Anda di halaman 1dari 15

Strategi Penurunan Jumlah

Anemia WUS dan Pemberian


Tablet Besi para pekerja
perempuan dalam mewujudkan
pekerja produktif di tempat kerja
 
Besaran masalah Anemia di
Indonesia

2018:
48.9%

•Anemia di Indonesia tinggi, pada semua kelompok


•Pada kelompok Wanita usia subur: 22.7%
•Pada ibu hamil 37.1% menjadi 48.9%
•Pada anak 12-59 bulan: 26.5% (perempuan) – 29.7% (laki-laki)
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah
atau konsentrasi hemoglobin (Hb) lebih rendah dari
seharusnya, yaitu (WHO 2019):
Hb <= 13 g/dL pd laki- laki dewasa
Hb <= 12 g/dL pd perempuan dewasa
Mengapa Hemoglobin (Hb)?
 
Hb merupakan pembawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh,
termasuk otak dan otot
Bila Hb rendah, oksigen yg dibawa kurang à jaringan kekurangan
oksigen à gejala 5 L (Letih, Lemah, Lesu, Lelah dan Lalai), pusing
(ber-putar2), nafas pendek, dll
Anemia terjadi secara pelan-pelan, sehingga gejalanya sering tidak
terasa , saat gejala terasa biasanya Anemia sudah cukup berat
Anemia secara global tinggi, demikian juga di Indonesia
Mengapa penyebab terbesar Anemia di Indonesia kekurangan Besi?
Pola makan berisiko defisiensi besi:
Sumber besi yg paling baik adalah pangan hewani (daging, ikan,
unggas) à disebut Besi Heme
Bahan makanan sebagian besar penduduk Indonesia berasal dari nabati (Besi non-
Heme), sementara zat besi dari nabati lebih sulit diserap dalam pencernaan
 
Akibatnya, rata-rata makanan penduduk Indonesia mengandung zat gizi besi lebih
rendah dari yang dibutuhkan untuk membentuk Hb
Penyebab Anemia?
Anemia secara langsung terutama disebabkan 2 hal
rendahnya asupan zat gizi yang penting untuk pembuatan darah (zat besi,
asam folat, vitamin B12 dan vitamin A)
meningkatnya pengeluaran zat gizi (melalui perdarahan karena
kecacingan, atau absorpsi besi menurun akibatnya banyaknya cacing di
usus; pecahnya sel darah merah karena malaria)
Di Indonesia sebagian besar anemia terjadi akibat
defisiensi/kekurangan zat besi à Mengapa?
Mengapa penyebab terbesar Anemia di Indonesia kekurangan Besi?
Pola makan berisiko defisiensi besi:
Sumber besi yg paling baik adalah pangan hewani (daging, ikan,
unggas) à disebut Besi Heme
Bahan makanan sebagian besar penduduk Indonesia berasal dari nabati (Besi
non-Heme), sementara zat besi dari nabati lebih sulit diserap dalam pencernaan
 
Akibatnya, rata-rata makanan penduduk Indonesia mengandung zat gizi besi
lebih rendah dari yang dibutuhkan untuk membentuk Hb
Prevalensi Anemia pada
WUS Tinggi dan
meningkat tajam pada Ibu
Hamil Ibu Hamil Anemia:
•37.1% (thn 2013)
•48.9% (thn 2018)

WUS tdk hamil yg Defisensi besi tp


tidak Anemia menjadi Anemia saat
hamil karena kebutuhan
meningkat, pola diet tetap, dan
konsumsi TTD rendah
Defsiensi Besi tanpa Anemia & Anemia Def. Besi
Anemia Defisiensi Besi pada umumnya terjadi melalui proses panjang, terjadi secara
pelan-pelan, sehingga gejalanya sering tidak terasa, saat gejala terasa biasanya Anemia
sudah cukup berat, kecuali yg disebabkan oleh sebab akut (perdarahan).
Didahului dengan menurunnya simpanan besi (Defisiensi Besi) untuk jangka waktu yang
relatif lama, tergantung persediaan dan kebutuhan tubuh
 
Periode defisiensi besi yang panjang sebelum terjadi anemia defisiensi besi
tidak diketahui tanpa pemeriksaan laboratorium
 
Bila gejala muncul (pucat, pusing, dll), biasanya anemia cukup parah
Diperkirakan prevalensi defisiensi besi (dengan atau tanpa anemia) adalah
kali prevalensi anemia
Contoh:
•Prevalensi Anemia pada WUS thn 2013 (22.7 %)
Di Indonesia sebesar + 63%-nya disebabkan defisiensi
besi (Anemia
Defisiensi Besi)
à Proporsi Anemia Defisiensi Besi di Indonesia: 22.7%
* 63% = 14.3%
à WUS yg Defisiensi Besi di Indonesia (dg atau tanpa
Anemia) :
2.5*13.9%= + 36 %
•Defisiensi Besi pada ibu hamil (48.9%) à
(48.9%*63%)*2.5= 77% ibu
hamil menderita defisensi besi, dengan atau tanpa
anemia

Anda mungkin juga menyukai