Makalah Peradaban Islam Di Thailand
Makalah Peradaban Islam Di Thailand
Disusun Oleh:
XII TKJ 2
AULIA RAMADHANI
DESI HASNWATI
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
Peradaban Islam di Thailand.
Makalah ilmiah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang Peradaban Islam di Thailand ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca..
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Kapan mulai masuk Penyebaran Islam di Asia Tenggara?
2. Bagaimanakah Proses Islamisasi di Asia Tenggara?
3. Seperti apakah Perkembangan Lembaga Sosial dan Politik di Masa itu?
4. Bagaimanakah Perkembangan Keagamaan dan Peradaban Ketika itu?
5. Bagaimana perkembangan Islam di Thailand?
C. Tujuan
1. Memahami Kapan mulai masuk Penyebaran Islam di Asia Tenggara
2. Memahami Bagaimana Proses Islamisasi di Asia Tenggara
3. Memahami seperti apa Perkembangan Lembaga Sosial dan Politik di Masa itu
4. Memahami Bagaimana perkembangan Islam di Thailand.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Mulai abad ke-7 dan ke-8 (abad ke-1 dan ke-2 H), orang Muslim Persia dan Arab sudah
turut serta dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan sampai ke negeri China. Pada masa
pemerintahan Tai Tsung (627-650) kaisar ke-2 dari Dinasti Tang, telah datang empat orang
Muslim dari jazirah Arabia. Yang pertama, bertempat di Canton (Guangzhou), yang kedua
menetap dikota Chow, yang ketiga dan keempat bermukim di Coang Chow. Orang Muslim
pertama, Sa’ad bin Abi Waqqas, adalah seorang muballigh dan sahabat Nabi Muhammad SAW
dalam sejarah Islam di China. Ia bukan saja mendirikan masjid di Canto, yang disebut masjid
Wa-Zhin-Zi (masjid kenangan atas nabi). (Al-Usairy, 2013 : 104)
Islam masuk ke Asia Tenggara disebarluaskan melalui kegiatan kaum pedagang dan para
sufi. Hal ini berbeda dengan daerah Islam di Dunia lainnya yang disebarluaskan melalui
penaklulan Arab dan Turki. Islam masuk di Asia Tenggara dengan jalan damai, terbuka dan
tanpa pemaksaan sehingga Islam sangat mudah diterima masyarakat Asia Tenggara.
3
Proses Islamisasi dan intensifikasi ke-Islaman banyak dipengaruhi oleh situasi dan faktor-
faktor lokal yang menyebabkan timbulnya perbedaan-perbedaan dalam tingkat presentrasi Islam
di kawasan Asia Tenggara yang berakibat perbedaan pandangan, penghayatan, dan pengamalan
Islam oleh penganutnya. Islamisasi dan intensifikasi merupakan proses konversi kepada Islam
dan peningkatan kesadaran serta upaya untuk memahami dan mengamalkan Islam sesuai dengan
doktrin-doktrin yang sebenarnya, yang bersih dari bid’ah dan percampuran dengan unsur-unsur
non Islam lainnya. Proses ini disebut sebagai kembali kepada Al-Quran dan Hadits.
Pembentukan kebudayaan dan tatanan politik Islam di dunia dapat berkembang karena
adanya tasawwuf. Proses internasionalisasi Islam tasawwuf tidaklah berjalan sendiri, karena
diperlukan adanya keterikatan tasawwuf kepada shari’ah secara sufistik. (Hamka, 2006 : 203)
Pengaruh politik Islam yang semakin kuat serta posisi ekonomi Indonesia yang
berkembang, akibat pelayaran internasional dengan pedagang muslim Arab, membuat
pemerintah Portugis dan Belanda mulai tergoda untuk menjalin hubungan dengan penguasa
pedagang di Indonesia (Asia Tenggara). Lambat laun mereka berkeinginan menguasai Indonesia
dengan cara permainan politik.
Dengan pengalaman itu, orang Islam bangkit dengan menggunakan taktik baru, bukan
dengan perlawanan fisik tetapi dengan membangun organisasi. Akibat dari situasi ini timbullah
perkumpulan-perkumpulan politik baru dan muncullah pemikir-pemikir politik yang sadar diri.
Seperti Budi Utomo, Serikat Islam, Taman Siswa, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, Dll.
(Ajid, 2002 : 297)
4
1. Sebelum Kemerdekaan
Sebelum Indonesia merdeka Islam telah berkembang dan mempunyai peradaban yang
mencerminkan kemuliaan agama Islam, diantaranya adalah:
a. Adanya birokrasi keagamaan, dimana kedudukan ulama sebagai penasehat raja, terutama
dalam bidang keagamaan terdapat di kerajaan-kerajaan Islam.
b. Ulama dan ilmu-ilmu keagamaan, Penyebaran dan pertumbuhan kebudayaan Islam di
Indonesia terletak di pundak para ulama. Ada dua cara yang dilakukan para ulama dalam
pengembangan ilmu-ilmu keagamaan, yaitu: membentuk kader-kader ulama dan
menyebarkan karya-karya ke berbagai tempat yang jauh.
c. Adanya arsitek bangunan yang menghasilkan seni-seni bangunan yang bercorak Islam
seperti masjid, ukiran, candi dan sebagainya.
2. Setelah Kemerdekaan
a. Berdirinya departemen agama
b. Berdirinya lembaga-lembaga pendidikan
c. Adanya hukum Islam
d. Terlaksananya haji
e. Berdirinya majelis ulama Indonesia (MUI). (Supriyadi, 2008 : 299)
5
maritim diwilayah kepulauan di abad ke-15, 16, dan 17. Perdagangan juga pulalah yang
merupakan faktor dominan yang mendekatkan Islam dengan kerajaan Ayyuthaya.
Sekelompok Islam lainnya, yang menjadi penduduk mayoritas di negeri ini sekarang
tinggal di empat provinsi bagian selatan, yaitu Pattani, Yala, Naratiluat, dan Satul. Juga
termasuk bagian dari provinsi Shongkala. Seluruh provinsi ini dahulunya masuk wilayah
kerajaan Pattani pada abad ke-12, sebelum kerajaan Sukhotai berdiri. Daerah ini merupakan
wilayah muda di negara Thailand, baik secara politik maupun administratif. Pencaplakan yang
dilakukan oleh kerajaan Thailand telah melahirkan masalah utama mengenai minoritas muslim
di Thailand. Orang-orang muslim yang berasal dari Pattani yang dibawa ke Bangkok oleh
tentara Thailand sebagai tawanan perang pada awal masa perang pertama dan kedua. Dan
orang-orang ini lah kemudian menjadi bagian utama dari masyarakat Islam di Thailand Tengah
dan sebagian dari mereka tetap memelihara budaya dan bahasa mereka.
Secara historis kelompok masyarakat muslim telah ada sejak awal berdirinya negara
Thailand dan memiliki peran penting dalam masyarakat. Pada perkembangan selanjutnya
Muanghtai dikenal secara luas sebagai negara yang mengalami perkembangan yang sangat
cepat dibidang ekonomi sosial, budaya. Sementara itu, komunitas muslim merupakan
komunitas minoritas yang secara umum dianggap salah satu yang paling konservatif dan
tradisional dari masyarakat Thailand sehubungan dengan lingkungan yang sedang mengalami
perubahan. Untuk itu relegio kultural merupakan identitas yang paling penting dalam jaringan
hubungan umat Islam dan Budha di Thailand. Karena perkembangan dan dinamisasi
masyarakat muslim Thailand banyak diwarnai oleh masalah tersebut. (Wahyu, 2007 : 161 )
6
BAB III
PENUTUP
Kasimpulan
7
DAFTAR PUSTAKA