Anda di halaman 1dari 24

KULIAH I.

PENGANTAR EKONOMI
KELEMBAGAAN

Dr. Dessy Adriani, S.P., M.Si.


PENDAHULUAN

Aliran klasik/Neoklasik à Kebijakan Free Trade Area à


mengalami kegagalan pasar
PENYEBAB KEGAGALAN:
1.  Disparitas pendapatan masyarakat menjadi sangat tinggi, sehingga
menimbulkan kasta- kasta dan kelas-kelas didalam social. Kelas-kelas ini
menyebabkan saling eksploitasi diantara satu sama lain.
2.  Teori-teori klasik yang bertumpu pada aliran/paham positivism, yang
melihat suatu realita hanya dari sudut permodelan yang disederhanakan dan
bertumpu pada analisis kuantitatif tanpa mengedepankan sisi humanism
yang komprehesif dalam melakukan analisis.
3.  pengambilan kebijakan dalam aliran ekonomi neoklasik ini lebih
mengandalkan kepada kebebasan ekonomi dan terlalu percaya kepada
superioritas mekanisme pasar yang pada kenyataannya justru menimbulkan
bahaya eksploitasi.
PENDAHULUAN

•  Harus diakui, saat ini aliran pemikiran ekonomi klasik/


neoklasik menjadi sandaran bagi sebagian besar pengambil
kebijakan ekonomi dalam merancang mekanisme dan
kebijakan ekonomi. Lebih-lebih setelah era 1980-an, ketika
liberalisasi menjadi bahasa tunggal pergaulan ekonomi
internasional, pemikiran klasik/neoklasik mendapatkan
tempat yang luas untuk merentangkan sayapnya.
•  Masa itu, ditandai oleh dua peristiwa penting. Ambruknya
ekonomi sebagian negara berkembang, yang kemudian
diobati dengan kebijakan penyesuaian struktural yang
disponsori IMF dan Bank Dunia, yang tidak lain adalah
paket kebijakan memaklumatkan pasar sebagai institusi
penggerak kegiatan ekonomi.
PENDAHULUAN

•  Dan transisi ekonomi beberapa negara Eropa Timur


menuju mekanisme pasar, menggantikan paket
ekonomi komando yang dipandu oleh negara.
•  Momentum tersebut semakin disempurnakan ketika
pada tahun 1994 perjanjian WTO (World Trade
Organization) diratifikasi sebagai payung liberalisasi
ekonomi. Dengan fasilitas tanpa batas dari WTO
itulah bendera pemikiran klasik/neoklasik semakin
berkibar kencang sebagai suar bagi seluruh pelaku
ekonomi di dunia.
KRITIK TERHADAP ALIRAN NEOKLASIK

•  J.H. Boeke dalam disertasinya pada tahun 1910 à negara-negara


sedang berkembang memang perlu dikembangkan teori ekonomi
tersendiri, yang berlainan dengan yang berlaku di negara maju (Barat).
•  Gunnar Myrdal, peraih hadiah Nobel Ekonomi tahun 1974
menyatakan teori ekonomi yang sekarang diajarkan tidak
dikembangkan untuk menganalisis masalah- masalah ekonomi negara-
negara terbelakang (sedang berkembang).
•  Pada tahun 1976 telah terbit buku berjudul Economics in the Future yang
sebenarnya di dalamnya berisi ketidakpuasan terhadap ajaran ekonomi
Neoklasik. Jan Tinbergen dan Gunnar Myrdal di buku tersebut
mengusulkan di masa mendatang hendaknya dapat dikembangkan
ilmu ekonomi yang induktif-empirik dan memperhatikan masalah
kelembagaan (institutional).
KRITIK TERHADAP ALIRAN NEOKLASIK

•  Omerod (1994) menulis buku tentang matinya ilmu ekonomi (the


death of economics). Yang dimaksud ilmu ekonomi yang mati adalah
aliran Neoklasik, dimana dalam realitanya aliran ini tidak cocok karena
banyak menyesatkan dan menyusahkan rakyat banyak. Campur tangan
negara dengan kebijakan fiskal dan moneternya tetap diperlukan agar
perekonomian suatu negara dapat berkembang dengan kesejahteraan
yang relatif merata.
•  Stiglitz (2002) dan juga Perkins (2005) menyatakan akan adanya bahaya
dari globalisasi, yang tidak lain adalah penggu- naan teori ekonomi
Neoklasik dan diperkuat paham Neoliberalisme.
KRITIK TERHADAP ALIRAN NEOKLASIK

Keen (2001) menyatakan kritiknya atas keberadaan teori ekonomi


Neoklasik dan diperlukannya alternatif ajaran lainnya.
1. Austrian Economics, yang menerima banyak ajaran ekonomi Neoklasik
kecuali konsep keseimbangan.
2. Post Keynesian Economics, yang sangat kritis terhadap ajaran
Neoklasik dan menekankan pada pentingnya ketidak- pastian.
3. Sraffian Economics, mendasarkan pada konsep produksi komoditas
dalam artian komoditas (sektor riil) menjadi icon analisis
4. Complexity Theory, yang menerapkan konsep dinamika non linier dan
teori kekacauan terhadap isu-isu ekonomi
5. Evolutionary Economics, yang memperlakukan perekonomian sebagai
sistem evolusi mirip ajarannya Darwin à Dasar awal ekonomi
kelembagaan
MUNCULNYA ALIRAN EKONOMI
KELEMBAGAAN
•  Keberadaan aliran Ekonomi Kelembagaan (Institutional Economics)
merupakan reaksi dari rasa ketidakpuasan terhadap aliran Neoklasik,
yang sebenarnya merupakan kelanjutan dari aliran ekonomi Klasik.
•  aliran Ekonomi Kelembagaan (Institutional Economics) Melihat ilmu
ekonomi dengan satu kesatuan ilmu sosial, seperti psikologi, sosiologi,
politik, antropologi, sejarah, dan hukum.
•  aliran Ekonomi Kelembagaan (Institutional Economics) merangkum hal
tersebut dalam analisis ekonomi, namun demikian di antara mereka
masih mempunyai ragam dan variasi pandangan.
•  Pada garis besarnya aliran Ekonomi Kelembagaan (Institutional
Economics) menentang pasar bebas atau persaingan bebas dengan
semboyan laissez-faire dan motif laba maksimal.
TOKOH EKONOMI
ALIRAN KELEMBAGAAN
•  Landreth dan Colander (1994) membagi para tokoh
ekonomi Aliran Kelembagaan dalam tiga golongan,
yaitu tradisional, quasi dan neo.
•  Yustika (2006) membagi aliran kelembagaan ke dalam
ilmu ekonomi Kelembagaan lama (’old’ institutional
economics) dan ilmu ekonomi Kelembagaan baru (’new’
institutional economics).
Ekonomi Kelembagaan Baru

Vs

Ekonomi Kelembagaan Lama


EKONOMI KELEMBAGAAN LAMA

•  NIE digunakan untuk memisahkan dengan istilah lain,


yakni OIE (old institutional economics), yang dipelopori oleh
Torsten Bunde Veblen (1899)
•  Mazhab OIE berargumentasi bahwa kelembagaan
mer upakan faktor kunci dalam menjelaskan dan
memengaruhi perilaku ekonomi, namun dengan sedikit
analisis dan tanpa kerangka teoritis yang mumpuni.
•  Pendekatan ini murni beroperasi di luar pendekatan
ekonomi neoklasik dan tanpa menggunakan teori
kuantitatif, di mana dari pendekatan kuantitatif tersebut
biasanya suatu generalisasi diambil atau pilihan-pilihan
kebijakan yang tepat dapat dibuat.
EKONOMI KELEMBAGAAN LAMA

Veblen memberikan solusi dengan pemahaman ekonomi


kelembagaan. Veblen berpandangan bahwa lingkungan fisik dan
material dimana manusia berada sang at mempeng ar uhi
kecenderungan manusia dan pandangannya mengenai dunia dan
kehidupannya.

Veblem membagi kelembagaan (institusional) menjadi dua:


1. Kelembagaan teknologi meliputi mesin pengolah (machine
process), penemuan, metoda produksi, teknologi dll.
2. Kelembagaan seremonial meliputi serangkaian hak-hak
kepemilikan (set of property rights), struktur sosial dan
ekonomi, kelembagaan keuangan, dll.
Perubahan kelembagaan teknologi akan mendorong perubahan
kelembagaan seremonial.
EKONOMI KELEMBAGAAN àLAMA VS
BARU
•  NIE digunakan untuk memisahkan dengan istilah lain, yakni
OIE (old institutional economics), yang dipelopori oleh
Common dan Veblen.
•  Mazhab OIE berargumentasi bahwa kelembagaan
mer upakan faktor kunci dalam menjelaskan dan
memengaruhi perilaku ekonomi, namun dengan sedikit
analisis dan tanpa kerangka teoritis yang mumpuni.
•  Pendekatan ini murni beroperasi di luar pendekatan
ekonomi neoklasik dan tanpa meng gunakan teori
kuantitatif, di mana dari pendekatan kuantitatif tersebut
biasanya suatu generalisasi diambil atau pilihan-pilihan
kebijakan yang tepat dapat dibuat.
Ekonomi Kelembagaan àLama Vs Baru

•  Bagi para ahli OIE, kebiasaan/perilaku dianggap sebagai


faktor krusial yang akan menentukan formasi dan sustenance
kelembagaan.
•  Sebaliknya, di ujung spektrum lain yang berseberangan, NIE lebih
memberikan perhatian kepada kendala yang menghalangi
proses penciptaan/ pengondisian kelembagaan, dan utamanya
memfokuskan kepada pentingnya kelembagaan sebagai
kerangka interaksi antarindividu.
Ekonomi Kelembagaan à Lama Vs Baru

•  Karakteristik dari para ahli NIE adalah selalu mencoba


menjelaskan pentingnya kelembagaan, seperti perusahaan
atau negara, sebagai model referensi bagi perilaku individu
yang rasional dan untuk mencegah kemungkinan yang tidak
diinginkan dalam interaksi manusia.
•  Faktor penjelasnya adalah dari individu yang berada dalam
aturan main tersebut (from indviduals of institutions), dengan
mengang gap individu sebagai apa adanya (given).
Pendekatan ini kemudian dideskripsikan sebagai
"methodological individualism".
EKONOMI KELEMBAGAAN BARU

•  Perhatian besar pada seperangkat ide yang kemudian


dikenal dengan istilah "ekonomi kelembagaan
baru" (new institutional economics/NIE).
•  Ide tersebut dikembangkan mulai 1930-an.
•  NIE merupakan upaya "perlawanan" terhadap dan
sekaligus pengembangan ide ekonomi neoklasik.
•  Lebih dari itu, NIE sendiri memiliki para penyumbang
pikiran dari beragam pengaruh politik (political
persuasions).
EKONOMI KELEMBAGAAN BARU

•  Ronald Coase, satu dari founding fathers NIE,


mengembangkan gagasan tentang organisasi ekonomi
untuk mengimbangi gagasan intelektual kebijakan
kompetisi dan regulasi industri Amerika Serikat pada
dekade 1960-an, yang menganggap semua itu bisa dicapai
oleh kekebasan ekonomi dan kewirausahaan (economic and
entrepreneurial freedom).
•  Tetapi, NIE sendiri juga sangat atraktif bagi sebagian
pemikir "sayap kiri" (left-wing thinkers), yakni mereka yang
merasa NIE bisa menyediakan dasar intelektual (teoritis)
untuk menggoyang dominasi mazhab neoklasik, atau
ekonomi pasar bebas (free-market economics).
EKONOMI KELEMBAGAAN BARU

•  NIE menempatkan diri sebagai pembangun teori kelembagaan


non-pasar (non-market institutitons) dengan pondasi teori ekonomi
neoklasik.
•  NIE masih memakai dan menerima asumsi dasar dari neoklasik
mengenai "kelangkaan" dan "kompetisi", tetapi menanggalkan
asumsi rasionalitas instrumental (instrumental rationality); di
mana asumsi tersebut membuat ekonomi neoklasik menjadi
"teori bebas/nir-kelembagaan" (institution-free theory).
•  Oleh karena itu, sebagai langkah untuk menjalankan hal itu, NIE
mengeksplorasi g ag asan kelembag aan non-pasar (hak
kepemilikan, kontrak, partai revolusioner, dan lain-lain) sebagai
jalan untuk mengompensasi kegagalan pasar (market failure).
EKONOMI KELEMBAGAAN BARU

•  Dalam pendekatan NIE, kehadiran informasi yang tidak


sempurna, eksternalitas produksi (production externalities),
dan barang-barang publik (public goods) diidentifikasi
sebagai sumber terpenting terjadinya kegagalan pasar,
sehingga meniscayakan perlunya kehadiran kelembagaan
non-pasar.
•  Sebaliknya, dalam pendekatan neoklasik, ketiga variabel
di atas diasumsikan tidak eksis, sehingga biaya-biaya
transaksi (transaction costs) yang diasosiakan dengan variabel
tersebut dianggap tidak ada.
EKONOMI KELEMBAGAAN BARU

•  NIE juga menambahkan beberapa poin penting


tentang kegagalan kelembagaan ( institutional failures)
yang menjadi penyebab terjadinya keterbelakangan di
banyak negara. Kegagalan kelembagaan tersebut
merujuk kepada
•  1. struktur kontrak dan hukum,
•  2. regulasi dari penegakan pihak ketiga ( rules of third
party enforcement) yang lemah, padahal semua itu harus
diperkuat untuk dapat menjalankan transaksi pasar.
LINGKUP ANALISIS NIE

•  NIE di sisi lainnya beroperasi pada dua level, yaitu


1.  lingkungan makro yang disebut dengan lingkungan
kelembagaan (institutional environment) dan
2.  lingkungan mikro yang disebut dengan kesepakatan
kelembagaan (institutional arrangement).
•  Lingkungan kelembagaan merupakan seperangkat
str uktur aturan politik, sosial dan leg al yang
memantapkan kegiatan produksi, pertukaran, dan
distribusi. Lingkungan kebijakan ekonomi sebagai
lingkungan makro meliputi antara lain aturan mengenai
tata cara pemili- han, hak kepemilikan, dan hak-hak di
dalam kontrak.
TUGAS 1.

Buatlah sebuat artikel (maksimal 1 halaman A4, 1,5 spasi) yang menjelaskan
bagaimana sejarah kelahiran teori ekonomi kelembagaan.
Tugas diketik. Gunakan kalimat sendiri. Kesamaan isi artikel akan
menyebabkan tugas tidak dinilai.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai