Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PENDAYAGUNAAN ZISWAF

Subjek Pendayagunaan Ziswaf

Disusun Guna Memenuhi Tugas Pendayagunaan Ziswaf

Dosen Pengampu : Usfiyatul Marfu’ah, M.S.I

Disusun Oleh :

1. Ma'sum Jauhari 2101036001


2. Mohammad Abdurahman Mufti 2101036017
3. Shofi Anggun Nurcahyani 2101036034
4. Silviana Nur Fadia 2201036073

Manajemen Dakwah

Fakultas Dakwah Dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perekonomian Indonesia saat ini sedang tumbuh berkembang
pesat. Ini mungkin karena ada banyak lembaga keuangan yang bersaing
mempertahankan keberadaannya. Sistem lembaga keuangan, atau lebih
khusus dikenal sebagai aturan terkait aspek keuangan dari sistem
keuangan suatu negara, telah menjadi alat paling penting untuk
mempercepat perkembangan suatu Negara.1
Secara umum, lembaga keuangan berperan sebagai institusi
hubungan keuangan. Intermediasi keuangan adalah sebuah proses
menyerap modal dari unit ekonomi yang surplus, baik dari sektor
korporasi, instansi pemerintah dan perseorangan (rumah tangga) untuk
memberikan modal kepada unit ekonomi lain, yaitu institusi
Intermediasi keuangan adalah tindakan mentransfer uang dari unit
ekonomi surplus menjadi unit ekonomi defisit.2
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, kami berkeinginan
menganalisis lebih lanjut mengenai subjek pendayagunaan dana zakat,
infaq, shadaqah dan wakaf.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari subjek pendayagunaan ziswaf ?
2. Apa saja perbedaan penggunaan kata subjek dan objek dalam
pendayagunaan ?
3. Siapa saja delapan mustahik sebagai subjek pendayagunaan
ziswaf ?
4. Bagaimana peran amil dan mustahik dalam pendayagunaan
ziswaf ?

1
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada ,2015 ,h. 6.
2
Andi Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta :Kencana Prenada Media
Group, 2010, h. 29
C. Tujuan
1. Mampu memahami pengertian subjek pendayagunaan ziswaf
2. Mampu memahami perbedaan penggunaan kata subjek dan
objek dalam pendayagunaan ziswaf
3. Mampu memahami delapan mustahik sebagai subjek
pendayagunaan ziswaf
4. Mampu memahami peran amil dan mustahik dalam
pendayagunaan ziswaf
BAB II

PEMBAHASAN

1. Subjek Pendayagunaan Ziswaf


Di antara sekian banyak definisi yang diberikan oleh para ulama
terkait pengelolaan, dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
38 Tahun 1999 Tentang pengelolaan Zakat. Undang-undang ini
menjelaskan pengertian Pengelolaan zakat adalah kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan memantau
pengumpulan, distribusi, dan penggunaan zakat. Landasan yang
diterapkan dalam pengelolaan zakat adalah iman, takwa, transparansi
dan kepastian hukum sesuai dengan ketentuan Pancasila dan UUD
1945.3
Berdasarkan penafsiran tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
penyelenggaraan zakat rencana:4
a. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam memenuhi
kewajibannya zakat menurut ajaran agama.
b. Penguatan fungsi dan peran instrumen keagamaan untuk tujuan
tersebut mencapai kesejahteraan dan keadilan sosial
c. Mengoptimalkan hasil dan kegunaan zakat.

Untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam UU 38/1999, Pengelolaan


zakat perlu dilakukan secara modern dan professional menggunakan
pendekatan/konsep NPM seperti pada aspek implementasi Yang penting
meliputi: kendali, perbandingan, dan manajemennya sendiri. Ketentuan
mendistribusikan modal, untuk mencapai tujuan ketiga zakat, kemudian
mendistribusikan Yayasan Zakat tidak hanya dibuat dengan mendistribusikan
produk Zakat. (beras, hasil pertanian dan uang), namun dikelola secara efektif
3
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat.
4
Sri Nurhayati, Dkk, AKUNTANSI DAN MANAJEMEN ZAKAT, (Jakarta: Salemba Empat, 2019),
hlm. 70
oleh menjadikan Mustahik sebagai penerima zakat dan bukan penerima zakat.
Dengan kata lain, bentuk penyalurannya harus mendorong Mustahik untuk
berpartisipasi aktif dalam transformasi meningkatkan kapasitas ekonomi,
bukan hanya diam saja OPZ pada akhirnya akan membuat mereka malas.5

5
2 Ibid., hlm 71.

Anda mungkin juga menyukai