Anda di halaman 1dari 31

STUDI KASUS SUPERVISI PENDIDIKAN

Laporan Studi Kasus Supervisi Pendidikan dan Pelatihan


di Politeknik Pelayaran Malahayati

MATA KULIAH SUPERVISI PENDIDIKAN

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Dr. NASIR USMAN, M.Pd

Disusun Oleh:

NAMA NPM

NANAK PAMUNGKAS PRASTYO 2009200050025

MASROEL AFDHAL 2009200050018

. KHAIDIR ANWAR 2009200050022

SULISYAN 2009200050001

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN


PASCASARJANA UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga laporan Studi Kasus tentang Supervisi Pendidikan dan Pelatihan di
Politeknik Pelayaran Malahayati ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan ini disusun
sebagai tugas kelompok mata kuliah Supervisi Pendidikan pada semester genap program studi
Magister Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, dan
semoga laporan ini dapat bermanfaat sebagai sumber informasi dan pengetahuan.
Ucapan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Supervisi Pendidikan yaitu Dr. Nasir
Usman, M.Pd, Terimakasih juga kepada Direktur dan seluruh Civitas Akademika Poltekpel
Malahayati yang sudah memberi izin kepada kami untuk melakukan studi kasus tentang
supervisi Pendidikan yang diterapkan di Kampus Poltekpel Malahayati , serta tidak lupa juga
kepada teman-teman dan semua pihak yang telah terlibat dan memberikan bantuan dalam
bentuk moril maupun materil dalam proses pelaksanaan hingga penyusunan laporan studi
kasus supervisi Pendidikan ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan
saran yang bersifat konstruktif sangat dibutuhkan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat dan berguna serta bisa digunakan sebagaimana mestinya.

Aceh Besar, April 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Msalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Kepengawasan Pendidikan
1. Kepengawasan
2. Proses Kepengawasan
B. Supervisi Pendidikan
1. Konsep Dasar Supervisi
2. Fungsi-fungsi Supervisi
3. Pelaksanaan Supervisi Pendidikan
C. Peranan Pengawasan sebagai Supervisi Pendidikan
BAB III : HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA

A. Hasil Observasi

1. Profil Politeknik Pelayaran Malahayati

2. Sarana dan Prasarana

3. Visi, Misi, Maklumat Pelayanan dan Kebijakan Mutu

4. Proses Observasi dan Wawancara di Poltekpel Malahayati

B. Hasil Wawancara

1. Daftar Pertanyaan

2. Kesimpulan Hasil Wawancara


BAB IV : PEMBAHASAN

A. Kinerja Direktur sebagai Pemimpin

B. Metode yang Dilakukan Top Manajemen dalam Menghadapi Masalah


BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Supervisi pendidikan adalah hal yang sangat penting dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Mutu pendidikan sangat berkaitan erat dengan keprofesionalan guru dalam
menghadapi permasalahan-permasalahan yang ada didunia pendidikan baik pada masa saat ini
atau masa yang akan datang. Berdasarkan hal tersebut pendidikan merupakan faktor yang
penting karena pendidikan salah satu penentu mutu SDM (Sumber Daya Manusia), dimana
manusia dapat membina kepribadiannya dengan jalan mengembangkan potensi-potensi yang
dimiliki sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat. Dalam usaha meningkatkan
kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang
harus dibina dan dikembangkan terus menerus. Guru adalah tugasnya yang terkait dengan
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional,
intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya (Suparlan, 2005: 12).Potensi sumber daya guru itu
perlu terus bertumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara potensial.
Selain itu pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus menerus
belajar menyesuaikan diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat.
Guru membutuhkan bantuan dari sesama rekan guru yang memiliki kelebihan atau guru yang
sudah berpengalaman untuk saling bertukar ilmu pengetahuan dalam meningkatkan potensi
peserta didik. Guru juga membutuhkan bantuan kepala sekolah sebagai pembina pembimbing
guru agar bekerja dengan benar dalam proses pembelajaran siswanya. Oleh karena itu, dalam
suatu lembaga pendidikan perlu adanya pelaksanaan supervisi.“Supervision also can be
interpreted as a two ways interactional process that requires both the student and the supervisor
to consciously engage each other within the spirit of professionalism, respect, collegiality and
open-mindedness”, Abiddin (2011: 207) yang berarti pengawasan juga dapat diartikan sebagai
dua cara interaksi proses yang memerlukan siswa dan supervisor untuk secara sadar terlibat
satu sama lain dalam semangat profesionalisme, rasa hormat, kebersamaan dan pikiran yang
terbuka. Kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya harus melibatkan seluruh masyarakat
sekolah yang dipimpinnya.Salah satu upaya peningkatan pembelajaran efektif di sekolah
adalah peran kepala sekolah dalam mensupervisi pembelajaran, karena berhasil tidaknya
program pengajaran di sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah sebagai pemimpin.
Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi prestasi kerja
organisasi, karena kepemimpinan merupakan aktivitas utama dimana tujuan organisasi dapat
dicapai (Nuchiyah: 2007).Menurut Muhani (2016:1465) kepemimpinan merupakan salah satu
permasalahan yang muncul bersamaan dengan kesadaran manusia akan pentingnya hidup
berkelompok untuk mencapai tujuan bersama. Faktor kepemimpinan meliputi aspek kualitas
manajer dan team leader dalam memberikan dorongan, semangat, pengarahan, serta dukungan
kerja kepada bawahan Hermanto (2016:37). Menurut Yahya (2013: 107) kepala sekolah
sebagai pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh yang konstruktif
kepada seluruh tenaga kependidikan yang dilakukan secara kooperatif untuk mencapai visi,
misi, dan tujuan pendidikan. Supervisi kepala sekolah akan memberi dampak yang positif
terhadap pesikologis guru. Rasa puas yang didapatkan guru dengan adanya supervisi dari
kepala sekolah akan memicu semangat guru dalam menjalankan kewajibannya, sehingga
pembelajaran akan berjalan dengan baik. Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala
sekolah dalam memimpin bawahannya. Sekolah merupakan sebuah organisasi yang kompleks
oleh karena itu kepala sekolah harus mampu mengkoordinasi semua kegiatan di sekolah
termasuk kegiatan guru dalam menyiapkan pembelajaran, mulai dari RPP, media, dan alat
peraga. Keberhasilan proses pembelajaran banyak dipengaruhi oleh faktor kepala sekolah,
guru, dan siswa. Oleh karena itu proses pembelajaran perlu dioptimalkan dengan pengawasan
dan bimbingan dari kepala sekolah.
Politeknik Pelayaran Malahayati merupakan salah satu Lembaga Pendidikan dan Pelatihan di
bawah Kementerian Perhubungan yang sudah menerapkan supervisi Pendidikan dan Pelatihan.
Kampus ini memiliki prestasi belajar akademis dan non akademis yang cukup membanggakan.
Berdasarkan hasil observasi peneliti memperoleh informasi tentang supervisi yang dilakukan
oleh pihak internal baik oleh Direktur atau Satuan Penjamin Mutu Intern ( SPMI ) di Poltekpel
Malahayati sudah dilaksanakan. Dalam pelaksanaan pembelajaran akademik baik Pendidikan
dan Pelatihan, Dosen / Instruktur sudah menggunakan sistem pembelajaran SKS yang sesuai
dengan ketentuan Lembaga Vokasi. Penggunaaan media pembelajaran atau alat peraga juga
sudah berbasis teknologi. Permasalahan yang ada baik secara teknis maupun non teknis
Direktur atau Tim Supervisi berusaha memberikan pelayanan yang terbaik untuk
mengefektifkan pembelajaran. Salah satu pelayanan yang diberikan adalah pelaksanaan
supervisi Pendidikan dan Pelatihan oleh Direktur. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti
tertarik untuk melakukan observasi dan wawancara secara cermat dan mendalam mengenai
supervisi pendidikan dan pelatihan yang dilakukan Pimpinan Poltekpel Malahayati
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis telah paparkan sebelumnya, maka


rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut:
1. Apa Definisi Pengawasan?

2. Bagaimana Proses Kepengawasan?

3. Apa Definisi Supervisi Pendidikan?

4. Apa Fungsi Supervisi Pendidikan?

5. Bagaimana Pelaksanaan Supervisi Pendidikan?

6. Bagaimana Peranan Pengawas sebagai Supervisi Pendidikan?


7.
C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang penulis telah paparkan di atas, maka tujuan
dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi pengawasan.
2. Untuk mengetahui proses kepengawasan.
3. Untuk mengetahui definisi supervisi pendidikan.
4. Untuk mengetahui fungsi supervise pendidikan
5. Untuk mengetahui pelaksanaan supervisi pendidikan.
6. Untuk mengetahui peranan pengawas sebagai supervisi pendidikan

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk mengetahui definisi pengawasan.


b. Untuk mengetahui proses kepengawasan.
c. Untuk mengetahui definisi supervisi pendidikan.
d. Untuk mengetahui fungsi supervisi pendidikan.
e. Untuk mengetahui pelaksanaan supervisi pendidikan.
f. Untuk mengetahui peranan pengawas sebagai supervisi pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi penulis

Dapat menambah wawasan tentang definisi pengawasan, proses kepengawasan,


definisi supervisi pendidikan, fungsi supervisi pendidikan, pelaksanaan supervisi
pendidikan, dan peranan pengawas pendidikan sebagai supervisi pendidikan.
b. Manfaat bagi mahasiswa

Selain dapat memberikan informasi dan pengetahuan penyusunan makalah ini


bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dijadikan referensi mahasiswa lain untuk
membuat makalah.
c. Manfaat bagi dosen atau pengajar

Penyusunan makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar dosen atau pengajar
untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
d. Manfaat bagi sekolah

Sebagai masukan bagi sekolah khususnya kepala sekolah dan sebagai upaya
peningkatan kualitas pendidikan di sekolah tersebut dengan menerapkan supervisi
pendidikan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Kepengawasan Pendidikan
1. Kepengawasan
Pengawas adalah seorang tenaga pendidikan yang diberi tugas untuk
melakukan pembinaan secara professional terhadap guru dan kepala sekolah.
Pengawas pendidikan adalah mereka yang memperoleh tugas tambahan untuk
melaksanakan tugas kepengawasan agar mutu pendidikan di sekolah secara
bertahap dan berkelanjutan menjadi lebih bermutu. Pengawas sekolah seharusnya
guru atau yang pernah menjabat kepala sekolah yang berprestasi atau yang mereka
yang secara sadar memiliki kemauan dan kemampuan untuk dapat melaksanakan
tugas kepengawasan dengan penuh tanggung jawab. Dengan demikian, tugas
pengawas bukan tugas yang sembarangan, asal- asalan, main-main, dan leha-lehaa.
Seajatinya pengawas datang ke sekolah dinantikan karena dianggap sebagai orang
yang kompeten, professional dan pengalaman.
Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan
pegambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan
sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
Pengawasan menurut Mockler (Engkoswara dan Aan koamriah, 2010:
219) adalah suatu usaha sistematis untuk menempatkan standar pelaksanaan
dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengaan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil
tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa sumber daya perusahaan
di pergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam tujuan-organisasi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah pengawasan merupakan
kontrol terhadap organisasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Mintberg

(sudarwan Danim, 2007: 188) mengindetifikasi empat pengaruh control di tempat


kerja, yaitu:
a. Sistem kewenangan berupa sebuah mekanisme control yang melekat pada
seseorang yang menjalankan fungsi atau kewenangan tertentu.
b. Sistem ideologi berupa sebuah mekanisme kontrol yang yang berbasis pada
ideologi tertentu.
c. Sistem keahlian berupa fungsi kontrol yang dijalankan oleh seseorang yang
ahli sehingga biasanya secara otomoatis memiliki kemampuan. Fungsi itu
muncul karena pengakuan subjek, pengakuan massa, atau karena keahlian
khusus yang dapat ditampilkanya.
d. Sistem politik berupa sebuaha mekanisme control yang dilakukan oleh
instrument politik yang ada, misalnya lembaga legislative atau gerakan
gerakana politik organisasi profesi tertentu.
Di sini bahwa pengawasan mempunyai peranan sebagai pembuat keputusan,
mediator, atau secara sederhana sebagai seorang penerang petunjuk-petunjuk
yang menarik kontriversi. Dengan menarik kontroversi diharapkan banyak
persoalan-persoalan yang menjadi hidup. Tentunya dalam artian yang ilmiah
bukan abal-abal yang tdiak memiliki makna dan tujuan dari kontroversinya.

Konteks pernyataan ini memberikan gambaran secara jelas bahwa pengawas


harus menjadi guru dalam tiga dominan, yaitu : (1) pendidikan, 2) politik, dan (3)
manajer. Kepengawasan adalah dimana guru terus – menerus untuk memperbaiki
ulang dan memperluas dalam menggunakan inovasi yang maksimal yang
diharapkan berdampak baik siswa dan pekerjaan-pekerjaan dengan kurikulum
yang tepat. Sehingga, dengan jelas bahwa kepengawasan memberikan gambaran
bahwa ada kontrol terhadap aktivitas yang telah dilaksanakan, sedang
dilaksanakan dan akan dilaksanakan. Oleh karena itu, kepengawasan
memberikana kepada ruang lingkup untuk mengevaluasi setiap praktik-praktik
yang nantinya berdampak pada perbaikan segala aktivitas- aktivitas yang akan
datang demikian ini sejalan dengan konsep dalam proses pengawasan.Dapat
dipahami bahwa kepengawasan dapat menjadi tiga bagian sebagai berikut : (1)
pemimpin pendidikan artinya bahwa pengawas bisa memahami pedagogi dan
pembelajaran, (2) pemimpin politik, artinya bahwa pengawasan dapat
memperkuat sumber-sumber dan bangunan koalisi, dan (3) pemimpin manajer,
artinya bahwa pengawas dapat menggunakan struktur untuk dapat berpartisipasi,
mensupervisi, mendukung dan merencanakan.
2. Proses Kepengawasan

Hal ini, sejalan sedangkan apa yang disampaikan oleh Nanang Fatah
(2006:101) yang memberikan gambaran bahwa proses pengawasan terdiri dari
tahap: (1) menetapkan standar pelaksanakan, (2) pengukuran pelaksanaan
pekerjaan dibandingkan dengan standar, dan (3) menentukan kesenjangan
(deviasi) antara pelaksanaan dengan standar rencana.
Mockler menyusun pengawasan menjadi empat langkah seperti dalam
gambar berikut ini :
1. Tetapkan standard an metode mengukur prestasi kerja

2. Mengukur prestasi kerja

3. Apakah prestasi kerja sesuai dengan standar (tidak melakukan apa-apa)

4. Tidak ambil tindakan korektif dan evaluasi ulang standar

Dalam realitas kepengawasan di Indonesia sepertinya sangat sulit untuk


membuka ruang dalam pembicaraan-pembicaraan politik, panitia sekolah tidak
terlalu turut campur dalam setiap kebijakan kepanitian untuk memberikan posisi
yang layak kepada guru-guru, membicarakan persatuan guru pun terbatas hanya
kepada iuran wajib seorang guru yang harus dipenuhi, membicarakan kondisi
pekerjaan sekolah dan pengawasan yang setumpuk berdampak dengan kestressan
namun harus dijalani, ketika pengawas memberikan kesempatan untuk membuka
setiap permasalahan- permasalahan dan menjawab permasalahan dengan secara
umum begitu berat karena pastilah tidak mungkin untuk dibuka secara lebar-lebar
setiap arus infirmasi yang ada, lalu membicarakan konflik organisasi tampaknya
merupakan privasi dari setiap organisasi untuk membuka secara terbuka adanya
konflik tersebut, tetapi yang dimaksud adalah mengatasi konflik organisasi
dengan mempelajari konsep-konsep teori kelompok manajemen, untuk kemudian
dilakukan dengan mengambil kemanfaatan dari sisi positif dan dampak-dampak
yang terbaik untuk membangun organisasi yang baik dan terbaik.

B. Supervisi Pendidikan
1. Konsep Dasar Supervisi
Dalam pemakaiannya secara umum supervision diberi arti sama dengan
direction, management, dan supervisor dengan director, manajer. Dalam bahasa
umum ini ada kecondongan untuk membatasi pemakaian istilah supervisor pada
orang-orang yang berada pada kedudukan yang lebih bawah dalam hierarki
manajemen. Istilah-istilah umum bagi kedudukan-kedudukan ini selain dari
supervisor ialah foreman dan superintendent, yang di negara kita sering disebut
mandor, pengawas, inspektur, opsiner, dan opseter.

Supervise pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau


tuntunan kearah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan
pad amutu mengajar dan belajar pada khususnya.

Merekalah yang bertanggung jawab secara langsung dan bertatap muka


tentang kegiatan-kegiatan dari hari ke hari sekelompok pegawai bawahan.
Fungsi-fungsi mereka meliputi penugasan dan pembagian pekerjaan,
pemeriksaan efisiensi dari proses, metode, dan teknik yang digunakan, pengadaan
alat perlengkapan yang diperlukan, dan lain-lain. Seorang supervisor juga sering
diberi kekuasaan untuk mengangkat, memberhentikan atau memindahkan
pekerja, dan untuk melakukan tindakan-tindakan lain selaku seorang manajer
(Oteng Sutisna, 1989 : 264).

Sekadar gambaran bahwa supervisi di bawah ini dikutipkan beberapa


pengertian supervisi yang dirumuskan oleh para pakar. Tim Dirjen Pembinaan
Pendidikan Agama Islam (2000: 31-32) antara lain :

a. Ben M Harris, dalam bukunya supervisor behavior in education (1975),


menyatakan supervisi ialah apa yang personalia sekolah lakukan dengan
orang dewasa dan alat-alat dalam rangka mempertahankan atau mengubah
pengelolaan sekolah untuk memengaruhi langsung pencapaian tujuan
instruksional sekolah. Supervisi mempunyai impact dengan pelajar melalu
perantaraan orang lain dan alat.
b. Neagley and Evans, dalam bukunya Hand Book for Effective Supervision of
Intructional (1964), menyatakan: supervisor is used to describe those
activities which are primarly and directly concerned with studying and
improving the condition which surround the learning and growth of pupils
and teacher.
c. Willian H. Burton, dalam bukunya supervision a social process (1955),
menyatakan: supervision is an expert technical service primarly aimed at
studying and improving cooperatively all factors which affect child growth
and development.
d. Baharudin Harahap, dalam bukunya Supervisi Pendidikan (1983)
menyatakan: supervisi ialah kegiatan yang dijalankan terhadap orang yang
menimbulkan atau yang potensial menimbulkan komunikasi dua arah.
e. Ngalim Purwanto, dkk., dalam bukunya Administrasi Pendidikan (1979),
menyatakan supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan
untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan
pekerjaan mereka secara efektif.
f. Ametembun, dalam bukunya supervisi pendidikan (1975), menyatakan:
supervisi pendidikan adalah pembinaan ke arah perbaikan situasi pendidikan
pada umumnya dan peningkatan mutu belajar mengajar di kelas pada
khususnya.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas dapat dikemukakan secara


sederhana bahwa supervisi pada dasarnya adalah upaya untuk meningkatkan
mutu pendidikan dan pengajaran di sekolah. Ia berintikan program pengajaran
dengan ditunjang oleh unsur-unsur lain, seperti guru, sarana dan prasarana,
kurikulum, sistem pengajaran dan penilaian. Supervisor memiliki peran dan
fungsi agar secara bertahap dan berkelanjutan guru dan kepala sekolah lebih
profesional.

Berbicara supervisi berarti pengawasan yang berarti juga melihat dari atas,
lalu apa yang dilihat tentunya yang dilihat apa saja yang kurang ataupun lebih
dari apa yang dilihatnya tersebut, seperti halnya orangtua kepada anaknya
sebenarnya bukan hanya melihat kemudian membiarkan begitu saja, tetapi juga
mendukung, mendorong, memberi, membimbing, menyarankan, dan menasihati
namun dalam mensupervisi kata kuncinya adalah tidak memaksakan kehendak
terhadap apa yang disupervisinya.

Dalam supervisi siapapun berhak dan bertanggung jawab untuk kemajuan


sebuah organisasi terlebih kepada organisasi formal, karena ada landasan yang
kuat dalam memajukan dan mengarahkan kemajuan organisasi baik secara
filosofis maupun secara yuridis, ada mekanisme dan teori-teori yang berkembang
sebagai langkah konkret dalam mengimplementasikan supervisi pengajaran.

Supervisi pendidikan ada dua macam, yaitu supervisi akademis dan supervisi
klinis. Supervisi akademis adalah kegiatan pembimbingan yang ditujukan untuk
memperbaiki kondisi-kondisi baik personil maupun materiil yang memungkinkan
terciptanya situasi belajar mengajar (pembelajaran) yang lebih baik, demi
terciptanya tujuan pendidikan, sedangkan supervisi klinis adalah bagian dari
supervisi yang pelaksanaannya hanya dititikberatkan pada penampilan mengajar
guru yang meliputi aspek kemampuan mengajar guru (perencanaan
pembelajaran, kemampuan mengajar, dan personel sosial).

Konsep supervisi akademik atau supervisi pengajaran dalam literatur


mutakhir pada dasarnya masih sejalan dengan konsep-konsep yang telah
dibicarakan dalam literatur-literatur yang mendahuluinya. Supervisi pendidikan
dipandang sebagai kegiatan yang ditujukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Dengan demikian dapat
dirumuskan bahwa fungsi supervisi pendidikan adalah meningkatkan
kemampuan profesional guru dalam upaya mewujudkan proses belajar peserta
didik yang lebih baik melalui cara-cara mengajar yang lebih baik pula. Dengan
adanya fungsi supervisi tersebut memberikan kerangka kerja yang jelas dalam
mensupervisi pendidikan terutama yang berkaitan dengan aktivitas belajar
mengajar yang terjadi antara guru dan peserta didik

2. Fungsi- fungsi Supervisi


Oteng Sutisna (1989: 279-280) menyatakan bahwa banyak kegiatan
supervisi berpangkal pada kebutuhan situasi yang menyangkut banyak orang-
murid, orangtua murid, guru, dan orang lain yang berkepentingan, semua bisa
terlibat dalam situasi sekolah. Mereka itu bersama-sama akan ikut memengaruhi
kegiatan-kegiatan supervisor, yaitu orang yang melakukan fungsi supervisi. Ia
mungkin seorang pengawas pendidikan, atau kepala sekolah yang karena
peranannya selaku seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab tentang mutu
program pengajaran di sekolahnya. Atau seorang petugas khusus yang diangkat
untuk memimpin perbaikan suatu bidang pengajaran tertentu, seperti pendidikan
jasmani, seni rupa, musik, dan keterampilan-keterampilan.
Kemajuan dalam proses belajar murid tak akan dapat dicapai dengan
memusatkan perhatian supervisi kepada metode dan teknik mengajar terus-
menerus, mengajar adalah hasil dari keseluruhan pengalaman yang diperoleh
guru. Maka untuk memajukan pengajaran dalam supervisi harus sanggup: (1)
memajukan kepemimpinan dalam mengembangkan program sekolah dan
memperkaya lingkungan sekolah, (2) memajukan kondisi yang memungkinkan
orang-orang bermufakat tentang tujuan-tujuan dan cara-cara pelaksanaannya,
serta memperoleh sumber-sumber yang menggalakkan pertumbuhan individual
maupun kelompok dalam pandangan dan kesanggupan, dan (3) memajukan iklim
dan suasana yang membuat orang-orang merasa diterima dan dihargai sebagai
pribadi dan anggota organisasi yang sama penting.

Maka untuk mempersatukan semua usaha itu menjadi seimbang dan


terkoordinasi dengan baik harus tersedia suatu program kegiatan supervisi yang
dibangun untuk menghadapi tujuh macam usaha berikut:
(1) membantu para guru secara individual dan secara kelompok dalam
memecahkan masalah-masalah pengajaran yang mereka masing-masing hadapi,
(2) mengoordinasikan seluruh usaha pengajaran menjadi perilaku edukatif yang
terintegrasi dengan baik, (3) menyelenggarakan program latihan dalam jabatan
yang kontinyu bagi guru-guru, (4) membangun suatu usaha ilmiah yang
berhubungan dengan penilaian dan perbaikan program pengajaran di sekolah-
sekolah, (5) memperoleh alat-alat pengajaran yang bermutu dan mencukupi, (6)
membangkitkan dan memelihara kegairahan guru yang kuat untuk mencapai
prestasi kerja yang semakin baik, dan (7) membangun hubungan-hubungan yang
baik dan kerjasama yang produktif antara sekolah, lembaga-lembaga sosial dan
masyarakat.

Dalam praktik supervisi akademik atau pengajaran kepala sekolah dan guru-
guru tidak diperlakukan sebagai bawahan (subordinates), melainkan sebagai
rekan sejawat (colleagues) tata kerja yang dikembangkan adalah bekerja bersama
(working with), kendatipun struktur organisasi yang birokratik tetap dihargai.
Pendekatan perilaku supervisi adalah menciptakan dan menjaga keselarasan
antara tujuan-tujuan/ kepentingan pribadi (personal needs) dengan tujuan-tujuan
organisasi (institutional goals) melalui kerja tim dan evaluasi terhadap sasaran-
sasaran supervisi. Pendekatan tersebut menempuh prosedur kerja berikut sesuai
dengan pendapatnya Ametembun (Tim Adpen UPI, 2010: 5), yaitu:

a. Fungsi Penelitian

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif tentang situasi


pendidikan (khusus sasaran-sasaran supervisi akademik), maka perlu
diadakan penelitian terhadap situasi dan kondisi tersebut, dengan prosedur:
(1) perumusan pokok masalah sebagai fokus penelitian, (2) pengumpulan
data yang bersangkut paut dengan masalah itu, (3) pengolahan data, dan (4)
penarikan kesimpulan yang diperlukan untuk perbaikan dan peningkatan.

b. Fungsi Penilaian

Hasil penelitian selanjutnya dievaluasi: apakah menggembirakan atau


memprihatinkan, mengalami kemajuan atau kemunduran atau kemandekan.
Hanya patut diingat, bahwa dalam etika pendidikan penilaian itu harus
menekankan terlebih dahulu pada aspek-aspek positif (kabikan-kebaikan dan
kemajuan-kemajuan), kemudian baru pada aspek-aspek negatif (kekurangan-
kekurangan atau kelemahan- kelemahan).
c. Fungsi Perbaikan

Berdasarkan penilaian tersebut, langkah-langkah yang dapat diambil adalah:


(1) mengidentifikasi aspek-aspek negatif, yaitu kekurangan, kelemahan atau
kemandekan, (2) mengklasifikasi aspek-aspek negatif itu mana yang serius
dan mana yang sederhana, dan (3) melakukan perbaikan-perbaikan menurut
prioritas.
d. Fungsi Peningkatan

Upaya perbaikan merupakan proses yang berkesinambungan yang dilakukan


terus-menerus. Supervisi akademik menjunjung praktik “continous quality
improvement (CQI).” Dalam proses ini diusahakan agar kondisi yang telah
memuaskan supaya dipertahankan bahkan lebih ditingkatkan lagi.
Keempat fungsi tersebut dapat digambarkan dengan ilustrasi sebagai berikut:
Penelitian

Peningkatan Penilaian

Perbaikan

Gambar 5.2 Fungsi-fungsi Penelitian

Supervisi merupakan fungsi organik dari administrasi atau manajemen


terutama dalam bidang pendidikan. Supervisi bertanggung jawab tentang
efektivitas dari suatu program. Oleh sabab itu, supervisor harus meneliti ada atau
tidak adanya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya tujuan
pendidikan.

Dengan demikian dalam fungsi supervisi yang terpenting adalah: (1)


menentukan kondisi-kondisi apakah yang diperlukan, dan (2) memenuhi syarat-
syarat yang diperlukan itu. Jadi, fungsi supervisi dari administrasi pendidikan
adalah aktivitas-aktivitas untuk menentukan kondisi-kondisi yang esensial yang
akan menjamin tercapainya tujuan pendidikan. Dengan mempertimbangkan pada
beberapa fungsi-fungsi penelitian, penelitian, perbaikan, dan peningkatan.

3. Pelaksanaan Supervisi Pendidikan


Pengawas sebagai supervisor dalam menjalankan tugas-tugas supervisi
berdasarkan SK Menpan Nomor 118/1996, tugas pokok pengawas adalah menilai
dan membina teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan yang
menjadi tanggung jawabnya. Hal-hal yang berkaitan dengan teknis pendidikan
meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, evaluasi, dan kegiatan
ekstrakulikuler, sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan teknis administrasi
meliputi administrasi personel, administrasi materil dan administrasi operasionil
(Dirjen Pembinaan Pendidikan Agama Islam, 2000: 61).

Sebagaimana dalam konsep dasar administrasi adalah meliputi


perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Dalam konsep
kepengawasan kecenderungannya adalah kepada pengendalian di mana dalam
pengendalian meliputi: pemantauan, penilaian dan pelaporan dan hal ini sering
disebut sebagai monev singkatan dari monitoring evaluasi.

Namun, pada prinsipnya dalam supervisi bidang pendidikan adalah: (1)


bukan mencari kesalahan orang, tetapi mencegah kesalahan sedini mungkin, (2)
membantu personel sekolah dalam mengatasi permasalahan sekolah atas dasar
kemitraan (kesetaraan), dan (3) bekerja sama secara sinergi yang saling
menguntungkan dalam makna positif (Husaini Usman, 2009: 510).

Dalam pelaksanaan supervisi ada beberapa alternatif yang bisa dijadikan


teknik dalam supervisi antara lain, yaitu Azhari Riant (2003: 5-
8) yang menyatakan bahwa ada beberapa contoh instrumen pelaksanaan
supervisi, di antaranya: (1) supervisi administrasi sekolah/madrasah, (2) supervisi
administrasi kesiswaan, (3) supervisi kelas, (4) supervisi administrasi kurikulum.
Untuk tindakan lebih lanjut pengawasan dapat dilakukan dengan tindakan
sebagai berikut:

a. Kunjungan kelas

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kunjungan kelas


adalah:
1) Kunjungan dapat dilakukan dengan memberitahu atau tidak memberitahu,
tergantung pada sifat tujuan dan masalahnya.
2) Kunjungan dapat juga atas permintaan madrasah atau guru yang
bersangkutan.

3) Sudah memiliki pedoman tentang hal-hal yang akan dilakukan baik berupa
instrumen atau catatan-catatan.
4) Sarana kunjungan dan tujuan harus sudah cukup jelas.

b. Observasi kelas

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pengamat:

1) Pengamat harus sudah menguasai masalah, tujuan dan sasaran.


2) Observasi sedapat mungkin tidak mengganggu KBM.

3) Pengamat sudah menyiapkan instrumen atau petunjuk observasi.

c. Tes dadakan

Tes dadakan diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui


pencapaian target kurikulum dan daya serap siswa sampai pada tes dadakan
diberikan.
Soal sudah disiapkan dan pelaksanaannya tanpa memberitahu lebih dahulu.
hal tes dikoreksi segera oleh guru atau supervisor.
d. Konferensi kasus

1) Menentukan kasus-kasus yang ditemukan baik berdasarkan hasil observasi,


kunjungan kelas atau laporan-laporan.
2) Mendiskusikan kasus-kasus tersebut dalam usaha mencari alternatif
pemecahan yang terbaik.
3) Mencari hasil diskusi dan memprogramkan tindak lanjut.

e. Wawancara

Selain observasi kelas perlu ada observasi dokumen khususnya untuk


menjaring peningkatan pengelolaan administrasi dalam rangka menunjang
keberhasilan proses pendidikan di madrasah.
Dokumen yang diamati antara lain:

1) Untuk guru: perangkat persiapan mengajar (sedapat mungkin sesuai dengan


pola PKG serta catatan-catatan yang berhubungan dengan kegiatan belajar
mengajar.
2) Untuk Staf tata usaha: deskripsi tugasnya.

f. Angket

Data/informasi yang sifatnya kuantitatif dan memerlukan jawaban objektif


dilakukan melalui angket.
g. Wawancara

Wawancara dilakukan sehabis kegiatan observasi, dalam rangka usaha


pembinaan maupun mencari titik temu dalam usaha pemecahan masalah.
h. Laporan secara tertulis

1) Laporan tertulis untuk sementara dapat digunakan untuk mengatasi


keterbatasan waktu dan petugas supervisi.
2) Laporan hendaknya dititikberatkan pada segi kualitatif dan disertai data
pendukungnya.

Dan berdasarkan SK Menpan Nomor 118/1996, Bab I pasal I angka (1)


yang menyatakan bahwa pengawas sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil
(PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan di sekolah dengan
melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan
administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah dasar dan menengah.

Dan sesuai keputusan Mendikbud RI Nomor 020/U/1998 tentang


Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan
Angka Kreditnya bahwa instansi pembina jabatan fungsional pengawas
adalah Depdiknas, ruang lingkup kegiatan pengawas sekolah, jenis pengawas
sekolah, jenjang jabatan, pangkat, golongan, angka kredit yang disyaratkan,
tugas pokok dan pembagian kerja sekolah, pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit, tim penilai, kelengkapan dan data cara pengajuan
usul penetapan angka kredit, tata cara penilaian, prestasi kerja yang dinilai,
penetapan angka kredit, pengangkatan pertama kali atau pengangkatan
kembali dalam jabatan pengawas sekolah, kenaikan jabatan/pangkat
pengawas sekolah, pembebasan sementara dan pemberhentian, pembinaan
dan pengawasan (Husaini Usman, 2009: 510)

C. Peranan pengawas sebagai supervisi pendidikan

Ada beberapa peranan yang harus dilakukan pengawas dalam


mensupervisi
Pendidikan guna meningkatkan kinerja guru, yaitu antara lain:

1. Peneliti

Seorang pengawas dituntut untuk mengenali dan memahami masalah-


masalah pengajaran. Karena itu ia perlu mengidentifikasi pengajaran dan
mempelajari factor-faktor atau sebab-sebab yang mempengaruhinya.
2. Konsultasi dan penasihat

Seorang pengawas hendaknya dapat membantu guru untuk melakukan cara-


cara yang lebih baik dalam mengelola proses pembelajaran.
3. Fasilitator

Seorang pengawas harus mengusahakan agar sumber-sumber profesinya baik


materiil seperti buku dan alat pelejaran maupun sumber manusia yaitu
narasumber mudah diperoleh guru-guru.
4. Motivator

Seorang pengawas hendaknya membangkitkan dan memlihara kegairahan


kerja guru guna mencapai prestasi kerja yang semakin baik.
5. Pelopor pembaruan

Sorang pengawas hendaknya jangan merasa puas dengan cara-cara yang


dicapai, pengawas hendaknya memiliki prakarsa perbaikan dan meminta
guru melakukan hal yang serupa.

Dalam supervisi hendaknya bertujuan untuk melakukan pembinaan terhadap


professional guru dengan memiliki perilaku kehidupan sehari- hari, yang
diaplikasikan dalam wujud nyata sebagai berikut : (1) memerhatikan, (2)
mengerti dan memahami, (3) membantu dan membimbing, (4) memupuk
evaluasi diri bagi perbaikan dan pengembangan, (5) memupuk kepercayaan diri,
dan (6) memupuk,mendorong bagi pengembangan inisiatif dan kreativitas
(persoal self profiling growth).
Namun dalam kenyatannya yang terjadi nahwa banyak pengawas yang
memiliki pengetahuan yang lebih luas dalam persoalan persoalan persoalan
pendidikan tetapi tidak ada motivasi untuk menyampaikan pengetahuan yang
lebih luas tersebut kepada guru di sekolah, kekurangan tenaga dalam
kepengawasan pengawas untuk mensuoervisi pelaksanaan tugas tugasnya sangat
kurang sehingga dengan kekurangan pengawas tersebut tidak efektif dalam
kepengawasannya.
Konsep sederhana dari supervisi adalah bahwa pengawas merupakan petugas
yang paling bersentuhan langsung dengan guru, kepala sekolah dan siswa
hierarki kepengawasannya dalah guru mensupervisi siswa siswanya, kepala
sekolah mensupervisi guru guru yanga ada disekolahnya dan juga dapat kepala
sekolah mensuversisi siswa siswanya karena kepala sekolah adalah guru yang
diberikan tuags tambahan lebih. Kepala sekolah, guru, dan siwa dapat disupervisi
oleh pengawas yang ditugaskan oleh pemerintah. Dan supervisi kepada siswa
sangat diperlukan untuk monitoring evaluasi (monev) hasil belajar yang
diharapkan dari falsafah bangsa.
Monitoring evaluasi (monev) tenaga pengawas kurang optimal akan
berdampak terhadap kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas yang tidak
sedikit tetapi akan membutuhkan tenaga sumber daya manusia yang banyak. Dan
tidak menutup kemungkinan akan membutuhkan anggran dana yang besar, tetapi
alangkah baiknya jikak dana anggaran yang besar tersebut diarahkan untuk
pembangunan pendidikan guna mencapai pendidikan yang bermutu yang
manfaatnya dapat dirasakan untuk generasi yang akan datang, terutama untuk
keutuhan dan eksistensi negara ini.

Banyak upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan yang dilakukan selama ini
meskipun tidak bisa dilepaskan dari berbagai faktor yang mempengaruhinya,
dalam hal ini memerukan pemahaman tentang : (1) konsep mutu dan jaminan
mutu, (2) manajemen mutu pendidikan, (3) total quality management (TQM), (4)
pengembangan sistek akreditasi, dan (5) pengembangan sistem pengawasan
untuk menjamin peningkatan mutu. (Nurdin & Sibaweh, 2019)
BAB III

OBSERVASI DAN WAWANCARA


A. Hasil Observasi
1. Profil Politeknik Pelayaran Malahayati
Nama Sekolah : Politeknik Pelayaran Malahayati
Status Sekolah : Dibawah Badan Pengembangan
Sumberdaya Manusia Perhubungan
Alamat : Jalan Laksamana Malahayati
KM.19,No.12,Gampong Durung,Kec.Mesjid Raya,Kab.Aceh
Besar,Prov.Aceh,23373
Tahun Berdiri : 2012
Predikat Menpan : Wilayah Bebas dari Korupsi ( 2019 )
Telepon/Faxmile : 08116798399/0651 33609
Situs Web : www.bp2ipaceh.sch.id
Surel : info_bp2ipaceh@yahoo.co.id

Sejarah berdirinya BP2IP Malahayati Aceh tidak terlepas dari semangat


Kebaharian Masyarakat Aceh sebagaimana tergambar dalam riwayat pejuang
wanita Aceh “Laksamana Malahayati” dan semangat kehidupan berbangsa dan
bernegara dalam wadah Negara kesatuan Republik Indonesia.

Selepas bencana Tsunami yang menghancurkan sebagian pesisir pantai barat


dan utara Aceh pada tahun 2004, semangat untuk bangkit memulai kehidupan
baru dengan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda Aceh pada tahun
2010, dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia pelayaran yang kompeten,
professional dan beretika serta memiliki daya saing global, pemerintah provinsi
Aceh memberikan sebidang lahan seluas 25 Ha yang terletak di Gampong
Durung, Kecamatan Mesjid Raya, Jalan Laksamana Malahayati, Kabupaten Aceh
Besar untuk dibangun Kampus Diklat Pelayaran (Rating School Aceh).

2. Sarana dan Prasarana

Berbagai fasilitas dimiliki Poltekpel Malahayati untuk menunjang kegiatan


belajar mengajar. Fasilitas tersebut antara lain:
a. Kelas
b. Perpustakaan
c. Masjid
d. Sporthall
e. Assemblyhall
f. Poliklinik
g. Lap.Bola,Basket,Volly,Futsal
h. Gym Center
i. Bridge Simulator
j. Engine Simulator
k. Radar Simulator
l. GMDSS Simulator
m. Cargo Handling Simulator
n. Virtual Training Simulator
o. Engine Hall
p. Workshop
q. Water pit
r. Lab.Komputer
s. Lab.Jangka Peta
t. Lab.Bahari
u. Lab.Fisika dan Kimia
v. Lab.Bahasa
w. Lab.Marlin
x. Lab.Listrik dan Elektronika
y. Lab. Steam dan Gas Turbin

3. Visi, Misi, Maklumat Pelayanan

a. Visi
Menjadi Politeknik Pelayaran yang Unggul pada Tahun 2024
b. Misi

 Menerapkan sistem pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan peningkatan


kemampuan berbahasa inggris untuk Mewujudkan Lulusan yang prima,
profesional, beretika, dan berdaya saing tinggi
 Melaksanakan penelitian ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat dalam
mendukung pengembangan industri pelayaran
 Menerapkan sistem manajemen mutu dalam menciptakan Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani (WBBM)
 Meningkatkan jejaring kerja dengan sektor industri pelayaran serta berbagai
institusi terkait
 Mewujudkan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi

c. Maklumat Pelayanan

"Dengan ini, Kami Politeknik Pelayaran Malahayati Aceh, Menyatakan Sanggup


Menyelenggarakan Pelayanan Sesuai Dengan Standar Pelayanan Yang Telah
Ditetapkan dan Apabila Tidak Menetapi Janji Ini, Kami Siap Menerima Sanksi
Sesuai Dengan Peraturan Perundang-undangan"

d. Kebijakan Mutu

Kami manajemen dan seluruh civitas Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Malahayati


Aceh berkomitmen melayani masyarakat transportasi Indonesia dengan :

1. Terus menerus meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan dan


pelatihan (SUSTAINABLE)
2. Menyediakan jasa pendidikan dan pelatihan kepelautan sesuai dengan standar
dan kebutuhan pelanggan (RELIABLE)
3. Mengutamakan kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan (EXCELLENT)
4. Optimalisasi penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien (EFFECTIVE
– EFFICIENT)

4. Proses Observasi dan Wawancara Poltekpel Malahayati

Pada hari Senin, 05 April 2021, sekitar pukul 10.00 WIB kami sampai ke
Politeknik Pelayaran Malahayati untuk melakukan observasi. Hal pertama yang
kami lakukan yakni menemui salah satu pegawai di sekolah tersebut yang.
kebetulan adalah anggota dari kelompok observasi kami. Kami mendapatkan
kesempatan untuk bertemu narasumber yang tepat yaitu, Wakil Direktur I
Poltekpel Malahayati Aceh, Bapak Akhmad Kasan Gupron,S.S,M.Pd dan Ketua
Satuan Penjamin Mutu Intern, Bapak Deny Adi Setiawan,M.M
Proses ketika kami melakukan observasi berjalan dengan lancar, baik dalam
surat perizinan maupun pelaksanaan wawancara. Observasi selesai dilakukan
pada pukul 11.30 WIB.

B. Hasil Wawancara

Topik : Supervisi Pendidikan dan Pelatihan

Tujuan : Memperoleh data mengenai bagaimana


penerapan supervisi pendidikan dan Pelatihan di Poltekpel Malahayati
Narasumber : 1. Bapak Akhmad Kasan Gupron
2. Deny Adi Setiawan
Hari, tanggal : Senin, 05 April 2021
Tempat : Meeting Room Poltekpel Malahayati
1. Daftar Pertanyaan

a. Bagaimana perencanaan Supervisi Pendidikan dan Pelatihan di Poltekpel


Malahayati ?

b. Hal yang harus disiapkan dalam melaksanakan Supervisi pendidikan dan


Pelatihan ?

c. Aspek apa saja untuk menyusun Supervisi pendidikan dan Pelatihan bagi
Tenaga Pendidik atau pengawas pendidikan?
d. Bagaimana pendapat Narasumber tentang sistem Supervisi pendidikan
dan Pelatihan ini dan jika dibandingkan lebih baik menggunakan sistem
Pembelajaran sistem SKS atau sistem yang terdahulu?
e. Dalam penerapan supervisi pendidikan dan Pelatihan apakah sudah
terlaksana sepenuhnya?
f. Pengaruh secara langsung dari sistem Supervisi yang diterapkan kepada
para siswa?
g. Apa yang menjadi hambatan pelaksanaan Supervisi Pendidikan dan
Pelatihan?
h. Seberapa jauh sudah tercapainya tujuan pendidikan dengan adanya
penerapan Supervisi pendidikan yang baru?

2. Kesimpulan Hasil Wawancara

Nama narasumber yang kami wawancarai adalah Wakil Direktur I Poltekpel


Malahayati Aceh yang mana bertugas dalam bidang akademik / Pendidikan dan
Pelatihan, Bapak Akhmad Kasan Gupron,S.S,M.Pd dan Ketua Satuan Penjamin
Mutu Intern, Bapak Deny Adi Setiawan,M.M
Menurut beliau sebagai pimpinan atau Top Manajemen dan pelaksana audit
internal Mutu pendidikan harus selalu melakukan sebuah pengendalian yang
terstruktur dan terorganisir sesuai dengan Standart Operasional Prosedur yang
mengacu pada Tugas Pokok Direktur serta Visi dan Misi Poltekpel Malahayati ,
khususnya dalam menerapkan system pembelajaran SKS (sistem kredit semester)
dalam proses pencapaian tujuan supervisi akademik dan tidak menggunakan
metode pembelajaran klasik seperti biasa. Sistem ini tidak disamakan dengan
sistem yang ada di universitas melainkan menggunakan teknik UKBM (Unit
Kegiatan Belajar Mandiri) ini menjadikan para siswa yang cepat tanggap dalam
pembelajaran menjadi lebih cepat dalam proses pembelajaran dan guru akan
melayani secara individual atau beberapa siswa.

Dampak yang terasa secara langsung oleh para siswa adalah penyampaian
materi dan latihan soal yang lebih luas dan cepat dibanding hanya mengandalkan
pembelajaran di kelas, bilamana seorang siswa ingin melanjutkan UKBM
tersebut maka harus ada bukti penilaian dari guru bersangkutan bahwa murid
tersebut dalam melanjutkan UKBM, namun bisa dikatakan dibalik pembelajaran
yang sangat maju banyak sekali hal yang harus dipersiapkan seperti dalam
supervisi pendidikan klinis bahwa sarana prasarana yang unggul sangatlah
dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan proses supervisi pendidikan, selain itu
dalam supervisi pendidikan akademis para dosen / instruktur harus menyiapkan
berbagai hal seperti melewati beberapa pelatihan, menyusun RPP dari silabus,
dan menyiapkan penilaian yang berdasarkan High Order Thinking Skill.
Narasumber mengatakan bahwa pelaksanaan supervisi pendidikan ini masih perlu
beberapa evaluasi dan perbaikan dari segi kekurangan yang ada, contoh seperti
kesadaran setiap elemen pembelajaran untuk selalu bertanggung jawab dalam
melaksanakan tujuan pendidikan dan sarana prasarana yang ditingkatkan bahkan
ditambah lagi untuk mengakses sistem pembelajaran yang lebih cepat dan tepat.

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Kinerja Lembaga Dalam Supervisi Pendidikan

Kinerja Kampus Poltekpel Malahayati sudah hampir berhasil dalam


melaksanakan dan menerapkan supervisi pendidikan. Seperti yang tertera bahwa
Supervisi pendidikan adalah serangkaian kegiatan membantu pimpinan Sekolah
untuk mengembangkan kemampuan mengelola sekolahnya, atau membantu
tenaga Pendidik mengembangkan kemampuannya mengelola proses belajar
mengajar. Jajaran pimpinan Sekolah sebagai Top Manager dan Pendidik, fokus
terhadap pengembangan kurikulum dan memfasilitasi segala kegiatan
pembelajaran sekaligus berperan sebagai perencana yang mengembangkan
penambahan penggunaan IT untuk kegiatan pembelajaran, selain itu pembuatan
sistem belajar yang kreatif yaitu SKS yang dapat mempercepat penyampaian
materi dan tidak terpaku dengan pembelajaran di kelas saja merupakan cara yang
tidak biasa dilakukan di ranah pendidikan yang ada, maka patut kita apresiasi
karena pihak sekolah sudah berhasil dalam melaksanakan hal tersebut.
Namun terlepas dari hal tersebut masih ada beberapa hal yang harus
diperbaiki dalam penerapannya seperti sarana prasana yang terkadang mengalami
kegagalan fungsi dan kesadaran beberapa pendidik terhadap tanggung jawab
sistem supervisi pendidikan yang baru masih rendah, mereka cenderung masih
menggunakan sistem supervisi pendidikan yang lama atau meninggalkan anak
didiknya yang tidak bisa mengejar materi secara cepat merupakan menjadi
masalah yang cukup miris, maka dari itu pihak sekolah masih membutuhkan
evaluasi dan perbaikan di beberapa bidang agar fungsi supervisi pendidikan
untuk mencapai tujuan pendidikan dapat tercapai.
B. Metode yang Dilakukan Direktur dalam Menghadapi Masalah
Dalam masa jabatannya menjadi seorang Wakil Direktur I tentu tidak selalu
berjalan mulus, banyak rintangan demi tantangan yang harus beliau hadapi dalam
masa jabatannya ini. Mulai dari siswa yang bermasalah hingga masalah
administrasi. Setiap pemimpin memiliki metode tersendiri untuk mengatasi
masalah yang harus beliau selesaikan, termasuk Wakili Direktur I Poltekpel
Malahayati.
Dari hasil observasi yang kami lakukan maka dapat diketahui apa yang metode
Wakil Direktur I Poltekpel Malahayati lakukan untuk menangani masalahnya.
Berikut metode yang dilakukan beliau:
1. Mengklasifikasikan Kategori Masalah yang Dihadapi
Hal pertama yang tentu akan beliau lakukan adalah mengklasifikasi masalah yang
akan beliau tangani. Mengapa nbeliau melakukan metode ini, karena menurut
beliau bahwa suatu penyelesaian akan bergantung pada kategori rumitnya sebuah
masalah. Semakin fatal atau rumit masalah yang beliau hadapi maka harus
semakin pintar beliau dalam mencari jalan keluar tersebut, semakin ketat sanksi
yang akan beliau berikan.
2. Sarana dan prasarana
Pihak Poltekpel Malahayati menangani masalah sarana prasarana sekolah dengan
memaksimalkan kembali fungsi sarana prasarana dengan meningkatkan kualitas
dan kuantitas sesuai dengan standardisasi yang harus diterapkan pada lembaga
Vokasi. Contohnya memberikan Kebijakan untuk para siswa boarding school
dapat menggunakan dan memakai Laptop dan Hp selama berada dikampus dan
terdapat pemaksimalan ataupun penambahan sarana komputer dan juga jaringan
di kampus untuk membantu berjalannya sistem pembelajaran yang berbasis
teknologi di sekolah dengan efektif dan efisien.
3. Tanggung jawab dan kesadaran para temaga Pendidik dalam kegiatan
Pengawasan proses pembelajaran di kelas
Selaku Dosen/Instruktur yang professional bagi para peserta didiknya, perlu
memiliki jiwa tanggung jawab terhadap sistem pengawasan yang diadakan di
sekolah maupun supervisi tentang peningkatan kualitas mutu pendidikan yang
diarahkan dan dipandu oleh Direktur / Wakil Direktur Kampus selaku Top
Manajemen untuk kembali menyadarkan para pejabat yang ditunjuk dalam
pengawasan langsung pendidikan untuk lebih bertanggng jawab dan sadar akan
pentingnya penerapan supervisi pendidikan

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Di dalam pendidikan pastinya terdapat pengawasan dan supervisi


pendidikan, yang dimana pengawas itu memiliki arti yaitu seorang tenaga
pendidikan yang diberi tugas untuk melakukan pembinaan secara profesional
terhadap tenaga pendidik dan pihak terkait. Dilaksanakannya kepengawasan
dalam pendidikan yaitu agar mutu pendidikan di sekolah secara bertahap dan
berkelanjutan menjadi lebih bermutu. Dalam ruang lingkup pengawasan juga
terdapat sistem-sistem pengawasan yang harus dijalankan demi kelancaran
mutu pendidikan, dan juga terdapat proses-proses kepengawasan agar arahan
rencana untuk mewujudkan pendidikan yang lebih bermutu dapat terlaksana
dengan tersusun dan juga tertata sehingga dapat memaksimalkan tujuan
tersebut. Selanjutnya, di dalam pendidikan itu terdapat supervisi pendidikan
yang artinya adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan
pekerjaan mereka secara efektif yang pada umumnya supervisi disekolah itu
dipegang dan dikuasai oleh kepala sekolah. Dalam supervisi terbagi lagi
menjadi dua arahan yaitu supervisi akademis dan supervisi klinis. Supervisi
akademis adalah kegiatan pembimbingan yang ditujukan untuk memperbaiki
kondisi- kondisi baik personil maupun materiil yang memungkinkan
terciptanya situasi belajar mengajar (pembelajaran) yang lebih baik, demi
terciptanya tujuan pendidikan. Sedangkan, supervisi klinis adalah bagian dari
supervisi yang pelaksanaannya hanya dititikberatkan pada penampilan
mengajar guru yang meliputi aspek kemampuan mengajar guru (perencanaan
pembelajaran, kemampuan mengajar, dan personel sosial). Dalam hal
supervisi pendidikan juga terdapat fungsi-fungsi, pelaksanaan supervisi
pendidikan dilengkapi dengan peranan pengawas sebagai supervisi
pendidikan.
B. Saran

Demi tercapainya tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan maka


diperlukan lagi perbaikan yang dapat membangun, sesuai dengan hasil
observasi kami bahwa memang supervisi pendidikan di sekolah yang kami
kunjugi sudah hampir berhasil dalam mewujudkannya karena visi sekolah
yang sudah sesuai dengan harapan mutu pendidikan yaitu Menjadi Politeknik
Pelayaran yang Unggul pada Tahun 2024, namun terlepas dari itu masih
diperlukan adanya perbaikan dalam bidang supervisi klinis yang dapat
menunjang para siswa seperti akses terhadap koneksi internet yang lebih baik
lagi, selain itu saran kami dalam supervisi pendidikan adalah agar
memaksimalkan lagi fungsi SKS untuk seluruh peserta didik yang ada, agar
dalam pelaksanaan pembelajaran sistem SKS dapat lebih merata dan semua
peserta didik dapat merasakan manfaatnya secara langsung untuk mengukur
kemampuan mereka dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Nurdin, Diding & Sibaweh, Imam. (2019). Pengelolaan Pendidikan . Depok.


PT RajaGrafindo Perseda
Peixinho, A. M. L. (2011). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者におけ
る 健 康 関 連 指 標 に 関 す る 共 分 散 構 造 分 析 Title. 11(2), 10–14.
https://doi.org/10.16194/j.cnki.31-1059/g4.2011.07.016
Paul M. Muchinsky. (2012). 済 無 No Title No Title. Psychology Applied to
Work: An Introduction to Industrial and Organizational Psychology, Tenth
Edition Paul, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
(Tanpa Nama), (2011, 22 Oktober). Pengertian Supervisi Pendidikan. [Online].
Diakses dari http://stiebanten.blogspot.com/2011/10/pengertian-supervisi-
pendidikan.html?m=1
(Tanpa Nama), (2016, 1 Mei). Pengertian Pengawasan. [Online]. Diakses dari
https://www.google.com/search/q=pengawasan=a&aqs=chrome.1.69i60.2914joj
9 &client=ms-android-oppo&sourceid=choreme-mobile&ie=UTF-8

Anda mungkin juga menyukai