tujuan Khusus
a. Mendeteksi penyakit hipertensi dengan mngukur tekanan darah
b. Mendeteksi penyakit diabetes melitus dengan pemeriksaan gula darah
c. Mendeteksi kadar kolesterol dalam darah
d. Mendeteksi gangguan mental emosional dan perilaku
e. Memberikan pelayanan rujukan
C. Tata Nilai Program
S : Sapa (Memberikan pelayanan dengan senyum dan sapa)

M : Mudah (sasaran mudah dalam menerima informasi)

A: Aman (Sasaran terhindar informasi yang keliru)

R : Ramah (Petugas ramah dalam memberikan Pelayanan pelayanan )

T : Terampil (petugas terampil dalam memberikan pelayanan)


D. Tata hubungan kerja Lintas Sektor dan Lintas Program.
No Lintas Program Lintas Sektor Peran
1. Pelayanan Melakukan pemeriksaan laboratorium gula
Laboratorium darah dan colesterol
2. Kepala Desa Membantu dalam pemberdayaan
masyarakat, penggerakan masyarakat, dan
pengambil kebijakan di tingkat desa
3. Kader Menggerakan peran serta
Kesehatan masyarakat,membantu pelaksanaan
Desa pelayanan kesehatan lansia sesuai standar
4. FKD Menggerakan peran serta masyarakat
5. PKK Menggerakan peran serta masyarakat
6. DKK Mengevaluasi kegiatan pelayanan
kesehatan lansia sesuai standar

E. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


No Kegiatan pokok Rincian kegiatan
1. Pemeriksaan tekanan darah Mengukur tekanan darah
Mencatat di KMS lansia
2. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan gula darah
sederhana Pemeriksaan kolesterol
Mencatat di KMS lansia
3. Pemeriksaan status mental Mengisi instrumen Abreviated mental test
emosional dan perilaku (ATM)
Menentukan status mental bemosional
4. Rujukan Menentukan diagnosa/ masalah
kesehatan lansia
Memberitahukan hasil diagnosa/ masalah
yang ditemukan bahwa harus dirujuk
Merujuk ke Puskesmas

F. Cara melaksanakan kegiatan/ Tahapan


1. Persiapan
a. Menentukan jadwal pelaksanaan pelayanan kesehatan lansia sesuai standar
b. Menentukan tempat pelaksanaan pelayanan kesehatan lansia sesuai
standar
c. Menentukan sasaran pelayanan kesehatan lansian sesuai standar
d. Menentukan petugas pelaksana pelayanan kesehatan lansia sesuai standar
e. Memberitahukan kepada lintas program dan lintas sektor
2. Pelaksanaan
Pelayanan kesehatan lansia sesusai standar dilakukan sesuai kewenangan oleh
dokter, bidan, perawat, nutrisionis/tenaga gizi, petugas laboratorium, kader
posyandu lansia/posbindu. Pelayanan kesehatan sesuai standar lansia
diantaranya:
a. Pemeriksaan tekanan darah untuk mendeteksi penyakit hipertensi
b. Pemeriksaan gula darah untuk mendeteksi penyakit diabetes melitus
c. Mendeteksi kadar kolesterol dalam darah
d. Pemeriksaan gangguan mental emosional untuk mendeteksi gangguan
mental emosional dan perilaku
e. Memberikan pelayanan rujukan kepada lanasia yang ditemukam masalah
kesehatan (hipertensi, DM, kolesterol tinggi, dan gangguan mental
emosional) ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu menanganinya.
G. Sasaran
Sasaran pelayanan kesehatan lansia sesuai standar adalah lansia usia 60
tahun ke atas yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sigaluh 2 berjumlah 1609
lansia, pelaksanaannya adalah disetiap desa dengan harapan 30% lansia
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
H. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Jadwal pelayanan kesehatan lansia sesuai standar dilakukan setiap setahun sekali

2018
No Desa ja ap ju ag
peb mrt mei jul sep okt nop des
n r n s
1 Pringamba x x
2 Sawal x x
3 Panawaren x x
4 Tunggara x x
5 Randegan x
6 Bojanegara x x

I. Sumber Biaya
Kebutuhan dana dan logistik untuk kegiatan pelayanan Kesehatan Lansia
sesuai standar disesuaikan dengan aggaran yang diambil dari JKN, APBD, dan
operasional
J. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Semua hasil kegiatan dilaporkan oleh pelaksana kegiatan ke pelaksana upaya.
K. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pelaporan dilakukan secara berjenjang dari tenaga pelaksana ke pelaksana
upaya kemudian kepada penanggung jawab UKM dilanjutkan kepada kepala
puskesmas setiap akhir tahun
KERANGKA ACUAN
PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR
UPT PUSKESMAS SIGALUH 2

Ditetapkan

Kepala UPT Puskesmas Sigaluh 2

Widya Ariyanti, S.Kep.Ners


NIP. 19710904 199103 2 007

PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA

DINAS KESEHATAN

UPT PUSKESMAS SIGALUH 2


Jl. Raya Wonosbo KM. 15 Bojanegara-Sigaluh

Banjarnegara 53481

Anda mungkin juga menyukai