Bab II
Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia . Produk utama tanaman kelapa sawit terdiri dari minyak sawit (CPO)
i
dan minyak inti sawit (PKO). Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis
i
Jacq.) berasal dari Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang
menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena
Afrika. Pada kenyataannya, tanaman kelapa sawit hidup subur di luar daerah
negara dan Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak kelapa
Kingdom : Plantae
Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledonae
Famili : Arecaceae
Subfamily : Cocoidae
Genus : Elaeis
1
Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan saat ini terdiri dari dua jenis
yang umum ditanam yaitu Elaesis guineensis dan Elaesis oleifera. Antara dua
i
A. Akar
Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam
i
biji disebut radikula. Setelah itu radikula akan mati dan membentuk akar utama
i
atau primer. Selanjutnya akar primer akan membentuk akar skunder, tersier,
umumnya memiliki beberapa bagian struktur yaitu , akar primer akar skunder,
i
akar tersier dan akar kuartener. Menurut ( Setyamidjaja ,2010 dalam Afifah,
2019), sistem perakaran kelapa sawit dapat diuraikan menjadi 4 bagian yaitu :
i
1. Akar primer, merupakan akar yang keluar dari bagian bawah batang yang
2. Akar sekunder, merupakan akar yang tumbuh dari akar primer yang arah
2
3. Akar tersier, merupakan akar yang tumbuh dari dari akar sekunder yang arah
tumbuhnya mendatar. Akar ini paling aktif dalam menyerap hara dan air di
dalam tanah. i
4. Akar kuartener, merupakan akar cabang dari akar tertier yang berdiameter 0,2-
0,5 mm.
5. Akar yang paling aktif menyerap air dan unsur hara adalah akar tersier dan
kuartener berada di kedalaman 0-60cm dengan jarak 2-3 meter dari pangkal
pohon, hal ini sesuai dengan pernyataan (Pahan, 2000 dalam Pradiko et
i
al., 2016) bahwa akar kuarter pada tanaman kelapa sawit berperan penting
Pada tanah yang bertekstur halus akar memadat kurang baik bila dibandingkan
i
dengan perkembangan akar pada tanah yang berareasi baik dan bertekstur
B. Batang
Batang kelapa sawit berdiameter 25-75 cm, namun di perkebunan
i
umumnya 45-65 cm, pangkal batang lebih besar pada tanaman yang lebih
i
(daun, bunga, dan buah). Kemudian fungsi lainnya adalah sebagai sistem
pembuluh yang mengangkut unsur hara dan makanan bagi tanaman. Tinggi
3
15-18 m sedangkan
4
yang di alam mencapai 30 m (Fauzi et al., 2002 dalam Sarwono.E et al.,
2018). Batang kelapa sawit biasanya terbungkus oleh pelepah daun sehingga
i
batang tampak lebih besar, bila dipangkas maka akan terlihat berbentuk spiral
yang mengarah keatas biasanya sisa pelepah ini akan lepas setelah usia 10
meristem primer yang terletak di bawah meristem pucuk dan ketiak daun. i
Tanaman kelapa sawit yang masih muda, batangnya tidak terlihat karena
i
tertutup pelepah dan daun. Kelapa sawit yang dapat menghasilkan buah
50 cm dari atas tanah sebesar 62-74 cm, diameter batang 100 cm dari atas
terlihat jelas setelah 4 tahun. Umur ekonomis tanaman sangat dipengaruhi oleh
2015).
C. Daun
Daun merupakan pusat produksi energi dan i bahan makanan bagi
bertulang sejajar. Panjang pelepah daun dapat lebih dari 9 meter. Helai anaki
daun yang terletak di tengah pelepah daun adalah yang paling panjang dan
panjangnya dapat melebihi 1,2 meter. Jumlah anak daun dalam satu pelepah
adalah 100 - 160 pasang. Pohon kelapa sawit normal dan sehat yang
i
5
dibudidayakan, pada satu batang terdapat 40
panen ,
i
6
maka jumlah daun dapat melebihi 60 buah, Pertambahan daun kelapa sawit
dipengaruhi keadaan musim dan tingkat kesuburan tanah (Safitri Adnan et al.,
i
2015).
(bifurcate) dan setelah beberapa bulan terbentuk daun seperti bulu (pinnate)
atau menyirip. Misalnya pada bibit berumur lima bulan susunan daun terdiri
atas 5 lanset, 4 berbelah dua, dan 10 berbentuk bulu. Susunan daun kelapa
i i
sawit mirip dengan kelapa (nyiur), yaitu membentuk daun menyirip. Jumlah i
kedudukan dan pelepah daun pada batang kelapa sawit disebut filotaksis yang
menggunakan rumus duduk 1/8. Artinya setiap satu kali berputar melingkari
batang, terdapat duduk daun (pelepah) sebanyak delapan helai (Novita, 2019). i
Daun terdiri atas tangkai daun (petiole) yang pada kedua tepinya terdapat
dua baris duri (spines). Tangkai daun bersambung dengan tulang daun utama
(rachis), yang jauh lebih panjang dari tangkai dan pada kiri-kanannya terdapat
anak-anak daun (pinna; pinnata). Tiap anak daun terdiri atas tulang anak daun i
(lidi) dan helai daun. Jumlah produksi daun adalah 30-40 daun per tahun
i
pada pohon-pohon 5-6 tahun; setelah itu produksi daun menurun menjadi 20-
i
jumlah daun ditentukan oleh sifat genetis tanaman dan lingkungan, yaitu bahwa
i
pada tanaman kelapa sawit dihasilkan 1-2 helai daun setiap bulan.
7
D. Bunga
Tanaman kelapa sawit akan mulai berbunga pada umur sekitar 12-14
bulan. Bunga tanaman kelapa sawit termasuk monocious yang berarti bunga
i
sama. Tandan bunga terletak diketiak daun, mulai tumbuh setelah tanaman
i i
berumur sekitar satu tahun . Secara umum bunga jantan dan betina
ii
dalam seludang (Spadiks) yang panjangnya 24-25 cm, dalam satu tandan i i
bunga jantan dapat menghasilkan 200 spikelet, dan setiap spikelet terdiri
i i
atas ± 750 bunga jantan. Bunga jantan memiliki 6 benang sari dan dari satu i i
- 50 g serbuk sari. Dalam satu tandan bunga betina terdapat 100 – 200 spikelet i
dan setiap spikelet terdiri atas 30 bunga betina . (Lubis et al., 2017) menyatakan i
bahwa semakin tua umur tanaman kelapa sawit, jumlah spikelet yang terdapat
8
bunga. Bulan kering yang tegas dan berturut – turut selama beberapa
i
et al., 2017).
i
9
E. Buah
Buah kelapa sawit termasuk jenis buah keras (drupe), menempel dan i
bergerombol pada tandan buah. Jumlah per tandan dapat mencapai 1.600,
berbentuk lonjong sampai membulat . Panjang buah 2-5 cm, beratnya sampai 30
i
gram. Bagian-bagian buah terdiri atas eksocarp atau kulit buah , mesokarp atau
i i
sabut, dan biji. Eksokarp dan mesokarp disebut perikarp. Biji terdiri atas
endocarp atau cangkang, dan inti (kernel), sedangkan inti sendiri terdiri
i
atas endosperm dan embrio. Dalam embrio terdapat bakal daun (plumula),
tentang kriteria buah kelapa sawit digolongkan atas empat jenis yaitu ; (1) i
normal (Nml) dengan ciri tidak ada karpel tambahan, (2) abnormal ringan
(AbR) dengan ciri ada karpel i tambahan namun karpel tambahan hanya
(3) abnormal berat i (AbB) dengan ciri karpel i tambahan dari bagian ujung
sampai bagian tengah, (4) abnormal sangat berat (AbSB) dengan ciri karpel i
tambahan terpisah dari karpel utama, dimulai dari ujung sampai sepertiga dari
Buah Kelapa Sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam , ungu , hingga i i
pada lapisan tengah (mesocarpium) atau disebut daging buah, pada bagian ini
mengandung minyak kelapa sawit yang disebut Crude Palm Oil (CPO), dan
lapisan dalam (endocarpium) atau inti buah Bagian lapisan dalam mengandung i
minyak inti yang disebut i PKO atau Palm Kernel Oil. Kelapa sawit
mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% buah dengan daging buah
10
yang tipis sehingga kadar minyak dalam perikarp hanya mencapai sekitar
i
34-40 %,i
11
peningkatan kadar minyak pada buah kelapa sawit meningkat seiring
bahwa kadar minyak tertinggi buah kelapa sawit berada antara umur buah 22-
24 MSR (minggu setelah reseptik). Kandungan asam lemak bebas (FFA, free
i
fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya. Buah yang
28ºC. Intensitas penyinaran matahari yang baik bagi tanaman kelapa sawit
sekitar 5-7 jam/hari. Kelembaban optimum yang ideal sekitar 80-90 % untuk
i
pertumbuhan tanaman (Alvi et al., 2018). Kelapa sawit dapat tumbuh dengan
baik pada jenis tanah Podsolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau
berdrainase baik dan memiliki lapisan solum yang dalam tanpa lapisan padas.
Untuk nilai pH yang optimum di dalam tanah adalah 5,0–5,5. Berbeda dengan
tanaman perkebunan lainnya, kelapa sawit dapat diusahakan pada tanah yang
tekstur agar kasar sampai halus yaitu antara pasir berlempung sampai liat
massif. Kondisi topografi pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari
yang sangat menyolok dan tergantung pada jumlah hara yang tersedia, adanya
12
serta kemudahan hara tersedia untuk mencapai zona perakaran tanaman.
dan ketersediaan hara di dalam tanah, Semakin besar respon tanaman, semakin
banyak unsur hara dalam tanah (pupuk) yang dapat diserap oleh tanaman untuk
Aspek iklim yang juga berpengaruh pada budidaya kelapa sawit adalah
sawit tumbuh optimum pada dataran rendah dengan ketinggian 200-500 m dari
permukaan laut (dpl). Ketinggian lebih dari 600 m dpl tidak cocok untuk
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman tropis yang berasal
dari Afrika Barat yang termasuk dalam keluarga palmae dan subfamili
cocoidea. Media tanam kelapa sawit adalah tanah yang banyak mengandung
i
tanah liat, udara yang baik dan subur. Drainase baik, muka air dalam, solum
cukup dalam (80 cm), pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu . Tanah i
Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara
13
A. Pembibitan
1. Penyemaian
sawit berumur 3‐4 bulan dan berdaun 4‐5 helai bibit dapat dipindah
serta memahami sifat dan karateristik bibit kelapa sawit karena hal
2. Pemeliharaan Pembibitan
B. Teknik Penanaman
saat musim hujan tiba tingkat kelembapan tanah cukup tinggi sehingga
ukuran 50x40 cm dengan kedalaman 40 cm, dan jarak tanam 9,2m x 9,2m.
Areal berbukit, dibuat pola teras melingkari bukit dan lubang tanam
berjarak
14
1,5 m dari sisi lereng. Penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang mati
C. Pemeliharaan Tanaman
tumbuh dengan cepat, dan sehat sehingga dapat memasuki periode tanaman
al., 2014).
dari 25% tanaman sudah mulai menghasilkan TBS dengan berat tandan lebih
sawit.
D. Panen
Panen merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kualitas dan
kuantitas produksi tanaman kelapa sawit. Syarat tanaman kelapa sawit dapat
buah
15
telah matang dan siap untuk dipanen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah
matang siap panen. Ciri tandan matang siap panen adalah sedikitnya ada 5
atau sedikitnya ada 10 buah/brondol yang lepas dari tandan yang beratnya 10
hasil (TPH) (Dianto et al., 2017). Potensi produksi tanaman kelapa sawit
ditentukan oleh jenis tanaman kelapa sawit, selain jenis tanaman potensi
produksi kelapa sawit juga ditentuka oleh kegiatan pada saat pemeliharaan.
Tanaman yang berumur lebih dari 15 tahun memiliki tandan yang lebih berat
miskin unsur hara, produktivitasnya akan lebih rendah. Kesesuain lahan kelas
16
2.1.4. Perkembangan Penelitian Terkait
Tandan kosong kelapa sawit memiliki potensi yang cukup besar sebagai
bahan perbaikan tanah dan sumber hara bagi tanaman. Potensi ini dikarenakan
tandan kosong kelapa sawit memiliki kandungan bahan organik dan kadar hara
yang cukup tinggi. Tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan pembenah tanah
sumber hara ini dapat dilakukan dengan dua cara aplikasi, yakni langsung
2007) dalam (Saputra & Stevanus, 2019). Pengaplikasian tandan kosong kelapa
pada lahan yang diaplikasi TKKS juga diaplikasi pupuk anorganik, sehingga
lahan yang diaplikasikan TKKS mendapatkan suplay unsur hara yang lebih
banyak dibandingkan dengan lahan yang tidak diaplikasi TKKS. Tobing (2003)
dalam (Bata et al., 2016) menyatakan bahwa aplikasi 40 ton TKKS/ha yang
Tandan kosong kelap sawit merupakan bahan organik yang terbaik untuk
Organik, N-total, dan menurunkan bulk density (BD), particle density (PD),
1,34%, nilai P sebesar 0,08 %, nilai K sebesar 0,24 %, nilai Mg sebesar 0,25
17
sebesar 35,16 yang mampu meningkatkan pH tanah, KTK tanah serta
meningkatkan produksi tanaman tomat pada tanah ultisol. Ullyta (2017) dalam
(Fauzana et al., 2019) juga melaporkan bahwa lamanya aplikasi TKKS sebagai
TKKS dapat menjadi mulsa vertikal yang cocok untuk resapan air hujan
karena komponen utama tandan kosong kelapa sawit adalah selulosa dan lignin.
hemiselulosa dan lignin), TKKS merupakan agregat yang tersusun dari jutaan
dalam lubang (rorak) akan berperan sebagai resapan air, retensi air dan
2011) pada tanaman kelapa sawit tanah ultisol menunjukkan bahwa aplikasi
TKKS pada kelapa sawit umur 7 tahun mempengaruhi kimia tanah (pH tanah,
Dampak terhadap total hasil dan hasil rata-rata daun buah segar juga dapat
11,7%.
18
2.2. Lahan Pasir
Lahan pasiran adalah lahan yang tekstur tanahnya memiliki fraksi pasir
>70% dengan porositas total <40%, kurang dapat menyimpan air karena daya
hantar air sangat cepat dan ketersediaan bahan organik sangat rendah. Tanah
1. Sifat kimia
pH tanah berkisar antara 6-7, kaya akan unsur-unsur hara seperti fosfor
dan kalium kecuali nitrogen (N) tetapi belum terlapuk sehingga perlu
2. Sifat fisika
3. Sifat biologi
tanah ini hanya sedikit. Terdapat banyak bakteri bacillus yang dapat
Sifat fisik dan kimia tanah pasir dicirikan oleh tekstur pasir, struktur tanah
berbutir, konsistensi lepas, sangat porus sehingga daya sangga air dan pupuk
sebagai lahan yang memiliki mutu yang rendah dikarenakan ada beberapa
faktor
19
pembatas jika digunakan untuk suatu keperluan tertentu. Produktivitas lahan
pasiran cenderung rendah, kendala utama dalam penggunaan lahan pasir yaitu
miskin mineral, lempung, kurangnya bahan organik dan tekstur kasar, Tekstur
tanah pasir ini sangat berpengaruh pada status dan distribusi air, sehingga
Oliver dan Smettem, 2002 dalam Tuhuteru et al., 2019), hara dan pH (Bulmer
dan Simpson, 2005 dalam Tuhuteru et al., 2019). Faktor-faktor pembatas yang
ada pada lahan marginal sebenarnya dapat ditangani dengan input tambahan
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah padat sisa dari
proses pengolahan minyak kelapa sawit atau crude palm oil. Limbah TKKS
minyak kelapa sawit yaitu sebesar 23% dari jumlah TBS yang diproses. Setiap
pengolahan 1 ton tandan buah segar akan dihasilkan tandan kosong kelapa
dari jumlah tersebut bila tidak ada penanganan maka TKKS akan menumpuk
digunakan sebagai pupuk dalam pembibitan kelapa sawit. Namun hal ini
286/VII/1997 menetapkan
20
pelanggaran pembakaran dalam kegiatan pembangunan perkebunan dan
TKKS juga dapat memotong biaya produksi untuk penyediaan pupuk sintesis.
mengandung : 42,8% C, 2,90% K2O, 0,80% N, 0,22% P2O5, 0,30% MgO dan
unsur-unsur mikro antara lain 10 ppm B, 23 ppm Cu, 51 ppm Zn, satu ton
TKKS setara dengan 3 kg urea, 0,6 kg RP, 12 kg MOP, dan 2 kg kieserit. Cara
jarak ± 1m-1,5m, penyusunan TKKS juga tidak boleh terlalu banyak atau
menumpuk, jika terlalu banyak maka akan menjadi sarang kumbang. Aplikasi
TKKS sangat berpotensi sebagai bahan untuk perbaikan sifat tanah, hal ini
dikarenakan kandungan TKKS yang memiliki unsur hara cukup tinggi, selain
memiliki unsur hara TKKS juga merupakan bahan organik yang dibutuhkan
oleh tanah untuk peningkatan kualitas tanah, dengan peningkatan kualitas tanah
tersebut akan berpengaruh pada kemampuan tanah untuk menahan air semakin
21
baik. Terserdianya unsur hara dan bahan organik tersebut akan berdampak
tanaman dapat tumbuh dengan baik. Menurut (Nursanti, 2010 dalam Sitio et
al., 2015) kandungan Posfor dalam kompos TKKS berperan dalam merangsang
pertumbuhan dan perakaran tanaman. Posfor merupakan bagian dari inti sel
bahan organik lahan kelapa sawit demikian pula hara tanah (Widiastuti &
Panji, 2016)
22