LK Apras Pebbin OK Print
LK Apras Pebbin OK Print
Disusun oleh:
Nama : Pebbin Kori Sari
NIM : 221004615901112
TAHUN 2023
Menyetujui
ii
ii
iii
Menyetujui
Mengetahui, Diketahui,
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 3
1. Tujuan Umum 3
2. Tujuan Khusus 4
D. Manfaat 4
BAB II TINJAUAN TEORI 5
A. Balita 5
B. Diare 7
C. Diare Dehidrasi Ringan 11
D. Manajemen Asuhan Kebidanan 14
BAB III TINJAUAN KASUS 21
A. Data Subjektif 21
B. Data Objektif 24
C. Analisis 25
D. Penatalaksanaan 26
BAB IV PEMBAHASAN 27
BAB V PENUTUP 33
A. Kesimpulan 33
B.Saran 34
DAFTAR PUSTAKA
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar dengan konsistensi cair
lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Buang air besar yang
dan mukosa bibir kering, yang jika penanganannya tidak dilaksanakan secara
cepat dan tepat akan menyebabkan kematian. Diare disebabkan oleh faktor
(sayuran) dan kurang matang) dan faktor prsikologis (rasa takut dan cemas,
walaupun jarang jika terjadi pada anak dapat menyebabkan diare kronis).
Penyebab utama kematian yang disebabkan oleh diare adalah karena dehidrasi
kematian lain adalah disentri, kurang gizi dan infeksi yang serius seperti
perpindahan air melalui membrane usus berlangsung secara pasif dan hal ini
ditentukan oleh aliran larutan secara aktif maupun pasif, terutama natrium,
s/d 2010 terlihat kecenderungan insidens diare naik. Pada tahun 2000Inftant
1
2
Rate (IR) penyakit diare 301/1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi
yaituBAB 4-10 kali dengan konsistensi cair dan disertai kehilangan cairan 5%
kehilangan cairan<5% BBnya(Depkes RI, 2008). Tanda dan Gejala Diare yang
biasa dialami balita menurut Dewi(2013), yaitu: Cengeng dan gelisah suhu
meningkat, nafsu makan menurun, tinja cair kadang disertai lender dandarah,
warna tinja lama kelamaan berwarna hijau karena bercampur dengan empedu,
anus lecet, tinja lama kelamaan menjadi asam (karena banyaknyaasam laktat
menurun, mata dan ubun-ubun cekung, selaput lendir dan mulut juga kulit
oleh diare yaitu : Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit, renjatan
dehidrasi ringan sesuai dengan pedoman penanganan balita sakit dengan kasus
diare dehidrasi ringan yang tercantum dalam bagan Manajemen Terpadu Balita
Asuhan Kebidanan Pada Balita An. “K” dengan Diare Dehidrasi Ringan. Pada
kasus ini diangkat dengan tujuan agar dapat memberikan asuhan kebidanan
B. Rumusan Masalah
pada Bayi, Balita dan Apras di Puskesmas Rimbo Bujang IX Kabupaten Tebo
Tahun 2023.
C. Tujuan
1. TujuanUmum
melaksanakan asuhan kebidanan pada Bayi, balita dan apras dengan diare
4
2. TujuanKhusus
D. Manfaat Laporan
1. Bagi Mahasiswa
pelaksanaan asuahan kebidananp ada bayi, balita dan apras dengan diare,
kebidanan yang benar bagi bayi, balita dan apras dengan diare.
2. Bagi Instansi
kebidanan dan mengetahui perawatan yang tepat pada pasien bayi, balita
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Balita
motoriknya berjalan lebih cepat. Pada masa ini anak bersifat keakuan yang kuat
(Susilaningrum dkk,2013).
meliputi:
1) Berat badan 3 kali berat badan waktu lahir, gigi bagian atas dan
berjalan dengan bantuan, sudah bisa berdiri dan duduk sendiri, mulai
5
6
b. Umur 15 bulan
c. Umur 18 bulan
1) Mulai berlari tetapi masih sering jatuh, menarik narik mainan, mulai
d. Umur 24 bulan
1) Berlari sudah baik, dapat naik tangga sendiri dengan kedua kaki tiap
tahap.
e. Umur 36 bulan
1) Sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan, memakai baju dengan
gigi.
f. Usia 4 tahun
g. Usia 5 tahun
secara bergantian.
B. Diare
2. Definisi
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair.Diare dapat
juga didefinisikan sebagai Buang Air Besar (BAB) yang tidak normal dan
pengeluaran fases yang tidak normal, yaitu BAB 4-10 kali dengan
fases yang berbentuk cair dengan frekuensi yang lebih banyak yaitu 4-10
kali.
3. Etiologi
a. Infeksi
8
b. Malabsorbsi
2) Lemak.
3) Protein.
4. Patogenesis
usus, isirongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit
b. Suhu meningkat
e. Anus lecet
empedu
yang keluar).
10
5. Komplikasi Diare
mengalami kelaparan.
a. Beri ASI lebih lama pada setiap kali pemberian (bila masih diberi ASI)
(Susilaningrumdkk,2013).
11
b. Jika diberi ASI eksklusif, berikan oralit atau air matang sebagai
tambahan (Susilaningrum,2013).
c. Jika tidak memperoleh ASI eksklusif, berikan salah satu cairan berikut
d. Ukur suhu tubuh, denyut jantung, dan respirasi setiap jam untuk deteksi
- Satu bungkus oralit masukkan kedalam 200ml (satu gelas) air matang
g. Bila keadaan anak tidak membaik dalam 5 hari atau bahkan memburuk,
1. Pengertian
Diare dengan dehidrasi ringan adalah pengeluaran feses yang tidak normal,
yaitu BAB 4-10 kali dengan konsistensi cair dan disertai kehilangan cairan
2. Tanda Gejala
Tanda dan gejala pada balita yang mengalami diare dan dehidrasi ringan
yaitu:
- Mata cekung
- Suhu meningkat
- Kesadaran composmentis(Matondangdkk,2013).
(Susilaningrumdkk,2013).
3. Komplikasi
Menurut Dewi (2010), komplikasi yang timbul dari diare dengan dehidrasi
ringan yaitu:
c. Kejang
d. Hipoglikemia
kelaparan.
bersikulasi ketubuh.
4. Penanganan
a. Berikan input jumlah kecil dan sering dari cairan jernih dingin, missal teh
b. Beri penjelasan pada ibu untuk menghindari beberapa hal, yaitu pemberian
cairan yang sangat dingin atau panas, makanan yang mengandung lemak
c. Ukur suhu tubuh, denyut jantung, dan respirasi setiap jam untuk deteksi dini
atas abdomen.
e. Beri terapi zink dan cairan serta makanan sesuai rencana terapi B
meliputi:
- Berikan oralit dan observasi selama 3 jam dngan jumlah 75 ml/kg atau
14
f. Jika anak mempunyai klasifikasi berat lain rujuk segera, jika masih bisa
minum, berikan ASI dan larutan oralit selama perjalanan (Depkes RI, 2008).
h. Kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada perbaikan (Depkes RI, 2008).
D. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Bayi, Balita dan Apras dengan
diare Di Puskesmas Rimbo Bujang IX Tahun 2023.
1. Langkah I:Pengumpulan data dasar
a. Data subyektif
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), data subyektif adalah data
yang mencangkup identitas pasien.
1) Identitas Pasien
2) Anamnesa
a) KeluhanUtama
b) Riwayat kesehatan
- Imunisasi
- Riwayat penyakit yang lalu
- Riwayat kesehatan sekarang
- Istirahat/tidur
- Personal hygine
b. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
1) Keadaan umum
2) Kesadaran
3) Tanda-tanda Vital(TTV)
a) Suhu
b) Nadi
c) Pernafasan
d) BeratBadan
c. Pemeriksaan sistematis
1) Kepala
a) Mata
b) Mulut
2) Perut
3) Kulit
4) Anus
d. Pemeriksaanan topometri
1) Lingkar Kepala
3) Tinggi badan
4) Berat badan
f. Pemeriksaan penunjang
(Sulistyawati,2012).
a. Diagnosa Kebidanan
b. Masalah
masalah yaitu pasien tampak gelisah dan rewel karena rasa tidak nyaman
c. Kebutuhan
2) Berikan input jumlah kecil dan sering dari cairan jernih dingin,
(Susilaningrumdkk,2013).
yang dapat ditegakkan adalah diare dengan dehidrasi sedang (Dewi, 2010).
segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi
5. Langkah V: Perencanaan
teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan,
tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien tersebut, seperti
18
penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-
a. Ukur suhu tubuh, denyut jantung, dan respirasi setiap jam untuk deteksi
di atas abdomen.
c. Beri terapi zink dan cairan serta makanan sesuai rencana terapi B(Depkes
- Berikan oralit dan observasi selama 3 jam dngan jumlah 75 ml/kg atau
d. Jika anak mempunyai klasifikasi berat lain rujuk segera, jika masih bisa
(DepkesRI,2008).
19
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini
bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian
lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain (Surachmindari dan
Yulifah, 2013). Pada kasus diare dehidrasi ringan asuhan yang diberikan
sesuai perencanaan.
dianggap efektif jika memang sesuai dengan masalah dan diagnosis klien,
terhadap hasil asuhan yang telah diberikan, bidan juga dapat melakukan
(Susilaningrum dkk,2013).
(Depkes RI,2008).
21
BAB III
TINJAUAN TEORI
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA DENGAN DIARE
DI PUSKESMAS RIMBO BUJANG IX TAHUN 2023
A. Data Subjektif
1. Identitas Pasien
Nama Anak : An.“K”
Umur : 2 tahun 7 bulan
Anak ke- : Pertama
Jenis Kelamin :
Perempuan
Alamat : Jalan Teratai
Identitas Ibu Identitas Ayah
Nama : Ny.N Nama : Tn.D
Umur : 26 tahun Umur : 30
tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SI Pendidikan : SI
Pekerjaan : Honor Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Teratai Alamat : Jl.
Teratai
2. Anamnesa (Data Subyektif)
a. Alasan datang ke Puskesmas
Ibu mengatakan anaknya buang air besar3-4 kali sehari, badannya
lemes, gelisah, rewel, nafsu makan menurun, dan aktivitas menurun
sejak tadi pagi.
b. Riwayat Kesehatan
1) Imunisasi
21
22
1) Yang mengasuh
Ibu mengatakan yang mengasuh anaknya yaitu ibu dengan
suami.
2) Hubungan dengan anggota keluarga
Ibu mengatakan hubungan dengan anggota keluarga lain sangat
baik.
3) Hubungan dengan teman sebaya
Ibu mengatakan anaknya senang bermain dengan teman sebaya.
4) Lingkungan rumah
Ibu mengatakan lingkungan rumah aman, bersih dan rapi
g. Pola kebiasaan sehari-hari (sebelum sakit dan selama sakit)
1) Nutrisi
Sebelum sakit: Ibu mengatakan makanan yang disukai anaknya
nasi dengan sayur sop, telur, dan kerupuk.
Minumnya susu, teh dan air putih dan ibu
mengatakan sebelum sakit makan pagi jam 07.30
WIB, siang jam 12.00WIB, malam jam 18.00
WIB
Selama sakit : Ibu mengatakan sejak tanggal 19 Juni 2023
anaknya tidak mau makan dan hanya minum 1
gelas sehari dan ibu mengatakan makan satu kali
sehari
2) Istirahat/tidur
5) Eliminasi
B. Data Objektif
1) KeadaanUmum : Sedang
2) Kesadaran : Composmentis
3) TTV : R : 35x/menit S:370C N:145x/menit
4) BB sebelum sakit : 14 kg
BB selama sakit : 13,5kg
5) Pemeriksaan Sistematik
a) Kepala : Bersih, rambut lurus berwarna hitam, ubun- ubun
cekung
25
C. Analisa Data
Tanggal : 20 Juni 2023
Pukul : 10.10 WIB
1. Diagnosa Kebidanan
Balita An. “K”Umur 2 tahun 7 bulan dengan diare dehidrasi ringan
2. Masalah
Pasien tampak gelisah dan rewel karena tidak nyaman pada perutnya
akibat diare
3. Kebutuhan
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
26
D. Pelaksanaan
Tanggal : 20 Juni 2023
Pukul : 10.10WIB
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam BAB ini penulis aka membahas kesesuaian dan kesenjangan yang
terjadi dilapangan selama melakukan Asuhan Kebidanan Bayi, Balita dan Apras
An. K umur 2 tahun 7 bulan dengan Diare dehidrasi ringan yang dikaji pada
Data yang dikumpulkan adalah data yang tepat yaitu data yang relevan
dengan situasi yang sedang ditinjau atau data yang memiliki berhubungan
dengan situasi yang ditinjau. Tehnik pengumpulan data ada tiga, yaitu: observasi,
(bunyi batuk, bunyi napas), penciuman (bau nafas, bau luka) serta perabaan
Hal yang perlu dikaji pada langkah ini meliputi data subjektif dan
objektif. Data subjektif menurut Susilaningrum dkk (2013), pada kasus diare
dengan dehidrasi ringan pasien buang air besar 4-10 kali konsistensi cair, bayi
gelisah dan rewel, balita sering haus dan banyak minum aktivitas berkurang,
nafsu makan menurun. Menurut Dewi (2010), mata pada kasus balita diare
dehidrasi ringan bentuk kelopak mata balita cekung. Mulut pada kasus balita
dengan diare dehidrasi ringan mulut dan lidah kering. Perut pada kasus balita
dengan diare dehidrasi ringan perut mengalami bising usus. Kulit pada kasus
diare dehidrasi ringan turgor kembali lambat bila cubitan kembali dalam waktu
dua detik dan dilakukan pemeriksaan lab feses dan dilakukan pemeriksaan kultur
27
28
tinja, Ph, leukosit, glukosa dan adanya darah baik secara makroskopi maupun
Sedangkan pada kasus asuhan kebidanan balita sakit pada An. “K”umur 2
tahun 7 bulan dengan diare dehidrasi ringan didapatkan data subjektif yaitu
alasan datang ke puskesmas. Ibu mengatakan anaknya buang air besar 3-4 kali
sehari, badannya lemes, gelisah, rewel, nafsu makan menurun, dan aktivitas
menurun sejak tadi pagi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kepala ubun-ubun
cekung, mata cekung, mulut dan lidah kering, perut bising usus meningkat serta
terjadi distensi, kalau di cubit kembalinya lama, turgor kulit kembali lambat bila
cubitan kembali dalam waktu dua detik dan tidak dilakukan pemeriksaan
laboratorium.
masalah yaitu pasien tampak gelisah dan rewel karena rasa tidak nyaman pada
gangguan masalah pasien tampak gelisah dan rewel karena tidak nyaman pada
perutnya akibat diare. Pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan
praktek dilahan. Pada kasus diare dehidrasi ringan pasien membutuhkan: Beri
kebutuhan rasa nyaman pada balita, berikan input jumlah kecil dan sering dari
cairan jernih dingin, beri penjelasan pada ibu untuk menghindari beberapa hal,
yaitu pemberian cairan yang sangat dingin atau panas, makanan yang
29
tahun 7 bulan dengan diare dehidrasi ringan. Masalah yang muncul pada An.
“K” umur 2 tahun 7 bulan adalah pasien tampak gelisah dan rewel karena tidak
nyaman pada perutnya akibat diare. Kebutuhan An. “K” dengan diare dehidrasi
ringan yaitu memberi kebutuhan rasa nyaman pada balita, memberikan input
jumlah kecil dan sering dari cairan jernih dingin, memberi penjelasan pada ibu
untuk menghindari beberapa hal yaitu pemberian cairan yang sangat dingin atau
panas, makanan yang mengandung lemak atau serat, makanan yang mengandung
siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi (Asri dan Clervo,
yang ditegakkan adalah diare dengan dehidrasi sedang tetapi tidak muncul
tepat. Sehingga dalam langkah ketiga ini tidak ditemukan kesenjangan antara
Pada kasus An. “K” antisipasi yaitu berikan obat yaitu :cotri syrup 60mg
3x1 1 sendok takar, diaform 500mg dan B-Complex 36mg dijadikan puyer 3x1,
diberikan setelah buang air besar.Sehingga pada langkah antisipasi tidak terdapat
30
kesenjangan. Pada kasus dehidrasi ringan rencana asuhan yang ditetapkan yaitu:
ukur suhu tubuh, denyut jantung, dan respirasi setiap jam untuk deteksi dini
menyenangkan dan bau tidak sedap dari lingkungan pasien, beri terapi zink dan
dan observasi selama 3 jam dengan jumlah 75 ml/kg atau berdasarkan usia anak,
ajarkan pada ibu cara membuat dan memberikan oralit, lakukan penilaian setelah
anak diobservasi 3 jam, jika anak mempunyai klasifikasi berat lain rujuk segera,
jika masih bisa minum, berikan ASI dan larutan oralit selama perjalanan, Beri
nasehat kapan kembali segera, kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada perbaikan
(Depkes RI,2008).
Sedangkan pada kasus An. “K” umur 2 tahun 7 bulan dengan dehidrasi
ringan rencana yang di buat yaitu ukur suhu tubuh, denyut jantung, dan respirasi
setiap jam untuk deteksi dini terhadap komplikasi, penuhi kebutuhan rasa
dan bau tidak sedap dari lingkungan pasien, Anjurkan ibu untuk berikan obat
yaitu :cotri syrup 60 mg 3x1 1 sendok takar, diaform 500 mg dan B-Complex 36
mg dijadikan puyer 3x1,diberikan setelah buang air besar, beri input jumlah
cairan kecil dansering dari cairan jernih dingin, missal teh encer, agar-agar, 30-
60 mltiap 30-60 menit, beri penjelasan pada ibu tentang pantangan makanan dan
31
makananyang mengandung kafein dan minuman yang sangat dingin atau panas,
anjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada
perbaikan dan tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang
kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Asuhan yang sudah diberikan,
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang sesuai dengan masalah
diberikan, bidan juga dapat melakukan evaluasi terhadap proses asuhan yang
telah diberikan dengan harapan, hasil evaluasi proses sama dengan hasil evaluasi
komplikasi. Evaluasi pada kasus An. “K” umur 2 tahun 7 bulan dengan dehidrasi
ringan yaitu ibu sudah tahu tentang hasil pemeriksaan anaknya, ibu sudah
memenuhi kebutuhan rasa nyaman bayi, ibu bersedia memberikan obat, ibu
mengerti jika anak mempunyai klasifikasi berat lain rujuk segera, Ibu mengerti
kapan kembali segera, ibu mengerti untuk melakukan kunjungan ulang 5 hari
32
jika tidak ada perbaikan. Sehingga pada langkah evaluasi tidak terjadi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Apras pada An. K umur 2 tahun 7 bulan dengan Diare dehidrasi ringan
ringan adalah pengeluaran feses yang tidak normal, yaitu BAB 4-10
elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini
jumlah kecil dan sering dari cairan jernih dingin, missal the encer,
agar-agar, 30-60 ml tiap 30-60 menit, Beri penjelasan pada ibu untuk
33
34
lingkungan pasien, Beri terapi zink dan cairan serta makanan sesuai
jumlah 75 ml/kg atau berdasarkan usia anak, Ajarkan pada ibu cara
diobservasi 3 jam.
B. Saran
1. Untuk Mahasiswa
2. Untuk Puskesmas
dengan diare.
DAFTAR PUSTAKA