Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENELITIAN

TUGAS AKHIR

INOVASI PEMANFAATAN CANGKANG KELAPA SAWIT DAN LIMBAH


BOTOL KACA PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK

SUFRIA DANTA TARIGAN

2002058

PROGRAM STUDI

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

INSTITUT TEKNOLOGI SAWIT INDONESIA

MEDAN

2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

Nama : SUFRIA DANTA TARIGAN

NomorInduk : 2002058

Program Studi : Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

Judul Tugas Akhir : INOVASI PEMANFAATAN CANGKANG KELAPA SAWIT


DAN LIMBAH BOTOL KACA PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Zakwan S.TP., M.P., M.Si) (Siti Aisyah, ST., MT)

Mengetahui,

Ka. PS TPHP,

(Ika Uca Pradifta Rangkuti, SST., M.SI)

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Urgensi Penelitian ............................................................................................... 4

1.3 Tujuan Khusus ..................................................................................................... 5

1.4 Kontribusi ........................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7

2.1 Limbah PKS (Pabrik Kelapa Sawit) .................................................................... 7

2.2 Cangkang Kelapa Sawit ...................................................................................... 8

2.3 Limbah Botol Kaca ............................................................................................. 8

2.5 Semen 9

2.6 Paving Block ..................................................................................................... 10

2.6.1 Keungulan Paving Block ........................................................................ 10

2.6.1.1.Paving block bersifat ramah lingkungan .............................................. 10

2.6.1.2.Fungsi dan manfaatnya ........................................................................ 11

2.6.2 Kelemahan Paving Block ........................................................................ 11

2.6.3Persyaratan Mutu Paving Block ............................................................... 11

ii
2.7 Pengujian Paving Block..................................................................................... 13

2.8 Perbandingan Penelitian Sebelumnya ................................................................ 15

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 18

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................ 18

3.2 Rancangan Penelitian ........................................................................................ 18

3.3 Bahan dan Peralatan .......................................................................................... 19

3.3.1.Bahan Penelitian ..................................................................................... 20

3.3.2.Peralatan Penelitian ................................................................................ 20

3.4 Tahap Penelitian................................................................................................ 20

3.4.1.Pemeriksaan Kualitas Bahan ................................................................... 20

3.4.2.Pembuatan Benda Uji ............................................................................ 21

3.5 Pengujian Kuat Tekanan Paving Block .............................................................. 22

3.6 Daya Serap Air Paving Block ............................................................................ 22

3.7 Alur Penelitian .................................................................................................. 24

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Klasifikasi Paving Block ........................................................................ 13

Tabel 2. 2 Penelitian Paving Block Terdahulu ......................................................... 15

Tabel 3. 1Jadwal penelitian ..................................................................................... 25

Tabel 3. 1Jadwal penelitian ..................................................................................... 25

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1Alur Penelitian ..................................................................................... 24

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dan memiliki jumlah
penduduk terbesar di dunia. Perumahan kebutuhan merupakan masalah bagi
masyarakat. Kreativitas dan keterampilan menjadi salah satu modal untuk
menjawabnya tantangan. Meningkatnya jumlah penduduk dan meningkatnya
kebutuhan akan kendaraan sebagai alat transportasi. Sarana transportasi
memerlukan infrastruktur jalan. Infrastruktur jalan terdiri dari perkerasan lentur
dan trotoar kaku. Sedangkan di perumahan banyak terdapat perkerasan jalan
berupa paving block. Di sana Ada tiga jenis sistem desain perkerasan, perkerasan
lentur, paving block dan perkerasan kaku. Ketiga sistem perkerasan ini memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Paving block merupakan bagian
dari perkerasan jalan yang telah banyak digunakan di Indonesia. Paving block
mudah dibuat, mudah diaplikasikan dan harga cukup terjangkau dikalangan
masyarakat. Berbagai kegunaan paving block, mulai dari taman, pekarangan,
trotoar, jalan raya dan jalan raya sesuai standar mutu SNI. Berbagai macam telah
dilakukan inovasi dalam pembuatan paving block.(Wiwoho Mudjanarko et al.,
2020)

Limbah merupakan buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat
tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai
ekonomi. Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya.
Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan ini
dirumuskan sebagai bahan dalam jumlah relatif sedikit tapi mempunyai potensi
mencemarkan/merusakkan lingkungan kehidupan dan sumber daya. Sebagai
limbah, kehadirannya cukup mengkhawatirkan terutama yang bersumber dari
pabrik industri.(Lucy, 2014)

1
Permasalahan limbah dalam kehidupan sehari – hari tidak dapat dihindarkan,
menurut Sistem Informasi Pengelola Sampah Nasional atau yang disingkat
SIPSN kenaikan limbah mencapai 28.603.975,25 ton/ tahun yang timbul dari
berbagai aktivitas untuk mememunuhi kebutuhan manusia. Sekitar 40.9%
sampah dan limbah di hasilkan dari aktivitas dan kebutuhan rumah tangga dan
59.1% lainnya dari aktivitas dan kebutuhan perkantoran, fasilitas publik, pusat
perniagaan, pasar tradisional, dan aktivitas lainnya. Aktivitas dan kebutuhan dari
rumah tangga tidak terlepas dari kebutuhan primer dan skunder , salah satu
kebutuhan primer sekaligus skunder dalam rumah tangga ialah minyak makan
dan B30 yang dihasilkan dari industri kelapa sawit.

Industri kelapa sawit adalah kegiatan ekonomi yang menghasilkan atau


mengelola sumber daya kelapa sawit menjadi barang jadi yang dapat digunakan
atau produk kelapa sawit yang siap pakai. Kelapa sawit merupakan salah satu
komoditas perkebunan yang memiliki peran strategis dalam pembangunan
ekonomi Indonesia. Sebagai penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, industri
kelapa sawit telah menyediakan lapangan pekerjaan sebesar 16 juta tenaga kerja
baik secara langsung maupun tidak langsung. Produk yang dihasilkan oleh
industrui kelapa sawit bermacam – macam , salah satunya ; produksi minyak
kelapa sawit dan inti sawit. Pada tahun 2018 tercatat aktivitas produksi kelapa
sawit sebesar 48,68 juta ton, yang terdiri dari 40,57 juta ton crude palm oil (CPO)
dan 8,11 juta ton palm kernel oil (PKO). Jumlah produksi tersebut berasal dari
Perkebunan Rakyat sebesar 16,8juta ton (35%), Perkebunan Besar Negara
sebesar 2,49 juta ton (5%,) dan Perkebunan Besar Swasta sebesar 29,39 juta ton
(60%). Selain menjadi minyak makan, kelapa sawit juga bisa juga dijadikan
boidisel, kosmetik shampo, cokelat, dan lainnya.

Disisi lain industiri kelapa sawit, terdapat pula cangkang kelapa sawit sebagai
sisa produsi yang belum dimanfaatkan secara optimal. Cangkang kelapa sawit
2
adalah limbah padat pabrik kelapa sawit hasil dari pemisahan antara fiber dengan
cangkang yang terjadi pada mesin Light Tenera Dust Separator (LTDS),
cangkang dari hasil pengolahan kelapa sawit juga menyisakan limbah yang
cukup besar yaitu 60% dari produksi minyak. Cangkang kelapa sawit untuk saat
ini hanya dimanfaatkan sebagian kecilnya saja seperti bahan pencampuran
pembakaran boiler pada pengolahan minyak, pembangkit tenaga uap serta bahan
pengeras jalan, meskipun demikian cangkang kelapa sawit juga masih
menyisakan limbah yang cukup banyak.

Selama bertahun-tahun, limbah botol kaca (WGB) dan jendela kaca telah banyak
digunakan untuk membuat beton yang dimodifikasi. Telah menyadari bahwa
penggunaan serbuk kaca halus sebagai komponen pelengkap semen lebih
ekonomis dan ramah lingkungan ramah. Sementara itu, glass-cullet juga telah
digunakan dalam beton sebagai bahan pengganti agregat halus.Pengurangan
penggunaan energi, bahan sumber daya, keausan pada mesin dengan penerapan
agregat daur ulang dalam pembuatan kaca. Namun, tidak mungkin untuk
mendaur ulang semua jenis kacamata untuk membuat kacamata baru karena
adanya kontaminan, harga dan pencampuran warna. Sangat penting untuk
memproduksi kacamata jenis baru dengan mencampur berbagai gelas limbah
untuk mengembangkan pemasaran dan aplikasi baru. Dalam hal ini, penggunaan
limbah kaca tersebut di industri konstruksi dapat menjadi pilihan yang
menguntungkan karena permintaan yang cukup besar dalam jumlah besar dengan
kualitas sedang. Itu aplikasi utama dari gelas limbah di bidang teknik sipil adalah
substitusi parsial agregat alam di aspal beton, alas pipa, dan sistem ventilasi gas
di tempat pembuangan sampah dan timbunan kerikil untuk sistem drainase.
secara rinci pembuatan semen dan beton berbasis WG. Pembuangan limbah
padat termasuk limbah kaca diklaim menyebabkan pencemaran lingkungan yang
serius. Dikatakan bahwa untuk mengatasi dampak lingkungan negatif dari limbah

3
kacamata strategi terbaik adalah mendaur ulangnya yang memungkinkan
melestarikan sumber daya alam, meminimalkan tempat pembuangan sampah,
menghemat energi dan biaya.(Hamzah et al., 2021)

Untuk mengatasi masalah-masalah limbah yang ada ditengah lingkungan


masyarakat ini, perlu adanya pengelolahan ulang. Dalam hal ini, solusi yang
dapat ditawarkan adalah dengan memanfaatkan produk limbah sebagai bahan
dasar pembuatan paving block. Paving block merupakan bahan konstruksi
bangunan yang berfungsi untuk menutup atau mengeraskan permukaan tanah.
Paving block banyak digunakan pada tempat-tempat khusus seperti pada area
parkir, halte, pelabuhan, serta untuk mengeraskan jalan area perumahan, trotoar,
halaman, kompleks pertokoan, dan lainnya. Ditengah tingginya peminat dan
permintaan produk paving block dengan harga yang tergolong mahal,
pemanfaatan ketiga limbah ini diharapkan dapat menjawab permasalahan –
permasalahan diatas. Untuk itu, penelitian kali ini mengambil judul tentang
‘PEMANFAATAN CANGKANG KELAPA SAWIT, DAN LIMBAH BOTOL
KACA PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK”.

1.2 Urgensi Penelitian


Adapun penelitian ini dianggap perlu dilaksanakan untuk menciptakan produk
hilir yaitu paving block kriteria ringan dan mampu menyerab banyak air serta d
menahann tekanan dalam jumlah massa yang besar. Komposisi dari paving
blokk yang ingin diwujudkan ini terdiri dari bahan dasar cangkang kelapa sawit,
dan dan limbah botol kaca dapat berdampak dalam mengurangi penumpukan/
pembuangan limbah. Upaya pengembangan produk hilir paving block berbahan
cangkang kelapa sawit dan limbah botol kaca ini harus dilaksanakan dengan
suatu konsep yang terencana dengan baik, sehingga menghasilkan alternatif –
alternatif strategi yang diharapkan dapat memenuhi SNI03-0691-1996 , untuk
mencapai tujuan yang memiliki kaitannya dengan tujuan jangka panjang
4
pengembangan paving block berbahan baku cangkang kelapa sawit dan limbah
botol kaca.Untuk dapat mengetahui proses pembuatan paving block dari
pemanfaatan limbah untuk menjadi produk baru dan menghasilkan produk serta
memberikan informasi baru yang bernilai ekonomis maupun memperoleh mutu
dari hasil pengujian yang akurat serta terpercaya.

1.3 Tujuan Khusus


1. Membuat paving block berbahan dasar cangkang kelapa sawit dan limbah
botol kaca.
2. Mendapatkan komposisi terbaik pembuatan paving block berbahan baku
cangkang kelapa sawit dan dan limbah botol kaca.
3. Menguji kualitas paving block berbahan baku cangkang kelapa sawit dan se
dan limbah botol kaca dengan SNI (Standar Nasional Indonesia).

1.4 Kontribusi

Dari adanya penelitian ini diharapkan kontribusi sebagai berikut ;

1. Pemanfaatkan limbah di linkungan masyarakat dan limbah padat di sekitar


ruang lingkup Pabrik Kelapa Sawit(PKS) agar dapat digunakan menjadi
barang yang bermanfaat dengan harga yang terjangkau serta memiliki
kualitas yang baik.
2. Manfaat limbah bagi masayarakat yang ada di sekitar Pabrik Kelapa
Sawit(PKS), masyarakat dapat memanfaatkan limbah padat tersebut seperti
menjadikan suatu usaha pembuatan paving block dengan biaya yang
terjangkau.
3. Manfaat bagi peneliti dapat menambah wawasan tentang perkembangan
pembuatan paving block,dan bisa meneliti lebih lanjut sehingga menjadi bisa
dikembangkan menjadi sebuah usaha kedepanna.
5
4. Manfaat bagi pembaca, pembaca dapat memahami cara pembuatan paving
block dari limbah cangkang kelapa sawit dan limbah botol kaca.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah PKS (Pabrik Kelapa Sawit)

Pabrik minyak sawit mentah menghasilkan berbagai produk sampingan dan


sejumlah besar air limbah, yang mungkin memiliki a dampak penting terhadap
lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Seperti limbah yang dihasilkan dari
pabrik kelapa sawit bersifat biologis dan memiliki kandungan organik yang
tinggi, pengomposan serta pengomposan bersama bisa menjadi baik pilihan.
Limbah ini dapat menciptakan lingkungan masalah dengan waktu karena
kandungan organik yang tinggi. Pembuangan yang tidak tepat di area terbuka
dapat mengakibatkan kontaminasi air tanah melalui pencucian atau di sekitarnya
badan air melalui air limpasan. Pemborosan yang tidak tepat praktik manajemen
juga dapat menghasilkan estetika masalah, penyakit yang ditularkan melalui
udara dan juga dapat menjadi penyebab beberapa penyakit yang ditularkan
melalui vektor. Oleh karena itu, pengelolaan lingkungan harus menempatkan
penekanan terbesar pada minimalisasi limbah di sumber atau daur ulang.
Pengomposan menyediakan metode alternatif yang layak untuk mengelola
sampah organik.(Singh et al., 2010)

Dalam kegiatan operasional di Pabrik Kelapa Sawit, disamping akan dihasilkan


produk utama (Main Product) berupa CPO dan PKO, juga akan dihasilkan
produk sampingan (By-Product), baik berupa limbah padat maupun limbah cair
dan juga polutan ke udara bebas (khusus bagi PKS yang menggunakan
incenerator). Tabel 1 menyajikan beberapa macam limbah yang dihasilkan oleh
Pabrik Kelapa Sawit. Apabila diperhatikan dari jenis dan komposisi limbah di
atas diketahui bahwa limbah cair memiliki kontribusi yang besar, yaitu antara
55% sampai 67% dari total TBS diolah. Selain Limbah Cair terdapat Limbah

7
Padat yang berupa Janjang Kosong yaitu 25 % berat Tandan Buah Segar (TBS)
yang diolah PKS. Sebuah PKS dibangun dengan kapasitas 60 ton/ jam maka
untuk operasional 20 jam akan menghasilkan 1.200 ton x 67 % = 804 ton Limbah
Cair dan akan menghasilkan 1.200 ton x 25 % = 300 ton Limbah Padat. Dalam
waktu 1 tahun rata rata PKS dengan kapasitas olah 60 ton TBS/jam
menghasilkan LCPKS 804 ton x 25 x 12 = 241.200 ton dan Limbah Padat 300
ton x 25 x 12 = 90.000 ton. Dari jumlah yang cukup besar ini, jika limbah tidak
dikelola dengan baik akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Bila dikelola
akan memiliki dampak positif yang cukup besar. Untuk itu sebuah PKS harus
memiliki kemampuan mengelola limbah agar tidak menimbulkan dampak negatif
bagi penduduk, masyarakat dan lingkungan pada umumnya.(Loekito, 2002).

2.2 Cangkang Kelapa Sawit


Cangkang merupakan limbah dihasilkan dari pemrosesan kernel inti sawit
dengan bentuk seperti tempurung kelapa, mempunyai kalor 3500 kkal/kg-4100
kkal/kg. Serat merupakan limbah sisa perasan buah sawit berupa serabut seperti
benang. Bahan ini mengandung protein kasar sekitar 4% dan serat kasar 36%
(lignin 26%) serta mempunyai kalor 2637kkal/kg-3998kkal/kg.(Kamal, 2018)

2.3 Limbah Botol Kaca


Limbah kaca merupakan limbah yang banyak dihasilkan dari kehidupan
masyarakat terutama dikota besar seperti Jakarta dan kota lainnya, limbah kaca
setiap hari semakin meningkat volumenya karena banyak kegiatan manusia yang
menghasilkan kaca, sebagian besar limbah kaca langsung dibuang ke lahan
terbuka, hal ini tentu saja akan mencemari lingkungan mengingat kaca
merupakan material yang tidak dapat didaur ulang secara alami oleh alam.kaca
adalah substansi yang dibuat dengan pendinginan bahan-bahan yang dilelehkan,
8
tidak berbentuk kristal tetapi tetap pada kondisi berongga. Limbah kaca biasanya
dipisahkan berdasarkan pengunaan akhirnya dan berdasarkan pengunaan
akhirnya kaca dipisahkan berdasarkan warna kaca, secara garis besar kaca dibagi
menjadi tiga warna:
1. Bening/tidak berwarna, biasanya digunakan sebagai alat rumah tangga.
2. Hijau, biasanya digunakan sebagai botol minuman bir atau wine.
3. Coklat, biasanya digunakan sebagai botol minuman ringan.
Banyak hal yang berpotensi menguntungkan dari penggunaan kaca sebagai
agregat beton, antara lain :
1. Memiliki tingkat durabilitas yang tinggi, mengingat kaca adalah material yang
tidak menyerap air.
2. Kaca memiliki ketahanan yang tinggi terhadap abrasi dan karakteristik ini
adalah karakteristik yang langka terdapat dalam agregat alami lainnya, adapun
pengunaan aditif untuk agregat alami agar bisa mencapai kekuatan yang sama
harganya mahal.(Suhartini et al., 2014)

2.5 Semen
Semen merupsksn bahan yang mempunyai sifat kohesif dan adhesif yang
digunakan untuk bonding material atau bahan pengikat yang dipakai bersama
batu kerikil, pasir dan air. Semen yang di beri air mengikat butir-butir agregat
(halus dan kasar) dan selanjutnya mengeras menjadi suatu massa yang
padat.Semen yang di gunakan adalah semen dengan kualitas yang baik yang
dapat mengikat suatu agregat( kasar atau halus) dengan efektif.Semen Portland
terdiri atas bahan-bahan yang mengandung alumina, kapur, silika dan oksidasi
besi.Oksida–oksida tersebut saling berinteraksi sehingga terbentuk serangkaian
produk yang lebih kompleks selama proses peleburan.

9
2.6 Paving Block
Bata beton ( Paving Block ) merupakan salah satu jenis beton non struktural yang
dapat dimanfaatkan untuk keperluan jalan, pelaratan parkir, trotoar, taman dan
keperluan lainnya. Paving block terbuat dari campuran semen Portland tipe I dan
air serta agregat sebagai bahan pengisi Paving block dapat berwarna seperti
warna aslinya atau diberi zat warna pada komposisi dan digunakan untuk lantai
baik didalam maupun diluar bangunan.

2.6.1 Keungulan Paving Block

Di Indonesia sendiri pemakaian paving block mulai dikenal serta dipakai sejak
tahun 1977 atau 1978, Pemasangan dimulai dengan pemasangan trotoar di jalan
Thamrin dan untuk terminal bus kota di Pulogadung, proyek keduanya dimulai di
Jakarta. Paving block merupakan komposisi dari bahan bangunan yang
mempunyai fungsi untuk menutup permukaan tanah, seperti trotoar, pengerasan
areal parkir, dan pengerasan jalan kelas ringan(. et al., 2019). Pertumbuhan
penduduk yang sangat tinggi berakibat pada tingginya kebutuhan akan sarana
hunian. Pengembangan kawasan-kawasan hunian lebih lanjut akan memacu
meningkatnyakebutuhan bahan bangunan. Hal ini berbanding lurus dengan
peningkatan kebutuhan paving block yang memiliki beberagai peran dalam
infrastruktur bangunan dan jalan. Paving block memiliki daya tarik yang kuat
dibandingkan bata biasa pada umumnya. Keunggulan paving block tersebut dapat
kita liat dari beberapa aspek sebagai berikut;

2.6.1.1.Paving block bersifat ramah lingkungan

paving block dapat dibuat dengan inovasi berbagai bahan dasar yang dapat
mudah kita temukan dilingkungan dan bahkan dapat dibuat dari limbah-limbah
yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari -hari, misalnya limbah kaca
10
(limbah botol kaca) limbah dari hasil pengolahan Pabrik Kelapa Sawit (PKS).
Paving block dari bahan limbah adalah produk yang ramah lingkungan yang
memiliki daya serap air dan memiliki kemampuan untuk ditembus air hujan,
sehingga tidak banyak mengganggu koservasi air tanah.

2.6.1.2. Fungsi dan manfaatnya


Paving block tidak hanya hadir sebagai bahan daur ulang yang melestarikan
lingkunan, paving block menjadi pilihan terbaik pada lahan resapan saat hujan
dan banjir karena memiliki karakteristik yang hampir sama dengan mortal.
Mortal merupakan bahan bangunan yang terbuat dari campuran pasir dan
agregat yang halus dengan bahan pengikat dan air yang ketika pada keadaan
keras yang mempunyai sifat batuan.

2.6.2 Kelemahan Paving Block

Kelemahan paving block menurut Ayub Pujianto (2015) sebagai berikut:

1. Mudah bergelombang bila pondasinya tidak kuat dan kurang nyaman untuk
kendaraan dengan kecepatan tinggi.

2. Sehingga perkerasan paving block sangat tidak cocok untuk mengendalikan


kecepatan kendaraan dilingkungan permukiman dan perkotaan yang padat.

2.6.3 Persyaratan Mutu Paving Block

Menurut SNI-03-0691-1996, syarat mutu paving block sebagai berikut:

1. Sifat Tampak

11
Bata beton harus mempunyai permukaan yang rata, tidak terdapat retak-retak dan
cacat.Bagian sudutnya dan rusuknya tidak mudah dirapikan dengan kekuatan jari
tangan.

2. Bentuk dan Ukuran


Bentuk dan ukuran paving block untuk lantai yang terdapat dipasaran tergantung
persetujuan antara konsumen dan produsennya.Setiap produsen paving block
memberikan penjelasan tertulis mengenai bentuk, ukuran dan daya dukung serta
konstruksi pemasangannya untuk lantai.

3. Dimensi yang digunakan untuk paving block adalah:


a. Panjang 20 cm dan toleransi 2 mm.

b. Lebar 10 cm dan toleransi 2 mm.

c. Tebal antara 6 cm dan toleransi 3 mm.

4. penyimpangan tebal paving block untuk lantai hanya di perkenakan ± 3 mm.

Klasifikasi paving block:

Paving block mutu A dengan minimum kuat tekan 35 MPa rata- rata 40 MPa dan
ketahanan aus 0.103 mm rata-rata 0,090 mm digunakan untuk jalan

Paving block mutu B dengan minimum kuat tekan 17,0 MPa rata-rata 20 MPa
dan ketahanan aus 0,149 mm rata-rata 0,130 mm digunakan untuk peralatan
parkir

Paving block mutu C dengan minimum kuat tekan 12,5 MPa rata-rata 15 MPa
dan ketahanan aus 0,184 mm rata-rata 0,219 mm digunakan untuk pejalan kaki

12
Paving block mutu D dengan minimum kuat tekan 8,5 MPa rata-rata 10 MPa dan
ketahanan aus 0,251 mm rata-rata 0,219 mm digunakan untuk taman dan
penggunaan lain (Prasetyo, 2013).

Klasfikasi di atas dapat digambarkan dalam table sebagai berikut;

Tabel 2. 1 Klasifikasi Paving Block

Kekuatan Tekanan Ketahanan Aus Penyerapan


(MPa) (mm/menit) air rata –
M rata
ut maksimal
u Rata – rata mm Rata – mm %
rata
A 40 35 0,900 0,10 3
3
B 20 17, 0,130 0,14 6
0 9
C 13 12, 0,16 0,18 8
5 4
10 8,5 0,219 0,25 10
D 1

Sumber : bata beton ( paving block), SNI 03-0691-1996

2.7 Pengujian Paving Block


Paving blok merupakan aspek yang paling penting untuk di uji. Paving block
yang sering di pergunakan sebagai bahan bangunan harus memiliki kekuatan
tekan dan daya serap yang tinggi untuk menjamin kekokohan, dan, menghadang
kerusakan akibat hujan, serta menjamin keawetan bangunan. Kuat tekan adalah
kekuatan maksimumyang dipikul oleh luas permukaan.Adapun langkah
pengujian tekan dengan cara meletakkan paving block pada mesin penguji yaitu
Compression Testing Machine. Setelah semuanya selesai, maka dimulai
13
pembebanan pada paving block yang akan diuji. Selama pengujian, dicatat
besarnya kuat tekan pada paving block. Pengamatan dilakukan sampai benda uji
hancur. Hasil pencatatan besarnya kuat tekan kemudian dibuat dalam suatu tabel
yang kemudian digambarkan dalam suatu grafik. Rumus yang akan digunakan
untuk mencari kuat tekan pada paving block adalah:

Persyaratan batako terdapat pada SNI 03-0349-1989 (. et al., 2019) Pengukuran


kuat tekan dapat dihitung dengan persamaan berikut:

Keterangan :

P : Kuat Tekanan (N/mm2)

F : Beban Tekanan (N)

A : Luas Bidang Tekanan (mm2)

Sementara daya serap air adalah besar air yang mampu diserap batako di dalam
air atau banyaknya air yang terkandung dalam batako. Persyaratan batako
terdapat pada SNI 03-0349-1989(. et al., 2019) Pengukuran daya serap air dapat
dihitungdengan persamaan berikut:

Keterangan :

PA : Daya Serap Air

14
mb : Massa Paving Block Basah Atau Setelah diendapkan dalam Air (kg).

mk : Massa Paving Block Kering (kg).

2.8 Perbandingan Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini dilakukan dengan pedoman penelitian sejenis yang telah


sebelumnya.Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui perbandingan dan
hasil dari penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya.Berikut ,terdapat
table yang menjelaskan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini :

Tabel 2. 2 Penelitian Paving Block Terdahulu

Penelitian Paving Block Terdahulu


Refrensi Jenis Hasil dan Rekomendasi
N Publikasi
o
.
(Saraswati et Artikel Batako dengan komposisi limbah 75%
al., 2019)Uji jurnal/ memiliki tekanan 6,296 Mpa atau
1 Tekanan Dan Risenolo termasuk ke dalam kategori tidak
Daya Serap gi layak digunakan berdasarkan standar
Air Pada SNI No. 03-0349 tahun 1989. Daya
Batako Volume serap batako dengan komposisi
Berbahan 4 , April limbah 25%, 50%, dan 75% berturut –
Dasar 2019, turut adalah 2,47%, 2,19%, dan 4,62%
Campuran halam : 9 atau tergolong layak digunakan
Limbah – 14. berdasarkan standar SNI No. 03-0349
Styrofoam, tahun 1989.
Serat Kelapa,
Dan Abu
Gosok.
2 (Jauzi et al., Artikel Berdasarkan SNI 03-0691-1989 pada
2014)Studi jurnal/ pengujian hasil kuat tekan paving
Deskriptif Menara block, penambahan abu serbuk kayu
Analitis dengan penambahan 0% dan 15%
Pemanfaatan Volume dengan kuat ratarata 243 kg/cm2 dan
Abu Serbuk 9, No. 2, 246 kg/cm2 terdapat pada mutu III,
15
Kayu Mahoni Juli penambahan abu serbuk kayu dengan
Sebagai 2014, penambahan 5% dengan kuat rata-rata
Bahan halaman 366 kg/cm2 terdapat pada mutu II,
Tambah : 1 – 14. penambahan abu serbuk kayu dengan
Pembuatan penambahan 10% dengan kuat rata-
Paving Block rata 421 kg/cm2 terdapat pada mutu I.
Untuk
Mencari Kuat
Tekan
Optimum
Berdasarkan
SNI 03-0691-
1989.
3 (Meileni et Artikel Kuat tekan tertinggi terdapat pada
al., jurnal/ pembuatan paving block dengan
2021)Pengaru Deforma limbah serbuk kayu (SK) 10%. Kuat
h si tekan umur 28 hari sebesar 127,68
Penambahan kg/cm2, dan kuat tekannya meningkat
Limbah Volume sebesar 10,55% dari paving block
Serbuk Kayu 6, No.1, normal ( 0%, tidak ada limbah serbuk
Terhadap Juni gergaji yang ditambahkan).
Kuat Tekan 2021,
Paving Block. halaman
52 – 59.
4 (Sembiring & Artikel Proses pembakaran paving block tidak
Saruksuk, jurnal/ terlalu berpengaruh terhadap hasil
2018)Uji Juriti kuat tekan dibandingkan dengan
Tekanan dan paving block pra pembakaran karena
Serap Air Volume kenaikan yang dihasilkan hanya
Pada Paving 1, No. 1, sedikit. Pada paving block pra
Block Dengan Juni pembakaran, nilai kuat tekan tertinggi
Bahan Pasir 2018. nya sebesar 9,65 MPa sedangkan pada
Kasar , Batu paving block pasca pembakaran nilai
Kacang dan kuat tekan terbesarnya adalah 10,05
Pasir Halus. MPa.

Berdasarkan hasil pengujian daya


serap air yaitu antara 16,6% – 23,8 %,
paving block ini tidak memenuhi
spesifikasi daya serap untuk paving
block SNI–03–0691–1996 yaitu
antara 3% - 10%. Karena nilai daya
16
serap yang tinggi, maka paving block
ini direkomendasikan untuk
digunakan pada taman yang tidak
terendam air.
5 (Kristono, Artikel Pada paving block abu boiler dengan
2017)Analisa jurnal/ temperatur panas 2000C dan
Perpindahan Citra temperatur dingin 320C diperoleh
Panas Paving Widya nilai perpindahan panas sebesar 48,69
Block Terbuat Edukasi. W dan dengan temperatur panas
Dari Abu 2000C dan temperatur dingin 320C
Boiler Sisa Volume nilai perpindahan panas yang terjadi
Pembakaran 9, No. 2, pada paving block biasa sebesar 37,36
Serat Dan Agustus W. Paving block abu boiler mampu
Cangkang 2017, menahan panas lebih besar
Kelapa Sawit. halaman dibandingkan abu boiler biasa.
173-128.
Untuk mengetahui perpindahan panas
yang terjadi dengan temperatur
sumber lebih dari 2000C dan
mengetahui titik lebur paving block
abu boiler diharapkan melakukan
kajian lebih sesuai dengan
karakteristik paving block abu boiler.

17
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium milik program studi Teknologi
Pengolahan Hasil Perkebunan (TPHP) kampus Institut Teknologi Sawit
Indonesia (ITSI) Medan dan tempat pengujian dilaksanakan di Laboratorium
Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan (POLMED).

3.2 Rancangan Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) Non Faktorial dengan Rancangan penelitian adalah dengan sampel
percobaab T1,T2,dan T3.Masing-masing sempel merupakan campuran dari
variable bebas yaitu; limbah abu boiler, cangkang kelapa sawit, dan serabut kayu
, serta tiap sempel adonan ditambahkan variable kontrol yakni ; 20% semen serta
20% pasir, penakaran tiap sempel dirancang sebagai berikut;

T1= 25% cangkang kelapa sawit + 125% limbah botol kaca.

T2= 20% cangkang kelapa sawit + 30% limbah botol kaca.

T3= 25% cangkang kelapa sawit + 25% limbah botol kaca.

Dengan uraian sebagai berikut:

Jumlah perlakuan =3

Jumlah ulangan =3

18
Jumlah sampel =9

Penyampuran kedua variable ini akan di uji dengan variable terikat. Variable
terikat pada percobaan ini ialah denga uji tekanan dan uji daya serap air dari
produk paving block hasil penelitian.

1 Analisis Data
Metode analisa data yang dipakai adalah menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK ) non Faktorial dengan rumus:

Dimana:

Yij = nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-j yang mendapatkan

perlakuan ke-i.

μ = nilai tengah umum.

Ti = pengaruh perlakuan ke –i.

Bj = Pengaruhulangan ke –j.

ϵij = galat percobaan pada satuan percobaanke-j dalam perlakuan ke-i.

Data yang diperoleh dilakukan uji lanjut beda nyata jika nilai KK > 20% maka
dilakukan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) pada taraf 5%, jika nilai
KK ˂ 20% maka dilakukan uji BNJ dan uji BNT.

3.3 Bahan dan Peralatan

19
Bahan penelitian yang digunakan adalah cangkang kelapa sawit dan limbah botol
kaca yang di campur dengan semen portland dan akan menghasilkan paving
block.cangkang kelapa sawit tersebut di ambil dari pabrik kelapa sawit unit PKS
X dan limbah botol kaca diambil dari grosir yang bertempat di desa Durian
Tinggung Kecamatan Sinembah Tanjung Muda hulu serta air yang digunakan
adalah air aquades yang pastinya sudah memenuhi standar.

3.3.1. Bahan Penelitian


1. Semen Portland.
2. Air.
3. Cangkang kelapa sawit.
4. Limbah botol kaca.
5. Pasir.

3.3.2. Peralatan Penelitian


1. Ayakan
2. Timbangan
3. Ember
4. Pencetak paving block
5. Alat uji kuat tekan Compression Testing Machine
7. Cangkul.
8. Sekop
9. Kolam perendam

3.4 Tahap Penelitian


Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang di lakukan pada penelitian:
3.4.1. Pemeriksaan Kualitas Bahan
1. Proses pengolahan limbah botol kaca.

20
Giling limbah botol kaca dengan mesin penggiling dengan ukuran yang telah
di tentukan.

2. Proses Pengolahan Cangkang Kelapa Sawit.


1. Mempersiapkan alat dan bahan untuk pembuatan bahan baku paving
block yaitu cangkang kelapa sawit.
2. Cangkang kelapa sawit yang berasal dari hasil pemisahan LTDS antara
cangkang dengan inti, masih memiliki serat yang menempel pada
cangkang.
3. Lalu bakar cangkang kelapa sawit sampai menjadi arang, dilakukan
penghalusan cangkang yang sudah menjadi arang tersebut dengan mortar
sampai halus.
4. Dilakukan pengayakan pada arang sampai mendapatkan arang halus yang
dapat dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan paving block.

3.4.2. Pembuatan Benda Uji


Pembuatan paving block ini dilakukan secara manual.
1. Mempersiapkan alat dan bahan pembuatan paving block
2. Terlebih dahulu pasir,cangkang dan limbah botol kaca di ayak dengan
menggunakan ayakan agar terpisah dengan kotoran
3. Setelah itu timbang bahan yang digunakan sesuai dengan variasi persentase
komposisi yang sudah ditentukan. Kemudian tuangkan semen,cangkang,
limbah botol kaca dan pasir lalu aduk sampai homogeny setelah itu bentuk
gundukan dan lubang seperti cekungan ditengah dan tambah kan air
secukupnya secara perlahan- lahan setelah itu aduk bahan dengan
menggunakan sekop hingga tercampur rata/homogeny dengan estimasi waktu
±15 menit.

21
4. Selanjutnya cetakan yang digunakan berukuran panjang 20 cm tinggi 10 cm
dan tebal 6 cm. Bahan yang dipakai cetakan batako adalah besi. Bahan yang
sudah tecampur /homogen dimasukkan ke dalam cetakan sampai padat agar
hasil maksimal. Kemudian cetakan yang berisi bahan campuran dari variasi
persentase kompisisi dikeluarkan secara perlahan dari cetakan agar tidak rusak
lalu dikeringkan /dijemur dibawah sinar matahari selama 28 hari. Selama 28
hari paving block itu selalu disiram 2 kali dalam satu hari agar proses
pengerasan semaksimal mungkin.
5. Setelah proses pengeringan selesai kegiatan selanjutnya dilakukan pengujian
pada sampel.

3.5 Pengujian Kuat Tekanan Paving Block


Pengujian kuat tekan paving block menggunakan alat tekan Compression Testing
Machine (SNI 03-1974-1990). Adapun langkah-langkah pengujian kuat tekan
beton sebagai berikut:
1. Benda uji diletakkan di atas alas pembebanan mesin uji Compression Testing
Machine.
2. Pembebanan diberikan secara berangsur-angsur sampai benda uji tersebut
mencapai pembebanan maksimal. Besar beban dicatat sesuai jarum petunjuk
pembebanan.
3. Beban yang mampu ditahan masing-masing benda uji (F) dibagi dengan luas
permukaan tekan (A), sehingga diperoleh kuat tekan paving block maksimum
tersebut. Kuat tekan paving block dapat dihitung dengan persamaan.

3.6 Pengujian Daya Serap Air Paving Block


Adapun langkah –langkah yang dilakukan dalam pengujian daya serap air sesuai
dengan SNI 03-0349-1989 sebagai berikut:

22
1. Paving block dibersihkan kemudian di panaskan kedalam oven bersuhu 110 oC
selama 24 jam.
2. Paving block didingankan kemudian di timbang.
3. Lalu paving block direndam ke dalam air air selama 24 jam , setelah itu
ditimbang munggunakan neraca.
4. Setelah ditemukan data atau hasil penimbangan paving block sebelum dan
sesudah perendaman terjadi.

23
3.7 Alur Penelitian

Alur proses pembuatan paving block dapat dilihat pada bagan berikut ;

MULAI

Mempersiapkan alat dan


bahan

Pencampuran bahan

Proses pencetakan

Penjemuran bahan

Pengujian paving block


1. Uji kuat tekan
2. Daya serap air

SELESAI

Gambar 3. 1Alur Penelitian

24
3.8 Jadwal penelitian

Tabel 3. 1Jadwal penelitian

Bulan
April Mei Juni Juli Agustus September
Jenis kegiatan
Penyusunan
Proposal
Seminar Proposal
Pengambilan
Sample
Penelitian
Laboratorium
Analisa

Data
Penyusuan
Laporan

25
DAFTAR PUSTAKA

. A., Saraswati, R. R., & Lestari, E. A. (2019). Uji Tekanan Dan Daya Serap Air Pada
Batako Berbahan Dasar Campuran Limbah Styrofoam, Serat Kelapa, Dan Abu
Gosok. Risenologi, 4(1), 9–14. https://doi.org/10.47028/j.risenologi.2019.41.48

Basuki, I., Lubis, M. F., Daulay, M. A., & Luthan, P. L. A. (2019). Paving block
berbasis abu gosok. Educational Building Jurnal Pendidikan Teknik Bangunan
dan Sipil, 5(1), 1-7.

Hamzah, H. K., Huseien, G. F., Asaad, M. A., Georgescu, D. P., Ghoshal, S. K., &
Alrshoudi, F. (2021). Effect of waste glass bottles-derived nanopowder as slag
replacement on mortars with alkali activation: Durability characteristics. Case
Studies in Construction Materials, 15(October), e00775.
https://doi.org/10.1016/j.cscm.2021.e00775

Kamal, N. (2018). Karakterisasi dan Potensi Pemanfaatan Limbah Sawit. Itenas


Library, 61–68.

Loekito, H. (2002). Teknologi pengelolaan limbah industri kelapa sawit. Jurnal


Teknologi Lingkungan, 3(3), 242–250.

Lucy, K. (2014). Prototipe Pengolahan Limbah Cair Pewarna Batik. Journal of


Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Prasetyo, R. (2013). Analisa Kuat Tekan Pada Paving Block. 9–66.

Pujianto, Ayub. 2015. “ Keunggulan dan Kelemahan Paving Block”

https://paving-aureliasanjaya.blogspot.com/2012/10/keunggulan-dan-
kelemahan-paving.html
26
Singh, R. P., Ibrahim, M. H., Esa, N., & Iliyana, M. S. (2010). Composting of waste
from palm oil mill: A sustainable waste management practice. Reviews in
Environmental Science and Biotechnology, 9(4), 331–344.
https://doi.org/10.1007/s11157-010-9199-2

Suhartini, A., Gunartri, A. S. S., & Hasan, A. (2014). Pengaruh Penambahan


Tumbukan Limbah Botol Kaca Sebagai Bahan Subtitusi Agregat Halus
Terhadap Kuat Tekan Dan Kuat Lentur Beton. Jurnal BENTANG, 2(1), 66–80.

Wiwoho Mudjanarko, S., Sugiharti, Daniel Limantara, A., Mayestino, M., Eko Adi
Sutrisno, A., Haziman Wan Ibrahim, M., & Pratama Wiwoho, F. (2020). The
Utilization of Bamboo Innovation as Aggregate Substitute for Paving Block.
Journal of Physics: Conference Series, 1573(1). https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1573/1/012014

27

Anda mungkin juga menyukai