Anda di halaman 1dari 70

PENGETAHUAN PERSEPSI DAN SIKAP MASYARAKAT

TERHADAP PHARMACEUTICAL HALAL DI YOGYAKARTA

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Menyusun Tugas Akhir (Skripsi) Pada Jurusan Farmasi

Disusun oleh:

FARAH FEBRIYANTI

NIM. 01019053

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS YAYASAN PENDIDIKAN IMAM BONJOL

CIREBON

2023

i
BIODATA PENELITI

Nama : Farah Febriyanti

NIM : 01019053

Tahun Masuk : 2019

Tempat Lahir : Brebes

Tanggal Lahir : 28 februari 2000

Alamat : Desa Pengabean, Kec.Losari, Kab.Brebes

Telp : 087812381858

Status : Belum Menikah

Riwayat Pendididkan :

1. SMAN 7 CIREBON LULUS TAHUN 2006

2. SMP PONPES MODERN KENDAL LULUS TAHUN 2015

3. SD ISLAM BREBES LULUS TAHUN 2012

4. TK MUSLIMAT SITI MASYITOH BREBES LULUS TAHUN 2006

ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIBING

Usulan Judul Penelitian : Penetahuan sikap dan persepsi dokter terhadap

pharmaceutical halal di Yogyakarta

Nama Mahasiswa : Farah Febriyanti

NIM : 01019053

Program Studi : S-1 Farmasi

Telah disetujui dan disahkan

Pembimbing Utama Pembimbing Serta

Apt,Subagja,M.Si Dra.Hj,Eti haryati,MPd

NIDN :0412116308 NIDN :8851300016

Mengetahui

Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Yayasan Pendidikan Imam Bonjol

apt, H. Ahmad Azrul Zuniarto, M.Farm

NIDN : 0426066902

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T atas berkah rahmat serta hidayah Nya

sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul

“PENGETAHUAN PERSEPSI DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP

PHARMACEUTICAL HALAL DI YOGYAKARTA”

Peneliti menyadari dalam penelitian proposal skripsi ini masih jauh dari

sempurna, karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang

peneliti miliki. Meskipun demikian peneliti telah berusaha semaksimal mungkin

untuk menyelesaikan proposal skripsi ini dengan sebaik-baiknya, dengan bantuan,

bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Peneliti mengharapkan koreksi,

kritik dan saran yang bersifat membangun.

Dalam penelitian proposal skripsi ini, peneliti telah banyak mendapatkan

bantuan dari pihak-pihak terkait, maka dalam kesempatan ini peneliti

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kepada kedua orang tua, ayahanda Darto dan ibunda Sri Nurdiyana yang

selalu memberikan do’a, moril, materil dan dukungan sehingga dapat

menyelesaikan proposal skripsi ini.

2. Bapak H. Satmaja, BA, Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Imam Bonjol.

3. Bapak Jejen Nurbayan, S.Sos, Ketua Yayasan Pendidikan Imam Bonjol.

4. Bapak apt, H. Ahmad Azrul Zuniarto, M.Farm selaku Dekan Fakultas

Farmasi Universitas Yayasan Pendidikan Imam Bonjol.

iv
5. Bapak apt, H. Ahmad Azrul Zuniarto, M.Farm yang telah memberikan

arahan yang sangat berarti sehingga terwujudlah penelitian proposal skripsi

ini.

6. Bapak Apt,Subagja,M. Si yang telah memberikan bimbingan, saran, arahan

yang sangat berharga.

7. Ibu Dra.Hj,Eti haryati, MPd yang telah memberikan bimbingan, saran,

arahan yang sangat berharga.

8. Seluruh dosen dan staf akademik Universitas Yayasan Pendidikan Imam

Bonjol.

9. Seluruh keluarga besar atas dukungan berupa moril, materil dan do’a.

10. Rekan-rekan seperjuangan dan sahabatku yang selalu memberikan do’a dan

dukungan.

11. Dan semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah

membantu peneliti dalam menyusun proposal skripsi ini

Semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia kesehatan dan

dalam bidang farmasi khususnya, serta bagi masyarakat umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Cirebon,06 januari 2023

Farah febriyanti

v
DAFTAR ISI

BIODATA PENELITI ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIBING iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR BAGAN x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Pembatasan Masalah.............................................................................3
1.3 Identifikasi Masalah..............................................................................4
1.4 Rumusan Masalah.................................................................................4
1.5 Tujuan Penelitian..................................................................................4
1.6 Manfaat Penelitian................................................................................5
1.7 Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................6
1.7.1 Tempat Penelitian 6
1.7.2 Waktu Penelitian 6
1.8. Hipotesa.................................................................................................7
BAB II TINJUAN PUSTAKA 8
2.1 Obat.....................................................................................................12
2.1.2. Penggolongan Obat 13
2.2 Pengetahuan........................................................................................18
2.2.1 Definisi Pengetahuan 18
2.3 Persepsi...............................................................................................20
2.3.1 Definisi Persepsi20
2.3.2 Syarat Terjadinya Persepsi Walgito (1999) dalam buku Psikologi Sosial
menyebutkan syarat terjadinya persepsi : 20
2.4 Sikap....................................................................................................21

vi
2.4.1 Faktor Sikap Sikap bukan dibawa sejak lahir, namun dapat dibentuk dari
adanya interaksi sosial. Oleh karena itu terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi sikap individu (menurut Azwar 2011) : 23
2.5 Demografi Penduduk..........................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN 28
3.1 Objek Penelitian..................................................................................28
3.1.1 Populasi 28
3.1.2 Sampel dan Penarikan Sampel 29
3.1.1. Kerangka Konsep...........................................................................47
3.2 Metode Penelitian................................................................................47
3.3 Desain Penelitian...............................................................................47
3.4 Alat dan Bahan Penelitian...................................................................49
3.4.1 Alat Penelitian 49
3.4.2 Bahan Penelitian...........................................................................49
3.5 Prosedur Penelitian...........................................................................50
3.5.1 Penyusunan Kuisioner.................................................................50
3.5.3. Validasi Pakar...............................................................................51
3.5.4. Validitas Dan Reabilitas..............................................................51
3.5.5. Menentukan Sampel.....................................................................52
3.5.6. Analisa Data..................................................................................53
3.6. Sumber Data Dan Alat Pengumpulan Data....................................53
3.6.1. Sumber data..................................................................................53
3.6.2. Pengumpulan Data.......................................................................54
3.7. Teknik Pengolahan dan Analisa Data.............................................54
DAFTAR PUSTAKA 60

vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo Halal Resmi............................................................................12
Gambar 2.2 Penandaan Obat Bebas..................................................................14
Gambar 2.3 Logo obat bebas terbatas...............................................................15
Gambar 2.4 Obat Keras......................................................................................16
Gambar 2 5 Obat Psikotropika dan Narkotika.................................................17
Gambar 2. 6 peta wilayah Yogyakarta..............................................................27

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Definisi Operasional Variabel...........................................................32


Tabel 3. 2 Konstruk instrumen penelitian.........................................................33
Tabel 3. 3 Alat yang Digunakan Dalam Penelitian...........................................49
Tabel 3. 4 Bahan yang digunakan dalam penelitian.........................................49
Tabel 3. 5 Perhitungan skor Dengan skala likert..............................................58

ix
DAFTAR BAGAN

Bagan 3. 1 Skema Bagan Kerangka Konsep.....................................................47


Bagan 3. 2 Desain Penelitian...............................................................................48

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim

terbesar, yakni sebesar 87,18 % dari total populasi penduduk beragama

Islam (Statistik, 2010). Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia

mengalami kenaikan yang signifikan. Berdasarkan data penduduk pada

tahun 2011 jumlah penduduk di Indonesia mencapai 242 juta jiwa, pada

tahun 2012 jumlah penduduk di Indonesia sebesar 245.40 juta jiwa, pada

tahun 2013 jumlah penduduk di Indonesia sebesar 248.80 juta jiwa dan pada

tahun 2014 jumlah penduduk indonesia mencapai 252.20 juta jiwa (Statistik,

2015). Tahun 2016 jumlah penduduk Islam mengalami penurunan, dan pada

tahun 2017 jumlah penduduk Islam Indonesia sebanyak 207.176.162 juta

jiwa (Indonesia, 2017). Tahun 2020, diperkirakan penduduk muslim

Indonesia mencapai 229 juta jiwa (Statistik, 2020).

Indonesia merupakan negara yang memperhatikan jaminan beragama

dan beribadah bagi seluruh penduduknya. Hal ini dimuat dalam ketentuan

UndangUndang Dasar 1945 Pasal 29 ayat 2 yang menyatakan bahwa

“Negara menjamin kemerdekaan tiap tiap penduduk untuk memeluk agama

masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaan itu”.

Jaminan beragama mengisyaratkan bahwa penduduk diberi kebebasan untuk

menentukan keyakinan yang dipilihnya, Islam sudah mengatur dengan

sangat jelas tentang kehalalan suatu produk.

1
Mengkonsumsi produk halal dan baik (thayibah) bagi seorang

muslim merupakan manivestasi ketaqwaan kepaan Allah SWT. Yang

dimaksud dengan produk halal adalah segala jenis benda yang terbuat dari

unsur-unsur yang diperbolehkan menurut syariat, yang menjadikannya

boleh digunakan, baik untuk dikonsumsi, maupun dipakai untuk keperluan

sehari-hari (Aishwarya, 2018). Kebutuhan seorang muslim terhadap

produk halal seharusnya didukung oleh jaminan halal. Namun produk

yang beredar di Indonesia tidak semuanya telah terjamin kehalalannya.

Berdasarkan data sertifikasi LPPOM MUI, selama kurun waktu delapan

tahun terakhir (2011-2018).terdapat total sebanyak 59.951 perusahaan dari

727.617 produk yang diproduksi oleh perusahaan tersebut, terdapat 69.985

produk yang telah tersertifikasi halal. Contoh produk yang memiliki logo

halal seperti mi instan, untuk kategori makanan, wardah dari kategori

kosmetik, dan vaksin meningitis, dermathib, Panadol, lumbricum,

freshcare, hansaplast koyo, obat tradisional kunyit putih, welmove,

vitabumin, madu tj, dll pada kategori obat (MU, 2008).

Saat ini Indonesia sudah memiliki undang-undang tentang jaminan

produk halal (JPH), yang berarti semua produk yang masuk, beredar, dan

diperdagangkan di wilayah Indonesia harus memiliki sertifikat halal. UU

JPH sudah disahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada

tanggal 17 Oktobeer 2014, yang terbentuk UU No. 33 Tahun 2014 (Warta,

2015). Halal sudah menjadi bagian dari hidup seorang muslim. Aspek

halal sangat luas, seperti makanan dan minuman, obat-obatan dan

kosmetik, produk kimia biologi atau jasa yang halal sesuai syariat Islam
(Arini, R. D., & Soliha, 2018). Obat merupakan salah satu produk yang

banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Obat berperan sangat

penting dalam pelayanan kesehatan. Menurut LPPOM MUI (2019) sejak

tahun 2014 jumlah produk obat (termasuk jamu dan sumplemen) yang

memiliki sertifikat halal sebanyak 1 %.

Hal ini menjadi perhatian untuk dilakukannya penelitian terkait dengan

obat halal.Penelitian ini berjudul “PENGETAHUAN PRESEPSI DAN

SIKAP MASYARAKAT TERHADAP PHARMACEUTICAL HALAL

DIYOGYAKARTA”

1.2 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari masalah, maka

perlu adanya batasan masalah:

1. Melakukan penelitian mengenai pengetahuan presepsi dan sikap

masyarakat terhadap pharmaceutical halal di Yogyakarta .

2. Sistem pengambilan data menggunakan metode kuisioner secara

online.

3. Indiktor kuisioner meliputi pengetahuan,presepsi,dan sikap

masyarakat terhadap pharmaceutical halal yaitu pemahaman

masyarakat mengenai produk halal.

4. Kuisoner pengetahuan menggunakan Skala Guttman dibuat dalam

bentuk pertanyaan, apoteker diminta untuk memilih opsi “Ya” atau

“Tidak”, untuk pernyataan peresepsi dan sikap, menggunakan skala


likert empat poin mulai dari “sangat setuju”, ”setuju”, ”tidak setuju”,

dan “sangat tidak setuju”.

5. Kuisoner yang di bagikan/ disebarkan kepada masyarakat yaitu

berisikan nama,no.hp,umur,pekerjaan,Pendidikan trakhir dan asal

provinsi.

1.3 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi

masalah yaitu memberikan gambaran terhadap pengetahuan presensi

dan sikap masyarakat terhadap pharmaceutical halal di Yogyakarta.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mencoba

merumuskan masalah yang akan dibahas pada penelitian, yaitu

sebagai berikut :

1. Bagaimana pengetahuan,presepsi dan sikap terhadap masyarakat

pharmaceutical halal di Yogyakarta?

2. Bagaimana korelasi Pengetahuan, presepsi dan sikap masyarakat

terhadap pharmaceutical halal di Yogyakarta ?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:


1. Mengetahui tingkat pengetahuan, resepsi dan sikap masyarakat

terhadap pharmaceutical halal di Yogyakarta.

2. Mengetahui korelasi Pengetahuan,resepsi dan sikap masyarakat

terhadap pharmaceutical halal di Yogyakarta.

3. Mengetahui korelasi pengetahuan, presepsi,sikap masyarakat

menurut Jenis Kelamin,no.hp, Pendidikan trakhir, pekerjaan dan

asal provinsi

4.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai

kalangan diantaranya :

1.6.1 Bagi Peneliti

Bagi peneliti, tentunya dapat menambah pengetahuan,

wawasan dan gambaran tentang hal-hal yang berhubungan

dengan pengetahuan,presepsi dan sikap masyarakat terhadap

obat halal.

1.6.2 Institusi Pembaca

Bagi pembaca, dapat memperluas wawasan dan

meningkatkan kesadaran masyarakat muslim terhadap obat

yang halal.

1.6.3 Bagi Fakultas Farmasi Universitas Ypib

Bagi Universitas YPIB Cirebon hasil penelitian ini dapat

dijadikan referensi dan bahan kajian bagi mahasiswa sebagai

bahan penunjang pengetahuan.


1.7 Tempat dan Waktu Penelitian

1.7.1 Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Cirebon.

1.7.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari bulan November 2022 sampai

bulan Februari 2023.

Tabel 1.1 Rencana Jadwal Penelitian

Bulan

Rencana Agt Sep – Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt

Pengerjaan Nov
(2022) (2023) (2023) (2023) (2023) (2023) (2023) (2023) (2023) (2023)

(2023)

Pengajuan

Judul Proposal

Skripsi

Pembuatan

Proposal

Skripsi

Seminar

Proposal
Skripsi

Penelitian

Penyusunan

skripsi

Sidang skripsi

1.8. Hipotesa

Ho : masyarakat di Yogyakarta tidak mempunyai pengetahuan, presepsi

dan sikap masyarakat diyogyakarta.

H1 : masyarakat di Yogyakarta mempunyai pengetahuan,presepsi dan

sikap masyarakat terhadap Setifikasi halal diyogyakarta.


BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1. Pharmaceutical Halal

2.1.1. Definisi Halal

Agama Islam merupakan kelompok keagamaan terbesar kedua di

dunia. Menurut sebuah penelitian, pada tahun 2022 Islam memiliki 2

miliar penganut, yang membentuk sekitar 25% populasi dunia.Menurut

hasil perdata mengenai perkembangan pemeluk agama Islam semakin

bertambah menjadi 2 miliar umat menurut data tahun 2022. Dengan ini

penganut agama Islam didunia menjadi agama terbesar kedua setelah

agama Kristen. Jumlah umat Islam saat ini mencapai 25% populasi dunia

saat ini. Penganut agama Islam terbesar saat ini masih diprakarsai oleh

negara Indonesia Islam adalah agama yang dominan di Asia Tengah,

Timur Tengah, Afrika Utara, afrika barat.dan beberapa bagian lain di Asia.

Sekitar 31% dari semua Muslim berasal dari Asia Selatan

(Pakistan, Bangladesh, Afghanistan dan India).Sub-benua India secara

keseluruhan, oleh karena itu, menjadi tuan rumah populasi Muslim

terbesar di dunia,[9] Di wilayah ini, bagaimanapun, Muslim berada di

urutan kedua dalam jumlah Hindu, karena Muslim adalah mayoritas di

Pakistan dan Bangladesh, tapi bukan India.

Negara dengan populasi Muslim terbesar adalah Indonesia di Asia

Tenggara, yang memiliki host sendiri 13% dari jumlah Muslim


dunia.Bersama-sama, orang-orang Muslim di negara-negara Kepulauan

Melayu (yang mencakup Brunei, Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina

dan Timor Lorosa'e) merupakan populasi Muslim terbesar kedua atau

ketiga di dunia. Di Kepulauan Melayu, Muslim adalah mayoritas di setiap

negara selain Singapura, Filipina dan Timor Timur. Eropa Barat menjadi

tuan rumah komunitas imigran Muslim yang besar dimana Islam adalah

agama terbesar kedua setelah agama Kristen, di mana ia mewakili 6% dari

total populasi atau 24 juta orang.Komunitas pengubah dan imigran

ditemukan di hampir setiap bagian dunia.

Gaya hidup halal (halal lifestyle) merupakan salah satu bentuk

ketaqwaan, karena menunjukkan bagaimana orang hidup, bekerja,

bertingkah laku, memilih makanan untuk dikonsumsinya, menyalurkan

minat dan bagaimana membelanjakan uang serta mengalokasikan

waktunya. ada empat prinsip yang dijalankan, yaitu prinsip Syariah,

prinsip kuantitas karena tidak diperbolehkan berlebihan, prinsip prioritas

karena tidak membeli atau beraktifitas yang mubazir, dan prinsip moralitas

sesuai akidah. Mengkonsumsi produk halal yang toyyib baik untuk tubuh

karena diolah secara higienis.

2.1.2 Kehalalan Bahan Obat

Berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh (MUI, 2013), bahan yang

suci dan halalwajib digunakan dalam membuat obat untuk kepentingan

pengobatan. Selain itu, obat haram untuk dikonsumsi kecuali jika

melengkapi persyaratan sebagai berikut:


A. Obat dimanfaatkan dalam keadaan terpaksa (al-dlarurat) atau kondisi

terdesak yang mana jika tidak dilaksanakan bisa mengancam

keselamatan jiwa.

B. Rekomendasi dari paramedis yang ahli dan terpercaya bahwa belum

ditemukan obat yang halal.

C. Belum ditemukannya alternatif bahan obat yang halal dan suci.

D. Dilakukan pensucian terlebih dahulu jika hendak digunakan untuk

pengobatan luar Menurut artikel yang diriview oleh (Putriana, 2016)

terdapat beberapa persyaratan obat halal dari berbagai aspek yaitu :

A. Sumber obat tidak boleh mengandung bahan yang berasal dari

daging babi atau hewan yang tidak disembelih dengan syariat

Islam. Bahan yang berasal dari tanaman, mineral, dan

mikroorganisme (laut-darat) dibolehkan selama tidak beracun

danberbahaya bagi tubuh. Begitu juga dengan bahan sintetik kimia

dibolehkan selama tidak toksik dan bahaya.

B. Metode dalam pembuatan obat; mulai dari tahap persiapan, proses

produksi dan pengemasan harus bebas dari bahan kotor atau

mengandung najis

C. Penggunaan obat; obat yang digunakan tidak menyebabkan efek

berbahaya dikemudian hari


D. Aspek Kebersihan; pada setiap komponen harus diperhatikan,

termasuk kebersihan personil, pakaian, peralatan dan bangunan

harus bebas dari najis dan kotoran

2.1.3. Sertifikasi Halal

Sertifikat halal ini kemudian digunakan oleh produsen sebagai syarat

untuk dapat mencantumkan label halal dan nomor registrasi halal pada

kemasan produk. Label halal inilah yang biasanya digunakan oleh pelaku

usaha dalam rangka memenuhi kewajiban mereka untuk memberikan

informasi kepada konsumen mengenai kehalalan produknya. Label ini

berfungsi untuk menunjukkan kepada konsumen bahwa produk tersebut

merupakan produk berstatus halal (Anwari, 2019). Beberapaobat yang

beredar di Indonesia dan sudah memiliki sertifikat halal antara 11 lain

Ambroxol Syrup, Fluconazole Capsule, Opexa Eye Drop, Oskadon SP

Tablet, Oralit, Adem Sari, Air Mancur Kunyit Asem, dan lain sebagainya.

1) Logo Halal Hasil dari sertifikasi halal yang sudah disetujui adalah

diperbolehkannya suatuproduk diberi label halal. Labelisasi halal

memiliki peranan penting baik bagi konsumen maupun produsen.

Adapun peranan penting dari sisi konsumen antara lain :

 Terlindunginya konsumen muslim dari mengkonsumsi pangan,

kosmetikadan obat-obatan yang tidak halal.

 Ketenangan hati konsumen.

 Mempertahankan jiwa dan raga dari keterpurukan akibat produk

haram.
Adapun logo halal resmi yang diputuskan berdasarkan Surat Keputusan Direktur

No. SK10/Dir/LPPOM MUI/XII/07 adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Logo Halal Resmi.

2.1 Obat

2.1.1. Definisi obat

Definisi Menurut Anief (2006) obat merupakan suatu bahan yang

digunakan baik dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan,

menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau

kelainan jasmani dan rohani pada manusia atau hewan hingga

memperindah badan atau bagian badan manusia. Obat dapat bekerja secara

efektif jika dapat berikatan dengan reseptor obat dalam tubuh dan bekerja

dengan optimal. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi cara kerja

obat diantaranya adalah faktor farmakokinetik, farmakodinamik, bentuk

sediaan obat dan cara pemberian obat. Dengan mempertimbangkan

beberapa faktor inilah suatu obat dirancang sedemikian rupa agar tetap

stabil di dalam tubuh sampai menuju reseptornya dan bekerja dengan

efektif.
Setiap obat memiliki sifat khusus yang berbeda-beda agar dapat

bekerja denganbaik. Salah satunya adalah sifat fisika kimia yang

mencakup stabilitas, titik didih dan titik lebur, ph, hingga kelarutannya

dalam suatu pelarut. Semua sifat tersebut perlu diperhatikan dalam proses

pembuatan obat sehingga dibutuhkan bahan tambahan atau ekspien. Selain

itu, seiring maju nya zaman, berbagai macam metode dan teknologi

banyak dikembangkan untuk membuat sediaan obat yang lebih baik lagi.

Bahan Baku Obat Bahan baku adalah semua bahan, baik yang

berkhasiat (zat aktif) maupun tidak berkhasiat (eksipien) yang berubah

maupun tidak berubah, yang digunakan dalam 13 pengelolaan obat

walaupun tidak semua bahan tersebut masih terdapat dalam produk ruahan

(Siregar & Wikarsa 2010). Suatu obat tidak hanya terbuat dari satu bahan

saja,tapi juga dari beberapa bahan pendukung atau eksipien. Eksipien

farmasi adalah suatu komponen dari produk farmasi selain bahan aktif

yang ditambahkan pada saaat formulasi untuk tujuan tertentu. Eksipien

obat ada beberapa macam yaitu pengikat (binder), pelicin, pengawet,

penghancur (disintegran dan lain-lain (Chaudari, 2012). Zat ini bisa

diperoleh dari berbagai sumber antara lain hewan, tumbuhan atau hasil

sintesis.

2.1.2. Penggolongan Obat

Departemen Kesehatan (2007) menggolongkan obat menjadi

beberapa kategori,antara lain :

1) Obat Bebas
Obat bebas merupakan obat yang bisa diperoleh tanpa resep

dokter, dapat ditemukan di warung-warung selain apotek dan

termasuk obat yang relatif aman. Ciri-ciri obat bebas adalah

terdapat lingkaran berwarna hijau pada kemasannya. Contoh obat

bebas antara lain parasetamol, obat batuk hitam (OBH), antasida

daftar obat esensial, vitamin C dan asetosal (aspirin).

Gambar 2.2 Penandaan Obat Bebas

2) Obat Bebas Terbatas

Obat Bebas Terbatas Obat ini juga termasuk obat yang relatif

aman dan bisa diperoleh tanpa resep dokter, ditemukan di apotek, toko

obat dan warung-warung. Contoh golongan 14 obat ini antara lain

mebendazol, obat flu kombinasi, chlorpheniramin maleat (CTM)

(Priyanto, 2010). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

2380/A/SK/VI/83 menetapkan tanda khusus untuk obat bebas terbatas

berupa lingkaran biru dengan garis tepi warna hitam. Tanda khusus
atau peringatan harus diletakkan sedemikian rupa sehingga jelas

terlihat dan mudah dikenal sebagaimana pada gambar.

Gambar 2.3 Logo obat bebas terbatas

3) Obat Keras

Obat Keras Keputusan Menteri Kesehatan RI menetapkan

beberapa kriteria yang termasuk dalam obat keras, antara lain :

a) Semua obat yang pada kemasannya disebutkan bahwa obat

tersebut hanya boleh diserahkan dengan resep dokter.

b) Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa untuk

digunakan secara parenteral baik dengan cara suntikan

ataupun dengan cara lain yang merobek rangkaian asli 15

dari jaringan.

c) Semua obat baru, kecuali yang sudah dinyatakan oleh

Departemen Kesehatan tidak membahayakan kesehatan

manusia secara tertulis.


d) Semua obat yang tercantum dalam daftar obat keras baik

substansinya maupun semua sediaan yang mengandung

obat tersebut.

Tanda khusus obat keras yang ditetapkan Keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor 02396/A/SK/VIII/1986 adalah lingkaran

merah dengan garis tepi hitam dengan huruf K yang menyentuh

garis tepi seperti pada gambar. Contoh golongan obat ini adalah

amoksisilin, asam mefenamat (Priyanto, 2010).

Gambar 2.4 Obat Keras

4) Psikotropika dan Narkotika

Obat psikotropika merupakan zat atau obat yang secara

alamiah atupun buatan yang berkhasiat untuk memberikan pengaruh

secara selektif pada sistem syaraf pusat dan menyebabkan perubahan

pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh : diazepam. Sedangkan

narkotika merupakan obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan

perubahan dari mulai penurunan sampai hilangnya kesadaran,

mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

menimbulkan ketergantungan.
Narkotika disimbolkan dengan lingkaran merah yang

ditengahnya terdapat simbol palang (+). Contoh : Morfin, Heroin,

Kokain.

Gambar 2 5 Obat Psikotropika dan Narkotika

5) Obat Herbal

Di tengah kemajuan teknologi, terdapat kecendrungan

masyarakat untuk kembali pada alam (Back To Nature) sebagai titik

awal berembangnya obat herbal. Slogan back to nature menunjukkan

tuntutan minimnya efek negatif yang ditimbulkan. Obat herbal

diposisikan sebagai antioksidan (menagkal radikal bebas),

imunomodulator (meningkatkan sistem immun), dan degeneratif

(mencegah penyakit). Hal ini terjadi akibat perubahan lingkungan,

pola hidup manusia, dan perkembangan pola penyakit yang semakin

meningkat. Melonjaknya biaya pengobatan dengan taraf kemampuan

ekonomi yang terbatas membuat obat herbal menjadi salah satu solusi
baik untuk menanggulangi masalah tersebut (Marwati & Amidi,

2019).

Dalam dunia kesehatan, menurut Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia obat herbal atau yang lebih dikenal

sebagai obat tradisional (Permenkes RI) nomor

246/MenKes/Per/V/1990, adalah setiap bahan atau ramuan bahan

yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, atau

campuran dari bahan-bahan tersebut., yang secara tradisional telah

digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Kelebihan obat

herbal dalam proses penggunaannya langsung kesumber penyakit

karena obat herbal bersifat rekonstruktif yakni memperbaiki organ dan

membangun kembali organ, jaringan atau sel yang rusak. Efek

samping dari penggunaan obat herbal hampir tidak ada, bahkan jika

ada reaksi tersebut merupakan proses adaptasi atau penyesuaian

karena tubuh telah menerima makanan dengan kadar yang tinggi.

Adapun kekurangan dari obat herbal ialah memiliki reaksi yang

lambat karena obat herbal harus memperbaiki organ atau jaringan

yang rusak.

2.2 Pengetahuan

2.2.1 Definisi Pengetahuan

Definisi Pengetahuan adalah hasil dari pengindraan manusia

terhadap suatu objek melalui panca indera yang melibatkan indera

penglihatan, pendengaran, perasa dan penciuman terhadap suatu objek


yang dipengaruhi juga oleh intensitas persepsi. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

(Notoatmodjo, 2010).

Faktor Pengetahuan Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

dibagi menjadi 2 yaitu :

1) Faktor internal

a) Pendidikan; pendidikan berarti bimbingan yang diberikan

seseorang terhadap 16 perkembangan orang lain menuju kearah

cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan

mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan

dankebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat

informasi misalnya hal- hal yang menunjang kesehatan sehingga

dapat meningkatkan kualitas hidup.

b) Pekerjaan; lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung

maupun secara tidak langsung.

c) Umur; bertambahnya umur seseorang, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih

dewasa lebih dipercaya dari orang yang belumtinggi

kedewasaannya. Ini ditentukan dari pengalaman dan

kematangan jiwa.

2) Faktor ekternal
a) Lingkungan; lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada

disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orangatau kelompok.

b) Sosial Budaya; sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat

dapat mempengaruhi darisikap dalam menerima informasi.

2.3 Persepsi

2.3.1 Definisi Persepsi

Definisi Persepsi menurut Bilson Simamora (2002) adalah

“Bagaimana kita melihat dunia sekitar kita”. Jalaluddin Rakhmat

(2015) menjelaskan bahwa persepsi adalah 17 pengalaman tentang

objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi sendiri

sangat mungkin dipengaruhi oleh berbagai harapan dan keinginan,

berbagai macam kebutuhan, ide-ide tersembunyi atau tanpa disadari

bahkan nilai-nilai yang berlawanan. Berdasarkan beberapa pengertian

di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses yang

dialami oleh individu dengan bagaimana proses yang dirasakan hingga

mampu mempengaruhi dalam memberi makna terhadap apa yang

telah diketahui melalui panca indera dan memberi penafsiran bagi

lingkungannya.

2.3.2 Syarat Terjadinya Persepsi Walgito (1999) dalam buku Psikologi

Sosial menyebutkan syarat terjadinya persepsi :

1) Adanya objek yang dipersepsi Objek atau sasaran yang diamati

akan menimbulkan stimulus atau rangsangan yang mengenai alat


indera. Objek dalam hal ini adalah persepsimasyarakat tentang obat

halal.

2) Adanya indera atau dipersepsi Indera yang dimaksud adalah alat

indera untuk menerima stimulus yang kemudian diterima dan

direkam oleh syaraf sensoritis yang akan diteruskan menuju syaraf

pusat sebagai pusat kesadaran.

3) Adanya Perhatian Perhatian dari individu merupakan langkah

pertama dalam mengadakan persepsi. Dengan individu memiliki

perhatian pada barang yang bersangkutan, 18 individu akan

mempersepsikan apa yang diterimanya denganalat indera.

2.4 Sikap

Definisi Menurut Notoadmojo (2003) sikap merupakan suatu bentuk

evaluasi atau reaksi atau respons yang masih tertutup terhadap objek, sikap

hanya dapat ditafsirkan dan tidak dapat dilihat karena merupakan

kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk berkelakuan

dengan pola tertentu terhadap suatu objek akibat pendirian dan perasaan

terhadap objek tersebut. Sikap terbentuk dari tiga komponen yaitu kognitif,

afektif, dan perilaku (konatif) berikut penjelasannya (Azwar, 2011) :

1) Komponen Kognitif Kognitif berkaitan dengan hal-hal intelektual atau

nalar seseorang terhadap suatu objek baik berdasarkan apa yang dia

ketahui atau berdasarkan pengalaman yang sifatnya langsung atau tidak

langsung. Kognitiff mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan,

penguraian, pemaduan dan penilaian (Solichin, 2012). Dalam kognitif,


dapat dinilai sejauh mana masyarakat kota Pasuruan memadukan

informasi dan pemahaman yang diperoleh terkait obat halal.

2) Komponen Afektif Afektif berkaitan dengan hal-hal emosional seperti

perasaaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral. Afektif mecakup

penerimaan, sambutan, tata nilai, pengorganisasian dan karakterisasi

(Andersen, 19881). Dalam Afektif, dapat dinilai sejauh mana masyarakat

kota Pasuruan mampu menginternalisasikan tentang obat halal ke dalam

diri masing-masing.

3) Komponen Perilaku (Konatif) Perilaku (konatif) berkaitan dengan hal-hal

keterampilan yang melibatkan fungsi sistem saraf dan otot dan berfungsi

psikis. Konatif terdiri dari kesiapan, peniruan, pembiasaan, penyesuaian

dan penciptaan (Haryati, 2009).Dalam konatif, dapat dilihat bagaimana

masyarakat kota Pasuruan mampu mengaplikasikan pemahamannya

terkait obat halal dalam kehidupan sehari-hari Ketiga komponen tersebut

biasa disebut dengan istilah head (kepala), heart (hati) dan hand (tangan)

yang mana dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan,

persepsi dan sikap masyarakat terhadap obat halal di kota Pasuruan.

Sikap sendiri sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan (senang-tidak senang,setuju tidak setuju, baik-tidak

baik,dsb) (Kasenda, dkk. 2016).


2.4.1 Faktor Sikap Sikap bukan dibawa sejak lahir, namun dapat

dibentuk dari adanya interaksi sosial. Oleh karena itu terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi sikap individu (menurut

Azwar 2011) :

1) Pengetahuan Pengetahuan diperoleh melalui informasi. Informasi

membawa pesan yangberisi sugestidan dapat mengarahkan

opiniseseorang. Informasi baru mengenaisesuatu hal memberikan

landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal

tersebut. Informasi apabila cukup kuat akan memberi dasar afektif

dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap

tertentu. Individu saat ada dalam kelompok akan terjadi interaksi

dengan karakteristik dari masing-masing individu. Berbagai

perbedaan kemudian memberikan informasi sehingga 20

membentuk sikap. Informasi dapat memberikan sugesti, motivasi,

dan kepercayaan. Sikap positifseseorang dipengaruhi oleh

pengetahuan yang positif, begitu juga sebaliknya.

2) Pengaruh Orang Lain yang Dianggap Penting Individu pada

umunya cenderung memiliki sikap yang konformis atau searah

dengan sikap yang dianggap penting. Kecenderungan ini dimotivasi

oleh keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang

dianggap penting. Orang yang dianggap penting oleh individu

adalah pimpinan, guru, orang tua dan teman kerja.

3) Pengaruh Kebudayaan Kebudayaan dimana tempat hidup dan

dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan


sikap. Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis

pengaruh sikap seseorang terhadap berbagai masalah. Sosial yang

ada dimasyarakat dapat mempengaruhi sikap seorang individu

dalam menerima informasi. Hanya kepribadian individu yang telah

mapan dan kuat yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan

dalam pembentukan sikap individu. Budaya yang terbentuk dalam

masyarakat menimbulkan kepercayaan dan sikap seseorang.

4) Pengalaman Pribadi Pengalaman adalah apa yang telah dan sedang

dialami. Untuk dapat menjadidasar pembentukan sikap,

pengalaman harus meninggalkan kesan yang kuat. Sikap mudah

terbentuk apabila pengalaman terjadi dalam situasi yang

melibatkan faktor emosional. Situasi yang melibatkan emosi maka

penghayatanpengalaman 21 akan lebih mendalam dan berbekas.

5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama Lembaga tersebut

meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

Konsep moral dan ajaran agama menentukan sistem kepercayaan

sehingga pada gilirannya akan berperan dalam menentukan sikap

individu. apabila terdapat suatu hal yang bersifat kontroversial,

pada umumnya orang akan mencari informasi lain untuk

memperkuat posisi sikapnya atau mungkin orang tersebut tidak

mengambil sikap memihak sehingga ajaran yang diperolehdari

lembaga pendidikan hanya menjadi determinan tunggal.

6) Media Massa Media massa seperti televisi, radio, internet, buku,

majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam


pembentukan opini dan kepercayaan orang. Media massa

mempunyai tugas pokok menyampaikan informasi yang

memberikan pesan dan sugesti yang dapat mengarahkan opini

seseorang. Informasi baru mengenai suatu hal yang diterima oleh

seseorang merupakan data yang berguna dan dapat menjadikan

landasan kognitif untuk terbentuknyasikap terhadap hal tersebut.

Pesan sugestif dari informasi tersebut, apabila cukup kuat akan

menjadi dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga

terbentuklah sikap tertentu. Theory Planned Behaviour (TPB)

mengatakan sumber informasi termasuk dalam faktor sikap yang

akan mempengaruhi keyakinan dan sikap individu tersebut

sehingga mereka memiliki niat untuk berperilaku.

2.5 Demografi Penduduk

Daerah istimewa Yogyakarta dan jawa tengah merupakan kota

dengan penduduk mayoritas memeluk jumlah penduduk Yogyakarta

sebanyak 3,68 juta jiwa per 30 Juni 2021. Dari jumlah tersebut, sebanyak

3,41 juta jiwa (92,87%) beragama Islam.Sebanyak 165,68 ribu (4,51%)

penduduk Yogyakarta memeluk agama Katolik. Terdapat 89,54 ribu

(2,44%) penduduk di Kota Pelajar tersebut beragama Kristen.Penduduk

Yogyakarta yang beragama Hindu sebanyak 3,42 ribu jiwa (0,09%).

Sebanyak 3,09 ribu jiwa (0,08%) penduduk Yogyakarta beragama

Budha.Kemudian, ada 76 jiwa (0,00%) penduduk di provinsi tersebut yang

memeluk agama Konghucu. Sementara, penduduk Yogyakarta yang


menganut aliran kepercayaan sebanyak 363 jiwa (0,01%).Menurut jenis

kelaminnya, sebanyak 1,86 juta (50,47%) penduduk di Yogyakarta adalah

lak-laki. Sisanya sebanyak 1,82 juta jiwa (49,53%) berjenis kelamin

perempuan.Sedangkan menurut status perkawinan, sebanyak 1,91 juta

(51,97%) penduduk Yogyakarta berstatus kawin. Penduduk Yogyakarta

yang berstatus belum kawin sebanyak 1,48 juta jiwa (40,4%).Sebanyak

219,21 ribu (5,96%) penduduk Yogyakarta berstatus cerai mati. Sedangkan,

ada 61,37 ribu (1,67%) penduduk di provinsi tersebut yang berstatus cerai

hidup.Sebagai informasi, Yogyakarta memiliki wilayah seluas 3.233

kilometer (km) persegi dengan kepadatan penduduk 1.173/km persegi.

Secara adiministrasi, Yogyakarta terbagi dalam 4 kabupaten dan 1 kota yang

terdiri dari 78 kecamatan, 392 desa, serta 46 kelurahan. (Dimas jarot bayu

2020).

2.7. Profil Yogyakarta

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan wilayah setingkat

provinsi yang memiliki luas wilayah administrasi terkecil kedua di Republik

Indonesia, setelah Provinsi DKI Jakarta. Luas wilayah administrasi DIY

mencapai 3.185,80 km2, atau 0,17 persen dari seluruh wilayah daratan

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menurut Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Sleman yang disusun oleh BAPPEDA Sleman,

secara geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110° 33′ 00″ dan 110°

13′ 00″ Bujur Timur, 7° 34′ 51″ dan 7° 47′ 30″ Lintang Selatan. Wilayah

Kabupaten Sleman sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali,

Propinsi Jawa Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten,


Propinsi Jawa Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon

Progo, Propinsi DIY dan Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah dan

sebelah selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan

Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi D.I.Yogyakarta.

Gambar 2. 6 peta wilayah Yogyakarta


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

3.1.1 Populasi

Populasi adalah wilayah yang terdiri dari objek subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Subjek

penelitian merupakan sumber utama data, yaitu yang memiliki data

yang mengenai varibel-veriabel yang diteliti . Berdasarkan data yang

diperoleh menurut Direktorat Jendral Kependudukan Dan Pencatatan

Sipil (Dukcapil) mencatat, penduduk mayoritas memeluk jumlah

penduduk Yogyakarta sebanyak 3,68 juta jiwa per 30 Juni 2021. Dari

jumlah tersebut, sebanyak 3,41 juta jiwa (92,87%) beragama

Islam.Sebanyak 165,68 ribu (4,51%) penduduk Yogyakarta memeluk

agama Katolik. Terdapat 89,54 ribu (2,44%) penduduk di Kota Pelajar

tersebut beragama Kristen.Penduduk Yogyakarta yang beragama

Hindu sebanyak 3,42 ribu jiwa (0,09%). Sebanyak 3,09 ribu jiwa

(0,08%) penduduk Yogyakarta beragama Budha.Kemudian, ada 76

jiwa (0,00%) penduduk di provinsi tersebut yang memeluk agama

Konghucu. Sementara, penduduk Yogyakarta yang menganut aliran

kepercayaan sebanyak 363 jiwa (0,01%). (Dimas jarot bayu 2020)

28
3.1.2 Sampel dan Penarikan Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi semua

unit populasi harus memiliki peluang untuk

terambil unit sampel. Dalam penelitian ini,

Teknik pengambilan sampel yang digunakan

yaitu metode purposive sampling adalah

pengambilan sampel dengan cara menentukan

inklusi dan ekslusi yang sessuai dengan tujuan

penelitian . diharapkan dengan mengunakan

Teknik ini, dapat memudahkan penelitian

(sugiyono 2011)

Dalam penelitian ini sampel dipilih

berdasar random samping menggunakan rumus

lameshow dengan derajat kesalahan 0.05.

N = 𝑍2 (1 − 𝑝)

𝑑2

Dengan:

n = jumlah sampel yang dicari.

z = nilai tabel normal dengan alpha tertentu p = fokus kasus.

p = fokus kasus

29
d = alpha (0.05) atau 5% dari tingkat kepercayaan 95% yang umum

digunakan dalam penelitian-penelitian.

Maka :

1,9602 (0,5) (1 – 0,5)


n=

0,12

n = 3,841 (0,25)

0,01

n = 96,04

n = 96

Berdasarkan perhitungan diatas, sampel yang menjadi

responden dalam penelitian ini disesuaikan menjadi sebanyak 96

orang dari seluruh total masyarakat di Banten. Hal ini dilakukan

untuk mempermudah dalam pengolahan data dan untuk hasil

pengujian yang lebih baik.

Pengambilan sampel didasarkan pada kriteria inklusi dan

ekslusi seperti yang diuraikan berikut :

1. Kriteria Inklusi

30
a. Masyarakat yang bersedia menjadi responden

b. Berusia 17-60 tahun

c. Masyarakat yang bisa membaca dan menulis

2. Kriteria Ekslusi

a. Masyarakat yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan

b. Mahasiswa prodi kesehatan

c. Mahasiswa prodi kesehatan

3.1.1. Variabel dan Operasional Variabel

Adapun variabel yang digunakan dalam persepsi ini yaitu :

Keterangan :

X : Tingkat Pengetahuan persepsi dan sikap berdasrkan

karakteristik responden

Y : Pharmaceutical Halal

3.1.2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang rumusannya

didasarkan pada sifat-sifat atau hal-hal yang dapat diamati.

Definisi operasional ini adalah definisi yang rumusannya

menggunakan kata-kata yang operasional, sehingga variabel

dapat diukur.

31
Berdasarkan pendapat-pendapat ahli di atas, dapat dikatakan

bahwa suatu definisi yang berdasarkan karakteristik mengenai hal

yang dapat diobservasi, sehingga dapat menunjukkan apa yang

harus dilakukan oleh peneliti dalam menguji hipotesis atau

menjawab pertanyaan.

Definisi operasional sendiri dapat menentukan, menilai, atau

mengukur suatu variabel yang akan digunakan untuk penelitian.

Selain itu, hal tersebut juga dapat menjadi panduan bagi peneliti

untuk mengukur, menentukan, atau menilai suatu variabel

tersebut dengan cara merumuskan kata-kata yang bersifat

operasional.(yunanto, 2016)

Tabel 3. 1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional

Pengetahuan Pengetahuan didefinisikan sebagai hal-hal yang diketahui oleh

responden terhadap pharmaceutical halal.

Persepsi Persepsi didefinisikan sebagai pendapat atau penafsiran

responden terhadap pharmaceutical halal.

Sikap Sikap didefinisikan sebagai reaksi yang timbul dari sebuah

tanggapan responden terhadap pharmaceutical halal.

Tabel 3. 2 Konstruk instrumen penelitian

32
Variabel Parameter Indikator Kuesioner Skala

Skala
- Pengetahua - Pemahaman
Pengetahua 1. Apakah anda Guttman
n masyarakat
n faham ajaran
masyarakat mengenai
Islam terkait
mengenai produk halal
konsumsi
ketentuan
produk halal ?
halal
2. Apakah anda

faham

mengenai apa

saja makanan,

minuman dan

produk yang
- Kemampuan
diharamkan
masyarakat
oleh agama
menerapkan
Islam?
hukum halal
3. Apakah anda
haram
mampu untuk

membedakan

antara

makanan,

minuman dan

produk yang

halal dan haram

33
4. Obat yang

berasal dari

bahan haram

dalam keadaan
- Masyarakat
darurat boleh
mengetahui
digunakan
regulasi
dengan fatwa
penjaminan
- Pengetahuan MUI
produk halal
masyarakat

mengenai 5. Apakah

kehalalan anda

obat mengetahui

peraturan

Pemerintah

mengenai

jaminan

terhadap

kehalalan

suatu

produk

6. Apakah anda

mengenal logo

halal suatu

produk?

34
- Masyarakat
7. Apakah obat
mengetahui
termasuk
obat halal
produk yang

wajib dijamin

kehalalannya

oleh
- Masyarakat
Pemerintah
mengetahui
8. Semua obat
titik kritis
secara
kehalalan obat.
bertahap harus

bersertifikasi

halal

9. Bahan aktif

dan bahan

tambahan obat

halal harus

bersumber dari

bahan halal

10. Hewan yang

disembelih

tidak secara

35
Islami maka

semua

bagiannya

tidak boleh

dimakan

termasuk

sebagai bahan

baku obat

11. Darah sapi

yang dipakai

dalam proses

pembuatan

obat

menyebabkan

obat tersebut

haram

12. Lemak babi

yang dipakai

dalam proses

pembuatan

obat

menyebabkan

obat tersebut

haram

36
13. Alkohol dari

industri

petrokimia dan

hasil

fermentasi

boleh

digunakan

untuk proses

produksi obat

14. Apakah anda

tahu bahwa

kapsul dari

gelatin

mungkin

terbuat dari

unsur babi?

15. Apakah

anda tahu

bahwa

bahwa obat

sirup/ Elixir

mengandung

alkohol?

Persepsi - Persepsi - Pentingnya 1. Barang-barang Skala

37
masyarakat produk halal yang halal Likert

terhadap bagi adalah penting

produk halal masyarakat. bagi hidup

saya

2. Mengkonsums

i makanan

halal

menjadikan

saya pribadi

- Jaminan yang baik.

terhadap

qualitas produk 3. Semua produk

halal. bersertifikat

halal memiliki

kualitas yang

baik.

4. Produk

bersertifikat

halal mudah

untuk

didapatkan

5. Produk

bersertifikat

halal lebih

38
mahal

dibandingkan

produk sejenis
- Jaminan
karena
Pemerintah
kualitasnya
atas kehalalan
- Persepsi lebih baik
produk.
masyarakat

terhadap 6. Sertifikasi

jaminan halal obat

kehalalan adalah

produk. tanggungjawa

b Pemerintah

7. Obat termasuk

produk yang

harus

bersertifikasi

halal
- Jaminan pabrik
8. Obat yang
obat terhadap
mengandung
obat halal
bahan haram

boleh

digunakan

dengan fatwa

MUI.

39
9.
- Pelayanan
9. Perusahaan
dokter dan
obat harus
apoteker
memberikan
terhadap obat
informasi
halal
tentang status

kehalalan obat

yang

diproduksi.

- Persepsi

masyarakat 10. Pasien

terhadap memiliki hak

kebutuhan untuk

obat halal. menanyakan

informasi

mengenai

sumber bahan-

bahan obat

kepada

apoteker.

11. Keyakinan

agama pasien

harus menjadi

pertimbangan

40
dokter dalam

keputusan

meresepkan

obat.

12. Dokter atau

Apoteker

harus meminta

persetujuan

kepada pasien

apabila akan

memberikan

obat yang

mengandung

bahan

haram.

Sikap - Sikap - Masyarakat 1. Saya selalu Skala

masyaraka memberikan mencari Likert

t terhadap tanggapan informasi

status positif tentang

kehalalan mengenai status kehalalan

produk. halal produk. suatu produk

yang akan

41
saya konsumsi

2. Setiap akan

mengkonsums

i sebuah

produk, saya

selalu pastikan

bahwa produk

itu adalah

halal.

3. Harga produk

halal yang

lebih mahal

dari produk

sejenis tidak

menjadi

masalah bagi

saya

42
- Sikap - Masyarakat 4. Saya akan

masyarakat memperoleh meminta

terhadap pelayanan informasi

perilaku mengenai mengenai

dokter dan kehalalan obat. kehalalan obat

apoteker yang

yang konsen diresepkan oleh

terkait dokter

kehalalan 5. Saya akan

obat. meminta dokter

meresepkan

obat halal untuk

- Masyarakat saya

beranggapan 6. Saya meminta

positif informasi

apabila mengenai

apoteker kehalalan obat

memberikan yang

informasi diresepkan oleh

mengenai dokter kepada

obat halal. apoteker

7. Saya akan

membeli

obat bebas

43
yang

berlogo

halal

8. Saya merasa

senang jika

apoteker

memberikan

informasi

mengenai

status

kehalalan obat

yang saya

terima.

9. Saya senang

- Masyarakat kebijakan dari

- Sikap beranggapan Pemerintah

masyarak positif agar produsen

at terhadap obat

terhadap kebijakan mencantumkan

kebijakan pemerintah logo “halal”

pemerinta dan MUI akan pada obat yang

h terkait status obat halal.

obat halal. halal. 10. Saya

mengakui

44
fatwa MUI

yang

membolehkan

pemakaian

obat haram

dalam keadaan

darurat

3.1.2.

45
3.1.3. Kerangka Konsep

Tingkat pengetahuan,persepsi Pengetahuan, persepsi dan sikap


dan sifat masyarakat terhadap masyarakat tentang pharmaceutical
pharmaceutical halal. halal , yang meliputi :
1) Pemahaman masyarakat terkait
ajaran Islam mengenai produk
halal.
Karakteristik :
2) Memilihkan obat halal.
1) Jenis kelamin. 3) Jaminan kehalalan obat.
2) Usia. 4) Hak masyarakat untuk mendapatkan
3) Pendidikan trakhir. obat halal.
4) Pekerjaan.
5) No hp. 5) Menghadapi obat yang belum
6) Asal provinsi. bersertifat halal.

Bagan 3. 1 Skema Bagan Kerangka Konsep

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan berupa penelitian kuantitatif

dengan mengisi kuisioner secara online. Metode penelitian kuantitatif

adalah cara yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian yang

berkaitan dengan data berupa angka dan program statistik (Wahidmurni,

2017).

1) Tempat penganmbilan data atau sampel

Pengambilan data atau sampel dilakukan di Yogyakarta.

2) Waktu pengambilan data

Waktu pengambilan data dilakukan di bulan November 2022.

3.3 Desain Penelitian

Tahap yang akan dilaksanakan yaitu sebagai berikut :

Penyusunan Kuisioner 46
Mengurus Uji Etik

Melakukan Validasi Pakar

Uji Validitas dan Reliabilitas

Menentukan Sampel

Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisa Data

Hasil dan Kesimpulan

Bagan 3. 2 Desain Penelitian

47
3.3 Alat dan Bahan Penelitian

3.3.1 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya

adalah sebagai berikut :

No Bahan Keterangan

1. Handphone Sebagai media mengisi kuisioner

2. Laptop Sebagai media mengisi kuisioner

Tabel 3. 3 Alat yang Digunakan Dalam Penelitian

3.4.1 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini

diantaranya adalah sebagai berikut :

No Bahan Keterangan

1 Kuisoner Pengetahuan, presepsi, dan sikap

terhadap pharmaceutical halal

2 Pulsa Reweard untuk responden

Tabel 3. 4 Bahan yang digunakan dalam penelitian

48
3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Penyusunan Kuisioner

Kuesioner penelitian adalah Teknik pengumpulan data dalam

bentuk penelitian dengan cara memberikan daftar pertanyaan atau

pernyataan secara tertulis kepada responden.jadi, metode penelitian

ini tidak memerlukan wawancara langsung dan bertatap muka dengan

responden (Dewa ketut sukardi 1983).

Tujuan Pembentukan Kuisioner yaitu sebagai alat memperoleh

data yang sesuai dengan tujuan penelitian dan penjabaran dari

hipotesis. Kuisioner yang telah dibuat akan disebarkan melalui media

whatsapp dengan link.

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSeo-

6o2cXF02AtSN6UETxtZ-C6A0P4nyeStpA2v2PNcY0o5hg/viewform

3.5.2. Uji Etik

Melakukan uji etik secara online di Universitas Gunung Jati (FK)

melalui link http://simpepk.fkunswagati.ac.id/. Dokumen yang

harus dilengkapi disamping pengisian secara online adalah :

1. Akses web kepk

2. Lakukan pendaftaran secara online

3. Lakukan pengisian protokol penelitain sesuai dengan ketentuan

kepk, mengirimkan kuisioner dan dokumen sebagai kelengkapan

49
data

4. Telaah etik oleh tim kepk Fakultas Kedokteran UGJ

5. Penerbitan echalclereance

3.5.3. Validasi Pakar

Sebelum diujicobakan di lapangan diperlukan adanya evaluasi

terhadap kuisioner yang dikembangkan. Evaluasi yang dilakukan

berupa validasi isi. Melakukan validasi merupakan kegiatan

mengumpulkan data atau informasi dari para ahli dibidangnya

(validator) untuk menentukan valid atau tidak valid kuisioner yang

dikembangkan. Tujuan validasi adalah untuk mengetahui tingkat

kelayakan kuisioner yang dikembangkan sebelum kuisioner

digunakan secara umum. Hasil dari kegiatan ini adalah masukan

untuk perbaikan draf kuisioner. Setelah produk pengembangan

selesai dikerjakan, pada tahap ini adalah menguji valid tidaknya

produk ke ahli validator yang kompeten terhadap kuisioner. Validasi

kuisioner dilakukan dengan cara pemberian kuisioner ke para ahli.

Validasi oleh pakar dilakukan oleh Prof. Dr. apt. Nurkhasanah,

M.Si., Ph.D, Prof. Dr dan apt. Dyah

A. Perwitasari, M.Si., Ph.D.Dengan mengirim surat,

mengirim kuisoner, dan menunggu hasil.

3.5.4. Validitas Dan Reabilitas

50
1) Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menetukan

tingkat- tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrument. Sebuah instrument dikatakan valid jika

mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2013).

Uji validitas dilakukan menggunakan point biseral untuk

tingkat pengetahuan, sedangkan untuk persepsi dan sikap

menggunakan analisis correlation pearson product

moment. Hasil pengukuran instrument dikatakan valid

jika masing-masing item pertanyaan memiliki nilai r

hitung > r tabel (Ghazali, 2018).

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah derajat konsistensi dan

stabilitas data atau temuan (Sugiyono, 2018). Suatu

instrument dikatakan reliabel jika digunakan berulangulang

menghasilkan nilai yang sama. Uji reliabilitas untuk

variabel pengetahuan dilakukan dengan teknik Split-half,

sedangkan variabel persepsi dan sikap menggunakan

Cronbach’s Alpha. Hasil pengukuran dinyatakan reliabel

jika memiliki nilai r > 0,6 (Darmawan, 2013). .

3.5.5. Menentukan Sampel

51
Menentukan sampel responden berdasarkan kriteria

inklusi dan eklusi.

3.5.6. Analisa Data

Melakukan pengolahan data dan menganalisa hasil

kuesioner menggunakan uji Untuk mengetahui korelasi data

demografi dengan skor pengetahuan, sikap dan persepsi

dilakukan uji Chi Square. Untuk mengetahui korelasi

pengetahuan sikap, pengetahuan-persepsi dan sikap-persepsi

dilakukan uji Spearman. Untuk pengetahui perbedaan skor

pengetahuan, sikap dan persepsi dilakukan uji Anava.

3.6. Sumber Data Dan Alat Pengumpulan Data

3.6.1. Sumber data

Sumber data merupakan sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data. (Sugiyono, 2013).

Sumber data terdiri dari dua jenis yaitu:

1) Data primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data

2) Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat

52
orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2015).

3.6.2. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data

primer. Data primer didapat langsung dari responden berupa

hasil kuisioner yang telah diisi responden.

3.7. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Untuk mengetahui korelasi pengetahuan sikap,

pengetahuan-persepsi dan sikap-persepsi dilakukan uji

Spearman. Untuk pengetahui perbedaan skor pengetahuan, sikap

dan persepsi dilakukan uji Anava.

1. Uji Spearman

Uji Spearman merupakan metode korelasi yang

dikemukakan oleh Carl Spearman pada tahun 1904. Metode ini

diperlukan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua

variabel. Kedua variabel itu tidak harus mengikuti distribusi

normal dan kondisi variabel tidak diketahui sama. Korelasi rank

dipergunakan apabila pengukuran kuantitatif secara eksak tidak

mungkin dilakukan. Data kedua variable berpasangan, misalnya

mungukur tingkat moral, tingkat kesenangan, tingkat motivasi

53
dan sebagainya (Sugiyono, 2009). Perhitungan koefesien korelasi

rank dinotasikan dengan ρ. langkah-langkah perhitungan tersebut

sebagai berikut :

a) Nilai pengamatan dari dua variable yang akan diukur

hubungannya diberi jenjang.Apabila ada nilai pengamatan

yang sama dihitung jenjang rata-ratanya.

b) Setiap pasang jenjang dihitung perbedaannya.

c) Perbedaan setiap pasang jenjang tersebut dikuadratkan dan

dihitung jumlahnya.

d) Nilai ρ (koefesien korelasi Spearman) dihitung dengan rumus

P=1 6𝗌 𝑏i2

𝑛(𝑛 −1)

2. Uji chi square

Uji chi square adalah salah satu jenis uji komparatif non

parametris yang dilakukan pada dua variabel, di mana skala data

kedua variabel adalah nominal (Sutrisno, 2000). Apabila dari 2

variabel, ada 1 variabel dengan skala nominal maka dilakukan uji

Chi square dengan merujuk bahwa harus digunakan uji pada

derajat yang terendah. Rumus pada uji chi square sebenarnya

tidak hanya ada satu. Apabila pada tabel kontingensi 2 X 2 maka

54
rumus yang digunakan adalah Continuty Correction. Apabila

tabel kontingensi 2 X 2, tetapi tidak memenuhi syarat dalam uji

chi square maka rumus yang digunakan adalah Fisher Exact Test.

Sedangkan apabila tabel kontingensi lebih dari 2 X 2 misal

2 X 3 maka rumus yang digunakan adalah Pearson chi square

Supranto (2012:190). Uji chi square dapat dirumuskan sebagai

berikut :

Xhitung 2 = Zi = 1 2Z j=1 2( nij – e ij)

e
ij

keterangan :

χ 2 = Distribusi Chi-square

Oi = Nilai observasi (pengamatan) ke-i

Ei = Nilai ekspektasi ke

3. Uji Anova

Anava atau Anova adalah sinonim dari analisis varians

terjemahan dari analysis of variance, sehingga banyak orang

menyebutnya dengan anova. Anova merupakan bagian dari metoda

analisis statistika yang tergolong analisis komparatif lebih dari dua

55
rata- rata (Riduwan.2008.Dasar-dasar

Statistika.Bandung:Alfabeta).

ANOVA digunakan untuk menguji perbedaan antara

sejumlah rata-rata populasi dengan cara membandingkan

variansinya. Pembilang pada rumus variansi tidak lain adalah

jumlah kuadrat skor simpangan dari rata-ratanya, yang secara

sederhana
� dapat ditulis sebagai ∑(𝑥𝑡 −𝜇) . Istilah jumlah

kuadrat skor simpangan sering disebut jumlah kuadrat (sum of

squares). Jika jumlah kuadrat tersebut dibagi dengan n atau n-1

maka akan diperoleh rata-rata kuadrat yang tidak lain dari

variansi suatu distribusi. Rumus untuk menentukan varians

sampel

Kriteria interpretasi skor

No % skor Kriteria

1 0%- 25% Sangat tidak baik

2 26% - 50% Tidak baik

3 51% - 75% Baik

4 76% - 100% Sangat baik

Kriteria skala likert

56
No Pertanyaan Skor

(+) (-)

1 Sangat setuju 4 1

2 Setuju 3 2

3 Tidak setuju 2 3

4 Sangat tidak setuju 1 4

Tabel 3. 5 Perhitungan skor Dengan skala likert

Skor total : Jumlah seluruh jawaban responden

terhadap kuisioner

Skor maksimal : Bobot tertinggi

% skor : Hasil% disesuaikan dengan kriteria

presentase skor responden yang

telah

% skor = skor total x 100%

Skor kriterium

57
Hasil % skor disesuaikan terhadap kriteria presentase skor responden yang telah

ditentukan ( Riduwan,2013).

Format data hasil pengamatan

NO. Nilai Nilai Total Persentase Keterangan

responden Pengamatan Sikap

96

58
DAFTAR PUSTAKA

Aishwarya. (2018). Introduction to Recurrent Neural Network.

Anwari, F. et all. (2019). Efektifitas Kombinasi Mint (Papermint Oil) dan Cairan

Nebulizer pada Penanganan Batuk Asma Bronchiale. Jurnal SainHealth, 42-

43.

Arini, R. D., & Soliha, E. (2018). Kepuasan Kerja Sebagai Pemediasi Pengaruh

Karakteristik Pekerjaan Dan Motivasi Terhadap Komitmen Organisasional.

Jurnal Wawasan Manajemen, 5, 289–306.

Indonesia, K. A. R. (2017). Al-Qur’an dan terjemahan.

Marwati, M., & Amidi, A. (2019). Pengaruh Budaya, Persepsi, Dan Kepercayaan

Terhadap Keputusan Pembelian Obat Herbal. Jurnal Ilmu Manajemen, 7(2),

168. https://doi.org/10.32502/jimn.v7i2.1567

MU, L. (2008). Panduan Umum Sistem Jaminan Halal LPPOM-MUI.

MUI. (2013). No Title.

Putriana, M. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba.

Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis Eksis Vol. 7 No. 1, Mei 2016 ISSN 2087-

5304.

Statistik, B. P. (2010). Data Statistik Indonesia. Jumlah Penduduk menurut

Kelompok Umur, Jenis Kelamin, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, 2005.

Diakses pada tanggal 29 April 2015.

Statistik, B. P. (2015). Diakses pada tanggal 5 Mei 2015 pada pukul 17.00 WIB.

Statistik, B. P. (2020). Laju Pertumbuhan Penduduk Jawa Barat Tahun 2020.

Bandung.

Warta. (2015). No Title.

59
60

Anda mungkin juga menyukai