Anda di halaman 1dari 14

SURAT PERJANJIAN / KONTRAK KERJA

PEMBANGUNAN PROJECT......
LOKASI : ...........

Nomor : 002/SPK.../ .... - ..... / .... /2021

Antara

PT. ............
DENGAN

PT. .............

NAMA PROYEK :

JENIS PEKERJAAN :

HARGA KONTRAK : Rp...........000.000,”TUNKY PROYEK”


( ............ Rupiah)

WAKTU PELAKSANA : ...... Tahun( ......... ) ....... Hari Kalender


SURAT PERJANJIAN / KONTRAK KERJA
Nomor : ..... /SPKK.../ ..... - ..... / ..... /2021
TANGGAL : 08- JULI- 2021

ANTARA
PT. .............
DENGAN
PT. .............

UNTUK MELAKSANAKAN PEKERJAAN


PEMBANGUNAN ...........................
LOKASI : ..........................................

Pada hari ini ........ Tanggal ......... ( ..... – ... – 2021) kami yang bertanda tangan dibawah
ini :

1. Nama :
Jabatan : Direktur Utama PT. ......
Alamat :
No KTP :

Yang dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut dan dengan demikian sah
bertindak untuk dan atas nama Pribadi, yang berkedudukan di Serang - Banten, yang
selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai “PIHAK PERTAMA”.

2. Nama :
Jabatan : Direktur Utama PT. .......
Alamat :
No. /KTP :

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perusahaan, selaku MaenKontraktor
dan calon penerima Surat Perintah Kerja(SPK) Proyek Pembangunan ...... yang
berlokasi di Desa Kaduhauk Kec. Banjarsari Kab. Lebak - Banten, yang selanjutnya
dalam perjanjian ini disebut “PIHAK KEDUA”.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai Para
Pihak atau Kedua Belah Pihak.

Para Pihak menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut :

1. Pihak Pertama adalah pihak pengembang/ dari Pemilik Proyek Pembangunan ......
yang terletak di .............
2. Bahwa Pihak Kedua adalah Kontraktor yang bermaksud untuk bekerjasama dengan
Pihak Pertama dalam pelaksanaan Pekerjaan pada Proyek Pembangunan Sarana
....... yang terletak di Desa Kaduhauk Kec. Banjarsari Kab. Lebak – Provinsi Banten.

3. Berdasarkan hasil negosiasi Para Pihak maka dengan ini Para Pihak telah setuju dan
Sepakat menandatangani SURAT PERJANJIAN / KONTRAK KERJA Proyek
Pembangunan ......... yang terletak di Desa Kaduhauk Kec. Banjarsari Kab. Lebak
Provinsi Banten.

Dengan ini menyatakan telah setuju dan sepakat untuk mengikatkan diri dalam suatu
perjanjian Kerjasama untuk pelaksanaan Pekerjaan pada Proyek Pembangunan ........
yang terletak di . Desa Kaduhauk Kec. Banjarsari Kab. Lebak - Banten, dengan
ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :

PASAL 1
DASAR PERJANJIAN ATAS PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sepanjang tidak ditetapkan lain dalam perjanjian ini, maka istilah / kata-kata dalam
Perjanjian ini harus diartikan sebagai berikut :

1. Perjanjian :
Surat Perjanjian ini beserta dengan semua lampiran, kelengkapan serta syarat-syarat
dan ketentuan didalamnya termasuk dengan addendum/Amandemen bila ada dalam
perjanjian ini.

2. Dokumen Kontrak :
a. Keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan antara PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA untuk melaksanakan dan menyelesaikan Pekerjaan, serta mengikuti
dan tunduk pada ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Semua dokumen atau surat-surat yang merupakan bagian yang tidak terpisah
dengan proyek dan/atau Perjanjian ini harus intepretasikan dalam aturan hukum
yang sebagai berikut :
- Addendum Surat Perjanjian Pemborongan (Kontrak), jika ada
- Surat Perjanjian (Kontrak) ini
- Syarat-syarat administrasi kontrak :
a. Syarat-syarat administrasi khusus kontrak
b. Syarat-syarat administrasi umum kontrak
- Surat Perintah Kerja/SPK
- Berita Acara Negosiasi
- Berita Acara Klarifikasi
- Berita Acara Rapat Penjelasan Tender (Aanwijzing)
- Dokumen Tender
- Gambar Kontrak (dengan urutan gambar detail atau skala besar lebih dahulu,
menyusul kemudian gambar skala kecil) dan Spesifikasi/Syarat-syarat Teknis
Pelaksanaan
- Lampiran-lampiran lain yang disepakati untuk dilampirkan sebagai Dokumen
Kontrak
- Daftar Uraian Pekerjaan, Volume dan Harga Satuan (Bills of Quantities/ BQ)

3. Harga Pekerjaan :
Harga yang harus dibayar oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA atas
pelaksanaan penyerahan dan pemeliharaan pekerjaan sebagaimana dimaksudkan
dalam Perjanjian ini.

4. Lingkup Pekerjaan :
Jenis dan item pekerjaan sebagaimana dituangkan dalam Rencana Anggaran Biaya
Proyek Pembangunan ............ yang terletak di Desa Kaduhauk Kec. Banjarsari Kab.
Lebak Provinsi Banten yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari surat perjanjian
ini.

5. Jaminan Pembayaran :
a. PIHAK PERTAMA menjamain PIHAK KEDUA atas pekerjaan yang di laksanakan
dengan nilai kontrak atau Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) yang disepakati

b. Kesanggupan Besar Nilai Pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA


berdasarkan Hitungan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) yang telah disetujui oleh
Kedua Belah Pihak.

6. Jangka Waktu :
Jangka Waktu pelaksanaan Pekerjaan adalah ..... ( .......... ) Hari kerja. PIHAK KEDUA
harus menyelesaikan Pekerjaan dalam jangka waktu tersebut, sedangkan Penambahan
Waktu Kerja karena Permasalahan di lapangan harus mendapat persetujuan PIHAK
PERTAMA.

7. Serah Terima Pertama (BAST I)


Serah terima pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA sesuai lingkup pekerjaan yang disepakati kedua belah pihak apabila
pekerjaan tersebut mencapai 100% yang mana penyerahan akan di tuangkan dalam
Berita Acara Penyerahan Pertama (BAST I) yang ditanda tangani oleh kedua belah
pihak
.

8. Serah Terima Kedua (BAST II) :


Serah Terima Kedua terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA, Pada Saat PIHAK KEDUA telah menyelesaikan Tanggung Jawab
selama Masa Pemeliharaan selama 360 (Tiga Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah ) Hari
Kerja, penyerahan tersebut akan dituangkan dalam Berita Acara Penyerahan
Kedua (BAST II) pekerjaan yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak.
9. Surat Perintah Kerja (SPK) :
Tanggal mulai kerja PIHAK KEDUA yang dinyatakan dalam Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) yang dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA.

10. Sub Kontraktor :


Sub-Kontraktor adalah Perusahaan / Perorangan yang ditunjuk oleh PIHAK KEDUA
dalam melaksanakan sebagian / seluruh pekerjaan. Penunjukan Sub-Kontraktor harus
ada persetujuan dari PIHAK PERTAMA dan berkordinasi,Hak Sepenuhnya PIHAK KEDUA
untuk mencapai kualitas dan Waktu Kerja yang ditentukan atas persetujuan Pihak
Pertama.

PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA, memberi tugas kepada PIHAK KEDUA sebagaimana PIHAK KEDUA
menerima penugasan tersebut untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana terdapat
dalam surat perjanjian ini.

2. Pekerjaan sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini meliputi pekerjaan-pekerjaan


Sebagaimana tertuang dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

3. Kesalahan Design antara lain namun tidak terbatas pada gambar, perhitungan, struktur,
perencanaan arsitektur, perencanaan sistem mekanikal elektrikal, sistem drainase, dll,
bukan menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA, melainkan tanggung jawab sepenuhnya
Pihak Konsultan Perencana. Oleh karenanya PIHAK KEDUA dibebaskan dari tanggung
jawab terhadap kerusakan pada pekerjaan yang dilaksanakan, dan pekerjaan tersebut
dianggap telah selesai dikerjakan
PASAL 3
JENIS KONTRAK DAN HARGA PEKERJAAN

1) Jenis kontrak ini bersifat kontrak Unit Price, Yang di tuangkan dalam Rencana Anggaran
Biaya yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Surat Perjanjian ini. Penambahan
Volume Pekerjaan dan atau Item Pekerjaan Baru yang tidak tercantum dalam Rencana
Anggaran Biaya akan dihitung sebagai Pekerjaan Tambah yang akan dituangkan dalam
Addendum Kontrak Kerja.

2) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat bahwa harga yang disepakati dalam
perjanjian ini adalah sebesar Rp. ....... 000.000,- ( ...... Rupiah) yang akan dibayarkan
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

3) Harga Kontrak tersebut mengacu pada Volume dan Item pekerjaan sebagaimana
tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.

PASAL 4
CARA PEMBAYARAN

1) PIHAK PERTAMA setuju dan sepakat membayar kepada PIHAK KEDUA dengan cara
PROGRES 20% PROYEK yang menggunakan JAMINAN SKBDN /BANK GARANSI
(BG) ke MAENCONTRAKTOR senilai yang disebut diatas.

PASAL 5
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1) Waktu pelaksanaan pekerjaan ...... ( ........ ) hari kerja, akan disesuaikan seperti tersebut
di bawah ini :
a. Tanggal Serah Terima Lapangan Pekerjaan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA (Dalam Kondisi Lahan Siap Bangun).
b. Tanggal terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
c. Tanggal Penandatanganan Surat Perjanjian ini.

2) Pekerjaan harus selesai dan diserahkan ke Pihak Pertama dan waktu pelaksanaan
tersebut sudah termasuk hari-hari libur, pengaruh faktor hujan dan cuaca yang tidak
baik, mobilisasi dan demobilisasi, transportasi, fabrikasi, testing & commissioning dan
izin-izin yang berkenaan dengan pekerjaan tersebut.

3) Pihak Kedua hanya diperkenankan melakukan pekerjaan pada lokasi-lokasi yang sudah
termasuk dalam Berita Acara Serah Terima Lahan.

4) Pihak Kedua harus sudah memulai kegiatan pekerjaan paling lambat 7 (tujuh) hari sejak
Surat Perintah Kerja (SPK) diterbitkan.

5) Perpanjangan jangka waktu pekerjaan dapat diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA, dalam hal :

a. PIHAK PERTAMA terlambat melaksanakan pembayaran sesuai jangka waktu yang


telah ditetapkan kepada PIHAK KEDUA.
b. Adanya perubahan pekerjaan, faktor gangguan alam, lingkungan sosial, budaya
masyarakat setempat yang menghambat pelaksanaan pekerjaan PIHAK KEDUA.
c. Adanya kesepakatan perpanjangan waktu antara Para Pihak.

PASAL 6
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Perubahan-perubahan yang merupakan penambahan dan atau pengurangan pekerjaan


hanya dianggap sah setelah mendapat instruksi secara tertulis oleh Manajemen
Konstruksi (MK) yang disetujui oleh Pihak Pertama.
2. Berkenaan dengan Pekerjaan Tambah Kurang ini, satu dan lain hal sesuai dengan
Syarat-syarat Administrasi Umum sedangkan cara pembayaran pekerjaan tambah
kurang sebagaimana diatur dalam Syarat-syarat Administrasi Khusus yang diatur lain
dari Perjanjian Kontrak Ini.

PASAL 7
WAKIL PARA PIHAK

Dalam melaksanakan perjanjian ini, PIHAK PERTAMA akan menunjukkan wakilnya yang
bertindak untuk dan atas nama PIHAK PERTAMA dalam rangka memutuskan dan / atau
menandatangani hal-hal yang menjadi hak dan kewajiban PIHAK PERTAMA dan
penunjukkan tersebut akan disampaikan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 8
SUB KONTRAKTOR

1. Untuk setiap bagian pekerjaan yang pelaksanaannya diserahkan kepada pihak lain (Sub
Kontraktor) maka PIHAK KEDUA harus terlebih dahulu memberitahukan dan ditentukan
atas persetujuan PIHAK PERTAMA.

2. Penyerahan pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini tidak
melepaskan tanggung jawab PIHAK KEDUA terhadap tanggung jawabnya sebagaimana
diatur dalam perjanjian ini.

PASAL 9
KLAIM

1. Penyampaian klaim atau tuntutan harus dilakukan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)


hari dari sejak tanggal kejadian untuk mengklaim tersebut yang dimaksudkan, dan
diserahkan kepada PIHAK PERTAMA.

2. Klaim harus disampaikan tertulis dan dilengkapi data-data yang diperlukan yang
memungkinkan PIHAK PERTAMA dapat melakukan evaluasi dan penilaian sebagai dasar
untuk melakukan pembayaran kepada PIHAK KEDUA.

3. Tidak dipenuhinya cara penyampaian klaim sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 pasal
ini, menyebabkan klaim tersebut harus dievaluasi untuk kemudian diajukan kembali
kepada PIHAK PERTAMA.

PASAL 10
SERAH TERIMA PEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA berhak mengajukan pemeriksaan pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA


atau kepada pihak yang mewakili untuk dilakukan Serah Terima Pertama (BAST I), pada
saat progress pelaksanaan telah mencapai 100% (seratus persen).
2. Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pengajuan
pemeriksaan pekerjaan oleh PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA atau yang mewakili
melakukan kegiatan pemeriksaan dan selanjutnya dibuat Berita Acara Serah Terima
(BAST I) yang ditanda tangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan atau wakil
dari masing-masing PARA PIHAK.

3. Berita Acara serah terima kedua (BAST II) yang diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA atau yang mewakili dari masing-masing PARA PIHAK, pada saat
berakhirnya masa pemeliharaan dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam
Perjanjian ini.

PASAL 11
MASA PEMELIHARAAN

1. Masa Pemeliharaan untuk Pekerjaan ini adalah selama 180 (Seratus Delapan Puluh)
hari kalender terhitung sejak tanggal pekerjaan selesai dilaksanakan 100% dan diterima
oleh Pihak Pertama dalam keadaan baik, yang dinyatakan dalam Berita Acara Serah
Terima Pertama pekerjaan.

2. Segala kekurangan, kerusakan atau kesalahan lain yang timbul dalam masa
pemeliharaan yang disebabkan oleh bahan-bahan/peralatan dan cara pelaksanaan yang
tidak sesuai dengan ketentuan kontrak, akan diperinci oleh Manajemen Konstruksi (MK)
yang sudah ditunjuk oleh Pihak Pertama dalam sebuah daftar kerusakan (defect list).

3. Pihak Kedua dalam waktu 3 (tiga) hari setelah menerima defect list tersebut harus
membuat schedule perbaikan dan kemudian memperbaiki segala kekurangan dan
kerusakan atas biaya Pihak Pertama tersebut, dalam jangka waktu 30 hari kalender.

4. Dalam hal Pihak Kedua tidak melakukan perbaikan sebagaimana dimaksud dalam ayat
11.3, maka Pihak Pertama dapat menunjuk PIHAK KETIGA untuk melakukan perbaikan
tersebut dengan biaya dibebankan kepada Pihak Kedua.

5. Semua biaya perbaikan yang dikeluarkan dalam masa pemeliharaan ditanggung oleh
Pihak Kedua

PASAL 12
PENYERTAAN PARA PIHAK

1. PIHAK PERTAMA, menyatakan bahwa :


Membebaskan PIHAK KEDUA dari segala tuntutan hukum dari PIHAK KETIGA yang
disebabkan kelalaian PIHAK PERTAMA dalam melaksanakan dan atau memenuhi
kewajiban-kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian ini.

2. PIHAK KEDUA menyatakan bahwa :


a. Melaksanakan pekerjaan sesuai kewajiban-kewajiban sebagaimana terdapat dalam
perjanjian ini.
b. Membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan PIHAK KETIGA yang
disebabkan kelalaian PIHAK KEDUA dalam melaksanakan dan atau memenuhi
kewajiban-kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian ini.

3. Disamping ketentuan dalam pasal 1 dan 2 pasal ini, PARA PIHAK menyatakan
bahwa:
a. PARA PIHAK adalah lembaga perusahaan yang berbadan hukum yang didirikan
berdasarkan Hukum Negara Republik Indonesia dari PIHAK yang mewakili
mempunyai hak penuh untuk menandatangani dan melaksanakan perjanjian ini
sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Anggaran Dasar Para Pihak.

b. Perjanjian ini tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar PARA PIHAK serta tidak
melanggar peraturan Pemerintah yang wajib ditaati oleh PARA PIHAK.

PASAL 13
DENDA KETERLAMBATAN

1. Jika Pihak Kedua tidak dapat mencapai target penyelesaian seluruh pekerjaan yang
disebabkan karena kelalaian PEMBORONG, maka akan dikenakan denda keterlambatan
sebesar 0.1% (satu permil) dari Harga Kontrak untuk setiap hari keterlambatan
dengan batasan maksimum 5% (lima persen) dari Harga Kontrak.

2. Denda-denda tersebut dalam pasal ini, dibebankan kepada Pihak Kedua dan akan
diperhitungkan dengan kewajiban pembayaran Pihak Pertama kepada Pihak Kedua.

3. Denda keterlambatan tidak dapat dikenakan terhadap perpanjangan waktu pelaksanaan


pekerjaan yang disetujui oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana disebutkan dalam
perjanjian ini.

4. PIHAK PERTAMA akan dikenakan denda keterlambatan pembayaran sebesar 0.1%


(satu permil) per hari dari nilai pembayaran atau nilai kewajiban lainnya, apabila
PIHAK PERTAMA terlambat melaksanakan kewajiban pembayaran kepada PIHAK KEDUA
ataupun lalai melaksanakan kewajiban lainnya sebagaimana dimaksud dalam perjanjian
ini, sehingga PIHAK KEDUA harus melaksanakan ketentuan ayat 4 pasal ini.

5. Pelaksanaan pengenaan denda dari satu pihak kepada pihak lainnya dalam perjanjian
ini dilakukan dengan mengajukan peringatan tertulis sebanyak 2 (dua) kali dengan
tenggang waktu masing-masing 7 (tujuh) hari kerja, kepada pihak yang lalai tersebut.
PASAL 14
ASURANSI
1) Asuransi Pekerjaan ( Contractor's All Risk / CAR ) Pihak Kedua akan mengasuransikan
pekerjaan dengan nilai pertanggungan total sebanding dengan nilai kontrak.
2) Jaminan Terhadap Pihak Ketiga (Third Party Liability / TPL) Pihak Kedua
mengasuransikan terhadap kerusakan maupun kerugian terhadap Pihak Ketiga
termasuk bangunan-bangunan sekelilingnya dikarenakan pelaksanaan pekerjaan
menurut kontrak.
3) Asuransi Kecelakaan (Personal Accident). Pihak Kedua, atas nama Pihak Pertama
mengasuransikan kecelakaan orang-orang yang ditugaskan untuk pelaksanaan
pekerjaan yaitu personil Pihak Pertama berikutnya wakilnya dan wakil - wakil konsultan
yang bekerja dilapangan.

4) Asuransi Tenaga Kerja/ Kecelakaan atau kerugian yang menimpa para pekerja/workman
compensation. Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK) oleh Pihak Kedua harus dilakukan
berdasarkan peraturan Pemerintah dan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja. Pihak
Pertama tidak bertanggung jawab berkenaan dengan setiap kerugian atau ganti rugi
yang sah dan harus dibayar untuk kompensasi pekerja atau jaminan lain untuk
memenuhi pembayaran hak-hak pekerja minimal sesuai dengan syarat-syarat resmi
yang berlaku dengan dasar tempat penerimaan dan tempat bekerja yang meliputi
semua tanggungan pemborong termasuk Sub Kontraktor dalam hal terjadinya suatu
kecelakaan, cidera atau kematian pekerja selama hubungan kerja mereka menurut
kontrak.

5) Asuransi Peralatan Milik Pihak Kedua, Pihak Kedua akan mengasuransikan terhadap
segala kerusakan dan kerugian peralatan milik Pihak Kedua yang digunakan di dalam
proyek ini.
PASAL 15
FORCE MAJEURE
1) Yang dimaksud dengan “Force Majeure" adalah semua hal yang terjadi di luar
kemampuan semua pihak untuk mengatasinya, yaitu berupa perang, invasi dari negara
asing, pemberontakan, revolusi, huru-hara, kerusuhan-kerusuhan sosial, pemogokan,
dan bencana alam seperti banjir, gempa bumi, letusan gunung berapi dan lain-lain yang
langsung menghalangi pelaksanaan pekerjaan.

2) Apabila terjadi keadaan "Force Majeure", maka Pihak Kedua wajib memberitahukan
secara tertulis kepada Pihak Pertama, selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari
kerja sejak tanggal terjadinya "Force Majeure", untuk mendapatkan persetujuan Pihak
Pertama. Pihak Kedua harus menyerahkan kepada Pihak Pertama laporan yang sah
mengenai keadaan memaksa tersebut serta akibatnya pada pekerjaan.

3) Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah Pihak Pertama menerima
pemberitahuan tentang terjadinya "Force Majeure" dari Pihak Kedua belum menyatakan
persetujuannya, maka Pihak Pertama dianggap telah menyetujui keadaan tersebut.
4) Apabila Pihak Kedua harus melaksanakan kembali bagian Pekerjaan yang rusak/hancur
karena "Force Majeure" maka Pihak Kedua harus melaksanakan dan membiayai
pekerjaan tersebut dengan deductible yang sudah diperhitungkan dan biaya ganti rugi
asuransi yang diterima dari asuransi.

PASAL 16
RESIKO

1. Jika hasil pekerjaan Pihak Kedua musnah dengan cara apapun sebelum diserahkan
kepada Pihak Pertama, maka Pihak Kedua bertanggung jawab sepenuhnya atas
segala kerugian yang timbul, kecuali jika Pihak Pertama telah lalai untuk menerima
hasil pekerjaan tersebut.

2. Jika hasil pekerjaan Pihak Kedua sebagian atau seluruhnya musnah diluar kesalahan
kedua belah pihak (akibat keadaan "Force Majeure") sebelum pekerjaan diserahkan
kepada Pihak Pertama, dan Pihak Pertama tidak lalai untuk menerima/menyetujui
hasil pekerjaan tersebut, maka segala kerugian yang timbul akibat itu akan
ditanggung oleh Perusahaan Asuransi.

3. Jika hasil pekerjaan Pihak Kedua sebagian atau seluruhnya musnah disebabkan oleh
suatu cacat-cacat tersembunyi, maka segala kerugian yang timbul ditanggung oleh
Pihak Kedua.

4. Jika hasil pekerjaan Pihak Kedua sebagian atau seluruhnya musnah dan dapat
dibuktikan disebabkan bukan karena kesalahan Pihak Kedua, misalnya karena
kesalahan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis, maka segala kerugian
yang timbul ditanggung oleh Pihak Pertama.

5. Jika pada waktu pelaksanaan terjadi kemacetan-kemacetan yang diakibatkan tidak


masuknya atau tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat karena semata-mata
kesalahan Pihak Kedua, maka segala risiko akibat kemacetan pekerjaan tersebut
pada dasarnya menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.

6. Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun Sub Kontraktor menjadi beban
dan tanggung jawab Pihak Kedua, atau dengan kata lain bahwa Pihak Kedua
membebaskan Pihak Pertama dari segala tuntutan-tuntutan para tenaga kerja dan
Sub Kontraktor berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan ini baik didalam maupun
diluar Pengadilan.

7. Bilamana selama Pihak Kedua melaksanakan pekerjaan kerjasama ini menimbulkan


kerugian PIHAK KETIGA (orang-orang yang tidak ada sangkut pautnya dalam
perjanjian ini) akibat kelalaian Pihak Kedua, maka segala kerugian ditanggung
sepenuhnya oleh Pihak Kedua.
PASAL 17
PENGAKHIRAN PERJANJIAN OLEH PIHAK PERTAMA

Pihak Pertama dapat melakukan pengakhiran perjanjian ini secara sepihak, setelah
sebelumnya memberikan peringatan secara tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut dengan
selang waktu 7 (tujuh) hari kepada Pihak Kedua, apabila :

1) Pihak Kedua menyerahkan pekerjaannya sebagian atau seluruhnya kepada pihak lain
tanpa persetujuan tertulis dari Pihak Pertama, atau

2) Pihak Kedua dalam waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak diterimanya Surat Perintah
Kerja dari Pihak Pertama, tidak atau belum melaksanakan pekerjaan yang telah
dimulai di LOKASI PROYEK, atau

3) Secara langsung atau tidak langsung terbukti dengan sengaja


memperlambat/menunda penyelesaian pekerjaan dan Pihak Pertama telah
memberikan peringatan secara tertulis kepada Pihak Kedua 3 (tiga) kali berturut-
turut dan tidak diindahkan oleh Pihak Kedua, atau

4) Pihak Kedua dinyatakan jatuh pailit oleh Badan yang berwenang atau surat izin
usahanya dicabut atau surat izin usaha tersebut dinyatakan oleh Pengadilan sudah
tidak berlaku lagi.

5) Pihak Kedua tidak melaksanakan pekerjaan sesuai dengan isi Dokumen Kontrak.

6) Pihak Pertama akan menetapkan, menentukan jumlah dan membayar uang yang
menjadi hak Pihak Kedua berkaitan dengan pekerjaan yang telah dilaksanakan
setelah terjadinya pengakhiran perjanjian oleh Pihak Pertama, dengan
memperhitungkan pembayaran terdahulu dan potongan-potongan sesuai kontrak,
serta sisa pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KETIGA.

PASAL 18
PENGAKHIRAN PERJANJIAN OLEH PIHAK KEDUA

Pihak Kedua dapat melakukan pengakhiran perjanjian secara sepihak dengan sebelumnya
memberikan peringatan secara tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut dengan selang waktu 7
hari kepada Pihak Pertama, apabila :
1. Pihak Pertama nyata-nyata tidak dapat melaksanakan kewajibannya yang telah
ditentukan dalam perjanjian,atau
2. Penyitaan tanah LOKASI PROYEK oleh pihak yang berwenang, atau

3. Pihak Pertama melakukan penundaan sebagian dari pekerjaan yang mempengaruhi


pelaksanaan keseluruhan pekerjaan melebihi 90 (sembilan puluh) hari sejak tanggal
penundaan pekerjaan tersebut, atau
4. Pembangunan PROYEK dihentikan oleh pihak yang berwenang untuk jangka waktu
lebih dari 90 ( sembilan puluh) hari, atau
5. Pihak Pertama memberitahukan kepada Pihak Kedua bahwa Pihak Pertama tidak
dapat melanjutkan kewajibannya sesuai perjanjian, atau

6. Pihak Pertama dinyatakan jatuh pailit oleh Badan yang berwenang atau surat izin
usahanya dicabut atau surat izin usaha tersebut dinyatakan oleh Pengadilan sudah
tidak berlaku lagi.

7. Pengakhiran Perjanjian sebagaimana tersebut pada ayat 17.1 dan 17.5 diatas cukup
disampaikan secara tertulis oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua dan demikian
pula sebaliknya.

PASAL 19
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1) Apabila terjadi perselisihan antar PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA maka para pihak
akan menyelesaikan secara musyawarah.

2) Apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender sejak dimulainya musyawarah
tersebut tidak tercapai kesepakatan, maka semua perselisihan yang timbul dari kontrak
ini akan diselesaikan di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

3) Selama proses penyelesaian perselisihan berlangsung PIHAK KEDUA tidak dapat


menjadikannya sebagai alasan untuk menunda pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan.

4) Putusan Pengadilan bersifat final dan mengikat para pihak secara mutlak untuk tingkat
pertama dan terakhir, serta tidak dapat dilakukan banding atau kasasi.

5) Waktu penyelesaian perselisihan dan segala biaya yang timbul dalam rangka
penyelesaian perselisihan tersebut akan ditentukan sesuai dengan vonis yang
ditetapkan oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

PASAL 20
PENUTUP
1) Para Pihak sepakat dan mengakui perjanjian kerjasama ini berikut dokumen lain dan
lampirannya, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan mengikat antar
kedua belah pihak.

2) Segala sesuatu yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Surat Perjanjian
kerjasama ini, akan diatur kemudian dalam perjanjian tambahan (addendum) yang akan
dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak dimana addendum tersebut merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.
3) Apabila sebagian dari ketentuan dalam perjanjian ini bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku atau tidak dapat dilaksanakan karena ketentuan
hukum, Selanjutnya PARA PIHAK sepakat untuk melakukan perubahan atas ketentuan
yang tidak berlaku tersebut agar memenuhi ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Demikian Surat Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, bulan, dan
tahun tersebut diatas dalam rangkap 2 (dua) asli bermaterai cukup, yang masing-masing
dan bunyinya sama dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama pula
setelah ditandatangani dan dibubuhi stempel perusahaan oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA.
Surat perjanjian ini ditanda tangani oleh Kedua Belah Pihak di Jakarta pada hari dan
tanggal tersebut diatas.

Ditanda-tangani
Di Jakarta, ......- JULI - 2021

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT. ............... PT. ................
OWNER PROYEK MAENCONTRAKTOR

........................ ........................
Direktur Utama Direktur Utama

MENGETAHUI/INVESTOR
PT. AJI CARAKA OPTIMA

Prof DR A.R Adji Hoesodo SH MH MBA


Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai