Anda di halaman 1dari 10
\ 255. a IPANDUANIPENERAPAN|BUNDUEINEECTION) PROGRAMIPPIIBUSKESMASIGITIK @ Dipindai dengan CamScanner BABI DEFINIS! A. Pengertian Bundles merupakan sekumpulan praktik berbasis bukti sahih yang menghasilkan perbaikan keluaran proses pelayanan Kesehatan bila dilakukan secara kolektif dan konsisten (Permenkes 27, 2017). Bundle adalah kumpulan intervensi konsep ilmiah yang dapat dipercaya implementatit mencegah HAs. Kumpulan prosedur yang menjadi kunci dari suatu intervensi berdasarkan pedoman dan bila ‘semua diimplementasikan melalui proses dan kepatuhan terhadap pedoman dapat memperbaiki kualitas perawatan pasien. Menurut Camporota, 2011 dan beberapa penelitian lain, penerapan bundles dapat menurunkan angka HAls, Kematian, biaya perawatan dan lama hari rawat jkadilaksanakan dengan konsisten. Penerapan bundles ini harus didukung oleh kompetensi petugas pelayanan Kesehatan baik pengetahuan, sikap dan keterampilannya (Sadi, 2017). B. Tujuan 1, Mencegah dan mengontrof frekuensi dan dampak resiko infeksi dari paparan kumanpatogen melalui petugas, pasien dan pengunjung atau penularan melalui indakan/ prosedur medis yang dilakukan balk melalui peralatan, teknik Pemasangan, alaupun perawatan terhadap HAls 2. Melakukan penilaian terhadap masalah yang ada agar dapat ditindaktanjuti berdasarkanhasil penilaian skala prioritas, Dipindai dengan CamScanner BABII RUANG LINGKUP Penerapan Bundles dilaksanakan pada tindakan atau pelayanan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) atau Puskesmas , sebagaiberikut : 1. Bundles HAls infeksi saluran kemih (ISK) / Catheter Urinary Tract infection (CUT). a Pengertian : Praktik berbasis bukti sahih yang menghasilkan perbaikan keluaran proses pelayanan kesehatan bila dilakukan secara kolektif dan konsisten pada tindakan insersi, pemeiiharaan kateter urine menetap (indweling catheter). b. Tuyuan : Untuk mencegah atau mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran kemih ataukomplikasi lain pada pasien yang terpasang kateter urine menetap (indweling chateter) 2. Peripheral Line Associated Bloodstream Infection (PLABSI) / Phiebitis, a. Pengertian : Praklik berbukti sahih yang menghasilkan perbaikan keluaran proses pelayanan kesehatan bila dilakukan secara kolektif dan konsisten pada tindakan insersi,pemelinaraan (maintenan) pada pemasangan alat peripheral intravenous line (pemasangan infus pembuluh darah vena perifer). b. Tujuan : Untuk mencegah terjadinya infeksi aliran darah pada pasien yang terpasangperipheral intavenous line dan resiko lainnya seperti plebitis, emboli, dan lain-fain. 3. Infeksi Daerah Operasi (IDO) a. Pengertian : Penerapan prakik yang balk berbasis bukti sahin dalam Penatalaksanaan operasi bedah minor atau Superficial Incision Surgical Site Infection (pre, intra dan pasca operasi) yang merupakan operasi minor yang sering dilakukan di puskesmas yang sesuai prinsip PPI. b. Tujuan : Bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi daerah operasi pada tindakan Superficial Incision Surgical Site Infection (pre, intra dan pasca operasi) Dipindai dengan CamScanner BAB Ill TATALAKSANA, A. Penerapan Bundles ISK / Catheter Unnary Tract Infection (CAUTI), terdiri dari: 1 Bundles Insersi a Kaji kebutuhan ~ pemasangan kateter hanya dilakukan jika betul - betul dipertukan seperti pada retensi urine, obstruksi kemih, kandung kemih neurogenik, pasca bedah urologi, untuk memonitor output yang ketal. b. Pemasangan oleh petugas yang tertath dengan mempertmbangkan, antara lain - _Ukuran kateter sekecil mungkin dengan aliran adekuat untuk mengurang! trauma uretra. - _Kembangkan balon dengan jumiah air yang direkomendasikan pabrik. - _ Setelah terpasang harus difiksasi untuk mencegah pergerakan dan traksi uretra. ¢. Kebersihan tangan, dilakukan sebagai berikut : - Sebelum mempersiapkan peraiatan. + Sebelum memakai sarung tangan saat insersi. - _Setelah melepas sarung tangan setelah insersi - _Setelah membersihkan seluruh peralatan 4. Tehnik stent - Gunakan tehnik aseptk saat pemasangan kateter (sarung tangan steril sekali pakai). ~ Gunakan jelly pelicin anestetik steril “single use’. 2.Bundies Pemeliharaan a. Kebersinan tangan : lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah ‘memanipulasi kateter urineatau perangkatnya. b. Perawatan kateter, perawatan kateter sebagai berikut : + *catheter-meatal junction” harus dibersinkan tiap hari dengan sabun dan air bersih, tidak pertdibalut + Tidak menggunakan antibiotik/antiseptik topikal karena akan beresiko terjadi koloni patogenresisten (pseudomonas spp). - Pertahankan sistem aliran urine agar lancar, steril dan tertutup. - Hubungan kateter dan pipa drainase tidak boleh dibuka kecuali atas indikasi. + Tidak dianjurkan melakukan irigasi buli-buli, kecuali bila ada sumbatan bekuan darah, misalnya pasca TUR (Trans Uretra Resection) prostat tetap Pertahankan tehnik aseptik dan antiseptik, gunakan spuit steril ukuran besar dan larutan saline sterl. Bila penyebab sumbatanberasal dari kateter, segera ‘gant katetemya. ©. Pemeliharazan kateter Kantong urine harus dikosongkan secara teratur dengan penampungan horhada tint eatin nacian Dipindai dengan CamScanner Pakailah sarung tangan bersih, jika memanipulasi kateter atau pengosongan urine bag, Urine bag harus selalu lebih rendah dari kandung kemih dan tidak boleh menyentuh lantai atauroda tempat tidur. Bersihkan daerah genetalia dan kateter menggunakan sabun dan dibilas dengan airmengalir/shower. Jangan gunakan antibiotik/antiseptik topikal untuk mencegah resistensi antibiotik dan tidakboleh dibalut umtuk mencegah koloniase. Penggantian kateter, hanya bila terjadi infeksi, tidak ada jadwal rutin penggantian kateterurine. Fiksasi kateter untuk mencegah gerakan dan trauma pada meatus uretra. Letakkan urine bag lebih rendah dari kandung kemih dan buang urine setiap 8 jam atau jikasudah penuh Tidak meletakkan ume bag Periksa slang urine sesering mungkin jangan sampai terlipat (kingking) serta menjaga sistemdrainase agar tidak tertutup, Gunakan tehnik aseptik untuk mendapatkan spesimen, pemeriksaan mikrobiologi tidakdilakukan secara rutin, Kecualiada indikasi Pelepasan kateter Kaji kebutuhan kateter setiap hari ‘Segera lepas jika tidak dibutuhkan atau tidak ada indikasi. lantai. B. Penerapan Bundles Peripheral Line Associated Bloodstream Infection (PLABS!), terdiri dari: 1.Bundle Insersi a a. Pastikan melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah insersi, perawatan, melepaskan kateter intra vena perifer. Gunakan sarung tangan bersih saat melakukan pemasangan dan perawatan Infus dan hindari kontaminasi dengan lingkungan misainya memegang tempat tidur, tiang infus, meja, dll. Gunakan trolitindaka sebagai tempat peralatan yang akan digunakan dan bak instrumen bersih yang telat dibersihkan dengan alkohol swab 70% untuk menempatkan peralatan steril_(spult' berisi_obat).Siapkan bengkok/penampungan limbah, safety box untuk menempatkan limbah hasil kegiatan. Pemilihan areafokasi insersi dilakukan dengan mempertimbangkan sresiko paling rendah akibat dari pemasangan intra vena kateter. ‘Sebelum melakukan insersi pada area pemasangan inta vena kateler maka Jakukan disinfeksi permukaan kulit dengan alkohol swab 70% selanjutnya tunggu mengering tanpa menyentuh area Insers! kemball,jika terdapat darah disekitar arma inearei hareihtan dannan alknhal ewah 70% Dipindai dengan CamScanner 1. Lakukan penutupan area insersi intra vena kateter menggunakan kasa steril atau penutup transparan stering (dressing steri jika memungkinkan 9. Tidak melakukan penusukan para area plastik Kolf infus sebagai cara memasukkan obat. hh. Perangkat infus harus digantung dengan aman ditempat yang bersih dan hindari pemindahan yang akan membawa mikroorganisme dari kulit kedalam aliran darah misalnya : infus diletakkan ditempat tidur atau dimeja. i. Pastikan perangkat infus (administrasi sel) dalam kondisi tertutup dan diberi label tanggalpemasangan. 2. Bundle maintenan a. Lakukan kebersihan tangan setiap sebelum dan sesudah melakukan perawatan ataumemanipulasi kateter intra vena perifer b. Gunakan APD sesuai iundikasi dan jenis paparan. . Setiap akan mengakses (membuka dan menutup) sambungan infus maka lakukan desinfeksidengan alkohol swab 70%, d. Perhatikan penggunaan slang kateter yang elastin sehingga dapat terlipat dengan baik dantidak mudah terlipat dan rusak (kingking). e. Gunakan balutan steril (dressing ster) dengan pemasangan yang aman dan nyaman buatpasien, {. Pastikan konektor dengan sistem tertutup. 9g. Pastikan perangkat infus (administrasi set) dalam kondisi tertutup dan diberi label tanggalpemasangan. h. Penggantian administrasi set setiap 96 jam atau standart yang ditetapkan. i. Perangkat administrasi set untuk darah (tranfusi set) dan komponen darah harus diganti 24 jam kecuali dutemukan tand-tanda bekuan atau tidak! mengalit. i. Perangkat administrasi set untuk infus nutrisi parenteral harus diganti setiap 24 Jam dan jika penggunaannya hanya mengandung glukosa infus dextrose maka diganti maksimal dalam 72 jam, k. Kaji kebutuhan kateter intra vena perifer setiap hari untuk memastikan apakah masin diperlukan atau sudah dapat dilakukan pelepasan segera atau tidak ada indikast lag C. Penerapan Bundles Infeksi Daerah Operasi (IDO), Langkah — fangkahnya yaitu : 4. Langkah-langkah pencegahan Pra -Operasi a. Pasein yang menjalanii pembedahan disarankan untuk mandiatau menjaga personal hygiene sebelum tindakan operasi dengan menggunakan sabun antiseptik b. Pastikan ruang tindakan operasi bersih, tertata baik sirkulasi udara (minimal menyerupaisemi kamar bedah jika memungkinkan) lia ambit danat mannnanm Dipindai dengan CamScanner prosedur operasi dan penggunaan pisau cukur harus dihindari dan sebaliknya gunakan Surgical Elektrical Clipper 4d. Petugas tidak menggunakan assesoris ditangan(cincin, jam tangan, gelang, cat kuku atau berkuku panjang) fe. Sebelum tindakan pembedahan harus melakukan kebersihan tangan (cuci tangan pembedahan menggunakan sabun antiseptik) {APD sesuai indikasi dan jenis pajanan . Batasi jumlah orang didalam ruangan atau kamar tindakan . Langkah-langkah pencegahan Intra Operasi ‘a. Antiseptik permukaan kulit dilakukan dengan menggunakan alkohol 70% atau lodine tincture 2% atau clothexidine 2-4%(manfaat iodine atau clorhexidine dan larutan alkohol adalah untuk memperpanjang aktivitas bakterisidal) b. Pertahankan ruang pertahankan udara bersih dengan sirkulasi udara 12 kalijam, temperatur 19-24°C dengan kelembapan 40-60% dan dibersihkan setiap selesai tindakan secara periodik (jika tidak memungkinkan maka kendalikan lingkungan umtuk mencegah kontaminasi lingkungan terhadap risiko infeksi) . Pertahankan suhu tubuh pasien dari Kondisi normothermia perioperasi dengan menggunakan alat penghangat jka diperlukan d. Hindari penggunaan antimikroba untuk mengitigasi luka i penutupan untuk menekan resiko IDO karena tidak terdapat cukup bukti untuk menganjurkan penggunaan atau tidak menggunakan irigasi larutan garam steril atau antiseptik terhadap Iuka insisisebelum penutupan luka e. Jangan memberikan bubuk vankomisin (antimikroba) ke daerah sayatan pembedahan untuk mencegah infeksi daerah operasi 1. Gunakan APD sesuai indikasi dan resiko pajanan 9. Peralatan dipergunakan sesuai dengan kriteria alat kritikal, semi krtikal atau non keritikal Langkah-langkah pencegahan Pasca Operasi a. Lakukan tehnik aseptik saat melakukan pemasangan dressing dan penatalaksanaan luka b. Tidak menggunakan antimikroba topikaluntuk perawatan luka Melepaskan dressing berdasarkan kebutuhan pasien dan kondisi Iuka, misainya tingkat eksudat, kedalaman luka, kebutuhan akan kenyamanan, efikasi antimikroba, pengendalian bau, kemudahan melepaskan, keselamatan dan kenyamanan pasien isi sebelum Dipindai dengan CamScanner BABIV DOKUMENTASI A. Pendokumentasian Bundles HAls terdiri dari 1. SOP Bundles HAls infeksi saluran kemih (ISKY Catheter Urinary Tract infection (CAUTI), SOP Peripheral Line Associated Bloodstream Infection (PLABSI), SOP Infeksi Daerah Operasi (IDO) yang disusun oleh Tim PPI Puskesmas Gitik. a. Daftar tlk . Formulir survey harian . Laporan bulanan 4. Selanjutnya SOP, daftar tilik, formulir harian, dan laporan bulanan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan. Dipindai dengan CamScanner BABY PENUTUP. ‘A. Kesimpulan 1, Penerapan Bundles HAls dibuat agar menghasilkan perbaikan keluaran proses Pelayanan Kesehatan, menurunkan angka HAls, kematian, biaya perawatan dan lamahari rawat. 2. Pelaporan Bundles HAls dibuat setiap bulan 3. Dengan Pelaporan Bundles HAls diharapkan agar Tim Manajemen Puskesmas memanfaatkan informasi tersebut untuk menerapkan strategi pengendalian Infeksi di Puskesmas. B. Saran Hasil pelaksanaan surveilans merupakan dasar untuk melakukan perencanaan lebih lanjut. Jika terjadi peningkatan infeksi yang signifikan yang dapat dikategorikan kejadian luar biasa, maka perlu diupayakan penangulangan kejadian luar biasa, Dipindai dengan CamScanner DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI tahun 2020. Kesehatan TingkatPertama. Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan . Permenkes No 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasyankes. Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai