Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Perbaikan
dan Pelebaran jalan ini.
Kami membuat proposal ini dalam rangka meningkatkan kualitas keselamatan masyarakat
serta sebagai perwujudan dari harapan masyarakat sekitar yang berhak atas sarana dan prasarana
yang layak untuk digunakan. Disamping itu, bertujuan agar masyarakat merasa nyaman, tentram
dan aman saat menjalankan berbagai aktivitas dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia dan
kepentingan mobilitas dengan tujuan ekonomi maupun non ekonomi.
Dalam proposal ini kami sampaikan segala aspek permasalahan yang mendorong kami
untuk mengusulkan dibuatnya proposal ini. Proposal ini disusun setelah melakukan evaluasi
terhadap ketidaknyamanan pengguna jalan yang setiap hari melewati jalan ini.
Program ini tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar, mengingat program ini
sebagai jawaban atas keluhan masyarakat yang selama ini telah merasakan ketidaknyamanan dan
ketidakamanan dalam berkendara.
Oleh karena itu, untuk memperjelas substansi dan langkah-langkah yang akan ditempuh
dalam pelaksanaan perbaikan dan pelebaran jalan, kami lampirkan data-data tentang keadaan
jalanan di daerah Pedan-Karangdowo yang sudah sangat memprihatinkan.
Demikian proposal ini kami susun dan semoga dapat ditindaklanjuti untuk direalisasikan.
Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................................. 2
C. Maksud dan Tujuan ................................................................................................................................ 2
D. Manfaat Kegiatan ................................................................................................................................... 2
BAB II ............................................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................ 3
A. Tinjuan Pustaka ...................................................................................................................................... 3
B. Jadwal Pelaksanaan ................................................................................................................................ 6
C. Rencana Anggaran ................................................................................................................................. 6
D. Daftar Pustaka ........................................................................................................................................ 7
BAB III........................................................................................................................................................... 8
PENUTUP ...................................................................................................................................................... 8
A. Kesimpulan............................................................................................................................................. 8
B. Saran ....................................................................................................................................................... 8
LAMPIRAN ................................................................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jalan adalah salah satu sistem prasarana transportasi yang merupakan urat nadi
kehidupan masyarakat dalam menjalankan aktivitas dan penggerak roda perekonomian.
Jalan mempunyai peranan penting dalam usaha pengembangan kehidupan bangsa dan
negara, terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial, budaya, serta lingkungan.
Yang diwujudkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan
dan pemerataan pembangunan antar daerah, membentuk dan memperkokoh kesatuan
nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan nasional, serta membentuk struktur
ruang dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan nasional.
Masyarakat sebagai pengguna fasilitas pemerintah harus ikut serta berpartisipasi
dalam pembangunan fasilitas umum terutama jalan. Hal ini dikarenakan pemerintah dalam
menyelenggarakan pemerintahan sangat ditentukan oleh kualitas hubungannya dengan
masyarakat. Seperti yang tertulis dalam Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Pasal
118 : Masyarakat dapat ikut berperan dalam pengaturan, pembinaan, pembangunan dan
pengawasan jalan.
Pemerintah sebagai lembaga superior harus dengan tulus membuka ruang dan
kesempatan bagi warga untuk ikut serta dalam penentuan kebijakan sehingga akan terjadi
keharmonisasian antara pemerintah dan masyarakat. Kelancaran lalu lintas orang, barang
dan jasa dapat terpenuhi dengan pemeliharaan jalan yang dilakukan secara rutin oleh
pemerintah. Pemeliharaan jalan membutuhkan biaya yang tinggi, sedangkan dana dari
pemerintah sangat terbatas. Pemeliharaan yang rutin dilakukan agar konstruksi jalan dapat
mencapai umur rencana jalan dan menghindari kerusakan pada ruas jalan. Kerusakan yang
sering dijumpai adalah kerusakan dini berupa retak, alur atau perubahan bentuk lainnya.
Untuk mendapatkan jalan dengan kondisi yang baik dan dapat mencapai umur rencana
jalan, maka kualitas bahan penyusun struktur jalan perlu diperhatikan.
Jalan sebagai salah satu akses untuk pencapaian tujuan harus lebih diperhatikan oleh
pemerintah karena apabila ada jalan yang rusak akan lebih membahayakan penggunanya,
seringkali terjadi kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh jalan yang rusak. Hal ini tidak
terlepas dari fasilitas yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakatnya terutama jalan
tidak layak atau rusak, berlubang, dan tidak segera diperbaiki sehingga membahayakan
penggunanya. Jalan yang berlubang cukup dalam, apabila terjadi hujan dan tertutup
genangan air, tidak akan terlihat dan membahayakan pengguna jalan, terutama pengguna
roda dua yang sering menjadi korban kecelakaan yang merenggut nyawa akibat
menghindari jalan yang rusak dan berlubang.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan jalan di daerah Pedan-Karangdowo ?
2. Faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan jalan di daerah Pedan-
Karangdowo ?
3. Apa saja akibat yang ditimbulkan dari adanya kerusakan jalan di daerah Pedan-
Karangdowo ?
4. Apa manfaat dari perbaikan dan pelebaran jalan di daerah Pedan-Karangdowo bagi
pengguna jalan ?

C. Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui bagaimana keadaan jalan di daerah Pedan-Karangdowo.
2. Mengetahui faktor penyebab terjadinya kerusakan jalan di daerah Pedan-Karangdowo.
3. Mengetahui akibat yang ditimbulkan dari adanya kerusakan jalan di daerah Pedan-
Karangdowo.
4. Mengetahui manfaat dari perbaikan dan pelebaran jalan di daerah Pedan-Karangdowo
bagi pengguna jalan.

D. Manfaat Kegiatan
1. Terbangunnya sarana dan prasarana masyarakat berupa perbaikan dan pelebaran
jalan.
2. Terpenuhinya kebutuhan dan hak masyarakat atas sarana transportasi yang layak
dalam menjalankan kegiatan perekonomian.
3. Mengurangi risiko kecelakaan pengguna jalan.
4. Memperlancar hubungan dan komunikasi masyarakat Pedan dengan masyarakat
Karangdowo dan sekitarnya.
5. Dapat digunakan sebagai bahan tinjauan terhadap pembangunan infrastruktur daerah.
6. Meningkatkan pelayanan distribusi barang dan jasa guna menunjang pertumbuhan
ekonomi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tinjuan Pustaka
Pembangunan infrastruktur yang merata sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia,
salah satunya adalah proyek jalan raya. Proyek jalan raya di Indonesia diharapkan mampu
mempermudah transportasi masyarakat baik di desa, maupun di kota. Pembangunan jalan
juga dapat menambah laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
Kita sebagai pengguna jalan tentu menginginkan jalan yang berkualitas baik.
Pembangunan jalan raya yang buruk akan menyebabkan kerusakan dini pada konstruksi
jalan. Kerusakan jalan raya seperti jalan berlubang, jalan amblas dapat membahayakan bagi
pengguna jalan terutama pengendara sepeda motor, karena dapat mengakibatkan
kecelakaan lalu lintas. Sehingga diperlukan penanganan segera terhadap kerusakan jalan.
Jika jalan rusak belum tertangani dengan cepat, sebaiknya kita sebagai masyarakat
pengguna jalan harus turut andil membantu mengurangi dampak dari kerusakan jalan
tersebut, seperti melakukan penimbunan jalan yang berlubang dengan material di sekitar
kita seperti, dengan puing-puing bangunan yang terbuang, pasir, tanah atau dengan material
apapun yang dapat meminimalisir dampak dari kerusakan jalan yang berlubang.
Menurut pasal 1 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006, jalan adalah
prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan merupakan
prasarana angkutan darat yang sangat penting dalam memperlancar kegiatan hubungan
perekonomian, baik antara satu kota dengan kota lainnya,antara kota dengan desa, antara
satu desa dengan desa lainnya. Kondisi jalan yang baik akan memudahkan mobilitas
penduduk dalam mengadakan hubungan perekonomian dan kegiatan sosial lainnya.
Sedangkan jika terjadi kerusakan jalan diberbagai daerah seperti saat ini merupakan
permasalahan yang sangat komplek dan kerugian yang diderita sungguh besar terutama
bagi pengguna jalan akan berakibat bukan hanya terhalangnya kegiatan ekonomi dan sosial
namun dapat juga terjadi waktu tempuh yang lama, kemacetan, bahkan kecelakaan lalu
lintas.
Dalam Undang-Undang No. 34 tahun 2006 tentang Jalan Pasal 1 ayat (10)
mendefinisikan Penyelenggara jalan adalah pihak yang melakukan pengaturan,
pembinaan,pembangunan, dan pengawasan jalan sesuai dengan kewenangannya. Kelalaian
pemerintah dalam penyelenggaraan jalan hingga mengakibatkan korban kecelakaan lalu
lintas karena jalan yang rusak dan tidak segera di perbaiki maka akan membuat potensi
kecelakaan lalu lintas cukup besar, sehingga dalam penyelenggaran jalan harus lebih di

3
perhatikan terutama dalam hal pengawasan, perawatan dan pengaturan. Penyelenggara
jalan wajib segera dan patut untuk memperbaiki Jalan yang rusak yang dapat
mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Dalam hal belum dapat dilakukan perbaikan jalan
yang rusak, penyelenggara jalan wajib memberi tanda atau rambu pada jalan yang rusak
untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas sebagaimana di atur dalam Pasal 24
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Menurut Shahin (1994) dalam Hardiyatmo (2007), menyatakan bahwa survei
kondisi adalah survei yang dimaksudkan untuk menentukan kondisi perkerasan pada waktu
tertentu. Tipe survei semacam ini tidak mengevaluasi kekuatan perkerasan. Survei kondisi
bertujuan untuk menunjukan kondisi perkerasan pada saat waktu dilakukan survei. Jadi,
survei ini sifatnya kualitatif. Informasi yang diperoleh akan digunakan untuk menetapkan :
macam studi, penilaian prioritas dan program pemeliharaan. Survei kondisi juga berguna
untuk persiapan analisis struktural secara detail, dan untuk rehabilitasi. Jika area-area secara
baik direferensikan dalam stasiun-stasiun, maka area yang membutuhkan pengumpulan
data yang lebih intensif dapat didefinisikan.
Menurut Hardiatmo (2007) dalam maulidya (2014), menjelaskan bahwa penilaian
terhadap perkerasan jalan merupakan aspek yang paling penting dalam hal menentukan
kegiatan pemeliharaan dan perbaikan jalan. Untuk melakukan penilaian kondisi perkerasan
jalan tersebut, terlebih dahulu perlu ditentukan jenis kerusakan, penyebab, serta tingkat
kerusakan yang terjadi.
Menurut Heddy R. Agah, umumnya kerusakan jalan banyak disebabkan oleh
perilaku pengguna jalan, kesalahan perencanaan dan pelakasanaan, serta pemeliharaan
jalan yang tidak memadai.
Secara garis besar kerusakan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu kerusakan
struktural, mencakup kegagalan perkerasan atau kerusakan dari satu atau lebih komponen
perkerasan yang mengakibatkan perkerasan tidak dapat lagi menanggung beban lalu lintas;
dan kerusakan fungsional yang mengakibatkan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan
menjadi terganggu sehingga biaya operasi kendaraan semakin meningkat.
(Sulaksono, 2001).
Berikut beberapa faktor penyebab terjadinya kerusakan jalan, antara lain :
1. Drainase yang tidak berfungsi/tidak adanya drainase
Salah satu item penting pada proyek jalan adalah drainase atau saluran, suatu jalan yang
tidak memiliki saluran/drainase atau yang drainasenya tersumbat, akan mengakibatkan
air menjadi tergenang di badan jalan. Air pada asphalt hotmix akan mengakibatkan
terjadi pelepasan butiran agregat asphalt hotmix atau mengurangi daya lekat aspal
sehingga jalan akan mudah terjadi kerusakan.
2. Mutu Asphalt Hotmix yang tidak baik

4
Sebelum dilakukan pengaspalan, harus dilakukan Job Mix Design (JMD) dan memiliki
Job Mix Formula (JMF) agar menghasilkan mutu asphalt hotmix yang sesuai dengan
mutu yang dipersyaratkan.
3. Overtonase (kelebihan beban tonase) kendaraan
Salah satu faktor yang sering mengakibatkan kerusakan dini pada jalan raya adalah
overtonase/overloading kendaraan seperti truk, tronton, dan lain-lain. Beban sumbu
suatu kendaraan yang melintasi jalan raya harus sesuai dengan ketentuan yang telah
dipersyaratkan oleh pemerintah melalui Dinas Perhubungan, Oleh karena itu,
diperlukan peran fungsi dari jembatan timbang, dan jenis kendaraan melewati jalan
sesuai dengan kapasitas dan tipe yang kendaraan yang dipersyaratkan.
4. Kesalahan perencanaan tebal perkerasan jalan
Kerusakan jalan raya juga dapat disebabkan oleh kesalahan dalam perencanaan tebal
perkerasannya, Oleh karena itu diperlukan pengambilan data-data yang tepat sesuai
yang dibutuhkan untuk perencanaan tebal perkerasan jalan.
5. Lapis pondasi agregat yang tidak padat
Umumnya konstruksi jalan raya memiliki lapisan Lapis Pondasi Agregat Klas A
maupun Lapis Pondasi Agregat Klas B. Pelaksanaan lapis pondasi agregat yang tidak
padat atau tidak sesuai yang dipersyaratkan akan menyebabkan aspal hotmix diatasnya
menjadi bergelombang atau menjadi tidak stabil menahan terhadap beban lalu lintas di
atasnya. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan kepadatan Lapis Pondasi Agregat
sebelum dilakukan pengaspalan menggunakan pengujian kepadatan lapangan dengan
alat conus pasir (Sand Cone Test).
6. Kondisi konstruksi tanah dasar yang tidak stabil
Ada beberapa daerah di Indonesia yang memiliki kondisi tanah dasar yang tidak stabil.
Oleh karena itu diperlukan penyelidikan teknis terhadap tanah dasar, agar dapat
dilakukan penanganan teknis yang sesuai keadaan kondisi tanah dasar tersebut.
7. Faktor bencana alam
Untuk faktor bencana alam memang sulit kita hindari, seperti kerusakan jalan akibat
gempa bumi atau bencana banjir dan lainnya. Namun kita perlu mengambil pelajaran
yang terjadi dengan beupaya membuat konstruksi jalan yang lebih pada daerah yang
rawan bencana alam.
8. Pelaksanaan pekerjaan pengaspalan yang tidak baik
Untuk menghidari kerusakan dini pada jalan, pelaksanaan pekerjaan pengaspalan harus
diperhatikan, seperti jumlah passing, suhu aspal saat penghamparan, tebal asphalt
hotmix yang dihampar, dan yang lainnya.
9. Tidak dilakukan perawatan jalan secara berkala
Jalan yang telah mulai mengalami kerusakan apabila ditangani dengan segera akan
menyebabkan kerusakannya semakin parah. Oleh karena itu diperlukan perawatan jalan

5
secara berkala oleh instansi terkait agar tidak membahayakan masyarakat pengguna
transportasi terutama pengendara sepeda motor.

B. Jadwal Pelaksanaan
Berikut Rencana waktu Pelaksanaan Perbaikan dan Pelebran Jalan daerah Pedan-
Karangdowo
No. Uraian Kegiatan Bulan (Tahun 2023)
1. Persiapan 1 s/d 8 April 2023
2. Belanja material 9 s/d 25 April 2023
3. Pelaksanaan
a. Pemetaan 26 s/d 30 April 2023
b. Pembersihan 1 s/d 3 Mei 2023
c. Pengupasan 4 s/d 8 Mei 2023
d. Perbaikan jalan yang berlubang 9 s/d 16 Mei 2023
e. Pendatangan alat berat 17 s/d 19 Mei 2023
f. Pencampuran panas dan paving 20 Mei s/d 20 Juni 2023
g. Finishing 21 s/d 27 Juni 2023
4. Pelaporan dan Evaluasi 28 Juni 2023

C. Rencana Anggaran
Uraian
No Volume Satuan Harga satuan Jumlah
Kegiatan
1. Pembelian
material
a. Aspal 101 Drum Rp 1.860.000,00 Rp 187.860.000,00
b. Kayu bakar 57 M3 Rp 160.000,00 Rp 9.120.000,00
c. Batu pecah 72 M3 Rp 325.000,00 Rp 23.400.000,00
2-3 cm
d. Batu pecah 27 M3 Rp 300.000,00 Rp 8.100.000,00
1-2 cm
e. Agregat 62 M3 Rp 335.000,00 Rp 20.770.000,00
Latasir
f. Papan nama
kegiatan 1 unit Rp 100.000,00 Rp 100.000,00
2. Tenaga
a. Tukang 120 Hok Rp 75.000,00 Rp. 9.000.000,00
(2 orang)
b. Pekerja 780 Hok Rp 65.000,00 Rp 50.700.000,00

6
(13 orang)
3. Biaya
Operasional
a. Komsumsi 900 porsi Rp 8.000,00 Rp 7.200.000,00
b. Sewa alat 2 unit Rp 13.000.000,00
berat Rp 7.000.000,00 Rp 20.000.000,00
Total biaya pengeluaran : Rp 336.250.000,00

D. Daftar Pustaka
Shanin. 1994. dalam Hardiyatmo, H. C. (2007). Pemeliharaan Jalan Raya.

Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Hardiyatmo, H. C., 2007, Pemeliharaan Jalan Raya, Gajah Mada University. Press:
Yokyakarta.

Agah, Heddy R., (2009). Kerusakan Jalan: Akibat, Kesengajaan atau Dampak, Jakarta:
FT-UI.

Sulaksono, S., 2001, Rekayasa Jalan, ITB, Bandung.

https://dinaspupr.bandaacehkota.go.id/2020/06/28/beberapa-faktor-yang-menjadi-
penyebab-terjadinya-kerusakan-jalan-raya/

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jalan merupakan salah satu bagian dari akses yang penting dalam pembangunan
perekonomian. Tanpa jalan yang nyaman, aman, dan bagus, perekonomian suatu daerah
tidak akan berjalan dengan baik. Tanda suatu daerah memiliki perekonomian yang baik,
dapat dilihat dari pembangunan jalannya.

Perbaikan dan pelebaran jalan merupakan salah satu upaya Pemerintah (Kabupaten
Klaten) untuk mengurangi tingkat kecelakaan dan menjaga keselamatan masyarakat. Jalan
ini nantinya akan menghubungkan tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Karangdowo - Pedan
- Cawas. Adapun tanah yang terkena dampak dari rencana pembangunan ini adalah milik
pemerintah provinsi sendiri sehingga tidak bermasalah dengan pihak manapun.

B. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat bermanfaat sebagai pembangun dan pendukung dalam
pengajuan proposal perbaikan dan pelebaran jalan ini.
1. Agar kerusakan yang telah terjadi tidak menjadi lebih lebih parah sehingga dapat
mengganggu dan membahayakan pengguna jalan, maka perlu untuk segera dilakukan
tindakan perbaikan.
2. Pada kerusakan jalan yang rusak secara fungsional perlu dilakukan pengujian kondisi
jalan secara struktural terlebih dahulu untuk melihat kondisi perkerasan jalan secara
keseluruhan, dengan demikian dapat diketahui jenis kebutuhan perbaikan baik berupa
perbaikan struktural ataupun non struktural.
3. Perlu diperhatikan lagi jumlah personil pembantu pengatur lalu lintas yang mungkin
perlu ditambahkan untuk meningkatkan keamanan survei. Kemudain pada jalan dengan
permukaan yang naik turun selain personil pengatur lalu lintas dan rambu yang perlu
ditambah, juga perlu ditambahkan perlengkapan-perlengkapan yang sekiranya
diperlukan untuk mengantisipasi kesulitan-kesulitan pengendara, misalnya adalah
perlunya menambah perlengkapan ganjal ban truk pada saat pengujian dalam kondisi
permukaan jalan yang naik agar turk dengan muatan yang berat tidak mundur saat
melakukan pengujian, dan lain sebagainya sesuai dengan kondisi lokasi pengujian yang
ditinjau.
4. Agar kerusakan yang terjadi dapat ditangani secara dini, maka pemerintah atau instansi
yang terkait perlu mendokumentasikan riwayat kerusakan jalan, dan pelaksanaan survei
perbaikan maupun pemeliharaan jalan dalam bentuk sistem database, sehingga bagian
kerusakan yang memerlukan perbaikan dapat mendapatkan perhatian khusus.

8
LAMPIRAN

Keterangan : Foto kerusakan jalan.

9
2

Anda mungkin juga menyukai