Makalah Kelompok 10 - Agama Tao
Makalah Kelompok 10 - Agama Tao
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Studi Agama
Dosen Pengampu :
Dr. Achmad Gholib, M. Ag.
Disusun oleh
Kelompok 10
Melinda 11200110000010
2022 M/1444 H
KATA PENGANTAR
Makalah yang berjudul Agama Tao ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengantar Studi Agama. Program Studi Pendidikan Agama Islam.
Diucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan terlibat
dalam pembuatan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan kami dan banyak orang yang membaca makalah ini.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
2.3 Pandangan dalam Ajaran Agama Tao tentang Kehidupan dan Kematian ...7
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Agama Tao yang kita tahu, merupakan agama-agama orang Cina yang lebih
memusatkan ajarannya untuk mencintai alam semesta. Sesungguhnya tidak
satupun kebudayaan di dunia ini yang mempunyai warna tunggal. Di Cina, nada-
nada klasik dari agama Khong Hu Cu telah diimbangi bukan saja oleh berbagai
ragam spiritual dari agama Budha melainkan juga oleh berbagai corak romantic
dari Taoisme, kali ini kita akan membahas berbagai corak tersebut dalam makalah
ini.
1
4. Bagaimana cara praktik keagamaan yang dilakukan oleh Agama Tao?
5. Siapa saja pengikut ajaran Agama Tao
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
penyelewengan dalam pemerintah. Kehidupan manusia semakin menderita,
sehingga membuat orang-orang terpelajar pada masa itu kecewa. Kemudian dari
sebagian mereka memilih untuk hidup menyendiri dan hidup sebagai biarawan.1
Wilayah dinasti Chou yang terdiri dari ratusan kerajaan-ketajaan kecil itu
semakin kacau dan menjelang akhir keruntuhannya terjadi banyak sekali
peperangan. Karisma raja yang semakin merosot menimbulkan rasa tidak percaya
di hati masyarakatnya. Pergolakan yang terjadi baik intern maupun ekstern
menyulut perang besar untuk menentukan kerajaan mana yang lebih kuat dan bisa
menjalankan pemerintahan secara benar. Kelemahan kaisar berdampak pada
pemisahan diri daerah-daerah vasal kerajaan yang sempat memberikan loyalitas
penuh selama berabad-abad.2
Rakyat memerlukan pembaharuan dalam sistem pemerintahan karena
krisis politik telah melanda segala penjuru. Persaingan di antara vasal-vasal
semakin menguat, begitupun pergulatan antar bangsawan tidak dapat dihindari.
Basis militer kerajaan-kerajaan kecil diperkokoh atas dasar keadaan waktu yang
semain tak terkendali. Posisi petani semakin terdesak, pemerintah memberlakukan
wajib militer bagi kalangan petani, disisi lain para petani juga harus menyerahkan
upeti dan pajak dari hasil mengolah lahan pertanian.
Kemajuan pesat pada masa Negara berperang terlihat dalam pembuatan
senjata perang. Perkembangan itu antara lain dicirikan pada penggunaan teknologi
besi untuk pembuatan senjata serta pemanfaatan kuda sebagai kendaraan perang.
Berbagai senjata yang terbuat dari besi bermunculan pada periode ini, salah satu
contohnya adalah pedang. Ketika ahli strategi perang menunggang kuda, energi
mereka tidak akan terbuang sia-sia. Serangan yang dilakukan terhadap musuh
lebih efektif saat naik kuda dan menggunakan senjata pedang. Akibatnya banyak
korban jiwa dan cacat karena meluasnya penggunaan senjata. Pertumpahan darah
karena perang hanya menyisakan kepedihan yang mendalah di kalangan petani
kecil.3
1
No Jie Lan, Peradaban Tionghoa Selayang Pandang (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia,
2013), hlm 35
2
Anisa Septianingrum, Sejarah Asia Timur (Yogyakarta: Sociality, 2017), hlm 13.
3
Ibid., hlm 14.
4
Latar belakang sejarah tersebut mengisyaratkan bahwa agama Tao dalam
perkembangannya membawa misi keadilan dan kemanusiaan. Oleh karena itu
agama Tao menerapkan ajaran kebajikan (te) sebagai tema sentral dalam
ajarannya. Dalam kepustakaan Cina mengenal Tao sebagai dua hal, yaitu Tao
sebagai filsafat dan Tao sebagai agama, masing-masing memiliki ajaran yang
rbeda.Taoisme sebagai aliran filsafat (Tao Chia) mengajarkan agar manusia hidup
mengikuti hukum alam, sedangkan Tao sebagai agama (Tao Mao) mengajarkan
agar manusia menentang hukum alam. Namun dalam perkembangan keduanya
tidak berbenturan, karena praktek dan pemahaman agama dan filsafat di Cina
tidak memiliki garis atau sekat yang jelas dalam kehidupan sehari-hari.4
4
Arif Syaiful, Laporan Penelitian Eksistensi Agama Tao Di Kota Bandung, (Jakarta: Kementrian
Agama RI Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan Keagamaan), hlm 45.
5
Sifat kebatinan agama Tao terlihat dari kepercayaan bahwa hakikat
manusia sama dengan Tao dan tugas manusia adalah mengusahakan diri
untuk hidup menjadi bagian dari Tao. Delapan pilar dalam agama Tao
mencakup aspek dari keberadaan manusia sehari-hari. Mereka dirancang
untuk memenuhi semua kebutuhan fisik dengan cara yang memungkinkan
manusia menyadari potensi diri sepenuhnya sebagai manusia. Maka
manusia dapat melompat melintasi waktu yang mendegeneralisasikan,
untuk hidup dengan sang Tao dengan sang Tuhan. 5
2. Konsep Ying dan Yang
Kutub-kutub didalam Ying dan Yang menunjukkan segala
pertentangan dasar hidup ini, seperti: baik-jahat, aktif-pasif, positif-
negatif, terang-gelap, priawanita, panas-dingin, dan seterusnya. Tetapi
walaupun asas-asas tersebut berada dalam ketegangan, asas-asas itu tidak
bertentangan secara mutlak. Asas-asas itu saling melengkapi dan saling
mengimbangi satu sama lain.6
Tao mengekspresikan dirinya dalam kekuatan energi chi yang
mengikuti hukum ying dan yang, saing bertentangan, seimbang saling
melengkapi secara harmonis. Setan sebagai pribadi tidak dikenal dalam
Taoisme filsafat kecuali dalam Taoisme magis yang berkembang setelah
kematian Lao Zi dimana setan-setan hanya merupakan personifikasi dari
roh-roh nenek moyang yang jahat.Sekalipun demikian setan itu
dikembangkan dalam sisi Ying (negatif) yang mencakup baik setan,
kejahatan dan dosa.
Sebaliknya aspek yang (positif) melambangkan hal-hal yang baik,
kuat bijaksana dan kesucian. Interaksi ying dan yang ini menghasilkan
segala sesuatu dalam alam, seperti misalnya bumi dan langit, wanita dan
pria, negatif dan pisitif, dingin dan panas yang selalu berpasangan dan
merupakann komponen komponen alam yang saling mengisi secara
5
Djoko Pitoyo, Manusia Bijaksana menurut Taoisme, Jurnal Filsafat Vol. 16, No 3 (Desember
2006), hlm 261.
6
Huston Smith, Op,Cit., hlm 247
6
harmonis sekaipun bertentangan. Baik bumi dan manusia akan mengalami
malapetaka bila keseimbangan itu terganggu.7
3. Konsep tentang Manusia
4. Kitab Suci
Agama Tao ajarannya dituangkan dalam Kitab suci yang disebut Dao
De Jing. Kitab suci ini tercatat sebagai kitab suci paling tipis diantara kitab
suci agama agama yang ada di dunia. Kitab ini hanya terdiri dari 83 sajak-
sajak singkat dan prosa-prosa singkat. Sekalipun Dao De Jing ini tipis, tapi
isinya mencakup hampir keseluruhan kehidupan. Sekalipun kata yang
digunakan sederhana, tetapi kandungan maknanya berisikan banyak
paradoks. Kitab tipis ini betul-betul merupakan tantangan bagi siapapun
untuk memahamkan pengertiannya yang lebih dalam. Di dalam kitab Dao
De Jing terdapat beberapa kata yang mengandung kunci dari konsep-
7
Djoko Pitoyo, Op,Cit., hlm 263.
8
Djoko Pitoyo, Manusia Bijaksana menurut Taoisme, Jurnal Filsafat Vol. 16, No 3 (Desember
2006), hlm 269.
7
konsep yang ada dalam ajaran Lao Zhe. Kunci yang pertama adalah kata
tao, huruf tionghoa bagi tao itu tersusun dari bentuk kepala manusia yang
bermana seseorang yang berpengetahuan. Kemudian bagian tubuh yang
memperlihatkan proses tengah berjalan. Kalangan mistik tionghoa
memberikan dua makna terhadap tao itu. Tao yang berarti jalan bagi alam
semesta, berdaya guna, dan hakikat asli yang menyebabkan alam semesta
terjadi. Kata kunci yang kedua adalah te, huruf tionghoa bagi te itu
berisikan tiga bagian. Pertama lukisan ide yang mengandung makna pergi,
kedua lukisan ide yang mengandung makna lurus, ketiga gambaran bagian
tubuh yang bermakna hati.9
Taoisme meyakini bahwa manusia memiliki unsur Yin dan Yang dalam
tubuhnya. Unsur Yang terkandung dalam Tiga Hun dan Yin terkandung
dalam Tujuh Po. Tiga Hun terdiri dari: Tai Guang, Shuang Ling, dan You
Jing. Tujuh Po terdiri dari: Shi Gou, Fu Fu, Que Yin, Tun Zei, Fei Du, Chu
Hui, Chou Fei. Ini merupakan unsur negatif dalam tubuh kita. Seperti yang
tertulis dalam kitab You Yang Za Zu, “Tiga Hun membentuk tulang dan
Tujuh Po membentuk daging”.
Proses menyatunya Yin dan Yang (persatuan Langit dan Bumi) yang
membuat manusia memperoleh tubuh fisik, pada saat itulah Tiga Hun
9
Nuhrison M nuh, baha’I, sikh, tao (Jakarta: Kementrian Agama RI Badan Litbang dan Diklat
Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2015), hlm 333.
8
terkumpul. Kemudian setelah itu, Po terbentuk setiap tujuh hari; dan dalam
waktu 49 hari, ketujuh Po seluruhnya terkumpul. Proses tersebut disebut
Bulan-Penuh (Miyue).10
2.3.2 Kematian
Kematian bukanlah akhir dari kehidupan, akan tetapi merupakan
awal dari masa/keadaan yang lain dalam kehidupan; “masa/keadaan
spiritual”. Oleh karena itu, umat Tao dianjurkan untuk melakukan Chao
You,suatu ritual untuk arwah sang almarhum (Tiga Hun), dari alam Jiu
You, menuju Alam Surga Kebahagiaan Abadi Langit Timur (Donghua
Zhangle Jie). Walaupun demikian, Tujuh Po tetap ada sesudah kematian,
dan umat Tao percaya bahwa sebuah ritual harus diadakan untuk
mengantarkan Tujuh Po tersebut masing-masing setiap tujuh hari (total
7x7= 49 hari dikenal juga sebagai ZuoQi). Hanya dengan demikan, maka
sang almarhum dapat beristirahat sepenuhnya dengan tenang, dan dapat
memberkahi keturunannya dari alam lain.
10
Anonim, “Apa Itu Agama Tao”, diakses dari
http://web.budayationghoa.net/index.php/item/281-apa-itu-agama-tao-
%E4%BD%95%E8%AC%82%E9%81%93%E6%95%99#, pada tanggal 10 Maret 2020.
9
singkat dan padat : “cara untuk bertindak”, katanya secara sederhana adalah
“dengan hidup”.
10
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Membaur ibarat Ying dan Yang itu sendiri, Taoisme dan agama Konghucu
merupakan dua buah kutub asli dari pandangan Cina. Konfusius mewakili
pandangan klasik, sedangkan Lao Tzu mewakili pandangan romantik. Konfusius
menekankan tanggung jawab sosial, Lao Tzu menyanjung-nyanjung spontanitas
dan sifat alamiyah. Titik pusat perhatian Konfusius selalu pada manusia,
sedangkan Lao Tzu memerhatikan apa yang ada dibalik manusia itu. Seperti yang
dikatakan oleh Cina sendiri, Konfusius berkelana dalam masyarakat, Lao Tzu
bertualang di balik masyarakat itu.
Umat Tao pada umumnya melakukan persembahyangan di rumah
masingmasing dan atau di Kuil Tao/Kelenteng. Kelenteng diibaratkan sebagai
tempat tinggal pejabat dewa. Oleh karenanya Kelenteng dibangun mirip dengan
istana atau tempat tinggal para pejabat kekaisaran.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai Agama Tao yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan karena keterbatasan pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi
yang ada hubungannya dengan materi ini. Kami selaku penyusun makalah ini
berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun demi sempurnanya makalah ini pada kesempatan berikutnya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Djaja L, I. 2008. Buku Serba-Serbi Agama. Jakarta Utara: Paguyuban Umat Tao
Indonesia.
Jie Lan, No. 2013. Peradaban Tionghoa Selayang Pandang. Jakarta: Kepustakaan
Populer Gramedia.
M nuh, Nuhrison. 2015. baha’I, sikh, tao. Jakarta: Kementrian Agama RI Badan
Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan Keagamaan.
Pitoyo, Djoko. Manusia Bijaksana menurut Taoisme, Jurnal Filsafat Vol. 16, No 3
(Desember 2006).
Smith, Huston. 1985. The Religions of Man. Terj. Saafroedin Bahar. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
12