Bju - Umum 1
Bju - Umum 1
Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,
KEBUDAYAANRISET, DAN
TEKNOLOGI UNIVERSITAS
TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA
Surat Pernyataan
MahasiswaKejujuran
Akademik
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada lamanhttps://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujianUAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaansaya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturanakademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Buntok, 04 Juli 2023
NELLSA CLAUDIA
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITASTERBUKA
Bank Syariah memberikan pembiayaan kepada nasabah melalui produk-produk yang sesuai
dengan prinsip syariah, seperti pembiayaan murabahah (jual beli dengan markup harga),
musyarakah (kerjasama), mudharabah (bagi hasil), dan lainnya.
Pembiayaan ini tidak melibatkan riba (bunga) dan mengikuti prinsip keadilan serta keberlanjutan.
Bank Syariah juga menerima simpanan dari nasabahnya, baik berupa tabungan maupun deposito
syariah.
Dana-dana tersebut dikelola secara transparan dan sesuai dengan prinsip syariah.
c) Jasa-jasa Perbankan:
Selain pembiayaan dan penghimpunan dana, Bank Syariah juga menyediakan berbagai jasa
perbankan seperti layanan transfer, pembayaran, kartu kredit syariah, serta jasa lainnya yang
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Bank Syariah juga berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi melalui investasi dalam
sektor riil.
Bank Syariah berperan penting dalam meningkatkan akses keuangan bagi masyarakat, terutama
bagi mereka yang belum terlayani oleh sektor perbankan konvensional.
Dengan meningkatkan inklusi keuangan, Bank Syariah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi
yang lebih inklusif dan merata.
a) Restrukturisasi Pembiayaan:
Bank Syariah dapat melakukan restrukturisasi pembiayaan kepada nasabah yang mengalami
kesulitan finansial akibat dampak pandemi. Restrukturisasi ini dapat dilakukan dengan mengatur
ulang jangka waktu, suku bunga, atau skema pembayaran pembiayaan untuk membantu nasabah
memulihkan kondisi keuangan mereka.
Bank Syariah dapat meluncurkan program pembiayaan khusus untuk membantu pelaku usaha
yang terdampak pandemi.
Program ini dapat mencakup pembiayaan dengan suku bunga yang lebih rendah, relaksasi
persyaratan, atau skema pembiayaan yang fleksibel sesuai kebutuhan nasabah.
Bank Syariah meningkatkan pengawasan dan analisis risiko terkait pembiayaan pasca pandemi.
Dengan menganalisis potensi risiko yang dihadapi oleh nasabah, bank dapat mengambil langkah-
langkah pencegahan yang tepat, seperti memberikan konseling keuangan, melakukan
pemantauan yang lebih intensif, atau mengajukan restrukturisasi pembiayaan jika diperlukan.
d) Kolaborasi dengan Pihak Terkait:
Bank Syariah juga dapat bekerja sama dengan pihak terkait, seperti pemerintah,
lembaga pembiayaan lainnya, dan asosiasi usaha, untuk mengidentifikasi dan mengatasi
potensi pembiayaan bermasalah pasca pandemi.
Melalui kerjasama ini, bank dapat berkontribusi dalam pemulihan ekonomi secara keseluruhan.
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITASTERBUKA
peristiwa eksternal.
Resiko operasional mencakup berbagai aspek seperti pelanggaran hukum, kegagalan internal,
ketidakefisienan proses, dan kerugian akibat peristiwa eksternal.
Dalam kasus Bank Century, terdapat beberapa pelanggaran dan kegagalan operasional yang
mencerminkan resiko-operasional, seperti pemberian fasilitas surat utang kepada debitur yang
tidak memenuhi syarat, pemberian kredit fiktif, penggelapan dana oleh individu internal, dan
pencucian uang.
POJK No. 4 Tahun 2016 mengenai penilaian tingkat kesehatan bank mencantumkan
beberapa parameter atau indikator untuk penilaian risiko inheren operasional. Beberapa
parameter yang dapat menjadi acuan meliputi:
• Kompleksitas Aktivitas:
Menilai kompleksitas aktivitas operasional bank, termasuk jumlah dan kompleksitas produk dan
layanan yang disediakan serta diversifikasi bisnis bank.
• Pemahaman Risiko:
Menilai pemahaman bank terhadap risiko operasional yang dihadapinya, termasuk proses
identifikasi, pengukuran, dan mitigasi risiko.
Melihat sejarah kerugian yang dialami oleh bank akibat risiko operasional sebelumnya sebagai
indikator potensi risiko di masa depan.
Menilai keandalan sistem dan infrastruktur yang digunakan oleh bank untuk mendukung
operasionalnya, termasuk teknologi informasi, keamanan data, dan infrastruktur operasional yang
lain.
Beberapa sumber atau penyebab risiko operasional dalam kasus Bank Century antara lain:
Bank Century melanggar kebijakan dan prosedur internal dalam memberikan fasilitas surat
utang dan kredit kepada debitur yang tidak memenuhi syarat.
Hal ini mengindikasikan kegagalan dalam penerapan kebijakan dan pengendalian intern yang
memadai.
Ada kegagalan dalam pengawasan dan kontrol intern yang memungkinkan terjadinya
penggelapan dana oleh individu seperti Dewi Tantular.Ini menunjukkan kelemahan dalam
sistem pengawasan dan pengendalian intern yang dapat menyebabkan risiko operasional.
Pemberian kredit fiktif seperti L/C kepada PT Sakti Persada Raya yang tidak ada merupakan
contoh kegagalan dalam proses pemeriksaan dan verifikasi yang dapat menyebabkan risiko
operasional.
Kemungkinan juga ada kurangnya pemahaman dan kesadaran yang cukup mengenai risiko
operasional di kalangan manajemen dan karyawan Bank Century.
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITASTERBUKA
Bank Dunia dibentuk pada tahun 1944 dalam Konferensi Bretton Woods, yang dihadiri oleh
perwakilan dari 44 negara.
Tujuan utama pembentukan Bank Dunia adalah untuk memberikan pinjaman jangka panjang
kepada negara-negara yang membutuhkan dana untuk membangun infrastruktur,
mengembangkan sektor pertanian, dan meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan.
Meskipun di setiap negara telah memiliki banyak sektor perbankan yang dapat menopang dan
mode penggerak ekonomi di masing-masing negara, Bank Dunia tetap diperlukan dengan alasan
berikut:
1. Skala Global
Bank Dunia memiliki skala global yang memungkinkannya memberikan pinjaman dan bantuan
keuangan kepada negara-negara yang membutuhkan.
Hal ini tidak dapat dilakukan oleh bank-bank komersial nasional, yang umumnya lebih fokus pada
kegiatan di dalam negeri.
Lembaga ini melakukan penelitian dan analisis mendalam tentang berbagai isu pembangunan,
memberikan saran dan rekomendasi kepada negara-negara yang membutuhkannya.
Hal ini membantu negara-negara anggota meningkatkan kebijakan ekonomi mereka dan
mengatasi masalah yang mereka hadapi.
4. Penanggulangan Kemiskinan
Salah satu tujuan utama Bank Dunia adalah mengurangi kemiskinan global.
Melalui program-programnya, Bank Dunia bekerja untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap
pendidikan, layanan kesehatan, dan infrastruktur dasar.
Hal ini membantu mengurangi kesenjangan ekonomi antara negara-negara dan meningkatkan
kualitas hidup jutaan orang.