Anda di halaman 1dari 5

REVIEW JURNAL

Judul ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM INDONESIA SEHAT


DENGAN PENDEKATAN KELUARGA PADA INDIKATOR
HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KABUPATEN BADUNG
Jurnal Arc. Com. Health
Volume & Halaman Vol. 8 No. 2: 273 - 291
Tahun 2021
Penulis Ida Ayu Putu Anggita Widya Swari, Rina Listyowatia
Reviewer Restu Setya Pamungkas
Tanggal 06 Maret 2023

Penyebab Penelitian ini menemukan beberapa faktor yang mempengaruhi


pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK) di Kabupaten Badung terkait indikator
penderita hipertensi berobat secara teratur. Berikut adalah
beberapa penyebabnya:
1. Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang memadai:
Responden menyatakan bahwa pemegang program
adalah satu-satunya yang bertanggung jawab untuk
program hipertensi di daerah tersebut. Namun, pemegang
program terkadang terkendala dengan sumber daya
manusia yang terbatas, baik dari segi jumlah maupun
kualitas. Hal ini dapat mempengaruhi efektivitas
program dalam mencapai indikator hipertensi.
2. Tidak adanya dana khusus: Selain masalah SDM,
responden juga mengungkapkan bahwa tidak ada dana
khusus yang dialokasikan untuk mendukung PIS-PK
pada indikator hipertensi. Keterbatasan sumber daya
keuangan dapat mempengaruhi keberhasilan program
dalam mencapai target.
3. Sarana prasarana pendukung yang terbatas: Sarana
prasarana yang mendukung program hipertensi terdiri
dari tensimeter, pinkesga, dan alat tulis. Meskipun ini
sudah cukup, namun kurangnya sarana prasarana seperti
ruang konseling dan ruang periksa dapat mempengaruhi
kualitas pelayanan yang diberikan.
4. Metode yang digunakan: Metode yang digunakan dalam
PIS-PK adalah kunjungan keluarga dengan sasaran
keluarga. Namun, beberapa responden mengungkapkan
bahwa metode ini tidak selalu efektif karena beberapa
keluarga mungkin tidak ingin menerima kunjungan atau
tidak tertarik dengan program tersebut.
5. Faktor ekonomi dan sosial budaya: Beberapa responden
menyatakan bahwa faktor ekonomi dan sosial budaya
dapat mempengaruhi pelaksanaan program. Beberapa
keluarga mungkin tidak mampu membayar biaya
perawatan atau terkendala dengan jarak dan transportasi
yang sulit. Selain itu, faktor sosial budaya seperti stigma
terhadap hipertensi juga dapat mempengaruhi partisipasi
keluarga dalam program.
6. Kurangnya koordinasi: Responden juga menyatakan
bahwa kurangnya koordinasi antara pemegang program
dan Puskesmas dapat mempengaruhi pelaksanaan
program. Kurangnya koordinasi dapat mengakibatkan
duplikasi upaya dan kurangnya dukungan dari pihak
yang terkait.
7. Kurangnya pengawasan: Responden mengungkapkan
bahwa kurangnya pengawasan dari pihak yang terkait
dapat mempengaruhi pelaksanaan program. Kurangnya
pengawasan dapat mengakibatkan ketidakdisiplinan
dalam pelaksanaan program dan kurangnya akuntabilitas.

Itu adalah beberapa faktor penyebab pelaksanaan PIS-PK terkait


indikator penderita hipertensi berobat secara teratur di
Kabupaten Badung.
Solusi Berikut adalah beberapa solusi yang dapat diimplementasikan
untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) di Kabupaten
Badung, Provinsi Bali, terutama terkait indikator penderita
hipertensi berobat secara teratur:
1. Peningkatan sumber daya manusia: SDM yang
bertanggung jawab terhadap program hipertensi harus
memiliki pengetahuan yang memadai tentang
manajemen dan penanganan hipertensi, termasuk strategi
pencegahan, diagnosis, dan pengobatan. Hal ini dapat
dilakukan dengan meningkatkan pelatihan dan
pengembangan keterampilan dan pengetahuan SDM
terkait.
2. Penambahan dana khusus: Dana khusus harus
dialokasikan untuk mendukung PIS-PK pada indikator
hipertensi. Dana tersebut dapat digunakan untuk
membeli peralatan medis yang diperlukan, membayar
biaya transportasi untuk kunjungan ke rumah pasien, dan
meningkatkan promosi program untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang program ini.
3. Peningkatan sarana dan prasarana: Selain tensimeter,
pinkesga, dan alat tulis, perlu ada peralatan tambahan
seperti glucometer, timbangan berat badan, dan stetoskop
yang dapat membantu mengidentifikasi masalah
kesehatan lain yang terkait dengan hipertensi.
Peningkatan infrastruktur seperti akses jalan yang
memadai dan sarana transportasi yang cukup juga harus
dipertimbangkan untuk memudahkan akses ke fasilitas
kesehatan.

4. Pengembangan metode yang lebih efektif: Selain


kunjungan keluarga, metode lain seperti program inovatif
dan peningkatan keterlibatan komunitas lokal dapat
diterapkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang pentingnya penanganan hipertensi dan
pentingnya mengikuti program ini secara teratur.
5. Peningkatan monitoring dan evaluasi: Monitoring dan
evaluasi yang lebih teratur dan ketat dapat membantu
mengidentifikasi masalah dan kesulitan dalam
pelaksanaan program, sehingga dapat dilakukan
perbaikan yang sesuai. Aplikasi mobile dan sistem
pelaporan real-time dapat digunakan untuk
mempermudah dan meningkatkan akurasi pelaporan
data.
6. Penanganan faktor ekonomi dan sosial budaya: Faktor-
faktor ekonomi dan sosial budaya dapat mempengaruhi
pelaksanaan program. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penanganan faktor-faktor tersebut dengan
mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang
berkaitan dengan aksesibilitas, transportasi, kepercayaan,
budaya, dan nilai-nilai lokal yang dapat memengaruhi
penerimaan dan partisipasi masyarakat.
Dengan melakukan beberapa solusi tersebut, diharapkan
pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK) terkait indikator penderita hipertensi berobat
secara teratur di Kabupaten Badung, Provinsi Bali dapat lebih
efektif dan berhasil dalam mengelola hipertensi di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Swari Ida Ayu Putu Anggita Widya., & Listyowatia, R. (2021). Analisis Pelaksanaan
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga pada Indikator Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Kabupaten Badung. Arc. Com. Health, 8(2), 273-291.

Anda mungkin juga menyukai