Anda di halaman 1dari 18

Pastiche & Kitsch

oleh: Etika Sari (217009011)


Defenition

Sebagaimana halnya parodi, pastiche adalah imitasi dari suatu


gaya istimewa yang khas atau unik, pengenaan topeng linguistik,
ujaran dalam bahasa yang telah mati. Namun pastiche adalah
praktik tak bermuatan dari mimikri semacam itu; ia tak memiliki
motif tersembunyi sebagaimana yang dimiliki oleh parodi, [ia telah]
diamputasi dari dorongan satir, kosong dari gelak tawa
Pastiche adalah salah satu sifat produksi budaya (cultural production) era
posmodern. Ia lahir sebagai akibat memudarnya individualitas unik para
seniman dalam arti luas. Pemudaran itu terjadi karena meniadanya subjek
otonom yang menjadi prasyarat mutlak bagi terciptanya karya seni sebagai
produksi budaya. Keberadaan subjek otonom inilah, menurut Jameson, yang
memungkinkan para seniman untuk menyapa konsumennya sebagai subjek
dan memengaruhinya. Dengan memudarnya individualitas unik yang mereka
miliki, para seniman dipaksa/terpaksa mereduksi cara berkomunikasi
mereka dengan mengadopsi bentuk-bentuk netral dan terobjektifikasi
dengan menarik hal-hal dari masa lalu, meniru gaya-gaya yang telah mati,
melakukan “parodi kosong” yang tak memiliki makna mendalam atau
tersembunyi.
Dalam beberapa hal, pastiche mirip dengan parodi posmodern-
nya Linda Hutcheon. Perbedaan utamanya adalah: sementara
Hutcheon menganggap parodi sebagai interpretasi politis yang
memiliki nilai resistensi yang diperlukan untuk menjawab
kontradiksi-kontradiksi yang terjadi dalam masyarakat
posmodern, Jameson memandang pastiche dengan kaca mata
yang lebih muram. Baginya, parodi posmodern adalah “parodi
kosong” (“blank parody”) yang tak memiliki nilai politis apapun.
pastiche memiliki kemiripan
dengan parody karena sama-
sama berupa peniruan
Parody VS Pastiche
Parody: mimic something to coment on it
Pastiche: mimic something without coments

jika menirukan sesuatu tetapi inti dari


peniruan bukanlah komentar,hanya untuk
meniru semata --> pastiche
. Pastiche: dengan mengembangkan pemikiran Hutcheon,
Piliang menjelaskan Pastiche adalah sebagai bentuk imitasi
murni tanpa ada pretensi apa-apa. Kalaupun ada perbedaan
dengan teks yang dirujuknya, maka perbedaan tersebut “…
dapat dianggap sebagai persamaan. Teks pastiche mengimitasi
teks-teks masa lalu, dalam rangka mengangkat dan
mengapresiasinya. Pastichemengambil bentuk-bentuk teks atau
bahasa estetik dari ‘semangat jamannya’, dan menempatkanya
ke dalam konteks ‘semangat jaman’ masa kini. dan seperti yang
dikatakan kritikus Amerika, Fredric Jameson,
Pastiche, menurut Jameson, melahirkan apa yang disebutnya “sejarah pop”
(pop history): apa yang disajikan sebagai pastiche menjadi tak memiliki
kebersejarahan; masa lalu disajikan sebagai fatamorgana yang menarik
yang dibangun atas imaji-imaji yang diciptakan oleh budaya komersil yang
menyajikan stereotipe dangkal atas suatu masa yang tak mungkin kita gapai
lagi.
Kitsch
Kitsch: sebuah istilah yang berakar dari bahasa Jerman verkitchen (baca:
membuat menjadi murahan), atau kitschen secara literal berarti aktifitas
memungut sampah dari jalan. Dengan begitu istilah kitsche dalam wacana
seni sering kali ditafsirkan sebagai sampah artistik, atau sering pula di
definisikan sebagai bentuk selera rendah. Sedang dalam the Concise
Oxford Ditionary of Literary Terms (1990) yang dikutip Hidyat dalam
Distertasinya: Kebudayaan Postmodern Menurut Jean Baudrillard,
didefinisikan sebagai segala jenis seni palsu (pseudo art) yang murahan
serta tanpa selera.
kitsch: satu
komponen objek
yang disorot dan
dibesarbesarkan
Kitsche dikatakan sebagai bentuk seni yang memiliki selera rendah
dikarenakan lemahnya kandungan atau kreteria estetik yang dimilikinya.
Walupun, kreteria pada sebuah penilaian keindahan/nilai estetis
berbeda dari satu jaman/tempat ke jaman/tempat yang lainnya. Piliang
melihat kitsche, sebagai strategi mensimulasi dan mengkopi elemen-
elemen gaya dari seni tinggi atau sebaliknya dari obyek sehari-hari
untuk kepentingannya sendiri., yang diproduksinya berdasarkan atas
semangat mendetimologisasi (baca: me-massa-kan) seni tinggi. Bagi
Greenberg keberadaan kitsche pada awalnya didorong oleh semangat
reproduksi, dengan menggunakan produk konsumer sebagai bahan
baku ikonik seni.
Kitsche sebuah strategi dalam melahirkan nilai estetik, dengan cara
mengimitasi bentuk, gaya, atau obyek untuk menghadirkan nilai fungsi palsu
(misalnya; sebuah asbak berbentuk alat musik tertentu). Dalam seni
postmodern, kitsche adalah merupakan salah satu kategori bahasa estetik
yang sangat dominan, sehingga postmodern dalam pengertiannya yang luas
sering diidentikan dengan kitsche. Karena postmodern sendiri sering
dikatakan sebagai term yang miskin dengan kreteria estetik, makna dan
orisinalitas. Bahkan Hal Foster menyebut estetika postmodern sebagai
bentuk anti-estetik
Thank You

Anda mungkin juga menyukai