Anda di halaman 1dari 29

Laboratorium Mekanika Tanah

Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik


Universitas Indonesia

NAMA PRAKTIKAN : Given Tohho 1906301873


Wahyu Aji Syahputra 1906357156
Hendy Reza Saputra 1906357351
KELOMPOK : R-MT-04
TANGGAL PRAKTIKUM : 3 Oktober 2021
JUDUL PRAKTIKUM : Unconfined Compression Test
ASISTEN : Kevin Yoseph Manuel
PARAF DAN NILAI :

I. PENDAHULUAN

A. Standar Acuan dan Referensi


Berikut adalah standar dan referensi yang berkaitan dengan praktikum modul
“Unconfined Compression Test”
ASTM D 2166 “Standard Test Method for Unconfined Compressive Strength
of Cohesive Soil”
RSNI 3638 “Metode uji kuat tekan-bebas tanah kohesif

B. Maksud dan Tujuan Percobaan


Untuk mencari nilai undrained shear strength dari tanah berbutir halus
(kohesif), seperti lempung yang tersaturasi dan cemented soils.

C. Alat – alat dan Bahan


a. Alat
▪ Unit mesin Unconfined Compression Test
▪ Cetakan silinder contoh tanah uji
▪ Jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm
▪ Oli
▪ Extruder mekanis dan manual
▪ Gergaji kawat
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

▪ Spatula
▪ Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
▪ Can
▪ Oven
▪ Palu
b. Bahan
▪ Sampel tanah undisturbed dari tabung

D. Teori dan Rumus yang Digunakan


Unconfined compression test merupakan kasus special pada unconsolidated
undrained triaxial test, dimana pada test ini tidak ada tekanan penahan (tekanan
arah horizontal) yang diberikan (nilai σ3 = 0). Tegangan axial pada specimen
akan meningkat secara bertahap hingga specimen mengalami keruntuhan. Pada
tahap keruntuhan, σ3 = 0 maka,
σ1 = σ3 + Δσ𝑖 = Δσ𝑖 = q 𝑢 … (1)
Dengan q 𝑢 adalah nilai unconfined compression strength
Gambar 1. Unconfined compression strength

Gambar 1. Unconfined compression strength


Unconfined compression strength, q 𝑢 , juga dapat didefinisikan sebagai beban
vertikal yang menyebabkan tanah menjadi retak dibagi satuan luas yang
dikoreksi (A). Harga q 𝑢 bisa juga didapat dari lingkaran mohr:
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Gambar 2. Grafik Mohr mencari nilai qu

Sumber: Modul praktikum


Cara menghitung luas sampel tanah dapat dijelaskan sebagai berikut:
▪ Volume sampel tanah semula
𝑉0 = 𝐿0 x 𝐴0 … (2)
Dimana:
𝑉0 = Isi sampel mula-mula (volume)
𝐿0 = Panjang sampel mula-mula
𝐴0 = luas penampang sampel mula-mula
▪ Sesudah beban vertikal diberikan:
Panjang menjadi 𝐿, volume menjadi V, dan luas menjadi 𝐴. Persamaannya
dapat ditulis sebagai berikut:
L = 𝐿0 − 𝛥L dan V = 𝑉0 − 𝛥V …(3)
Gambar 3. Perubahan yang terjadi pada sampel selama percobaan

Sumber: Modul praktikum


▪ Dari persamaan diatas didapat:
A(𝐿0 − 𝛥L) = 𝐴0 𝐿0 – 𝛥V…(4)
𝐴0 𝐿0 – 𝛥V
A= (𝐿0 − 𝛥L)
…(5)
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

▪ Percobaan unconfined compression test ini dilakukan dalam kondisi


undrained, dimana tidak adanya aliran air selama pembebanan sehingga
tidak terjadi perubahan volume (∆𝑉 = 0), sehingga persamaannya menjadi:
𝐴0 𝐿0 𝐴0 𝐴
A = (𝐿 = 𝛥L = 1−0𝜀 …(6)
0 − 𝛥L) 1−
𝐿0

Dimana 𝜀 = regangan
Pada percobaan ini besarnya gaya yang bekerja dapat diketahui yaitu:
P = M x LRC …(7)
Dimana:
P = Gaya yang hendak dicari
M = Pembacaan pada dial
LRC = Faktor kalibrasi alat (0,186)

Sementara itu, nilai q 𝑢 dan c dapat dicari dengan persamaan:


𝑃𝑚𝑎𝑥 q𝑢
q𝑢 = …(8) dan c = …(9)
𝐴 2

Dimana:
q 𝑢 = Unconfined compression strength
c = Kekuatan geser tanah
Pada percobaan ini dimensi sampel harus memenuhi syarat:
2D ≤ L ≤ 3𝐷
Dimana:
D = Diameter sampel
L = Tinggi sampel
Hal ini didasarkan pada apabila 𝐿 ≤ 2𝐷, sudut bidang runtuhnya akan mengalami
overlap dan sementara jika𝐿 ≥ 3𝐷, contoh tanah akan berlaku sebagai kolom dan
kemungkinan akan terjadi tekuk. Perbandingan idealnya adalah 𝐿 ∶ 𝐷 = 2 ∶ 1.
Pada tanah undisturbed setelah mengalami remoulded (disturbed) menunjukan
penurunan kekuatan dan karakteristik dari sifat penurunan tersebut dikenal atau
disebut juga dengan Sensitivity, yaitu:
𝑞𝑢 𝑢𝑛𝑑𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑏𝑒𝑑
Sensitivity = …(10)
𝑞𝑢 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑏𝑒𝑑
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Pada tanah jenis lempung dapat diklasifikasikan berdasarkan nilai


sensitivitasnya dalam tabel berikut.
Tabel 1. Klasifikasi tanah berdasarkan sensitivitas
Sensitivity Clay
≈1 Insensitive
1-2 Low Sensitivity
2-4 Medium sensitivity
4-8 Sensitive
8-16 Extra sensitive
>16 Quick
Sumber: Braja M.,436
E. Teori Tambahan
Secara umum, tiap material yang diberi pembebanan akan mengalami
peristiwa deformasi. Dalam lingkup Teknik sipil, deformasi diartikan sebagai
sebuah peristiwa terjadinya perubahan bentuk, dimensi, ataupun posisi pada
suatu material. Deformasi terjadi karena pembebanan yang diberikan akan
menghasilkan gaya yang akan merubah bentuk materi dari sebelumnya. Tekanan
yang terjadi pada suatu luasan tempat akan menjadi sebuah tegangan (stress).
Akan dihasilkannya pula regangan (strain) yang merupakan perbandingan
antara perubahan panjang dengan panjang semula.
Unconfined Compression Test dilakukan untuk menguji kekuatan sampel
dari pengeboran dengan dilakukannya penekanan pada sampel tanah. Berikut,
adalah ilustrasi sampel sebelum dan sesudah dilakukannya pengujian.
Gambar 4. Sampel tanah sebelum dan sesudah pengujian
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Sumber: tambangunp.blogspot.com
Umumnya tanah dapat mengalami keruntuhan karena adanya kuat geser, yang
mana pada saat tanag runtuh, nilai tekanan (beban) sepanjang bidang runtuh akan
mencapai nilai kuat gesernya. Pada keruntuhan sebuah bidang tanah akan ada
Bidang runtuh yang merupakan bagian dari partikel tanah yang bergerak relatif
terhadap partikel tanah lainnya di sepanjang bidang tersebut. Pada saat runtuh,
tegangan geser di sepanjang bidang runtuh tersebut akan mencapai nilai kuat
geser tanah. Terdapat beberapa tipe-tipe keruntuhan, antara lain:
▪ Keruntuhan Geser Umum (General Shear Failure)
Bidang runtuh yang terbentuk berupa lengkung dan garis lurus yang
berkembang hingga permukaan tanah. Saat keruntuhan, terjadi gerakan
massa tanah ke arah luar dan ke atas. Keruntuhan terjadi dalam waktu yang
singkat diikuti dengan penggulingan pondasi. Tipe keruntuhan ini memiliki
beberapa ciri seperti pada awal pembebanan linier setelah pembebanan non-
linear, beban dinaikkan sehingga terjadi keruntuhan, Kondisi kesetimbangan
penuh terjadi penuh di atas surface failure sehingga muka tanah disekitarnya
pun naik. Keruntuhan ini terjadi di satu sisi sehingga membuat fondasi
menjadi miring. Peristiwa ini terjadi pada tanah dengan kompresibilitas
rendah (padat dan kaku). Daya dukung ultimit (Qult) percobaan dapat
diamati dengan baik. Berikut ilustrasi dari General Shear Failure.
Gambar 5. General Shear Failure
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Sumber: slideshare.net
▪ Keruntuhan Geser Lokal (Local Shear Failure)
Bidang runtuh yang terbentuk tidak sampai ke permukaan tanah. Pondasi
akan tenggelam akibat bertambahnya beban. Sedikit juga terjadi
penggembungan tanah di sekitar pondasi tetapi tidak disertai penggulingan
pondasi. Tipe keruntuhan ini memiliki beberapa ciri seperti Terjadinya
desakkan besar dibawah fondasi (lokal). Selain itu, Failure surface tidak
sampai kepermukaan (muka tanah hanya sedikit mengembang). Keruntuhan
ini terjadi pada tanah dengan kompresibilitas tinggi atau jenis tanah yang
mudah mampat. Penurunan yang terjadi relatif besar dan daya dukung ultimit
sulit ditentukan karena dibatasi oleh settlement. Berikut ilustrasi dari Local
Shear Failure.
Gambar 6. Local Shear Failure

Sumber: slideshare.net
▪ Keruntuhan Penetrasi (Penetration Failure)
Pada kasus ini, tidak terjadi keruntuhan geser tanah. Pondasi menembus dan
menekan tanah ke samping akibat beban yang menyebabkan pemampatan
tanah di dekat pondasi. Penurunan pondasi bertambah hamper linier dengan
penambahan beban. Tipe keruntuhan ini memiliki beberapa ciri seperti tidak
terjadinya keruntuhan geser. Akibat pembebanan, Fondasi hanya menembus
dan menekan kesamping sehingga tanah didekat fondasi menjadi mampat
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

pada zona tepat didasar fondasi. Selain itu, Penurunan fondasi bertambah
secara linier dan tidak menghasilkan gerakan lateral menuju keruntuhan.
Pada kasus ini, bidang runtuh tidak terlihat sama sekali. Berikut ilustrasi dari
Penetration Failure.
Gambar 7. Penetration Failure

Sumber: slideshare.net
Pada prinsipnya, percobaan Unconfined Compression Test tidak jauh berbeda
dengan pengujian Triaxial UU, yang membedakan hanyalah pada percobaan ini
tidak disertai dengan tegangan keliling sehingga berakibat pada tekanan arah
horizontal bernilai nol dan tidak adanya nilai sudut geser dalam. Nilai pengujian
ini juga ditentukan dengan adanya penerapan tegangan aksial pada spesimen
tanah tanpa tekanan pembatas dan juga pengamatan pada regangan aksial.
Berikut skema uji tekan bebas.
Gambar 8. Uji tekan bebas

Sumber: sisfo.itp.ac.id
Dalam hal ini, 𝜎3 = 0, maka
𝜎1 = 𝜎3 + 𝛥𝜎𝑓 = 𝛥𝜎𝑓 = 𝑞𝑢 …(11)
dengan ;
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

𝑞𝑢 = kuat tekan bebas (unconfined compression strength), yang pada pengujian


triaksial UU dapat diperoleh
𝑞𝑢
𝑠𝑢 = 𝑐𝑢 = …(12)
2

Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk analisis-analisis seperti


kapasitas dukung tanah, stabilitas lereng, dan gaya dorong pada dinding
penahan. Menurut Mohr, keruntuhan terjadi akibat adanya kombinasi keadaan
kritis dari tegangan normal dan tegangan geser. Hubungan fungsi tersebut
dinyatakan ;
τ = f(𝜎)…(13)
dengan :
τ = tegangan geser (kN/m²)
𝜎 = tegangan normal (kN/m²)
Kuat geser tanah adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir tanah
terhadap desakan atau tarikan. Bila tanah mengalami pembebanan akan ditahan
oleh Kohesi tanah yang bergantung pada jenis tanah dan kepadatannya serta
gesekan yang terjadi antar butir tanah. Coulomb mendefinisikannya dengan ;
𝜏 = 𝑐 + 𝜎 tan 𝜑 …(14)
dengan ;
𝜏 = kuat geser tanah (kN/m²)
𝜎 = tegangan normal pada bidang runtuh (kN/m²)
c = kohesi tanah (kN/m²)
𝜑 = sudut gesek dalam tanah (◦)
Besarnya unconfined shear strength (qu) dapat menentukan konsistensi tanah
berdasarkan kriteria berikut :
Tabel 2. Konsistensi lempung berdasarkan qu
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Sumber: garuda.ristekdikti.go.id

II. PRAKTIKUM
A. Persiapan Praktikum
1. Mengeluarkan sampel tanah undisturbed dari tabung dan masukkan ke
dalam cetakan silinder uji (dengan menggunakan extruder mekanis) dan
potong dengan gergaji kawat.
2. Meratakan kedua ujung sampel tanah di dalam silinder uji dengan
menggunakan spatula. Kemudian keluarkan sampel uji dari silinder uji
dengan extruder manual.
3. Mengukur dimensi sampel tanah (L = 2-3 D).
4. Menimbang berat awal sampel tanah tersebut.
5. Mengambil sisa tanah hasil pencetakan untuk ditentukan kadar airnya.

B. Jalannya Praktikum
1. Menempatkan sampel uji pada mesin Unconfined Compression Test
sesegera mungkin untuk menghindari hilangnya kadar air pada sampel uji.
2. Menaikkan pelat bawah dengan memutar kenop hingga ujung atas sampel
uji mengenai pelat atas dan dial gauge untuk pembebanan tersentuh. Kunci
kenop tersebut agar mesin Unconfined dapat bekerja.
3. Mengatur dial menjadi nol dan mulai jalankan mesin Unconfined.
4. Mencatat pembacaan Load Dial setiap penurunan dial bertambah 0.02 inch
atau 0.025 mm. Pembacaan dihentikan jika nilai Load Dial mulai bergerak
stabil atau turun selama 3 kali pembacaan.
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

5. Melakukan proses remoulded yaitu melebur kembali sampel uji yang telah
dicoba dan dipadatkan kembali dengan cara ditumbuk secara konstan
langsung pada silinder uji. Berat sampel uji remoulded haruslah sama
dengan berat sampel uji undisturbed.
6. Mengulangi percobaan b – d.

III. PENGOLAHAN DATA


A. Data Hasil Praktikum
▪ Load Dial Reading
Tabel 3. Load Dial Reading
Load Dial Reading
No Deformation Dial Load Dial (div)
Reading (10−3 ) Undisturbed Disturbed
1 25 17 16
2 50 32 32
3 75 46 46
4 100 57 58
5 125 65 66.5
6 150 70 72
7 175 74 74.5
8 200 75 75
9 225 79 76
10 250 81.5 79
11 275 83.5 80
12 300 85 80
13 325 86 80
14 350 86 74
15 375 85 72
16 400 83 62
17 425 81 60
18 450 78 53
Sumber : Data Praktikan
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

▪ Dimensi mold
Tabel 4. Dimensi mold
Diameter (cm) 3.564
Tinggi (cm) 7.146
Area (cm²) 9.971
Volume (cm³) 71.253
Sumber : Data Praktikan

▪ Berat Sampel
Tabel 5. Berat sampel
Berat tanah basah + can (g) 149.94
Berat tanah kering + can (g) 129.19
Berat can (g) 20
Sumber : Data Praktikan

B. Perhitungan
Menentukan kadar air sampel
Tabel 5. Kadar air sampel
Berat tanah basah + can (g) 149.94
Berat tanah kering + can (g) 129.19
Berat can (g) 20
Berat tanah kering (g) 109.19
Berat tanah basah (g) 129.94
Berat air (g) 20.75
Kadar air (w,%) 19.003
Sumber: Pengolahan data
𝑾𝒔 = 𝑊𝑠+𝑐𝑎𝑛 − 𝑊𝑐𝑎𝑛
= 129,19 – 20
= 109,19 gram
𝑾𝒘𝒆𝒕 = 𝑊𝑤𝑒𝑡+𝑐𝑎𝑛 − 𝑊𝑐𝑎𝑛
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

= 149,94 – 20
= 129,94 gram
𝑾𝒘 = 𝑊𝑤𝑒𝑡+𝑐𝑎𝑛 − 𝑊𝑠+𝑐𝑎𝑛
= 149,94 – 129,19
= 20,75 gram
Tabel Perhitungan Sampel Undisturbed
Tabel 6. Perhitungan sampel undisturbed
No Deformation Load Sample Unit Area Corr. Corrected Total Sample Unit
Dial Dial Deformation Strain (ε) Factor (CF) Area (A') Load Load
Reading (units) (ΔL) on (kg/cm²)
(DDR) Sample
1 25 17 0.025 0.003 0.996 10.006 3.162 0.316
2 50 32 0.05 0.006 0.993 10.041 5.952 0.592
3 75 46 0.075 0.010 0.989 10.076 8.556 0.849
4 100 57 0.1 0.013 0.986 10.112 10.602 1.048
5 125 65 0.125 0.017 0.982 10.148 12.09 1.191
6 150 70 0.15 0.020 0.979 10.184 13.02 1.278
7 175 74 0.175 0.024 0.975 10.221 13.764 1.346
8 200 75 0.2 0.027 0.972 10.258 13.95 1.359
9 225 79 0.225 0.031 0.968 10.295 14.694 1.427
10 250 81.5 0.25 0.034 0.965 10.332 15.159 1.467
11 275 83.5 0.275 0.038 0.961 10.370 15.531 1.497
12 300 85 0.3 0.041 0.958 10.408 15.81 1.519
13 325 86 0.325 0.041 0.954 10.446 15.996 1.531
14 350 86 0.35 0.048 0.951 10.484 15.996 1.525
15 375 85 0.375 0.052 0.947 10.523 15.81 1.502
16 400 83 0.4 0.055 0.944 10.562 15.438 1.461
17 425 81 0.425 0.059 0.940 10.601 15.066 1.421
18 450 78 0.45 0.062 0.937 10.641 14.508 1.363
Sumber: Pengolahan Data
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Sample Deformation (ΔL) = DDR x 10−1


= 0,25 x 10−1
= 0,025 cm
∆𝐿
Unit Strain (ε) = 𝐿𝑜
0,025
= 7,146

= 0,003
Area Correction Factor (CF) = 1 – 𝜀
= 1 - 0.0034985
= 0,996
𝐴𝑜
Corrected Area (A’) = 𝐶𝐹
9.97114536
= 0,996501539

= 10,006 cm²
𝐴′ 13+ 𝐴′ 14
Corrected Area di Pmax = 2
10,44626+10,48467
= 2

= 10,465 cm²
Total Load on Sample = Load dial x LRC
= 17 x 0,186
= 3,162 kg
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑜𝑎𝑑 13+ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑜𝑎𝑑 14
Pmax = 2
15,996+15,996
= 2

= 15,996 kg
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑜𝑎𝑑 𝑜𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒
Sample Unit Load = 𝐴′
3,534
= 10,0061515

= 0,316 kg/cm²
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh grafik sebagai berikut:
Grafik 1. Hubungan unit load dan unit strat sampel undisturbed
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Sumber: Pengolahan data


Tabel Perhitungan Sampel Disturbed
Grafik 7. Perhitungan sampel disturbed
No Deformation Load Sample Unit Area Corr. Corrected Total Sample Unit
Dial Dial Deformation Strain (ε) Factor (CF) Area (A') Load Load
Reading (units) (ΔL) on Sample (kg/cm²)
(DDR)
1 25 16 0.025 0.003 0.996 10.006 2.976 0.297
2 50 32 0.05 0.006 0.993 10.041 5.952 0.592
3 75 46 0.075 0.010 0.989 10.076 8.556 0.849
4 100 58 0.1 0.013 0.986 10.112 10.788 1.066
5 125 66.5 0.125 0.017 0.982 10.148 12.369 1.218
6 150 72 0.15 0.020 0.979 10.184 13.392 1.314
7 175 74.5 0.175 0.024 0.975 10.221 13.857 1.355
8 200 75 0.2 0.027 0.972 10.258 13.95 1.359
9 225 76 0.225 0.031 0.968 10.295 14.136 1.373
10 250 79 0.25 0.034 0.9 10.332 14.694 1.422

11 275 80 0.275 0.038 0.961 10.370 14.88 1.434


12 300 80 0.3 0.041 0.958 10.408 14.88 1.429
13 325 80 0.325 0.045 0.954 10.446 14.88 1.424
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

14 350 74 0.35 0.048 0.951 10.484 13.764 1.312


15 375 72 0.375 0.052 0.947 10.523 13.392 1.272
16 400 62 0.4 0.055 0.944 10.562 11.532 1.091
17 425 60 0.425 0.059 0.940 10.601 11.16 1.052
18 450 53 0.45 0.062 0.937 10.641 9.858 0.926
Sumber: Pengolahan data
Sample Deformation (ΔL) = DDR x 10−1
= 0,25 x 10−1
= 0,025 cm
∆𝐿
Unit Strain (ε) = 𝐿𝑜
0,025
= 7,146

= 0,003
Area Correction Factor (CF) = 1 – 𝜀
= 1 - 0.0034985
= 0,996
𝐴𝑜
Corrected Area (A’) = 𝐶𝐹
9.97114536
= 0,996501539

= 10,006 cm²
𝐴′ 11+ 𝐴′ 12+𝐴′13
Corrected Area di Pmax = 3
10,37022+10,40809+10,44624
= 3

= 10,408 cm²
Total Load on Sample = Load dial x LRC
= 17 x 0,186
= 2,976 kg
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑜𝑎𝑑 11+ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑜𝑎𝑑 12+𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑜𝑎𝑑 13
Pmax = 3
14,88+14,88+14,88
= 3

= 14,88 kg
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑜𝑎𝑑 𝑜𝑛 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒


Sample Unit Load = 𝐴′
3,534
= 10,0061515

= 0,297 kg/cm²
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh grafik sebagai berikut:
Grafik 2. Hubungan unit load dan Unit strain sampel disturbed

Sumber: Pengolahan data


Sehingga jika grafik tersebut dibandingkan akan terlihat seperti berikut:
Grafik 3. Undisturbed vs Disturbed

Sumber: Pengolahan data


Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Menghitung Nilai
𝑃𝑚𝑎𝑥𝑢𝑛𝑑𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑏𝑒𝑑
𝒒𝒖𝒏𝒅𝒊𝒔𝒕𝒖𝒓𝒃𝒆𝒅 = 𝐴′
15,996
= 10,46545

= 1,528 kg/cm²
𝑃𝑚𝑎𝑥𝑑𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑏𝑒𝑑
𝒒𝒅𝒊𝒔𝒕𝒖𝒓𝒃𝒆𝒅 = 𝐴′
14,88
= 10,40819

= 1,429 kg/cm²
𝑞𝑢𝑢𝑛𝑑𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑏𝑒𝑑
𝒄𝒖𝒏𝒅𝒊𝒔𝒕𝒖𝒓𝒃𝒆𝒅 = 2
1,5284573
= 2

= 0,764 kg/cm²
𝑞𝑢𝑑𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑏𝑒𝑑
𝒄𝒅𝒊𝒔𝒕𝒖𝒓𝒃𝒆𝒅 = 2
1,429644
= 2

= 0,714 kg/cm²
𝑊𝑤𝑒𝑡+𝑐𝑎𝑛 − 𝑊𝑐𝑎𝑛
𝜸𝒘𝒆𝒕 = 𝑉
149,94−20
= 71,2538047

= 1,823 g/cm²
𝛾
𝑤𝑒𝑡
𝜸𝒅𝒓𝒚 = 1+𝑤
1,82362192
= 1+0,190035718

= 1,532 g/cm²
𝑞𝑢 𝑑𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑏𝑒𝑑
Sensitivity = 𝑞𝑢 𝑢𝑛𝑑𝑖𝑠𝑡𝑢𝑟𝑏𝑒𝑑
1,429644
= 1,5284573

= 0,935
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

IV. ANALISIS
A. Analisis Percobaan
Praktikum Unconfined Compression Test dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui besarnya nilai undrained shear strength pada tanah berbutir halus
dan nilai kohesifnya. Praktikum ini dilakukan secara online pada Minggu, 3
Oktober 2021. Dalam praktikum ini diperlukan beberapa alat seperti mesin
Unconfined Compression Test yang digunakan untuk menguji sampel dengan
pembacaan melalui load dial dan deformation dial. Load dial berfungsi dalam
membaca gaya yang diterima sampel dan deformation dial berfungsi dalam
membaca deformasi (penurunan) pada sampel. Extruder mekanis untuk
mengeluarkan tanah undisturbed ke cetakan, extruder manual untuk
mengeluarkan sampel dari cetakan. Kedua extruder memiliki fungsi sama yaitu
mengeluarkan sampel tanah, namun extruder mekanis merupakan extruder
elektrik dengan bantuan mesin untuk memasukan sampel tanah pada cetakan,
sementara untuk mengeluarkan sampel tanah dari cetakan digunakan extruder
manual dengan memutar knop sesuai arah jarum jam dengan extruder manual.
cetakan silinder untuk tempat mencetak sampel tanah, jangka sorong untuk
mengukur dimensi alat yang digunakan, oli dilapisi agar saat melepas sampel
tanah dari cetakan dapat dilakukan dengan mudah tanpa adanya tanah yang
menempel, gergaji kawat digunakan untuk meratakan sampel tanah agar sesuai
dengan bentuk cetakan, spatula digunakan untuk memasukan sampel tanah
disturbed ke dalam cetakan, can digunakan sebagai wadah menyimpan tanah,
Palu digunakan untuk menghancurkan sampel tanah menjadi tanah disturbed,
wadah sebagai tempat untuk menghancurkan sampel tanah undisturbed, oven
untuk mengeringkan sampel agar didapat berat kering tanah, dan timbangan
untuk menghitung berat sampel uji dari berbagai kondisi tanah. Sampel tanah
yang diperlukan untuk memulai praktikum ini adalah sampel tanah undisturbed
dari praktikum hand boring. Sampel tanah undisturbed adalah tanah yang masih
menunjukkan sifat-sifat asli tanah dalam artian belum mengalami perubahan
tekstur, kadar air, dan komponen penyusunnya
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Praktikum diawali dengan melakukan pengukuran terhadap mold. Hal ini


dilakukan untuk mengetahui dimensinya. Pada umumnya, disarankan untuk
dilakukan sebanyak tiga kali untuk mendapat hasil yang akurat. Kemudian,
sampel tanah dikeluarkan dari tabung dan dimasukkan ke cetakan silinder
menggunakan extruder mekanis. Jika sudah, bagian tanah ujung silinder
dipotong menggunakan gergaji kawat dan diratakan dengan spatula. Lalu,
sampel dikeluarkan dari cetakan menggunakan extruder manual agar sampel
tanah undisturbed masih tetap tidak terganggu lalu ditimbang untuk mendapat
data berat sampel sebelum dilakukannya pengeringan dalam oven.
Pada mesin Unconfined Compression Test terdapat dua buah dial, yaitu
deformation dial dan load dial. Terkhusus load dial pembacaan dilakukan tiap
0,025 mm pada deformation dial. Pengujian ini cukup berbeda dengan beberapa
metode lainnya karena tidak adanya pengaruh tekanan horizontal. Sampel
sesegera mungkin diletakan pada mesin Unconfined Compression Test untuk
meminimalisir hilangnya kadar air. Pengujian diawali dengan menaikan pelat
bawah sampai sampel menyentuh pelat atas dengan memutar knop. Pergerakan
knop dilakukan secara konstan 1mm/menit dan diatur ke mode otomatis
kemudian kunci pergerakan knop. Kecepatan mesin dibuat konstan karena akan
berdampak pada kuat geser tanah serta untuk menjaga tegangan air pori pada
tanah tetap nol hingga mencapai kondisi kuat geser maksimum. Lalu, set kedua
dial menjadi nol. Pembacaan dial berhenti ketika load dial stagnan atau terjadi
penurunan sebanyak tiga kali dari pembacaan. Hasil pembacaan yang stagnan
mengindikasikan bahwa tanah sudah mencapai deformasi maksimal, pembacaan
yang menurun mengindikasikan sampel tanah akan segera runtuh. Jika sudah,
mesin dimatikan dan lakukan pengamatan terhadap keruntuhan sampel. Setelah
itu, sampel tanah dilakukan remoulded. Remoulded adalah proses penghancuran
tanah undisturbed yang kemudian dipadatkan lagi pada cetakan. Sampel di
hancurkan hingga kecil menggunakan palu agar diperoleh tanah undisturbed.
Hal ini dilakukan agar mempermudah proses pemadatan pada silinder. Perlu
diperhatikan, berat tanah remoulded besarnya sama dengan tanah undisturbed.
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Pada saat proses remoulding, dimensi Panjang sampel pun sama dengan pada
saat sampel berada pada kondisi disturbed, perbedaan yang mungkin terjadi
adalah berat nya, namun tidak terlalu signifikan jauh. Penumbukan dilakukan di
1/3 dari ketinggian mold sebanyak 25 kali di tiap lapisannya. Hal ini dilakukan
untuk meminimalisir rongga udara dan pemadatan terdistribusi secara merata
pada tiap komponen tanah. Kemudian, tanah dikeluarkan dengan extruder.
Pengeluaran sampel tanah disturbed berbeda dengan sampel undisturbed yang
menggunakan extruder mekanis, hal ini tentunya tidak dapat diterapkan karena
jika diberlakukan demikian sampel tanah disturbed akan semakin rapuh karena
adanya penekanan, sementara sifat tanah undisturbed masih memiliki daya kuat
yang baik untuk menahan penekanan tersebut. Kemudia dapat dilakukan
pengujian dengan mesin Unconfined Compression Test. Mobilisasi tanah
disturbed harus dilakukan dengan hati-hati mengingat struktur tanah tersebut
tidak sekompak tanah undisturbed.
Pada percobaan ini dilakukan pengujian sebanyak dua kali baik sampel
undisturbed dan disturbed. Hal ini bertujuan agar dapat diketahui informasi
sensitifitas tanah uji. Sampel tanah kemudian dimasukan kedalam oven untuk
dapat mengetahui kadar airnya, dan setelah 24 jam sampel ditimbang Kembali
untuk mendapat data berat tanah kering.

B. Analisis Data dan Hasil


Setelah melakukan praktikum ini, praktikan mendapat beberapa data primer
seperti data pembacaan dial reading pada sampel tanah undisturbed dan
disturbed, dimensi mold, dan berat sampel. Data-data tersebut digunakan untuk
menentukan komponen perhitungan lainnya seperti berat tanah kering sebesar
109,19 gram, berat tanah basah sebesar 129,94 gram, dan berat kandungan air
sebesar 20,75 gram.
Pada sampel tanah undisturbed dilakukan perhitungan dengan
menggunakan data deformation dial dan load dial sehingga diperoleh beberapa
data lainnya. Besarnya deformasi yang terjadi pada sampel bergantung pada
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

deformasi dial. Besarnya unit strain bergantung pada deformasi yang diterima
tiap sampel, semakin rendah deformasi yang diterima, maka regangan yang
didapat juga semakin rendah. Area correction factor juga bergantung pada
besarnya regangan. Corrected area adalah besarnya luas area permukaan jika
mempertimbangkan adanya faktor koreksi. Pada percobaan sampel undisturbed,
dipilih sampel dengan pembacaan load dial terbesar yang kemudian ditentukan
total load nya. Tekanan maksimum yang diterima sampel bergantung pada total
load dengan pembacaan load dial terbesar. Sehingga diperoleh sampel unit load
yang menyatakan perbandingan antara total load sample dengan corrected area.
Diilustrasikan dengan grafik hubungan unit load dan unit strain sebagai berikut:
Grafik 4. Hubungan unit load dan unit strain sampel undisturbed

Sumber: Pengolahan data


Sama halnya dengan sampel undisturbed, pada sampel disturbed mendapat
perhitungan yang sama, yang membedakan adalah terdapat 3 komponen dengan
load dial terbesar sehingga perlu dihitung rata-rata dari corrected area dan total
loadnya. Diilustrasikan dengan grafik hubungan unit load dan unit strain sebagai
berikut:
Grafik 5. Hubungan unit load dan unit strain sampel disturbed
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Sumber: Pengolahan data


Dapat dilihat perbedaan antara keduanya melalui grafik undisturbed vs disturbed
seperti berikut:
Grafik 6. Undisturbed vs Disturbed

Sumber: Pengolahan data


Terlihat bahwa pada sampel Undisturbed memiliki unit load yang lebih besar
jika dibandingkan dengan kondisi disturbed. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
sampel undisturbed masih menunjukan sampel tanah yang asli, sementara tidak
menutup kemungkinan pada sampel disturbed mengalami penurunan beban
karena penghancuran yang mungkin tidak seluruh sampel dapat ditumbuk dan
dipadatkan kembali. Selain itu, besarnya unit load dan unit strain juga
berbanding lurus yang menandakan semakin besarnya beban dihasilkan
regangan yang semakin besar juga. Nilai strain pada tanah undisturbed lebih
besar menandakan bahwa tanah undisturbed berpotensi berdeformasi lebih
tinggi dibandingkan tanah disturbed. Pada bagian ujung garis di grafik terlihat
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

cenderung menurun yang mengindikasikan tanah telah mencapai pembebanan


maksimumnya sebelum runtuh
Terakhir data yang praktikan dapatkan melalui perhitungan adalah besarnya
unconfined shear strength (qu) pada tanah undisturbed sebesar 1,528 kg/cm² dan
pada tanah disturbed sebesar 1,429 kg/cm². selain itu, diperoleh juga besarnya
kuat geser tanah (c), pada tanah undisturbed sebesar 0,764 kg/cm² dan pada tanah
disturbed sebesar 0,714 kg/cm². Dengan melakukan perbandingan besarnya
unconfined shear strength pada kedua jenis tanah, maka dapat diperoleh
besarnya sensitivity sebesar 0,935. Berdasarkan sensitivity yang diperoleh, maka
tanah termasuk dalam jenis lempung yang insensitive (sensitivitas rendah).
Besarnya unconfined shear strength (qu) pada tanah undisturbed bernilai
lebih besar, maka tanah undisturbed memiliki tegangan yang lebih besar dalam
menahan beban hingga keruntuhan. Nilai unconfined shear strength (qu) juga
dapat menentukan konsistensi tanah yang kohesif. Berdasarkan nilai yang
didapat tanah undisturbed dan disturbed memiliki konsistensi yang kaku.
Karena besarnya kuat geser tanah pada sampel undisturbed lebih besar, maka
kuat tekannya lebih besar.

C. Analisis Kesalahan
Dalam melakukan praktikum Unconfined Compression Test, mungkin saja
terjadi beberapa kesalahan. Berikut adalah beberapa kesalahan yang dapat
terjadi:
▪ Terdapat perbedaan beban pada tanah undisturbed dan disturbed. Hal ini
dikarenakan sampel tanah disturbed bukanlah struktur tanah asli yang sudah
kehilangan beberapa bagian dari tanah undisturbed. Selain itu, juga
dikarenakan pemadatan yang dilakukan pada tanah disturbed tidak maksimal
sehingga masih terdapat rongga dan belum menunjukan volume
sesungguhnya.
▪ Sampel tanah undisturbed tidak sesegera mungkin diuji pada mesin
unconfined compression test, sehingga kadar airnya mengalami penurunan.
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

▪ Pengeringan tanah pada oven tidak sesuai dengan waktu yang berdasarkan
aturan, sehingga berat tanah kering dan kadar air yang didapat tidak sesuai
juga.
▪ Pembacaan dial yang dilakukan secara tidak tepat, hal ini akan memengaruhi
besarnya nilai kohesi dan unconfined shear strength. Hal ini dapat terjadi
karena pengaturan alat uji kurang tepat sehingga hasilnya tidak akurat.

V. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan:
▪ Tujuan percobaan telah terpenuhi dengan diperolehnya unconfined shear
strength pada kedua jenis tanah undisturbed dan disturbed.
▪ Tanah lempung undisturbed memiliki unit strain dan unit load yang lebih besar
jika dibandingkan dengan tanah lempung disturbed.
▪ Tanah lempung termasuk dalam jenis insensitive jika ditinjau dari sensitivitas
yang didapat.
▪ Konsistensi tanah lempung termasuk dalam jenis kaku jika ditinjau berdasarkan
nilai unconfined shear strength (qu) nya.

VI. APLIKASI
Hasil percobaan ini dapat dijadikan tools dalam memprediksi kuat tekan tanah
terhadap infrastruktur di atasnya. Nilai unconfined shear stress yang diperoleh juga
dapat digunakan untuk menentukan konsistensi tanah lempung yang mana dapat
berguna dalam memprediksi daya dukung tanah dan penentuan beban yang dapat
ditampung suatu tanah. Nilai kohesi juga dapat menjadi parameter stabilitas dinding
penahan tanah dan analisis lebih lanjut dalam penentuan keamanan suatu tebing
ataupun lereng.

VII. REFERENSI
Herman. 2020. Pertemuan II & III: Kuat Geser Tanah. Microsoft Word - Kuat
geser.doc (itp.ac.id)
Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Ihsan. 2018. Uji Kuat Tekan tanah: Unconfined Compression Strenth Test (UCS).
Uji Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Strength Test) UCS ~
Adventure Is Out There (tambangunp.blogspot.com).
Taufiq. 2012. Teknik Sipil – Geoteknik: Deformasi. Deformasi - Teknik Sipil -
Geoteknik (sci-geoteknik.blogspot.com)
Budi, Ksatria. 2012. Ilmu Teknik Sipil: Daya Dukung Tanah. Daya Dukung Tanah
- IlmuTeknikSipil.com
IPB. 2011. Mekanika Tanah: Kuat Geser Tanah. Microsoft PowerPoint - bab 9-kuat
geser tanah.ppt [Last saved by user] (ipb.ac.id)
Angreliany, Nurul. 2014. Rekayasa Pondasi: Keruntuhan Pondasi.
KERUNTUHAN PONDASI (slideshare.net)
Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah. Laboratorium Mekanika Tanah,
Universitas Indonesia.

VIII. LAMPIRAN

Gambar 9. Alat dan bahan

Sumber: Video Praktikum

Gambar 10. Pengukuran diameter mold


Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Sumber: Video Praktikum

Gambar 11. Mengeluarkan sampel dengan extruder

Sumber: Video praktikum

Gambar 12. Mengeluarkan sampele dengan extruder

Sumber: Video Praktikum


Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Gambar 13. Pengukuran dial reading

Sumber: Video Praktikum

Gambar 14. Penggunaan alat uji unconfined compression test

Sumber: Video Praktikum

Gambar 15. Proses penghancuran tanah undisturbed


Laboratorium Mekanika Tanah
Departmen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Sumber: Video Praktikum

Gambar 16. Penumbukan sampel tanah

Sumber: Video Praktikum

Gambar 17. Pengeringan sampel dalam oven

Sumber: Video praktikum

Anda mungkin juga menyukai