Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENELITIAN

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KONDISI MENTAL


SEORANG ANAK

Disusun Oleh:

Kelompok 6
Elena Felin Palallo
Fadhia Filzah
Fikriyya Aulia Ghifari
M. Rasya Pernanda Putera
Razan Nuro Otary
Zalfa Khoirunnisa

XI MIPA 1

SMAN 3 KUNINGAN

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
kasih dan berkat kuasanya kami dapat menyelesaikan tugas makalah penelitian ini dengan
judul Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Kondisi Mental Seorang Anak.

Dalam penulisan makalah penelitian ini bertujuan unruk mengetauhi bagaimana


besarnya pengaruh lingkungan keluarga yang berdampak kepada kondisi mental anak.

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih. Ucapan terima
kasih ini penulis tujukan kepada:

1. Ibu Dra. Hj. Sri Yeti Nurhayati selaku pengajar yang telah membimbing dan
memberikan saran.
2. Teman-teman satu kelompok yang telah membantu penulis sehingga proposal ini
dapat selesai.
Meskipun telah berusaha menyelesaikan makalah penelitian ini sebaik mungkin,
penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan makalah penelitian ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah penelitian ini berguna bagi para
pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
DAFTAR ISI

Judul Penelitian......................................................................................................................

Kata Pengantar.......................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................

1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................

1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................................

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................

2.1 Kerangka Teori.......................................................................................................

2.1.1 Keluarga
2.1.2 Remaja
2.1.3 Lingkungan
2.1.4 Kesehatan Mental
2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental
2.1.6 Pengaruh Lingkungan Keluarga dengan Kesehatan Mental Remaja
2.1.7 Peran Lingkungan Keluarga Dalam Menjaga Kesehatan Mental Remaja

2.2 Hipotesis Penelitian................................................................................................

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................
3.2 Saran.......................................................................................................................
Daftar Pustaka........................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alasan pengambilan judul tersebut dikarenakan ketertarikan terhadap seberapa besar


pengaruh atau peran keluarga terhadap kondisi kesehetan mental anak.

Keluarga dipahami sebagai kelompok primer yang terdiri dari dua atau lebih orang
yang mempunyai jaringan interaksi interpersonal, hubungan darah, hubungan perkawinan,
dan adopsi. Definisi tersebut menunjukkan bahwa keluarga mensyaratkan adanya hubungan
perkawinan, hubungan darah, maupun adopsi sebagai pengikat.

Namun pada kenyataannya, ada sebagian anak dan remaja yang hidup di dalam
keluarga yang tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik yakni keluarga yang
mengalami perpecahan (broken home). Ulwan (2002) mengatakan bahwa broken home
adalah kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih sayang dari orangtua
sehingga membuat mental seorang anak menjadi frustasi,brutal dan susah diatur.

Kesehatan mental memiliki arti penting dalam kehidupan seseorang, dengan mental
yang sehat maka seseorang dapat melakukan aktifitas sebagai mahluk hidup. Kondisi mental
yang sehat akan membantu perkembangan seseorang kearah yang lebih baik dimasa
mendatang (Adityawarman, 2010). Kesehatan mental adalah keadaan dimana seseorang
mampu menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal,
dapat bekerja secara produktif dan mampu memberi kontribusi terhadap lingkunganya
(WHO, 2016). Sedangkan masalah kesehatan mental diartikan sebagai ketidakmampuan
seseorang menyesuaikan diri terhadap tuntutan dan kondisi lingkungan yang mengakibatkan
ketidakmampuan tertentu (Kartono, 2000).

Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), survei kesehatan


mental nasional pertama yang mengukur angka kejadian gangguan mental pada remaja 10 –
17 tahun di Indonesia, menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah
kesehatan mental sementara satu dari dua puluh remaja Indonesia memiliki gangguan mental
dalam 12 bulan terakhir.

Angka ini setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja. Remaja dalam kelompok ini
adalah remaja yang terdiagnosis dengan gangguan mental sesuai dengan panduan Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi Kelima (DSM-5) yang menjadi panduan
penegakan diagnosis gangguan mental di Indonesia.

Untuk mewujudkan kesehatan mental remaja tidak dapat terlepas dari peran serta
keluarga dan masyarakat dalam membina mental remaja. Beberapa hal yang dapat dilakukan
keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan kesehatan mental remaja yaitu: Orangtua harus
menyediakan watu dan tenaga, Keluarga ikut berpartisipasi dan merencanakan,
melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi kesehatan mental anak.
Dalam perkembangan kehidupan seperti sekarang ini banyak orang tua yang sulit
mendidik anak remajanya dalam keluarga, apalagi kondisi orangtua yang sibuk mencari
nafkah di luar rumah. Karena itu remaja juga mencari kesibukan di luar rumah dan asyik
dengan teman sebayanya membicarakan masalah yang mereka hadapi.

Pada prinsipnya mereka juga tidak mendapatkan solusi dari masalah yang mereka
alami, dan pada akhirnya mereka nekad untuk mencari solusi dengan cara mereka sendiri,
bahkan sering mereka mengorbankan mentalnya, seperti mengkonsumsi narkoba, pelecehan
seksual dan remaja juga sering mengabaikan pendidikan agama yang diberikan orangtuanya
dalam keluarga. Hal ini tidak terlepas juga dari kurangnya pengawasan orangtua terhadap
pergaulan anak remajanya yang bebas dengan lingkungan sosialnya. Banyak Rremaja yang
sibuk dengan memanfaatkan aplikasi jejaring sosial.

Penelitian ini, mengambil metode kualitatif deskriptif dengan desain studi kasus
tunggal karena sasaran yang diambil mempunyai karakteristik yang sama yaitu keluarga.
Analisis data yang digunakan yaitu model analisis interaktif yang terdiri dari komponen
pokok yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan sebab tiga komponen analisis
tersebut saling berkaitan dan berinteraksi. Validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi
sumber. Secara umum temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pola komunikasi yang
diterapkan dalam keluarga yaitu pola komunikasi demokratis, pola otoriter dan pola otoriter-
demokratis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran keluarga seorang anak remaja?


2. Apa pengaruh lingkungan keluarga tehadap kesehatan mental anak remaja?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari permasalahan yang ada, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan mengkaji secara mendalam tentang seberapa besar pengaruh dan peran
keluarga terhadap kesehatan mental anak.

1.4 Manfaat Penelitian

. Adapun manfaat dan kegunaan dari penelitian ini yaitu :


1. Dapat mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan keluarga terhadap kondisi
2. mental seorang anak.Untuk melatih pola pikir bagi penulis dalam menganalisa dan
mengembangkan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penelitian ( riset ) .
BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

2.1.1. Keluarga
Keluarga merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat, serta merupakan rantai
kehidupan yang bersejarah dalam perjalanan hidup manusia. Dengan kata lain, Keluarga
merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat, akan tetapi mempunyai pengaruh yang
besar.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan ‘’Keluarga’’ : ibu bapak dengan
anak-anaknya, satuan kekerabatan yang sangat mendasar di masyarakat. Keluarga merupakan
sebuah institusi terkecil di dalam masyarakat yang berfungsi sebagai wahana untuk
mewujudkan kehidupan yang tentram, aman, damai dan sejahtera dalam suasana cinta dan
kasih sayang diantara anggotanya.

Menurut Psikologi, Keluarga bisa diartikan sebagai dua orang yang berjanji hidup
bersama yang memiliki komitmen atas dasar cinta, menjalankan tugas dan fungsi yang saling
terkait karena sebuah ikatan

batin, atau hubungan perkawinan yang kemudian melahirkan ikatan sedarah, terdapat pula
nilai kesepahaman, watak, kepribadian yang satu sama lain saling mempengaruhi walaupun
terdapat keragaman, menganut

ketentuan norma, adat, nilai yang diyakini dalam membatasi keluarga dan yang bukan
keluarga.

Jadi Pengertian Keluarga ialah dimana Lingkungan keluarga merupakan pendidikan


yang pertama, disinilah anak mendapatkan didikan dan bimbingan. Dikatakan yang pertama,
karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan
yang paling banyak diterima oleh anak adalah di dalam keluarga. Adapun tujuan pendidikan
anak dalam keluarga adalah agar anak itu menjadi shaleh atau agar kelak tidak menjadi
musuh orang tuanya, yang akan mencelakakan orang tuanya. Mengenai kesehatan mental
anak tentu keluarga berperan sangat penting, karena dari banyaknya waktu anak itu lebih
banyak bersama keluarga. Jadi secara otomatis apa yang dilihat dan didengar anak dapat
membentuk mental anak.
2.1.2 Remaja
Pengertian Remaja

Remaja adalah waktu manusia berumur 13-18 tahun. Pada masa remaja manusia tidak
dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah
masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.

Dalam mempelajari perkembangan remaja, remaja dapat didefinisikan secara biologis


sebagai perubahan fisik yang ditandai oleh permulaan pubertas dan penghentian pertumbuhan
fisik, secara kognitif, sebagai perubahan dalam kemampuan berpikir secara abstrak atau
secara sosial, sebagai periode persiapan untuk menjadi orang dewasa. Perubahan pubertas
dan biologis utama termasuk perubahan pada organ seks, tinggi, berat, dan massa otot,
perubahan besar dalam struktur otak, serta perubahan suara. Kemajuan kognitif mencakup
peningkatan pengetahuan dan kemampuan berpikir secara abstrak dan bernalar secara lebih
efektif.

2.1.3 Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya
alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah
maupun di dalam lautan. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.

Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan berhubungan
timbal balik. Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang antara
makhluk hidup dan komponen abiotik lainnya.

Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain.

2.1.4 Kesehatan Mental


Kesehatan mental adalah kondisi dimana seseorang memiliki kesejahteraan yang terlihat
dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk
mengatasi tekanan hidup dan normal di setiap situasi dalam kehidupan, mampu bekerja
secara produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi kepada
komunitasnya.

Menurut Federasi Kesehatan Mental Dunia (World Federation for Mental Health)
menjelaskan pengertian dari kesehatan mental sebagai kondisi yang memungkinkan adanya
perkembangan yang baik secara fisik, intelektual dan emosional, sepanjang hal itu sesuai
dengan keadaan orang lain.
Kesehatan mental yang baik memiliki kondisi batin yang berada dalam keadaan
tentram, tenang dan positif, sehingga hal tersebut membuat seseorang untuk menikmati
kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar. Namun ketika sebaliknya ketika
memiliki gangguan kesehatan mental maka akan menimbulkan dampak seperti: emosi selalu
tinggi dan cepat marah dan mengalami sakit yang tidak dapat dijelaskan.

2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan mental, antara lain:

1. Faktor Fisik (organo biologis)

Faktor fisik cukup dapat mempengaruhi kualitas kesehatan mental pada seseorang.
Seseoang yang mengalami sakit fisik berat atau sakit fisik dalam waktu yang lama akan
mempengaruhi kondisi emosional dan dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh secara
drastis dan semangat hidupnya juga berkurang

2. Faktor mental/emosional (psikoedukatif)

Kekuatan pada mental dan emosional yang mendukung, serta saran positif diperlukan
untuk membangunkan semangat hidup dalam mengembalikan kesehatan jasmani dan rohani

3. Faktor sosial budaya (sosial kultural)

Keluarga, lingkungan, budaya, sangat menentukan kualitas kesehatan mental


emosional seseorang dalam mengahadapi setiap permasalahan yang ada.

Dilihat dari faktor yang mempengaruhi kesehatan mental tersebut, maka keluarga
adalah salah satu fakor yang berpengaruh besar terhadap kesehatan mental seseorang. Agar
kesehatan mental dapat tercapai maka dibutuhkan upaya pencegahan berawal dari keluarga.
Keluarga bisa menjadi faktor protektif, namun juga pemicu munculnya gangguan mental.

Sebagaimana diketahui, keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dimana


seseorang bertempat tinggal, berinteraksi satu sama lain, tempat dibentuknya nilai-nilai, pola
pemikiran serta kebiasaan. Keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan
kepribadian seseorang yang berkembang mulai kanak-kanak. Keluarga menjadi lini pertama
dalam pembentukan kesehatan mental. Keluarga yang kurang dapat menjalankan fungsinya
dengan baik, akan rentan memunculkan gangguan psikologis / gangguan mental mulai
dalam taraf ringan sampai berat pada anggota keluarga, antara lain tidak percaya diri, konsep
diri negatif, dropout sekolah, antisosial, problem sexualitas, cemas maupun depresi. Berbagai
gangguan tersebut dapat muncul pada masa sekarang dan atau pada tahap perkembangan
selanjutnya. Mulai dari makanan dengan gizi mengidentifikasi kebutuhan fisik dari anak.
2.1.6 Pengaruh lingkungan keluarga terhadap kesehatan mental
remaja
Lingkungan keluarga merupakan tempat pertama kali anak melihat seperti apa
kehidupan dan belajar dari apa yang mereka lihat. Jika mulai anak terlahir di dunia sudah
melihat hal-hal positif di lingkungan keluarganya seperti komunikasi yang baik dan rasa
kasih sayang antara sesama maka bisa terjadi.

Pengaruh lingkungan keluarga terhadap kesehatan mental anak yaitu saling


berhubungan antara keduanya karena peran lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor
penentu kesehatan mental pada anak. Jika lingkungan keluarga yang harmonis dan terjaga
dengan baik maka kesehatan mental anak akan baik dan jika lingkungan keluarga tidak
terjaga dengan baik maka bisa mempengaruhi kesehatan mental atau biasa disebut mengalami
gangguan kesehatan mental. Akan tetapi hal tersebut tidak dapat dijadikan sebagai patokan
karena semua akan kembali pada pribadi anak masing-masing dan bagaimana anak belajar
dari apa yang anak lihat di dalam maupun di luar rumah.

2.1.7 Peran keluarga dalam menjaga kesehatan mental remaja


Orangtua akan mudah yang tercukupi hingga pakaian yang sesuai dengan kebutuhan.
Namun, kebutuhan mental anak mungkin akan sulit untuk mengidentifikasinya. Padahal
kesehatan mental anak juga sangat perlu dipenuhi. Apabila kesehatan mental anak terpenuhi,
maka anak akan dapat berpikir dengan jernih, memiliki perkembangan yang baik dan sesuai
dengan usianya, serta antusias dalam mempelajari keterampilan baru.

Menemani anak dan memberikan kata-kata penyemangat dari orang dewasa kepada
anak dapat membantu anak mengembangkan kepercayaan diri, harga diri, dan pandangan
emosional yang sehat tentang kehidupan. Ada beberapa hal yang semua anggota keluarga
dapat lakukan untuk menjaga kesehatan mental anak, antara lain sebagai berikut:

1. Memberikan Pujian Pada Anak

Memberikan pujian atas kemampuan anak dapat membantu mereka mengembangkan


keinginan untuk mengeksplorasi hal baru dan belajar. Biarkan anak bereksplorasi dan
bermain sesuai dengan usianya. Yakinkan anak dengan tersenyum dan seringlah mengajak
anak untuk berbicara. Jadilah peserta aktif dalam setiap kegiatan anak. Perhatian dari
keluarga dapat membantu anak untuk membangun kepercayaan dan harga dirinya.

2. Menetapkan Tujuan yang Realistis

Anak membutuhkan tujuan realistis yang sesuai dengan ambisi dan kemampuan
mereka. Dengan bantuan keluarga, anak dapat memilih kegiatan baru yang dapat menguji
kemampuan mereka dan meningkatkan kepercayaan diri.
3. Jujur

Jangan sembunyikan kegagalan yang anggota keluarga alami dari anak. Penting bagi
mereka untuk mengetahui bahwa semua orang pasti membuat kesalahan. Dengan mengetahui
bahwa orang dewasa tidak sempurna bisa membantu mereka memahami kehidupan.

4. Menyelaraskan Perkataan dan Perbuatan

Penting bagi orang tua untuk memberikan contoh perilaku yang baik kepada anak
karena pada hakikatnya anak akan lebih mudah mencontoh perilaku yang dilakukan oleh
orangtuanya daripada hanya mendengar perkataan belaka.

5. Menghindari Komentar Sarkastik

Jika seorang anak gagal dalam sebuah ujian, cari tahu bagaimana perasaan anak
mengenai situasi tersebut. Anak mungkin akan berkecil hati. Namun jika orangtua tahu
situasi yang tepat, maka ajaklah anak untuk berbicara. Menerima kegagalan adalah salah satu
cara terbaik untuk menguatkan kesehatan mental anak.

6. Menyemangati dan Memotivasi Anak

Jangan selalu meminta anak untuk berusaha mendapatkan hasil yang terbaik, tetapi
ajari anak untuk selalu menikmati proses yang dilakukan. Mengeksplorasi aktivitas baru akan
mengajarkan anak tentang teamwork, harga diri, dan keterampilan baru.
BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Lingkungan keluarga memiliki pengaruh kuat pada kehidupan anak, selama masa
perkembangan dan pertumbuhan anak remaja peran orang tua sangat dibutuhkan. Anak
membutuhkan perhatian, kepedulian orang tua, rasa aman, kehangatan, dan kedekatan dengan
orang tua. Akan tetapi beberapa anak tidak mendapatkan hal tersebut, anak kehilangan sosok
ayah dan ibunya. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk
kepribadian seorang anak, baik itu peran ayah ataupun peran ibu keduanya harus turut
berperan dalam membentuk kepribadian seorang anak. Ketika orang tua mampu melakukan
perannya dengan baik maka akan tercipta lingkungan keluarga yang sehat, karena lingkungan
keluarga sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental anak.

Peran orang tua yang tidak dirasakan oleh anak membuatnya merasa tidak nyaman
pada teman sebaya. Hubungan teman sebaya memang berjalan baik akan tetapi tidak
membawa dampak positif bagi anak. Teman banyak membawa pengaruh negatif dan selalu
melakukan aktivitas sosial negatif, sehingga anak yang cenderung memiliki kelekatan dengan
teman sebaya melakukan konformitas. Bahkan pada perilaku seks, temanlah salah satu
sumber informasi seks yang dominan.

3.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan diantaranya adalah:

Hendaknya keluarga selalu memperhatikan perkembangan mental remaja baik saat ia berada
di dalam rumah maupun pada saat duliar di lingkungan masyarakat, serta lebih banyak berusaha
meluangkan waktu untuk, baik itu memberikan rasa aman, nyaman dan menciptakan suasana rumah
yang damai agar mental remaja tumbuh dan berkembang secara baik dan sempurna. Jangan terlalu
sibuk mengejar perekonomian sehingga anak nantinya akan mencari kebahagiaan dan kenyamanan
diluar lingkungan keluarga, serta menyampaikan pendidikan dan informasi sebagai bekal dan agar
tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan luar yang tidak baik.
DAFTAR PUSTAKA
Diananda, Amita. "Psikologi remaja dan permasalahannya." ISTIGHNA: Jurnal
Pendidikan dan Pemikiran Islam 1.1 (2019): 116-133.

Framanta, Galih Mairefa. "Pengaruh lingkungan keluarga terhadap kepribadian anak."


Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK) 2.1 (2020): 126-129.

Hasil Survei I-NAMHS: Satu dari Tiga Remaja Indonesia Memiliki Masalah Kesehatan
Mental. Ugm.ac.id.URL: https://www.ugm.ac.id/id/berita/23086-hasil-survei-i-
namhs-satu-dari-tiga-remaja-indonesia-memiliki-masalah-kesehatan-mental. Diakses
tanggal 24 Oktober 2022

Keluarga. Wikipedia.org.URL: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Keluarga. Diakses tanggal


27 Februari 2004

Mengenal Father Hunger, Gangguan Psikologi Anak yang Kehilangan Sosok Ayah.
Beritasatu.com. URL : https://www.beritasatu.com/lifestyle/1037383/mengenal-
father-hunger-gangguan-psikologi-anak-yang-kehilangan-sosok-ayah/amp. Diakses
tanggal 10 April 2023

Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Kesehatan Mental Anak. Kompasiana.com. URL


:https://www.kompasiana.com/amp/nurrochmatullaili/629f6653bb448618b13f7552/
pengaruh-lingkungan-keluarga-terhadap-kesehatan-mental-anak. Diakses tanggal 7
Juni 2022

Pengertian Mental Health dan 10 Cara Menjaganya. Psikologi.esaunggul.ac.id. URL :


https://psikologi.esaunggul.ac.id/pengertian-mental-health-dan-10-cara-
menjaganya/. Diakses tanggal 26 Oktober 2022

Portal:Lingkungan. Wikipidia.org. URL : https://id.wikipedia.org/wiki/Portal:Lingkungan.


Diakses tanggal 19 Mei 2021

Prihantoro, Wisnu Septian Ginanjar, and Syamsu Hadi. "Pengaruh pendidikan


kewirausahaan, motivasi berwirausaha dan lingkungan keluarga terhadap sikap
mental kewirausahaan." Economic education analysis journal 5.2 (2016): 705-705.

Ranny, Ranny, et al. "Konsep diri remaja dan peranan konseling." JPGI (Jurnal Penelitian
Guru Indonesia) 2.2 (2017): 40-47.

Remaja. Wikipedia.org. URL : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Remaja. Diakses Agustus


2014

Replita, Replita. "Pengaruh lingkungan sosial dan keadaan ekonomi keluarga terhadap
kesehatan mental remaja di Kelurahan Aek Tampang." Jurnal Kajian Gender dan
Anak 2.2 (2018): 147-170.
Sehat Mental Atau Gangguan Mental ? Berawal Dari Keluarga oleh Ismiyati Yuliatun,
S.Psi, Psi. rsjd-surakarta.jatengprov.go.id. URL : https://rsjd-
surakarta.jatengprov.go.id/2020/08/27/sehat-mental-atau-gangguan-mental-berawal-
dari-keluarga-oleh-ismiyati-yuliatun-s-psi-psi/. Diakses tanggal 27 Agustus 2022

Syarbini, Amirulloh. Model pendidikan karakter dalam keluarga. Elex Media


Komputindo, 2014.

Anda mungkin juga menyukai