Agama Tao
Agama Tao
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Studi Agama
Dosen Pengampu :
Dr. Achmad Gholib, M. Ag.
Disusun oleh
Kelompok 10
Melinda 11200110000010
2022 M/1444 H
KATA PENGANTAR
Makalah yang berjudul Agama Tao ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengantar Studi Agama. Program Studi Pendidikan Agama Islam.
Diucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan terlibat
dalam pembuatan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan kami dan banyak orang yang membaca makalah ini.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
2.3 Pandangan dalam Ajaran Agama Tao tentang Kehidupan dan Kematian ...7
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Adapun tentang agama, suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan makna
kenyamanan. Dengan maksud bahwa agama memiliki arti meniadakan kekacauan, huru-
hara dll yang data memicu terjadinya konflik. Semua agama didunia tidak terkecuali
mengajarkan pada arah yang positif, akan tetapi mereka mempunyai corak dan karakter
masing-masing. Dalam konteks pembahasan kali ini, makalah ini menjelaskan satu
sekte ajaran agama yang ada di dunia, yaitu Agama Tao.
Agama Tao yang kita tahu, merupakan agama-agama orang Cina yang lebih
memusatkan ajarannya untuk mencintai alam semesta. Sesungguhnya tidak satupun
kebudayaan di dunia ini yang mempunyai warna tunggal. Di Cina, nada-nada klasik dari
agama Khong Hu Cu telah diimbangi bukan saja oleh berbagai ragam spiritual dari
agama Budha melainkan juga oleh berbagai corak romantic dari Taoisme, kali ini kita
akan membahas berbagai corak tersebut dalam makalah ini.
3
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui sejarah agama Tao
2. Untuk mengetahui konsep Agama Tao.
3. Untuk mengetahui pandangan dalam ajaran Agama Tao terhadap kehidupan dan
kematian.
4. Untuk mengetahui praktik keagamaan pada ajaran Agama Tao
5. Untuk mengetahui pengikut-pengikut Agama Tao
4
BAB 2
PEMBAHASAN
Taoisme adalah sebuah aliran filsafat yang berasal dari Cina. Taoisme sudah
berumur rubuan tahun, dan akar-akar pemikirannya telah ada sebelum masa
Konfusiusme. Hal ini dapat disebut sebagai tahap awal dari Taoisme. Bentuk Taoisme
yang lebih sistematis dan berupa aliran filsafat muncul kira-kira 3 abad SM.Selain aliran
filsafat, Taoisme juga muncul dalam bentuk agama rakyat yang mulai berkembang 2
abad setelah perkembangan Taoisme. Taoisme juga sering disebut dengan Tao Tao
adalah kekuatan utama didalam alam semesta yang terdapat pada semua benda, terdapat
didalam inti segala benda di surga dan bumi, kekal abadi dan tidak dapat berubah. Nama
Tao itu diambil dari huruf Cina yang artinya jalan. Berdasarkan sumber- sumber tertulis
umumnya agama Tao diyakini berasal dari Kaisar Kuning (Wang-di).
Pendiri Taoisme ialah seorang ahli pikir Tiongkok terkenal dengan nama "Lao
Tse" (gurub tua) yang diperkirakan lahir tahun 600 SM bertepatan dengaqn tahun ke 3
dari raja King Ting dari dinasti Kau. [3] la menjabat Pengawas Urusan Arsip Library).
Lao Tse dengan ketekunannya berumur 90 meninggalkan pegawai arsip kerajaan untuk
kemudian yang ia anggap dzalim dan kejam.
Sejarah munculnya agama Tao berkaitan dengan keadaan kerajaan Chou di abad ke
enam sebelum masehi yang mengalami masa kehancuran akibat penyelewengan dalam
pemerintah. Kehidupan manusia semakin menderita, sehingga membuat orang-orang
5
terpelajar pada masa itu kecewa. Kemudian dari sebagian mereka memilih untuk hidup
menyendiri dan hidup sebagai biarawan.1
Wilayah dinasti Chou yang terdiri dari ratusan kerajaan-ketajaan kecil itu
semakin kacau dan menjelang akhir keruntuhannya terjadi banyak sekali peperangan.
Karisma raja yang semakin merosot menimbulkan rasa tidak percaya di hati
masyarakatnya. Pergolakan yang terjadi baik intern maupun ekstern menyulut perang
besar untuk menentukan kerajaan mana yang lebih kuat dan bisa menjalankan
pemerintahan secara benar. Kelemahan kaisar berdampak pada pemisahan diri daerah-
daerah vasal kerajaan yang sempat memberikan loyalitas penuh selama berabad-abad.2
Rakyat memerlukan pembaharuan dalam sistem pemerintahan karena krisis
politik telah melanda segala penjuru. Persaingan di antara vasal-vasal semakin menguat,
begitupun pergulatan antar bangsawan tidak dapat dihindari. Basis militer kerajaan-
kerajaan kecil diperkokoh atas dasar keadaan waktu yang semain tak terkendali. Posisi
petani semakin terdesak, pemerintah memberlakukan wajib militer bagi kalangan
petani, disisi lain para petani juga harus menyerahkan upeti dan pajak dari hasil
mengolah lahan pertanian.
Kemajuan pesat pada masa Negara berperang terlihat dalam pembuatan senjata
perang. Perkembangan itu antara lain dicirikan pada penggunaan teknologi besi untuk
pembuatan senjata serta pemanfaatan kuda sebagai kendaraan perang. Berbagai senjata
yang terbuat dari besi bermunculan pada periode ini, salah satu contohnya adalah
pedang. Ketika ahli strategi perang menunggang kuda, energi mereka tidak akan
terbuang sia-sia. Serangan yang dilakukan terhadap musuh lebih efektif saat naik kuda
dan menggunakan senjata pedang. Akibatnya banyak korban jiwa dan cacat karena
meluasnya penggunaan senjata. Pertumpahan darah karena perang hanya menyisakan
kepedihan yang mendalah di kalangan petani kecil.3
Latar belakang sejarah tersebut mengisyaratkan bahwa agama Tao dalam
perkembangannya membawa misi keadilan dan kemanusiaan. Oleh karena itu agama
1
No Jie Lan, Peradaban Tionghoa Selayang Pandang (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2013),
hlm 35
2
Anisa Septianingrum, Sejarah Asia Timur (Yogyakarta: Sociality, 2017), hlm 13.
3
Ibid., hlm 14.
6
Tao menerapkan ajaran kebajikan (te) sebagai tema sentral dalam ajarannya. Dalam
kepustakaan Cina mengenal Tao sebagai dua hal, yaitu Tao sebagai filsafat dan Tao
sebagai agama, masing-masing memiliki ajaran yang rbeda.Taoisme sebagai aliran
filsafat (Tao Chia) mengajarkan agar manusia hidup mengikuti hukum alam, sedangkan
Tao sebagai agama (Tao Mao) mengajarkan agar manusia menentang hukum alam.
Namun dalam perkembangan keduanya tidak berbenturan, karena praktek dan
pemahaman agama dan filsafat di Cina tidak memiliki garis atau sekat yang jelas dalam
kehidupan sehari-hari.4
7
Wu wei adalah tanpa bertindak. Menurut Wing Tsit Chan (1963, h. 255), wu wei
adalah bukan sama sekali tidak melakukan kegiatan, atau sama sekali tidak berbuat
apapun, melainkan melakukan sesuatu berdasarkan kodratnya dan tidak dibuat-buat atau
sekehendaknya. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa wu wei
yang diartikan tidak bertindak. Maksudnya tidak bertindak disitu, bukannya tidak
melakukan suatu apa pun atau tidak berbuat sema sekali, akan tetapi melakukan
tindakan yang berdasarkan kodratnya yang masih murni belum dipengaruhi dari luar,
baik dari ilmu pengetahuan maupun orang lain dan tidak melakukan tindakan yang
dilakukan semau-maunya atau berdasarkan kehendaknya. Wu wei adalah sikap atau
tindakan yang dilakukan oleh umat Tao yang berdasarkan ajarannya. Wu wei juga
digunakan untuk sarana untuk membangkitkan konsentrasi dengan kata lain
bermeditasi. Karena wu wei mempunyai sifat ketenangan, sehingga dapat
mempermudah untuk tetap terpusat atau fokus pada proses yang dijalankan dengan
tujuan untuk memperoleh apa yang diinginkan (Ohoitimur, 2003, h. 46-50).
Phu adalah sederhana, murni dan belum dipengaruhi oleh budaya dan ilmu
pengetahuan dari luar. Maksud dari kata Phu adalah orang mengikuti ajaran Tao, harus
mempunyai sifat-sifat sederhana, dan tidak terpengaruh oleh kebudayaan dan dan ilmu
pengetahuan. Sederhana yang dimaksud dalam ajaran Tao adalah ketika manusia yang
mengikut ajaran Tao atau jalan Tao, maka harus hidup seperti yang terdapat dalam
ajaran Phu yaitu hidup sederhana. Karena dalam kehidupan ini menurut ajaran Tao
mengalami gerak balik.
Orang yang hidup dalam kemewahan maka suatu saat akan mengalami kemiskinan,
sedangkan orang yang hidup dalam kesederhanaan maka akan dijauhkan dari
kemiskinan. Orang yang pandai sebaiknya jangan sombong dengan ilmu yang
dimilikinya. Kalau sudah merasa pintar maka merasa tidak perlu lagi untuk belajar.
Lebih baik merasa bodoh, supaya masih dapat berkembang untuk mencari ilmu dan
pengatahuan atau kepandaian yang lebih tinggi. Orang yang merendahkan diri, secara
tidak disadari bahwa dia akan ditinggikan. Phu adalah kegiatan yang dilakukan untuk
memaksimalkan semua yang dilakukan, menyesuaikan diri yang dapat membawa
pengaruh baik, baik untuk diri sendiri terlebih lagi buat orang lain. Phu adalah sifat
8
yang harus dimiliki oleh umat Tao, yaitu harus hidup dalam kesederhanaan. Agar
mendapatkan kebahagiaan yang abadi (Saktiawan, 2007, h. 239).
Sheng ren adalah menusia yang menyatukan diri dengan Tao (Tuhan) dan dapat
menyesuaikan diri dengan jalan Tao. Manusia suci adalah manusia yang telah mencapai
ketaraf menyatuan dengan Tao (Tuhan) secara sempurna. Ketika manusia telah
mencapai kepada kesempurnaannya, maka hilanglah rasa ego yang ada dalam dirinya,
bertindak berdasarkan dengan jalan Tao. Manusia suci merupakan penjelmaan dari Tao.
Maksud dari manusia suci adalah manusia yang telah mencapai kesempurnaan dengan
Tao (Tuhan), itu bukan jasadnya atau badan kasarnya yang menyatu dengan Tao, yang
dimaksud menyatu deangan Tao adalah jiwanya yang dapat menyatu dengan Tao
(Tuhan).