Anda di halaman 1dari 18

PEMERINTAH KABUPATEN BURU

DINAS KESEHATAN DAERAH


UPTD PUSKESMAS WAMLANA
Jl. Air Ketel Kecamatan Fena Liesela
Email:pkmwamlana@gmail.com

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS WAMLANA
NOMOR :
TENTANG
MANAJEMEN PENUNJANG LAYANAN KLINIS PUSKESMAS WAMLANA

Menimbang : a. bahwa demi terlaksananya kelancaran pelayanan klinis


kesehatan maka diperlukan Manajemen Penunjang
Layanan klinis;
b. bahwa Pelayanan Penunjang Layanan Klinis di Puskesmas
Wamlana harus memperhatikan kebutuhan pasien, mutu
dan keselamatan pasien;
c. bahwa untuk memenuhi konsideran “a” dan “b” tersebut
diatas, maka dipandang perlu di tetapkan dengan Surat
Keputusan Kepala Puskesmas Wamlana.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2014, tentang
Kesehatan Lingkungan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269 tahun 2008, tentang Rekam Medis;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
37 tahun 2012, tentang Penyelenggaraan Laboratorium
Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
75 tahun 2014, tentang Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
13 tahun 2015, tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
46 tahun 2015, tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
54 tahun 2015, tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat
Kesehatan;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
74 tahun 2016, tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
27 tahun 2017, tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.01.07/MENKES/263/2018, tentang Daftar Obat
Keadaan Gawat Darurat Medis Pada Praktik Mandiri
Dokter.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG MANAJEMEN


PENUNJANG LAYANAN KLINIS DI PUSKESMAS WAMLANA
Kesatu : Kebijakan pelayanan klinis di Puskesmas Wamlana
sebagaimana tercantum dalam Lampiran merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari surat keputusan ini;
Kedua : PELAYANAN LABORATORIUM, sebagaimana dicantumkan
dalam lampiran 1;
Ketiga : PELAYANAN OBAT sebagaimana dicantumkan dalam lampiran
2;
Keempat : MANAJEMEN INFORMASI-REKAM MEDIS sebagaimana dalam
lampiran 3;
Kelima : MANAJEMEN KEAMANAN LINGKUNGAN sebagaimana dalam
lampiran 4;
Keenam : MANAJEMEN PERALATAN sebagaimana dalam lampiran 5;
Ketujuh : MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA sebagaimana dalam
lampiran 6;
Kedelapan : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya,
maka akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Wamlana
pada tanggal :
KEPALA PUSKESMAS WAMLANA,
MOKSEN Z. TOMHISA
LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS WAMLANA
NOMOR
TENTANG MANAJEMEN
PENUNJANG LAYANAN KLINIS DI
PUSKESMAS WAMLANA

PELAYANAN LABORATORIUM
1. Tersedianya jenis – jenis pemeriksaan laboratorium dan jumlah petugas
kesehatan yang kompeten sesuai kebutuhan dan jam buka pelayanan.
2. Jenis-jenis pelayanan Laboratorium yang tersedia di Puskesmas Wamlana
adalah:
Jenis Rincian Jam Buka
No
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
1 Pemeriksaan Hemoglobin (hb)  Senin (08.00-12.00)
hematologi  Selasa (08.00-12.00)
 Rabu (08.00-12.00)
 Kamis (08.00-12.00)
 Jumat (08.00-11.00)
 Sabtu (08.00-12.00)
2 Pemeriksaan kimia Asam Urat, Gula Darah  Senin (08.00-12.00)
klinik Sewaktu, Gula Darah  Selasa (08.00-12.00)

Puasa, Kolesterol Total  Rabu (08.00-12.00)


 Kamis (08.00-12.00)
 Jumat (08.00-11.00)
 Sabtu (08.00-12.00)
3 Pemeriksaan Malaria RDT, Golongan  Senin (08.00-12.00)
serologi Darah  Selasa (08.00-12.00)
 Rabu (08.00-12.00)
 Kamis (08.00-12.00)
 Jumat (08.00-11.00)
 Sabtu (08.00-12.00)
4 Pemeriksaan Malaria mikroskopis  Senin (08.00-12.00)
parasitologi  Selasa (08.00-12.00)
 Rabu (08.00-12.00)
 Kamis (08.00-12.00)
 Jumat (08.00-11.00)
 Sabtu (08.00-12.00)
5 Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam  Senin (08.00-12.00)
bakteriologi (BTA)  Selasa (08.00-12.00)
 Rabu (08.00-12.00)
 Kamis (08.00-12.00)
 Jumat (08.00-11.00)
 Sabtu (08.00-12.00)
6 Pemeriksaan pH, berat jenis, protein,  Senin (08.00-12.00)
urinalisis glukosa, bilirubin,  Selasa (08.00-12.00)

urobilinogen, keton,  Rabu (08.00-12.00)

nitrit, lekosit, eritrosit,  Kamis (08.00-12.00)

asam askorbat)  Jumat (08.00-11.00)


 Sabtu (08.00-12.00)

3. Petugas pelaksana laboratorium di Puskesmas Wamlana adalah Petugas


Laboratorium dengan pendidikan terakhir minimal DIII Analis Teknis Medis
Laboratorium, atas nama Novelia de Fretes, Amd.AK dan Wa Muna, Amd.AK.
4. Petugas yang berhak melakukan interpretasi hasil laboratorium dan
menyampaikannya kepada pasien dan atau keluarga pasien adalah dokter
Puskesmas Wamlana.
5. Permintaan pemeriksaan, penerimaan specimen, pengambilan dan
penyimpanan specimen dipandu dengan pedoman dan prosedur yang jelas.
6. Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab / koordinator layanan klinis harus
melakukan pemantauan berkala pelaksanaan prosedur, Evaluasi dan tindak
lanjut pemantauan ketepatan waktu penyerahan hasil laboratorium.
7. Permintaan pemeriksaan laboratorium diluar jam kerja ditunda hingga waktu
buka pelayanan di Puskesmas.
8. Untuk pemeriksaan kasus – kasus brisiko tinggi diatur sebagai berikut:
a. Spesimen sputum : harus menggunakan handscun, masker, jaslab
b. Darah / serum : harus menggunakan handscun, masker, jaslab
c. Urin : harus menggunakan handscun, masker, jaslab
9. Petugas laboratorium wajib memperhatikan kesehatan dan keselamatan
kerjanya dengan menggunakan alat pelindung diri yang tepat saat
melakukan pemeriksaan.
10. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun disimpan secara aman sesuai
ketentuan bahan dan limbah dikelola sebagai limbah infeksius.
11. Reagen harus tersedia sesuai jenis pemeriksaan yang disediakan dan
dilakukan penglolaan sesuai standar.
12. Hasil Laboratorium harus disertai nilai ambang normal Sebagai berikut :
No
JENIS PEMERIKSAAN NILAI RUJUKAN

HEMATOLOGI
1 Hemoglobin (Hb) 14-18 gr/dL (laki-laki)
12-16 gr/dL (perempuan)
URINALISA
1 Makroskopis
 Warna
 Kejernihan
 Bau
 Volume
2 PH 5.0
3 Berat Jenis 1.000
4 Protein Negatif

5 Glukosa Negatif

6 Bilirubin Negatif

7 Urobilinogen 0,2 mg/dL

8 Keton Negatif

9 Nitrit Negatif

10 Lekosit Negatif

11 Eritrosit Negatif

12 Asam askorbat Negatif

KIMIA KLINIK
1 Glukosa darah sewaktu < 200 mg/dL
2 Glukosa darah puasa 70-110 mg/dL
3 Kolesterol Total < 200 mg/dL
4 Asam Urat 2-7 mg/dL
MIKROBIOLOGI &
PARASITOLOGI
1 BTA Negatif
2 Malaria mikroskopis Negatif
IMUNOLOGI
1 Tes Kehamilan
2 Golongan Darah
3 RDT Malaria Negatif
4 RDT Frambusia Negatif

14. Petugas laboratorium harus menyampaikan hasil pemeriksaan laboratorium


untuk pasien urgen/cito/gawat darurat segera setelah hasil keluar dan
langsung dilaporkan kepada dokter atau petugas kesehatan lain yang
mendapatkan delegasi wewenang pengganti dokter.
15. Reagen essensial dan bahan lain yang tersedia di Puskesmas Wamlana
adalah :
a. Reagen Pemeriksaan Hematologi:
1. Haemoglobin : HCL 0,1 N
2. Golongan Darah : Reagen Anti A, Anti B, Anti A,B dan Anti D
3. Malaria : RDT Malaria
Malaria mikroskopis: giemsa, aquades, methanol,
alkohol 70%
b. Reagen Pemeriksaan Kimia Klinik:
Test strip merek Nesco : Asam Urat, Gula Darah, Kolesterol
c. Reagen Pemeriksaan Bakteriologi:
Reagen BTA ( Larutan Karbol Fushin 0,3 %, Larutan Asam Alkohol 3 %,
Methylene Blue 0,3 %)
d. Reagen Pemeriksaan Urine Lengkap:
Tes strip merek Verify
16. Petugas melakukan permintaan reagen 3 bulan sebelum batas akhir reagen
habis berdasarkan buffer stok.
17. Hasil pemeriksaan laboratorium luar dibuat arsipnya dan dimasukkan ke
dalam rekam medis pasien yang bersangkutan.
18. Rentang nilai rujukan laboratorium dievaluasi dan direvisi secara berkala
seperlunya.
19. Petugas laboratorium membuat prosedur dan melakukan pengendalian mutu
pelayanan laboratorium.
20. Program peningkatan mutu laboratorium harus disusun dan merupakan
bagian tidak terpisahkan dari program PMKP.
21. Resiko dalam pelayanan laboratorium harus diidentifikasi dan ditindak
lanjuti.
22. Kalibrasi alat medis harus dipandu dengan prosedur yang jelas.

Ditetapkan di : Wamlana
pada tanggal :
KEPALA PUSKESMAS WAMLANA,

MOKSEN Z. TOMHISA
LAMPIRAN II KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS WAMLANA
NOMOR
TENTANG MANAJEMEN
PENUNJANG LAYANAN KLINIS DI
PUSKESMAS WAMLANA

PELAYANAN OBAT
1. Pelayanan obat menggunakan metode penilaian, pengendalian, penyediaan
dan penggunaan obat dengan kejelasan prosedur penyediaan dan
penggunaan obat.
2. Pelayanan obat-obatan tersedia selama 6 hari kerja mengikuti jadwal buka
pelayanan di Puskesmas.
3. Obat yang tersedia di Puskesmas harus sesuai dengan Formularium
Puskesmas. Evaluasi obat paling lambat 1 bulan. Petugas farmasi dalam hal
ini asisten farmasi membuat laporan pemakaian obat selama 1 bulan dan
membuat usulan permintaan obat ke dinas kesehatan per 3 bulan guna
menjamin ketersediaan obat di pelayanan puskesmas dan jaringan seperti
puskesmas pembantu dan pos kesehatan desa.
4. Tersedianya daftar formularium Puskesmas yang mengacu pada
Formularium Nasional.
5. Petugas yang berhak memberi resep harus dokter, dan petugas yang berhak
menyediakan dan memberikan obat harus Apoteker atau Asisten Apoteker
atau petugas non farmasi yang telah mengikuti pelatihan dan diberikan
delegasi wewenang.
6. Ditetapkan prosedur dalam proses peresepan, pemesanan dan pengelolaan
obat sesuai pedoman pelayanan kefarmasian.
7. Jika obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga di identifikasi dan di
tindaklanjut sesuai instruksi dokter.
8. Petugas farmasi diwajibkan untuk membuat perencanaan dan mengelola
obat dengan tertib administrasi sehingga dapat mencegah terjadi pemberian
obat kadaluarsa dengan sistim FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First
In First Out) serta mencegah terjadinya kehilangan obat.
9. Dalam hal adanya obat yang sangat dibutuhkan oleh pasien dan tidak
tersedia di formularium atau Gudang Farmasi Kabupaten Buru maka
petugas farmasi diharuskan untuk mendata obat-obat tersebut dan
mengusulkan pengadaannya kepada kepala puskesmas.
10. Penggunaan psikotropika dan narkotika harus diawasi dan di kendalikan
secara ketat. Antara lain dalam :
a. Peresepan, diberikan oleh dokter;
b. Penyimpanan obat Psikotropika dan Narkotika, diletakkan pada lemari
tersendiri dan dengan dua kunci;
c. Pemusnahan obat Psikotropika dan Narkotika yang telah kadaluarsa;
d. Pelaporan obat Psikotropika dan Narkotika secara berkala setiap bulan.
11. Pemberian obat kepada pasien harus disertai dengan label obat yang jelas
mencakup nama obat, dosis, cara pemberian, dan tanggal kadaluwarsa.
12. Petugas pemberi obat ke pasien harus memberikan informasi penggunaan
dan efek samping obat dengan jelas, riwayat alergi, interaksi obat, dan
petunjuk penyimpanan obat dirumah. Efek samping obat harus di laporkan
dan ditindak lanjut.
13. Penanganan obat kadaluarsa dikelola sesuai prosedur pengelolaan obat
kadaluarsa.
14. Petugas pemberi kefarmasian melaksanakan prosedur pencatatan,
pemantauan, pelaporan dalam rekam medis bila terjadi efek samping
penggunaan obat KTD, KNC, termasuk kesalahan pemberian obat, setelah
itu harus ditindaklanjuti dan didokumentasikan.
15. Obat-obat emergensi harus tersedia di unit-unit pelayanan di Puskesmas
untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat emergensi.
16. Daftar obat-obat emergensi:
NO NAMA OBAT LOKASI
1 Diazepam injeksi 5mg/ml (i.v.) Farmasi
2 Dexamethason injeksi 5 mg/ml Poli umum, ruang
(i.v./i.m.) tindakan
3 Difenhydramin injeksi 10 mg/ml Poli umum, ruang
tindakan
4 Epinefrin (adrenalin) injeksi 0,1 % Poli umum, ruang
(i.v./s.k./i.m.) tindakan
6 Natrium clorida infus 0,9% Ruang tindakan,
kamar bersalin
8 Ringer laktat infus Ruang tindakan,
kamar bersalin
9 Lidokain injeksi 2% (infiltr/p.v.) Poli KIA/KB, Ruang
tindakan, kamar
bersalin

17. Obat-obat emergensi yang ada di ruang tindakan, ruang bersalin, dan rawat
jalan harus di simpan, di jaga, di lindugi dari kehilangan atau pencurian dan
dimonitoring serta hasilnya harus ditindak lanjuti.
Ditetapkan di : Wamlana
pada tanggal :
KEPALA PUSKESMAS WAMLANA,

MOKSEN Z. TOMHISA
LAMPIRAN III KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS WAMLANA
NOMOR ..............................................
....
TENTANG MANAJEMEN
PENUNJANG LAYANAN KLINIS DI
PUSKESMAS WAMLANA

MANJEMEN INFORMASI - REKAM MEDIS

1. Puskesmas mempunyai standarisasi kode klasifikasi diagnosis dan


terminologi yang konsisten dan sistematis.
2. Puskesmas membuat pembakuan singkatan-singkatan yang digunakan
dalam pelayanan sesuai dengan pedoman rekam medis.
3. Daftar pembakuan siangkatan di Puskesmas Wamlana:
No Kategori Singkatan Keterangan
1 Identitas Pasien Tn. Tuan
Ny. Nyonya
KK Kepala Keluarga
An. Anak
Sdr. Saudara
Sdri. Saudari
2 Waktu pemeriksaan Tgl Tanggal
3 Hasil pemeriksaan KU Keadaan Umum
PF Pemeriksaan Fisik
BB Berat Badan
TB Tinggi Badan
TD Tekanan Darah
TC
o
Temperatur (suhu)
N Nadi
RR Respirator Rate
dbn Dalam batas normal
Presbo Presentasi bokong
Preski Presentasi kaki
Let Li Letak Lintang
Preskep Presentasi Kepala
DJJ Denyut Jantung Janin
TBJ Tafsiran Berat Janin
HR Heart Rate
Let Su Letak sungsang
PAP Pintu Atas Panggung
PBP Pintu Bawah Panggung
SIAS Spina Iliaca Anterior Superior
NKCVA Nyeri Ketok Costo Vertebra Angle
BU Bising Usus
NT Nyeri Tekan
BND Bunyi Napas Dasar
Abd Abdomen
Ves Vesikuler
Rh Rhonki
Wh Wheezing
CA Conjungtiva anemis
SI Sklera ikterik
Eff Efflurosensi
4 Diagnosis e.c Et causa
DD Diagnosis differensial
dbn Dalam Batas Normal
sde Sulit dievaluasi
TDP Tidak diperiksa
a.r at regio
PPOK Penyakit Paru Obstruksi Kronik
DM Diabetes Melitus
BP Bronkopneumonia
GEA Gastroenteritis Akut
APP Appendicitis
ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Atas
TB Tuberkulosis
OMA Otitis Media Akut
OMSK Otitis Media Supurasi Kronis
OED Otitis Eksterna Difusa
OES Otitis Eksterna Sirkumskripta
GERD Gastroesofageral Refluks
CKR Cedera Kepala Ringan
CKS Cedera Kepala Sedang
CKB Cedera Kepala Berat
Fr Fraktur
VL Vulnus Laceratum
VE Vulnus Ekskoriatum
TFA Tonsilofaringitis akut
HT Hypertensi
CC Common Cold
DKA Dermatitis Kontak Alergi
DKI Dermatitis Kontak Iritan
OA Osteoarthritis
TFA Tonsilofaringitis Akut
HEG Hiperemesis Gravidarum
PUD Perdarahan Uterus Disfungsional
PUA Peredarahan Uterus Abnormal
PEB Pre Eklampsia Berat
KPD Ketuban Pecah Dini
KET Kehamilan Ektopik Terganggu
HDK Hipertensi Dalam Kehamilan
HAP Perdarahan Ante Partum
HPP Perdarahan Post Partum
5 Obat dan PCT Paracetamol
pemberiannya
GG Gliserin Guaiacolat
CTM Clorpheniramin Maleat
Amox Amoxicillin
Vit Vitamin
Syr Sirup
R Ambillah
mf Campur buat
ac Sebelum makan
dd Sehari
pc Setelah makan
Pulveres Puyer
C Sendok makan (15 ml)
cth Sendok teh (5 ml)
cp Sendok bubur
gtt tetes
i.m.m Berikan ke tangan dokter
Inf Infus
Inj Injeksi
mg miligram
u.e Obat luar
I 1
V 5
X 10
L 50
No Jumlah

4. Petugas rekam medis membuat prosedur akses terhadap informasi medis


yang dibutuhkan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan tanggungjawab
serta mempertimbangkan tingkat kerahasiaan dan keamanan informasi.
5. Petugas Puskesmas yang boleh mengakses Rekam Medis adalah Petugas
Rekam Medis, pihak internal puskesmas yang sudah mendapatkan
persetujuan penanggung jawab rekam medis, pihak eksternal yang sudah
membuat permohonan akses rekam medis tertulis kepada Kepala Puskesmas
Wamlana
6. Petugas rekam medis mempunyai pelayanan rekam medis dan metode
identifikasi serta sistem pengkodean, penyimpanan, dokumentasi rekam
medis memudahkan petugas untuk menemukan rekam medis tepat waktu
dan untuk mencatat pelayanan yang diberikan kepada pasien.
7. Rekam medis wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 2
(dua) tahun terhitung dari tanggal terakhir berobat, setelah batas waktu
dilampaui rekam medis tersebut dapat dimusnahkan.
8. Petugas rekam medis membuat prosedur penyimpanan berkas rekam medis
dengan kejelasan masa retensi sesuai pertauran perundangan yang berlaku.
9. Isi rekam medis mencakup antara lain:
a. Identitas pasien;
b. Tanggal dan waktu;
c. Hasil anamnesis yang mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan
riwayat penyakit;
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
e. Diagnosis;
f. Rencana penatalaksanaan;
g. Pengobatan dan atau tindakan;
h. Pelayanan lain yang diberikan kepada pasien;
i. Persetujuan tindakan bila diperlukan.
10. Dilakukan penilaian kelengkapan dan ketepatan isi rekam medis kemudian
hasilnya harus ditindak lanjuti dan dijaga kerahasiannya.
11. Sistem pengkodean rekam medik menggunakan sistem urut dimana 4 digit
pertama adalah kode Puskesmas dan 4 digit terakhir adalah berdasarkan
nomor urut.
12. Rekam medis disimpan didalam rak filling, rekam medis yang berada diluar
rak filling harus dikembalikan dalam kurun waktu 1x24 jam.

Ditetapkan di : Wamlana
pada tanggal :
KEPALA PUSKESMAS WAMLANA,

MOKSEN Z. TOMHISA
LAMPIRAN IV KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS WAMLANA
NOMOR
TENTANG MANAJEMEN
PENUNJANG LAYANAN KLINIS DI
PUSKESMAS WAMLANA

MANAJEMEN KEAMANAN LINGKUNGAN


1. Penanggung jawab pemantauan lingkungan adalah petugas kesehatan
lingkungan atas nama Umar Marasabessy, Amd.KL.
2. Penanggung jawab pemantauan lingkungan wajib membuat jadwal
pemantauan lingkungan fisik Puskesmas.
3. Kegiatan yang dilakukan selama pemantauan lingkungan fisik Puskesmas
anatar lain pemantauan instalasi listrik, air, ventilasi, gas dan sistem lain
yang diperiksa secara rutin, dipelihara dan diperbaiki secara periodik.
4. Petugas pemelihara lingkungan menyediakan sarana untuk menangani
malah listrik/api apabila terjadi kebakaran.
5. Petugas pemeliharaan lingkungan membuat prosedur inspeksi, pemantauan,
pemeliharaan dan perbaikan sarana dan peralatan kemudian melakukan
dokumentasi pelaksanaan, hasil dan tindak lanjutnya.
6. Petugas laboratorium dan petugas pemeliharaan limbah membuat prosedur
inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya
serta pengendalian dan pembuangan limbah berbahaya dilakukan
berdasarkan perencanaan yang memadai kemudian melakukan pemantauan,
evaluasi, dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan.
7. Penanggung jawab pengelolaan keamanan lingkungan fisik Puskesmas
adalah petugas kesehatan lingkungan atas nama Frengko Kaya, Amd.KL.
8. Penanggung jawab pengelolaan keamanan lingkungan fisik wajib membuat
program keamanan lingkungan fisik Puskesmas, salah satu rencana harus
memuat tentang perencanaan, pelaksanaan, pendidikan dan pelatihan
petugas, pemantauan dan evaluasi.
9. Program keamanan lingkungan fisik Puskesmas yang dibuat harus
melampirkan bukti pelaksanaan, kemudian dievaluasi dan ditindaklanjuti.

Ditetapkan di : Wamlana
pada tanggal :
KEPALA PUSKESMAS WAMLANA,

MOKSEN Z. TOMHISA
LAMPIRAN V KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS WAMLANA
NOMOR
TENTANG MANAJEMEN
PENUNJANG LAYANAN KLINIS DI
PUSKESMAS WAMLANA

MANAJEMEN PERALATAN
1. Petugas pengelola instrumen membuat prosedur untuk memisahkan alat
yang bersih dan alat yang kotor, alat yang memerlukan sterilisasi, alat yang
membutuhkan perawatan lebih lanjut (tidak siap pakai) serta alat-alat yang
membutuhkan persyaratan khusus untuk peletakannya.
2. Petugas pengelola instrumen harus mempuntai prosedur sterilisasi dan
melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan prosedur secara berkala.
3. Apabila memperoleh bantuan peralatan Kepala Puskesmas, bendahara
barang, petugas pengelola instrumen harus mengetahui penanganan
bantuan peralatan tersebut.
4. Puskesmas penanggung jawab pengelolaan peralatan membuat daftar
inventaris peralatan klinis dengan menunjuk petugas penanggungjawab
pengelolaan peralatan dan kalibrasi.
5. Petugas penanggung jawab pengelolaan peralatan menetapkan alat ukur dan
melakukan kalibrasi secara teratur dan ada buktinya.
6. Petugas penanggungjawab pengelolaan peralatan mempunyai sistem kontrol
peralatan, testing dan perawatan secara rutin untuk peralatan klinis yang
digunakan serta mendokumentasikan hasil pemantauan.
7. Petugas penanggung jawab pengelolaan peralatan membuat kebijakan dan
prosedur penggantian dan perbaikan alat yang rusak agar tidak mengganggu
pelayanan.

Ditetapkan di : Wamlana
pada tanggal :
KEPALA PUSKESMAS WAMLANA,

MOKSEN Z. TOMHISA
LAMPIRAN VI KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS WAMLANA
NOMOR
TENTANG MANAJEMEN
PENUNJANG LAYANAN KLINIS DI
PUSKESMAS WAMLANA

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


1. Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab Layanan Klinis membuat
perhitungan membuat pola ketenagaan dan persyaratan kompetensi tenaga
yang memberi layanan klinis.
2. Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab Layanan Klinis membuat
penilaian kualifikasi tenaga dan penetapan kewenangan dengan adanya
proses rekrukmen, retensi, pengembangan dan pendidikan berkelanjutan
tenaga klinis yang baku.
3. Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab Layanan Klinis membuat
penilaian kinerja petugas pemberi pelayanan klinis proses evaluasi, hasil
evaluasi dan tindak lanjut dengan adanya keterlibatan petugas pemberi
pelayanan klinis dalam peningkatan mutu klinis dengan proses yang
menjamin kesesuaian antara pengetahuan dan keterampilan tenaga dengan
kebutuhan pasien.
4. Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab Layanan Klinis menyediakan
informasi peluang pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan klinis supaya setiap tenaga mendapat kesempatan
mengembangkan ilmu dan keterampilan yang diperlukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan bagi pasien kemudian dilakukan
pendokumentasian pelaksanaan pendidikan dan pelatihan.
5. Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab Layanan Klinis membuat uraian
tugas untuk petugas pemberi layanan klinis dan kewenangan klinis dengan
jelas dan dilaksanakan secara profesional dan legal dalam pelaksanaan
asuhan kemudian dievaluasi dan tindak lanjut.
6. Evaluasi terhadap petugas kesehatan pemohon kewenangan klinis di
Puskesmas Wamlana dilakukan oleh tim kredensial. Adapun susunan Tim
Kredensial yaitu:
1) Ketua : Derek Soulahy, Amd.Kep
2) Anggota : Buji Fanolong, Amd.Kep
Buis Tasidjawa
Ditetapkan di : Wamlana
pada tanggal :
KEPALA PUSKESMAS WAMLANA,

MOKSEN Z. TOMHISA

Anda mungkin juga menyukai