Anda di halaman 1dari 44

Cegah Anemia dan

Wujudkan Remaja Sehat,


Berprestasi dan Berseri
Rayna Anita, SKM,MPH
Disampaikan pada pertemuan “ Pembinaan Pemeriksaan
Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja”.
Pontianak 11 Agustus 2022
Sistematika
 Tentang Anemia
 Kondisi Anemia di Dunia dan Indonesia
 Mengapa Remaja?
 Strategi Penanggulangan Anemia Pada Remaja
 Apa yang diharapkan dari remaja, guru, orang tua dan
masyarkat dalam pencegahan dan penanganan Anemia
 Kesimpulan
Apakah Anemia?
Sel darah
Anemia adalah keadaan merah
dimana jumlah sel darah
merah atau konsentrasi
hemoglobin (Hb) lebih
rendah dari seharusnya,
yaitu:

• Hb <= 13 g/dL pd laki-


laki dewasa
Pembuluh
• Hb <= 12 g/dL pd darah
perempuan dewasa
• Hb <= 11 g/dL pd
Ibu Hamil
Gejala Anemia
 Hb merupakan kurir/pembawa oksigen ke seluruh
jaringan tubuh, termasuk otak dan otot, sehingga gejalanya
terkait dg kekurangan oksigen di berbagai jaringan organ

 GEJALA:
Bila Hb rendah → oksigen yg dibawa kurang → jaringan,
misalnya otak dan otot, akan kekurangan oksigen → gejala
muncul terkait kurangnya oksigen, antara lain 5 L (Letih,
Lemah, Lesu, Lelah dan Lalai), dan pusing (ber-putar2)
Pada anemia berat muncul gejala pucat dan nafas pendek

 Anemia terjadi secara pelan-pelan, sehingga gejalanya sering


tidak terasa. Saat gejala terasa biasanya Anemia sudah cukup
berat
Penyebab Anemia?
Anemia secara langsung terutama disebabkan 3 hal
1. rendahnya asupan zat gizi (zat besi, asam folat, vitamin B12
dan vitamin A) yang penting untuk pembuatan darah, dan zat
gizi lainnya yang terkait dg
2. meningkatnya pengeluaran zat gizi (contoh: perdarahan akut
krn luka; perdarahan karena cacingan atau absorpsi besi
menurun akibat banyaknya cacing di usus)
3. rusaknya/pecahnya sel darah merah, misalnya karena malaria,
thalassemia; atau penyakit karena sebab lainnya seperti
penyakit TBC
Mengapa penyebab terbesar Anemia di
Indonesia
adalah Anemia Defisiensi Besi ADB)?
 Pola makan yg berisiko defisiensi besi:
Sumber besi yg paling baik adalah pangan hewani (daging,
ikan, unggas) → disebut Besi Heme
Bahan makanan sebagian besar penduduk Indonesia berasal dari
nabati (Besi non-Heme), sementara zat besi dari nabati ini sulit
diserap dalam pencernaan
Akibatnya, rata-rata makanan penduduk Indonesia mengandung
zat gizi besi lebih rendah dari yang dibutuhkan untuk
membentuk Hb

 Cacingan
Prevalensi Anemia pada Remaja di
Indonesia
Satu dari 3 anak
remaja di Indonesia
menderita Anemia.
Terjadi kenaikan
prevalensi Anemia
dari 6.9% menjadi
32% antara tahun
2007 sp 2018 pada
remaja usia 15-24
tahun
Prevalensi Anemia global pada Wanita Usia
Subur
(WUS – 15-49 thn)
Indonesia masuk
dalam kelompok
negara dg
masalah kesmas
“sedang”
berdasarkan
prevalensi
Anemia
PROSES TERJADINYA DEFISIENSI BESI & ANEMIA
DB

Defisiensi Besi Ringan

Defisiensi Besi Sedang

Defisiensi Besi Berat

Anemia Sedang
Anemia Ringan

Anemia Berat
Overload

Normal

Tidak Anemia tetapi Defisiensi Besi

Periode defisiensi besi yang panjang sebelum


terjadi anemia defisiensi besi tidak dapat
diketahui tanpa pemeriksaan laboratorium
Periode defisiensi besi yang panjang
sebelum terjadi anemia defisiensi besi tidak
dapat diketahui tanpa pemeriksaan
laboratorium, sementara defisiensi besi
walaupun TANPA anemia sudah dapat
menimbulkan konsekuensi kesehatan
Defsiensi Besi tanpa Anemia & Anemia Defsiensi
Besi
 Defisiensi Besi, walaupun belum menjadi anemia, dapat
mempengaruhi fungsi tubuh karena terbatasnya oksigen pada
keadaan tertentu, spt meningkatnya aktivitas fisik dan belajar
pada remaja
 Anemia Defisiensi Besi pada umumnya terjadi melalui proses
panjang, kecuali yg disebabkan oleh sebab akut (perdarahan)
 Didahului dengan menurunnya simpanan besi (Defisiensi
Besi) untuk jangka waktu yang relatif lama, tergantung
persediaan dan kebutuhan tubuh
 Diperkirakan prevalensi defisiensi besi (dengan atau tanpa
anemia) adalah 2.5 kali prevalensi anemia
Defisiensi besi tanpa Anemia sudah
dapat memberikan dampak negatif:
Menurunnya Kebugaran
Menurunnya Produktivitas
Menurunnya Kemampuan kognittif
Bila hamil → janin yg dikandung berisiko
menderita ADB pada usia dini karena bayi
dilahirkan dengan persediaan besi yg rendah
Diagram Konseptual Hubungan Defisiensi Besi dan
Anemia pada Populasi Hipotetis

Populasi Diperkirakan
Prevalensi
Total Defisiensi Besi=
Defisiensi Besi
Tanpa Anemia 2.5 X Prevalensi
Anemia Defisiensi
Besi (ADB)
Anemia
Defisiensi Catatan: bukan 2.5 X
Prevelensi Anemia
Besi
Anemia
Contoh:
Prevalensi Anemia thn 2018 pada remaja 32 %.
Di Indonesia sebesar + 63%-nya disebabkan defisiensi
besi (Anemia Defisiensi Besi)

→Proporsi Anemia Defisiensi Besi di


Indonesia: 32 % * 63% = 20.16 %
→Proporsi remaja puteri yg Defisiensi Besi di
Indonesia
(dengan atau tanpa Anemia) : 2.5*20.16%= +
50.4 %
Mengapa pada Remaja
terutama Remaja Puteri
Anemia sangat penting?
Remaja terutama remaja putri mudah
mengalami Anemia. MENGAPA?
1. Remaja sedang tumbuh cepat dan aktivitasnya meningkat, sehingga
kebutuhan zat gizi, termasuk zat besi dan zat gizi terkait lainnya,
meningkat. Meningkatnya kebutuhan ini belum tentu dapat dipenuhi
melalui asupan yg adekuat → Risiko Anemia
2. Remaja putri yang sudah mengalami haid akan kehilangan darah
setiap bulan sehingga membutuhkan zat besi lebih banyak
dibanding remaja putra → Risiko Anemia
3. Sebagian Remaja putri kadang-kadang mengalami gangguan
haid seperti haid yang lebih lama dari biasanya atau lebih
banyak dari biasanya → Risiko Anemia
3. Banyak remaja putri melakukan diet yang keliru yang bertujuan
untuk menurunkan berat badan, diantaranya mengurangi asupan
protein hewani, padahal protein terutama protein hewani
dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin darah → Risiko Anemia
MENGAPA ANEMIA PENTING?
Pada anemia, jaringan - termasuk otak dan otot, akan
mengalami kekurangan Oksigen, dan akan menyebabkan
gangguan fungsi berbagai organ

Risiko pada Remaja Remaja Puteri Bila hamil

Menurunkan
konsentrasi Menurunkan produktivitas
belajar/pekerjaan Risiko thd Ibu
dan bayinya
Menurunkan Mudah menderita penyakit
“kebugaran tubuh” infeksi karena turunnya
Turunnya imunitas imunitas

Prestasi sekolah/kerja rendah


Anemia Defisiensi Besi pada kehamilan menimbulkan
konsekuensi kesehatan:
 Kehamilan pada remaja puteri meningkatkan berbagai risiko tesehatan dan kematian →
remaja puteri biasanya sedang tumbuh cepat, sehingga rematri yg hamil memerlukan
asupan untuk pertumbuhannya sendiri maupun untuk pertumbuhan bayinya → risiko
hambatan pertumbuhan ibu & janin
 Risiko perdarahan saat bersalin → meningkatkan risiko kematian ibu
 Pertumbuhan tinggi badan rematri berhenti/terhambat
 Menghambat pertumbuhan janin :
→ bayi lahir prematur atau BBLR atau PBLR
→ risiko sakit → meninggal
→ risiko stunting pd usia bayi dan anak < 2 tahun (1000HPK), dan akibatnya thd:
 turunnya kecerdasan dan
 Risiko menderita Penyakit Tidak Menular (a.l. Hipertensi, Diabet, P’ Jantung,
dan Stroke) → Dampaknya thd 3 generasi, dari ibu ke cucunya
Konsekuensi kesehatan Defisiensi Besi dan
Anemia
Defisiensi Besi pada kehamilan :
Penting untuk diingat bahwa penurunan kemampuan kognitif/
kecerdasan dan risiko menderita PTM yang terjadi dalam kandungan
sampai bayi 2 tahun, yang tidak segera dikoreksi pada umur tsb,
pada umumnya bersifat permanen/tidak dapat kembali normal dan
terbawa hingga dewasa

Bayi yang dilahirkan ibu yang menderita Defisiensi Besi (dg


atau tanpa Anemia): Bayi tsb mempunyai Persediaan Besi
dalam tubuh yg lebih rendah → anemia pada usia sedini 6
bulan
→ IQ dapat turun sp 12 poin
STRATEGI
PENCEGAHAN
ANEMIA
Strategi Penanggulangan Anemia Pada Remaja
 Jika terdeteksi anemia apa yang harus dilakukan?
 Rujuk ke Puskesmas atau Faskes lainnya untuk menentukan penyebab Anemia
 Patuh terhadap pengobatan oleh Dokter
 Perbaiki pola makan
 Jika hasil skrining kesehatan tidak anemia apakah tetap mengkonsumsi TTD? YA.
Selain itu, minum TTD tidak harus didahului pemeriksaan Hb → Mengapa?
 Karena prevalensi Anemia di Indonesia tinggi
 Walaupun tidak anemia, belum tentu tidak defisiensi besi: defisiensi besi tanpa anemia
2.5 X ADB → sehingga perlu konsumsi TTD → maka WHO menganjurkan remaja puteri
mengonsumsi TTD dg cara/dosis sesuai rekomendasi
 Bila tidak Anemia, besi yang diserap akan disimpan sebagai cadangan. Bila cadangan
cukup, absorpsi besi sedikit, dan dibuang
 Pemeriksaan Hb diperlukan untuk mengetahui hasil pemberian TTD sebelum dan
sesudah konsumsi selesai
Bagaimana mencegah Anemia?

1. POLA MAKAN bergizi seimbang


 Mengonsumsi makanan kaya zat besi → makanan hewani (daging, unggas,
ikan)
 Mengonsumsi makanan yang meningkatkan absorbsi zat besi, seperti jeruk,
vitamin C, dan makanan hewani (Faktor MFP – meat, fish, poultry)
 Jangan mengonsumsi teh, kopi atau susu bersamaan dengan saat makan atau
segera setelah makan karena akan menghambat penyerapan zat besi dari
makanan. Beri jeda sekitar 2 jam sebelum atau sesudah makan jika ingin
mengonsumsi teh, kopi atau susu
2. KONSUMSI TTD
3. Mencegah terjadinya/Mengobati penyakit penyebab: Cacingan;
Malaria
1. POLA MAKAN
BERGIZI
SEIMBANG
Empat pilar Gizi Seimbang
Konsumsi beragam makanan

Perilaku hidup bersih

Melakukan aktivitas fisik

Mempertahankan berat
badan normal
Bagaimana mencegah Anemia?

Mengonsumsi makanan
ber-Gizi Seimbang,
termasuk didalamnya
makanan kaya sumber zat
besi baik yang berasal
dari sumber makanan
hewani maupun nabati
Kebutuhan Makanan berdasarkan Porsi:
anak remaja 7-9 dan 10-12 tahun
(Kemenkes RI, 2014)

Kebutuhan sumber
protein, besi, dan
vitamin meningkat
untuk
pertumbuhan

Ukuran porsi bisa dicek di buku PGS, Kemenkes RI


2014
Kebutuhan Makanan berdasarkan Porsi: anak
remaja 13-15 tahun
(Kemenkes RI, 2014)

Kebutuhan sumber
energi (nasi dan
minyak) pada anak
laki-laki meningkat
karena aktivitasnya
Kebuthan daging
sumber besi
meningkat

Ukuran porsi bisa dicek di buku PGS, Kemenkes RI


2014
Kebutuhan Makanan berdasarkan Porsi: anak remaja
16-18 tahun
(Kemenkes RI, 2014)

Kebutuhan sumber
energi (nasi) pada
anak laki-laki masih
meningkat karena
aktivitasnya

Ukuran porsi bisa dicek di buku PGS, Kemenkes RI


2014
Pilar pertama Gizi Seimbang: Beragam
Contoh pangan kurang sumber Besi
Meningkatkan penyerapan besi non-Heme? → Kombinasi makanan
dg faktor yg mempengaruhi Penyerapan Besi dari
Sumber Nabati

Faktor MFP Sumber


(Meat, Fish, Poultry) vitamin C
Hindari makan bersamaan dg
faktor penghambat penyerapan Besi
non-Heme

• Penghambat Kaya Fitat: Kedele,


penyerapan: Kalsium, kacang merah,
Fosfor, Serat, Fitat kacang, dll

• Mengikat besi dan


denature protein:
Tannin (Teh hitam, Kopi)
• Mengikat &
menghambat absorpsi:
Fitat

Kaya Serat
2. Konsumsi
TTD
Bila pola makan sehari-hari berasal dari pangan yang
miskin sumber zat besi, maka dianjurkan mengonsumsi
Tablet Tambah Darah sesuai anjuran

→ Untuk Indonesia sangat penting karena sebagian


besar masyarakat Indonesia sedikit/jarang makan
pangan sumber hewani
Tablet Tambah Darah

Apakah Tablet Tambah Darah (TTD)?


Tablet Tambah Darah (TTD) adalah suplemen yang berisi zat besi dan asam
folat yang berfungsi untuk membantu membentuk hemoglobin darah.

Siapa yang harus minum Tablet Tambah Darah (TTD)?


 Remaja
 Calon pengantin
 Ibu hamil dan nifas
 Wanita usia subur lainnya (usia > 19 tahun tidak hamil), karena masih
haid
Cara Minum
TTD?
 Bagi remaja putri yang tidak Anemia:
 Minum 1 TTD setiap minggu, selama
satu tahun (52 tablet)
 Untuk pengobatan bagi remaja putra
dan putri yang anemia, dianjurkan
untuk konsultasi ke dokter
 Cara mendapatkan:
Puskesmas/Dokter
Beli di Apotik (bisa TTD atau
multivitamin yang kandungan besi
elementalnya minimal 30 mg)
Apakah TTD Berbahaya?

 TIDAK, bila diminum sesuai anjuran, kecuali untuk


mereka yg menderita penyakit darah tertentu spt
Thalassemia dan Hyperchromatosis

Pada kasus malaria minum TTD harus dg pemantauan


intensif dari tenaga Kesehatan: bila sedang menderita
Malaria, TTD dihentikan, dan diberikan Kembali bila
sudah sembuh

MENGAPA TIDAK BERBAHAYA?


MENGAPA MINUM TTD TIDAK BERBAHAYA ?

▪ Tubuh mempunyai kemampuan/mekanisme pengaturan


penyerapan besi ke dalam tubuh (Sifat OTO REGULASI)

→ Bila tubuh mempunyai cadangan zat besi yang cukup,


maka besi dari makanan atau TTD hanyalah sedikit yang
diserap, sisanya dibuang melalui faeces
→ Sebaliknya bila tubuh kekurangan zat besi,atau bahkan
sudah menderita anemia, maka zat besi yang diserap
lebih banyak
Gejala yg mungkin timbul saat mengonsumsi TTD:
Gejala yang sering muncul adalah perut perih, mual,
sembelit, dan kotoran berwarna hitam

Gejala ini pada umumnya tidak berbahaya, dan biasanya


setelah beberapa waktu gejala ini berkurang

Untuk mengurangi gejala ini, minumlah TTD kira-kira 1 jam


setelah makan malam sebelum tidur agar zat besi bekerja
saat kita tidur, dan efek samping tidak terasa.
Mitos yg SALAH tentang Minum
TTD
 Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi → penyebab Tekanan Darah Tinggi adalah
gangguan sirkulasi, penyakit ginjal dan penyebab lainnya
 Menyebabkan Kebanyakan Darah → penyebab kebanyakan darah,
hemochromatosis, adalah genetik
 TTD adalah Obat → TTD tidak sama dengan obat.
Karena kalau dianggap obat:
Bila efeknya tidak segera terasa, maka berhenti minum TTD, padahal efek minum
TTD baru terasa setelah minum beberapa kali
Sebaliknya , bila merasa sudah sehat walaupun belum mencapai jumlah yg
dianjurkan, berhenti minum TTD
 Efek Samping TTD berbahaya → tidak berbahaya dan biasanya efek
samping semakin ringan
Mengapa minum TTD harus sejumlah yang
direkomendasikan?

 Pemberian TTD sampai jumlah tertentu akan meningkatkan kadar Hb,


yang menunjukkan kadar Hb yang beredar didalam sirkulasi darah cukup.
Namun, Hb normal belum berarti tubuh kita sudah bisa mempertahankan
kadar Hb, bila persediaan besi untuk pembuatan Hb tidak cukup
 Oleh karena itu, jumlah pemberian TTD tidak hanya untuk menaikkan Hb
tetapi juga untuk meningkatkan simpanan besi agar tubuh bisa
memproduksi sel darah merah sesuai kebutuhan. Jadi, setelah Hb
mencapai kadar normal, minum TTD tetap diteruskan untuk
meningkatkan simpanan
 Simpanan akan bermanfaat sebagai sumber zat besi tubuh bila tiba-tiba
kebutuhan besi meningkat, misalnya mengalami perdarahan, aktivitas
fisik meningkat, dan sakit
3. Mencegah terjadinya/Mengobati
penyebab Anemia

 Pola hidup bersih untuk mencegah penyakit,


termasuk Cacingan
 Minum obat cacing secara berkala (setiap 6 bulan)
 Mencegah Malaria (kelambu, dll)
 Mengobati Malaria
Cara tercepat mengobati Anemia defisiensi besi?
 Konsumsi TTD, karena besi dibutuhkan untuk membuat sel darah
merah, dan membawa oksigen
 Diiringi dengan makan beragam dan seimbang, pastikan makanan
kaya sumber zat besi dan vitamin B12, dan asam folat
 Makan makanan kaya protein, vitamin C dan vitamin A
 Protein juga mentransportasikan besi didalam darah, karena transferrin
(bentuk besi yang ditransportasikan) berikatan dg protein
 Protein dan vitamin C akan mempermudah absorpsi besi
 Vitamin A meningkatkan pembentukan sel darah merah
dan melepaskan besi kedalam darah dari simpanannya
 Mengobati penyebab bila ada
Peran Tenaga Kesehatan, Remaja, Guru, Orang tua dan Masyarakat,
Bersama-sama sector Kes dan Pemda dlm pencegahan/penanganan Anemia

Guru, antara lain: Remaja, antara lain:


 Memberikan motivasi kepada siswa  mempraktekkan pola
ttg konsumsi TTD dan kesehatan makan bergizi seimbang
TENAGA KESEHATAN: remaja dengan 4 pilarnya, dan
saling menularkan kepada
 Memperkuat fungsi UKS dan
Memberikan edukasi partisipasi siswa temannya
kepada guru dan  Mengonsumsi TTD sesuai
kader agar mempunyai  Memberikan pemahaman dan anjuran
motivasi kepada orang tua ttg bahaya
pemahaman yang anemia dan manfaat pola makan
cukup dan benar Orang tua, antara lain:
berigizi seimbang, dan manfaat  Memotivasi/mengingatkan
tentang anemia, konsumsi TTD agar dapat memotivasi
anaknya anaknya tentang pola
bahayanya dan cara makan dan konsumsi TTD
pencegahannya
Masyarakat, antara lain:
 Kader, PKK dan kelompok masyarakat saling mendukung dalam upaya
menurunkan anemia pada remaja dan kelompk lainnya melalui
Posyandu, karang taruna, dll
KESIMPUL
AN
Prevalensi Anemia pada Remaja Dibutuhkan dukungan semua
di Indonesia tinggi, dan naik pihak, yaitu:
dalam 5 tahun terakhir, yang  Remaja
meningkatkan risiko:  Lingkungan di rumah
 Oksigen ke otak, otot dan organ  Kelompok sebaya
lain kurang  Sekolah
 Risiko kurang sehat  Masyarakat
 Produktivitas rendah Bekerjasama dengan sektor
 Prestasi rendah Kesehatan dan pemerintah daerah
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai