Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN LEPRA

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
YULIADI
SETIAWAN,
PUSKESMAS
S.Kep., Ns
WONOREJO
19830718
201001 1 020
1. Pengertian Lepra adalah penyakit menular, menahun dan disebabkan oleh
Mycobacterium leprae yang bersifat intraselular obligat.
Penularan kemungkinan terjadi melalui saluran pernapasan
atas dan kontak kulit pasien lebih dari 1 bulan terus menerus.
Masa inkubasi rata-rata 2,5 tahun, namun dapat juga bertahun-
tahun
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan Lepra

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Wonorejo tentang


Pemberlakuan Standar Operasional Pelayanan Klinis,
medis,dan program Nomor :
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 514 Tahun 2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilisitas Kesehatan
Primer
5. Alat dan 1. Thermometer
Bahan 2. Tensi
3. Stetoscope
4. Respiratory time
5. Jam
6. Alat tulis
7. Rekam medis pasien
6. Prosedur / 1. Petugas melakukan anamnesis keluhan pasien didapatkan
Langkah- bercak kulit berwarna merah atau putih berbentuk plakat,
langkah terutama di wajah dan telinga. Bercak kurang/mati rasa,
tidak gatal. Lepuh pada kulit tidak dirasakan nyeri. Kelainan
kulit tidak sembuh dengan pengobatan rutin, terutama bila
terdapat keterlibatan saraf tepi.
Faktor Risiko
a. Sosial ekonomi rendah.
b. Kontak lama dengan pasien, seperti anggota
keluarga yang didiagnosis dengan lepra
c. Imunokompromais
d. Tinggal di daerah endemik lepra
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik tanda Patognomonis
a. Tanda-tanda pada kulit
Perhatikan setiap bercak, bintil (nodul), bercak berbentuk
plakat dengan kulit mengkilat atau kering bersisik. Kulit
tidak berkeringat dan berambut. Terdapat baal pada lesi
kulit, hilang sensasi nyeri dan suhu, vitiligo. Pada kulit
dapat pula ditemukan nodul.
b. Tanda-tanda pada saraf
Penebalan nervus perifer, nyeri tekan dan atau spontan
pada saraf, kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada
anggota gerak, kelemahan anggota gerak dan atau
wajah, adanya deformitas, ulkus yang sulit sembuh.
c. Ekstremitas dapat terjadi mutilasi
Untuk kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik,
simbol-simbol berikut digunakan dalam penulisan di
rekam medik.
3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan mikroskopis kuman BTA pada sediaan
kerokan jaringan kulit.
4. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemenriksaan penunjang
Diagnosis ditegakkan apabila terdapat satu dari tanda-
tanda utama atau cardinal (cardinal signs), yaitu:
a. Kelainan (lesi) kulit yang mati rasa.
b. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan
fungsi saraf.
c. Adanya basil tahan asam (BTA) dalam kerokan
jaringan kulit (slit skin smear).
Sebagian besar pasien lepra didiagnosis berdasarkan
pemeriksaan klinis.
5. Petugas memberikan terapi :
a) Pasien memberikan informasi mengenai kondisi
pasien saat ini, serta mengenai pengobatan dan
pentingnya kepatuhan untuk eliminasi penyakit
b) Kebersihan diri dan pola makan yang baik perlu
dilakukan
c) Pasien dimotivasi untuk mulai terapi hingga selesai
terapi dilaksanakan.
Klasifikasi Lepra terdiri dari 2 tipe, yaitu Pausibasilar (PB)
dan Multibasilar (MB)
Tanda Utama PB MB

Bercak Kusta Jumlah 1-5 Jumlah >5

Penebalan saraf Hanya 1 saraf Lebih dari 1 saraf


tepi disertai
gangguan fungsi
(mati rasa dan atau
kelemahan otot, di
daerah yang
dipersarafi saraf
yang
bersangkutan)

Kerokan jaringan BTA negatif BTA positif


kulit
7. Diagram Alir Melakukan
Anamnesa Melakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik penunjang

Menegakkan diagnosa
klinis

Menegakkan diagnosa
banding

Menegakkan
komplikasi

Melakukan Melakukan terapi dan


konselling tindakan
dan edukasi
8. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait 1. UGD
2. Poli umum
3. Poli KIA/KB
4. Ponkesdes

10. Rekaman Tanggal Mulai


No Yang Diubah Isi perubahan
Historis Diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai