Proposal Yang Paling Akhir
Proposal Yang Paling Akhir
TUGAS AKHIR
2002058
PROGRAM STUDI
MEDAN
2023
HALAMAN PENGESAHAN
NomorInduk : 2002058
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ka. PS TPHP,
i
DAFTAR ISI
2.5 Semen 9
ii
2.7 Pengujian Paving Block..................................................................................... 13
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
Limbah merupakan buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai
ekonomi. Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya.
Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan ini
dirumuskan sebagai bahan dalam jumlah relatif sedikit tapi mempunyai potensi
mencemarkan/merusakkan lingkungan kehidupan dan sumber daya. Sebagai
limbah, kehadirannya cukup mengkhawatirkan terutama yang bersumber dari
pabrik industri.(Lucy, 2014)
1
Permasalahan limbah dalam kehidupan sehari – hari tidak dapat dihindarkan,
menurut Sistem Informasi Pengelola Sampah Nasional atau yang disingkat
SIPSN kenaikan limbah mencapai 28.603.975,25 ton/ tahun yang timbul dari
berbagai aktivitas untuk mememunuhi kebutuhan manusia. Sekitar 40.9%
sampah dan limbah di hasilkan dari aktivitas dan kebutuhan rumah tangga dan
59.1% lainnya dari aktivitas dan kebutuhan perkantoran, fasilitas publik, pusat
perniagaan, pasar tradisional, dan aktivitas lainnya. Aktivitas dan kebutuhan dari
rumah tangga tidak terlepas dari kebutuhan primer dan skunder , salah satu
kebutuhan primer sekaligus skunder dalam rumah tangga ialah minyak makan
dan B30 yang dihasilkan dari industri kelapa sawit.
Disisi lain industiri kelapa sawit, terdapat pula cangkang kelapa sawit sebagai
sisa produsi yang belum dimanfaatkan secara optimal. Cangkang kelapa sawit
2
adalah limbah padat pabrik kelapa sawit hasil dari pemisahan antara fiber dengan
cangkang yang terjadi pada mesin Light Tenera Dust Separator (LTDS),
cangkang dari hasil pengolahan kelapa sawit juga menyisakan limbah yang
cukup besar yaitu 60% dari produksi minyak. Cangkang kelapa sawit untuk saat
ini hanya dimanfaatkan sebagian kecilnya saja seperti bahan pencampuran
pembakaran boiler pada pengolahan minyak, pembangkit tenaga uap serta bahan
pengeras jalan, meskipun demikian cangkang kelapa sawit juga masih
menyisakan limbah yang cukup banyak.
Selama bertahun-tahun, limbah botol kaca (WGB) dan jendela kaca telah banyak
digunakan untuk membuat beton yang dimodifikasi. Telah menyadari bahwa
penggunaan serbuk kaca halus sebagai komponen pelengkap semen lebih
ekonomis dan ramah lingkungan ramah. Sementara itu, glass-cullet juga telah
digunakan dalam beton sebagai bahan pengganti agregat halus.Pengurangan
penggunaan energi, bahan sumber daya, keausan pada mesin dengan penerapan
agregat daur ulang dalam pembuatan kaca. Namun, tidak mungkin untuk
mendaur ulang semua jenis kacamata untuk membuat kacamata baru karena
adanya kontaminan, harga dan pencampuran warna. Sangat penting untuk
memproduksi kacamata jenis baru dengan mencampur berbagai gelas limbah
untuk mengembangkan pemasaran dan aplikasi baru. Dalam hal ini, penggunaan
limbah kaca tersebut di industri konstruksi dapat menjadi pilihan yang
menguntungkan karena permintaan yang cukup besar dalam jumlah besar dengan
kualitas sedang. Itu aplikasi utama dari gelas limbah di bidang teknik sipil adalah
substitusi parsial agregat alam di aspal beton, alas pipa, dan sistem ventilasi gas
di tempat pembuangan sampah dan timbunan kerikil untuk sistem drainase.
secara rinci pembuatan semen dan beton berbasis WG. Pembuangan limbah
padat termasuk limbah kaca diklaim menyebabkan pencemaran lingkungan yang
serius. Dikatakan bahwa untuk mengatasi dampak lingkungan negatif dari limbah
3
kacamata strategi terbaik adalah mendaur ulangnya yang memungkinkan
melestarikan sumber daya alam, meminimalkan tempat pembuangan sampah,
menghemat energi dan biaya.(Hamzah et al., 2021)
1.4 Kontribusi
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Padat yang berupa Janjang Kosong yaitu 25 % berat Tandan Buah Segar (TBS)
yang diolah PKS. Sebuah PKS dibangun dengan kapasitas 60 ton/ jam maka
untuk operasional 20 jam akan menghasilkan 1.200 ton x 67 % = 804 ton Limbah
Cair dan akan menghasilkan 1.200 ton x 25 % = 300 ton Limbah Padat. Dalam
waktu 1 tahun rata rata PKS dengan kapasitas olah 60 ton TBS/jam
menghasilkan LCPKS 804 ton x 25 x 12 = 241.200 ton dan Limbah Padat 300
ton x 25 x 12 = 90.000 ton. Dari jumlah yang cukup besar ini, jika limbah tidak
dikelola dengan baik akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Bila dikelola
akan memiliki dampak positif yang cukup besar. Untuk itu sebuah PKS harus
memiliki kemampuan mengelola limbah agar tidak menimbulkan dampak negatif
bagi penduduk, masyarakat dan lingkungan pada umumnya.(Loekito, 2002).
2.5 Semen
Semen merupsksn bahan yang mempunyai sifat kohesif dan adhesif yang
digunakan untuk bonding material atau bahan pengikat yang dipakai bersama
batu kerikil, pasir dan air. Semen yang di beri air mengikat butir-butir agregat
(halus dan kasar) dan selanjutnya mengeras menjadi suatu massa yang
padat.Semen yang di gunakan adalah semen dengan kualitas yang baik yang
dapat mengikat suatu agregat( kasar atau halus) dengan efektif.Semen Portland
terdiri atas bahan-bahan yang mengandung alumina, kapur, silika dan oksidasi
besi.Oksida–oksida tersebut saling berinteraksi sehingga terbentuk serangkaian
produk yang lebih kompleks selama proses peleburan.
9
2.6 Paving Block
Bata beton ( Paving Block ) merupakan salah satu jenis beton non struktural yang
dapat dimanfaatkan untuk keperluan jalan, pelaratan parkir, trotoar, taman dan
keperluan lainnya. Paving block terbuat dari campuran semen Portland tipe I dan
air serta agregat sebagai bahan pengisi Paving block dapat berwarna seperti
warna aslinya atau diberi zat warna pada komposisi dan digunakan untuk lantai
baik didalam maupun diluar bangunan.
Di Indonesia sendiri pemakaian paving block mulai dikenal serta dipakai sejak
tahun 1977 atau 1978, Pemasangan dimulai dengan pemasangan trotoar di jalan
Thamrin dan untuk terminal bus kota di Pulogadung, proyek keduanya dimulai di
Jakarta. Paving block merupakan komposisi dari bahan bangunan yang
mempunyai fungsi untuk menutup permukaan tanah, seperti trotoar, pengerasan
areal parkir, dan pengerasan jalan kelas ringan(. et al., 2019). Pertumbuhan
penduduk yang sangat tinggi berakibat pada tingginya kebutuhan akan sarana
hunian. Pengembangan kawasan-kawasan hunian lebih lanjut akan memacu
meningkatnyakebutuhan bahan bangunan. Hal ini berbanding lurus dengan
peningkatan kebutuhan paving block yang memiliki beberagai peran dalam
infrastruktur bangunan dan jalan. Paving block memiliki daya tarik yang kuat
dibandingkan bata biasa pada umumnya. Keunggulan paving block tersebut dapat
kita liat dari beberapa aspek sebagai berikut;
paving block dapat dibuat dengan inovasi berbagai bahan dasar yang dapat
mudah kita temukan dilingkungan dan bahkan dapat dibuat dari limbah-limbah
yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari -hari, misalnya limbah kaca
10
(limbah botol kaca) limbah dari hasil pengolahan Pabrik Kelapa Sawit (PKS).
Paving block dari bahan limbah adalah produk yang ramah lingkungan yang
memiliki daya serap air dan memiliki kemampuan untuk ditembus air hujan,
sehingga tidak banyak mengganggu koservasi air tanah.
1. Mudah bergelombang bila pondasinya tidak kuat dan kurang nyaman untuk
kendaraan dengan kecepatan tinggi.
1. Sifat Tampak
11
Bata beton harus mempunyai permukaan yang rata, tidak terdapat retak-retak dan
cacat.Bagian sudutnya dan rusuknya tidak mudah dirapikan dengan kekuatan jari
tangan.
Paving block mutu A dengan minimum kuat tekan 35 MPa rata- rata 40 MPa dan
ketahanan aus 0.103 mm rata-rata 0,090 mm digunakan untuk jalan
Paving block mutu B dengan minimum kuat tekan 17,0 MPa rata-rata 20 MPa
dan ketahanan aus 0,149 mm rata-rata 0,130 mm digunakan untuk peralatan
parkir
Paving block mutu C dengan minimum kuat tekan 12,5 MPa rata-rata 15 MPa
dan ketahanan aus 0,184 mm rata-rata 0,219 mm digunakan untuk pejalan kaki
12
Paving block mutu D dengan minimum kuat tekan 8,5 MPa rata-rata 10 MPa dan
ketahanan aus 0,251 mm rata-rata 0,219 mm digunakan untuk taman dan
penggunaan lain (Prasetyo, 2013).
Keterangan :
Sementara daya serap air adalah besar air yang mampu diserap batako di dalam
air atau banyaknya air yang terkandung dalam batako. Persyaratan batako
terdapat pada SNI 03-0349-1989(. et al., 2019) Pengukuran daya serap air dapat
dihitungdengan persamaan berikut:
Keterangan :
14
mb : Massa Paving Block Basah Atau Setelah diendapkan dalam Air (kg).
17
BAB III
METODE PENELITIAN
Jumlah perlakuan =3
Jumlah ulangan =3
18
Jumlah sampel =9
Penyampuran kedua variable ini akan di uji dengan variable terikat. Variable
terikat pada percobaan ini ialah denga uji tekanan dan uji daya serap air dari
produk paving block hasil penelitian.
1 Analisis Data
Metode analisa data yang dipakai adalah menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK ) non Faktorial dengan rumus:
Dimana:
perlakuan ke-i.
Bj = Pengaruhulangan ke –j.
Data yang diperoleh dilakukan uji lanjut beda nyata jika nilai KK > 20% maka
dilakukan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) pada taraf 5%, jika nilai
KK ˂ 20% maka dilakukan uji BNJ dan uji BNT.
19
Bahan penelitian yang digunakan adalah cangkang kelapa sawit dan limbah botol
kaca yang di campur dengan semen portland dan akan menghasilkan paving
block.cangkang kelapa sawit tersebut di ambil dari pabrik kelapa sawit unit PKS
X dan limbah botol kaca diambil dari grosir yang bertempat di desa Durian
Tinggung Kecamatan Sinembah Tanjung Muda hulu serta air yang digunakan
adalah air aquades yang pastinya sudah memenuhi standar.
20
Giling limbah botol kaca dengan mesin penggiling dengan ukuran yang telah
di tentukan.
21
4. Selanjutnya cetakan yang digunakan berukuran panjang 20 cm tinggi 10 cm
dan tebal 6 cm. Bahan yang dipakai cetakan batako adalah besi. Bahan yang
sudah tecampur /homogen dimasukkan ke dalam cetakan sampai padat agar
hasil maksimal. Kemudian cetakan yang berisi bahan campuran dari variasi
persentase kompisisi dikeluarkan secara perlahan dari cetakan agar tidak rusak
lalu dikeringkan /dijemur dibawah sinar matahari selama 28 hari. Selama 28
hari paving block itu selalu disiram 2 kali dalam satu hari agar proses
pengerasan semaksimal mungkin.
5. Setelah proses pengeringan selesai kegiatan selanjutnya dilakukan pengujian
pada sampel.
22
1. Paving block dibersihkan kemudian di panaskan kedalam oven bersuhu 110 oC
selama 24 jam.
2. Paving block didingankan kemudian di timbang.
3. Lalu paving block direndam ke dalam air air selama 24 jam , setelah itu
ditimbang munggunakan neraca.
4. Setelah ditemukan data atau hasil penimbangan paving block sebelum dan
sesudah perendaman terjadi.
23
3.7 Alur Penelitian
Alur proses pembuatan paving block dapat dilihat pada bagan berikut ;
MULAI
Pencampuran bahan
Proses pencetakan
Penjemuran bahan
SELESAI
24
3.8 Jadwal penelitian
Bulan
April Mei Juni Juli Agustus September
Jenis kegiatan
Penyusunan
Proposal
Seminar Proposal
Pengambilan
Sample
Penelitian
Laboratorium
Analisa
Data
Penyusuan
Laporan
25
DAFTAR PUSTAKA
. A., Saraswati, R. R., & Lestari, E. A. (2019). Uji Tekanan Dan Daya Serap Air Pada
Batako Berbahan Dasar Campuran Limbah Styrofoam, Serat Kelapa, Dan Abu
Gosok. Risenologi, 4(1), 9–14. https://doi.org/10.47028/j.risenologi.2019.41.48
Basuki, I., Lubis, M. F., Daulay, M. A., & Luthan, P. L. A. (2019). Paving block
berbasis abu gosok. Educational Building Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan
dan Sipil, 5(1), 1-7.
Hamzah, H. K., Huseien, G. F., Asaad, M. A., Georgescu, D. P., Ghoshal, S. K., &
Alrshoudi, F. (2021). Effect of waste glass bottles-derived nanopowder as slag
replacement on mortars with alkali activation: Durability characteristics. Case
Studies in Construction Materials, 15(October), e00775.
https://doi.org/10.1016/j.cscm.2021.e00775
https://paving-aureliasanjaya.blogspot.com/2012/10/keunggulan-dan-
kelemahan-paving.html
26
Singh, R. P., Ibrahim, M. H., Esa, N., & Iliyana, M. S. (2010). Composting of waste
from palm oil mill: A sustainable waste management practice. Reviews in
Environmental Science and Biotechnology, 9(4), 331–344.
https://doi.org/10.1007/s11157-010-9199-2
Wiwoho Mudjanarko, S., Sugiharti, Daniel Limantara, A., Mayestino, M., Eko Adi
Sutrisno, A., Haziman Wan Ibrahim, M., & Pratama Wiwoho, F. (2020). The
Utilization of Bamboo Innovation as Aggregate Substitute for Paving Block.
Journal of Physics: Conference Series, 1573(1). https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1573/1/012014
27