Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.2 Genap (2023.1)

Nama Mahasiswa : NELLSA CLAUDIA


Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 045146952
Tanggal Lahir : 16 Desember 2002
Kode/Nama Mata Kuliah : EKSI4205 / Bank & Lembaga Keuangan Non Bank
Kode/Nama Program Studi : 54 / Manajemen
Kode/Nama UPBJJ : 48 / Palangka Raya
Hari/Tanggal UAS THE : Selasa, 04 Juli 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN,
KEBUDAYAANRISET, DAN
TEKNOLOGI UNIVERSITAS
TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan
MahasiswaKejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : NELLSA CLAUDIA


NIM : 045146952
Kode/Nama Mata Kuliah : EKSI4205 / Bank & Lembaga Keuangan Non Bank
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : 54 / Manajemen
UPBJJ-UT : 48 / Palangka Raya

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada lamanhttps://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujianUAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaansaya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturanakademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Buntok, 04 Juli 2023

Yang Membuat Pernyataan

NELLSA CLAUDIA
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITASTERBUKA

Jawaban Soal Nomor 1 :

1. Prinsip dasar yang dipegang oleh Bank Syariah adalah

keberlanjutan (sustainability), keadilan (justice), dan

keberkahan (blessing) dalam semua aktivitasnya.

Kegiatan usaha Bank Syariah meliputi:

a) Pembiayaan Berbasis Syariah:

Bank Syariah memberikan pembiayaan kepada nasabah melalui produk-produk yang sesuai
dengan prinsip syariah, seperti pembiayaan murabahah (jual beli dengan markup harga),
musyarakah (kerjasama), mudharabah (bagi hasil), dan lainnya.

Pembiayaan ini tidak melibatkan riba (bunga) dan mengikuti prinsip keadilan serta keberlanjutan.

b) Penyimpanan dan Penghimpunan Dana:

Bank Syariah juga menerima simpanan dari nasabahnya, baik berupa tabungan maupun deposito
syariah.

Dana-dana tersebut dikelola secara transparan dan sesuai dengan prinsip syariah.

c) Jasa-jasa Perbankan:

Selain pembiayaan dan penghimpunan dana, Bank Syariah juga menyediakan berbagai jasa
perbankan seperti layanan transfer, pembayaran, kartu kredit syariah, serta jasa lainnya yang
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

2. Pelaksanaan Kegiatan Operasional Bank Syariah yang Mendukung Pertumbuhan dan


Perbaikan Ekonomi:

Pelaksanaan kegiatan operasional Bank Syariah di Indonesia mendukung percepatan laju


pertumbuhan dan perbaikan ekonomi melalui beberapa faktor, antara lain:
a) Pembiayaan UMKM: Bank Syariah memberikan perhatian khusus
pada pembiayaan kepada UMKM. Dengan jumlah UMKM yang sangat dominan
di Indonesia, pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah dapat memberikan dorongan
signifikan bagi pertumbuhan dan perbaikan ekonomi.

b) Pendekatan Berbasis Kemitraan:

Bank Syariah menerapkan pendekatan berbasis kemitraan dengan nasabahnya


Hal ini memungkinkan bank untuk bekerja sama secara intensif dengan pelaku usaha,
memberikan pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, dan memberikan bimbingan
serta pelatihan untuk pengembangan usaha.

c) Investasi dalam Sektor Riil:

Bank Syariah juga berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi melalui investasi dalam
sektor riil.

Dengan menyediakan pembiayaan yang syariah-compliant, bank dapat mendukung


pengembangan infrastruktur, industri, pertanian, dan sektor-sektor ekonomi lainnya.

d) Peningkatan Akses Keuangan:

Bank Syariah berperan penting dalam meningkatkan akses keuangan bagi masyarakat, terutama
bagi mereka yang belum terlayani oleh sektor perbankan konvensional.

Dengan meningkatkan inklusi keuangan, Bank Syariah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi
yang lebih inklusif dan merata.

3. Upaya Pencegahan Bank pada Kemungkinan Pembiayaan Bermasalah Pasca Pandemi:

Bank Syariah melakukan beberapa upaya pencegahan untuk menghadapi


kemungkinan pembiayaan bermasalah pasca pandemi COVID-19, antara lain:

a) Restrukturisasi Pembiayaan:

Bank Syariah dapat melakukan restrukturisasi pembiayaan kepada nasabah yang mengalami
kesulitan finansial akibat dampak pandemi. Restrukturisasi ini dapat dilakukan dengan mengatur
ulang jangka waktu, suku bunga, atau skema pembayaran pembiayaan untuk membantu nasabah
memulihkan kondisi keuangan mereka.

b) Penyediaan Program Pembiayaan Khusus:

Bank Syariah dapat meluncurkan program pembiayaan khusus untuk membantu pelaku usaha
yang terdampak pandemi.

Program ini dapat mencakup pembiayaan dengan suku bunga yang lebih rendah, relaksasi
persyaratan, atau skema pembiayaan yang fleksibel sesuai kebutuhan nasabah.

c) Peningkatan Pengawasan dan Analisis Risiko:

Bank Syariah meningkatkan pengawasan dan analisis risiko terkait pembiayaan pasca pandemi.

Dengan menganalisis potensi risiko yang dihadapi oleh nasabah, bank dapat mengambil langkah-
langkah pencegahan yang tepat, seperti memberikan konseling keuangan, melakukan
pemantauan yang lebih intensif, atau mengajukan restrukturisasi pembiayaan jika diperlukan.
d) Kolaborasi dengan Pihak Terkait:

Bank Syariah juga dapat bekerja sama dengan pihak terkait, seperti pemerintah,
lembaga pembiayaan lainnya, dan asosiasi usaha, untuk mengidentifikasi dan mengatasi
potensi pembiayaan bermasalah pasca pandemi.

Melalui kerjasama ini, bank dapat berkontribusi dalam pemulihan ekonomi secara keseluruhan.
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITASTERBUKA

Jawaban Soal Nomor 2 :

1. Resiko Operasional dalam Kasus Bank Century:

Resiko operasional yang dimaksud dalam kasus Bank Century

adalah kemungkinan terjadinya kerugian atau gangguan dalam

operasional bank akibat kegagalan sistem, proses, orang, atau

peristiwa eksternal.

Resiko operasional mencakup berbagai aspek seperti pelanggaran hukum, kegagalan internal,
ketidakefisienan proses, dan kerugian akibat peristiwa eksternal.

Dalam kasus Bank Century, terdapat beberapa pelanggaran dan kegagalan operasional yang
mencerminkan resiko-operasional, seperti pemberian fasilitas surat utang kepada debitur yang
tidak memenuhi syarat, pemberian kredit fiktif, penggelapan dana oleh individu internal, dan
pencucian uang.

2. Parameter atau Indikator Penilaian Risiko Inheren Operasional:

POJK No. 4 Tahun 2016 mengenai penilaian tingkat kesehatan bank mencantumkan
beberapa parameter atau indikator untuk penilaian risiko inheren operasional. Beberapa
parameter yang dapat menjadi acuan meliputi:

• Kompleksitas Aktivitas:

Menilai kompleksitas aktivitas operasional bank, termasuk jumlah dan kompleksitas produk dan
layanan yang disediakan serta diversifikasi bisnis bank.

• Pemahaman Risiko:

Menilai pemahaman bank terhadap risiko operasional yang dihadapinya, termasuk proses
identifikasi, pengukuran, dan mitigasi risiko.

• Kualitas Manajemen Risiko:

Menilai keefektifan manajemen risiko operasional bank, termasuk keberadaan dan


penerapan kebijakan, prosedur, dan sistem pengendalian intern yang memadai.
• Sejarah Kerugian :

Melihat sejarah kerugian yang dialami oleh bank akibat risiko operasional sebelumnya sebagai
indikator potensi risiko di masa depan.

• Kualitas Sistem dan Infrastruktur:

Menilai keandalan sistem dan infrastruktur yang digunakan oleh bank untuk mendukung
operasionalnya, termasuk teknologi informasi, keamanan data, dan infrastruktur operasional yang
lain.

3. Sumber atau Penyebab Risiko Operasional pada Kasus Bank Century:

Beberapa sumber atau penyebab risiko operasional dalam kasus Bank Century antara lain:

• Pelanggaran Kebijakan dan Prosedur Internal:

Bank Century melanggar kebijakan dan prosedur internal dalam memberikan fasilitas surat
utang dan kredit kepada debitur yang tidak memenuhi syarat.

Hal ini mengindikasikan kegagalan dalam penerapan kebijakan dan pengendalian intern yang
memadai.

• Ketidakefektifan Pengawasan dan Kontrol Intern:

Ada kegagalan dalam pengawasan dan kontrol intern yang memungkinkan terjadinya
penggelapan dana oleh individu seperti Dewi Tantular.Ini menunjukkan kelemahan dalam
sistem pengawasan dan pengendalian intern yang dapat menyebabkan risiko operasional.

• Kegagalan dalam Proses Pemeriksaan dan Verifikasi:

Pemberian kredit fiktif seperti L/C kepada PT Sakti Persada Raya yang tidak ada merupakan
contoh kegagalan dalam proses pemeriksaan dan verifikasi yang dapat menyebabkan risiko
operasional.

• Kurangnya Pemahaman terhadap Risiko Operasional:

Kemungkinan juga ada kurangnya pemahaman dan kesadaran yang cukup mengenai risiko
operasional di kalangan manajemen dan karyawan Bank Century.
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITASTERBUKA

Jawaban Soal Nomor 3 :

Menurut saya, yang menjadi latar belakang dibentuknya bank


dunia adalah sebagai berikut:

Setelah berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945, para pemimpin


dunia menyadari perlunya lembaga internasional yang dapat membantu
memulihkan perekonomian negara-negara yang hancur akibat perang dan
mencegah terulangnya depresi ekonomi global seperti yang terjadi pada
tahun 1930-an.

Bank Dunia dibentuk pada tahun 1944 dalam Konferensi Bretton Woods, yang dihadiri oleh
perwakilan dari 44 negara.

Tujuan utama pembentukan Bank Dunia adalah untuk memberikan pinjaman jangka panjang
kepada negara-negara yang membutuhkan dana untuk membangun infrastruktur,
mengembangkan sektor pertanian, dan meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan.

Meskipun di setiap negara telah memiliki banyak sektor perbankan yang dapat menopang dan
mode penggerak ekonomi di masing-masing negara, Bank Dunia tetap diperlukan dengan alasan
berikut:
1. Skala Global
Bank Dunia memiliki skala global yang memungkinkannya memberikan pinjaman dan bantuan
keuangan kepada negara-negara yang membutuhkan.

Hal ini tidak dapat dilakukan oleh bank-bank komersial nasional, yang umumnya lebih fokus pada
kegiatan di dalam negeri.

2. Pendanaan Proyek Pembangunan


Negara-negara berkembang seringkali menghadapi tantangan dalam mendapatkan dana yang
cukup untuk membiayai proyek-proyek pembangunan yang mahal, seperti pembangunan jalan,
jembatan, dan pembangkit listrik.
Bank Dunia memberikan pinjaman jangka panjang dengan suku bunga yang rendah kepada
negara-negara ini, membantu mereka mengatasi hambatan keuangan dan mendorong
pertumbuhan ekonomi.

3. Pengetahuan dan Bimbingan


Selain memberikan pinjaman, Bank Dunia juga memberikan pengetahuan teknis dan bimbingan
kepada negara-negara anggotanya.

Lembaga ini melakukan penelitian dan analisis mendalam tentang berbagai isu pembangunan,
memberikan saran dan rekomendasi kepada negara-negara yang membutuhkannya.
Hal ini membantu negara-negara anggota meningkatkan kebijakan ekonomi mereka dan
mengatasi masalah yang mereka hadapi.
4. Penanggulangan Kemiskinan
Salah satu tujuan utama Bank Dunia adalah mengurangi kemiskinan global.

Melalui program-programnya, Bank Dunia bekerja untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap
pendidikan, layanan kesehatan, dan infrastruktur dasar.

Hal ini membantu mengurangi kesenjangan ekonomi antara negara-negara dan meningkatkan
kualitas hidup jutaan orang.

Anda mungkin juga menyukai