Anda di halaman 1dari 23

Undang Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 1999

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008


Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4880);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2019
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6398);
4. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
5. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5887), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72
Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 187);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 120 tahun 2018 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 80 tahun 2015 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 157);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 49 Tahun 2016 Tentang Pedoman Teknis
Pengorganisasian Dinas Kesehatan Provinsi Dan
Kabupaten/Kota(Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1502);
9. Peraturan Menteri Dalam Republik Indonesia Negeri
Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pembinaan dan
Pengendalian Penataan Perangkat Daerah;
10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 17 Tahun 2021
tentang Penyetaraan Jabatan Administrasi kedalam
Jabatan Fungsional (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 525);
11. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2021 tentang Penyederhanaan Struktur
Organisasi pada Instansi Pemerintah untuk
Penyederhanaan Birokrasi (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 546);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hulu Nomor 5
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Rokan Hulu Tahun 2016 Nomor 5) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Rokan
Hulu Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hulu Nomor 5
Tahun 2016 (Lembaran Daerah Kabupaten Rokan
Hulu Tahun 2020 Nomor 15).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN,


SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA
TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN ROKAN
HULU.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Rokan Hulu.
2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan penyelenggara Pemerintah
Daerah Kabupaten.
4. Bupati adalah Bupati Rokan Hulu.
5. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Rokan Hulu.
6. Perangkat Daerah Kabupaten Rokan Hulu adalah unsur pembantu
Bupati dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Rokan Hulu
dalam penyelenggaraan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan
daerah Kabupaten Rokan Hulu.
7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Rokan Hulu;
8. Dinas Kesehatan adalah Perangkat Daerah yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan bidang kesehatan.
9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hulu;
10. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan adalah Unsur Pelaksana
Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hulu yang melaksanakan sebagian
kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang yang
mempunyai wilayah kerja di satu atau beberapa kecamatan;
11. Subkoordinator adalah pejabat fungsional Ahli Muda yang diberikan
tugas dan fungsi koordinasi serta pengelolaan kegiatan sesuai bidang
tugasnya dalam suatu satuan kerja sebagaimana diatur peraturan
perundang-undangan tentang organisasi dan tata kerja instansi;
12. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada
keahlian dan keterampilan tertentu;
13. Pejabat Fungsional adalah Pegawai ASN yang menduduki jabatan
fungsional;
14. Kelompok Jabatan Fungsional adalah tenaga fungsional yang
melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Daerah, sesuai dengan
keahlian dan kebutuhan daerah.

BAB II
KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 2
(1) Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah.
(2) Dinas Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh
Seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 3
(1) Dinas Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, mempunyai
tugas membantu Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan
kepada Daerah.
(2) Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan pada Sekretariat, Bidang Kesehatan
Masyarakat, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,
Bidang Pelayanan Kesehatan dan Bidang Sumber Daya Kesehatan
dan Kefarmasian;
b. pelaksanaan kebijakan pada Sekretariat, Bidang Kesehatan
Masyarakat, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,
Bidang Pelayanan Kesehatan dan Bidang Sumber Daya Kesehatan
dan Kefarmasian;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pada Sekretariat, Bidang
Kesehatan Masyarakat, Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit, Bidang Pelayanan Kesehatan dan Bidang Sumber Daya
Kesehatan dan Kefarmasian;
d. pelaksanaan administrasi pada Sekretariat, Bidang Kesehatan
Masyarakat, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit,
Bidang Pelayanan Kesehatan dan Bidang Sumber Daya Kesehatan
dan Kefarmasian; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan
tugas dan fungsinya.

Pasal 4

(1) Susunan organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari :


a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, terdiri atas:
1. Subbagian Keuangan dan Pengelolaan Aset;
2. Subbagian Hukum, Kepegawaian dan Umum;
c. Bidang Kesehatan Masyarakat;
d. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;
e. Bidang Pelayanan Kesehatan;
f. Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Kefarmasian;
g. Kelompok jabatan fungsional;
h. Unit Pelaksana Teknis Dinas.
(2) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris, Bidang dipimpin oleh
Kepala Bidang, Subbagian dipimpin oleh Kepala Subbagian.
(3) Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan tercantum dalam
Lampiran II dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

Pasal 5

(1) Kepala Dinas merupakan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (eselon


II.b).
(2) Sekretaris merupakan Pejabat Administrator (eselon III.a) dan Kepala
Bidang merupakan Pejabat Administrator (III.b).
(3) Kepala Subbagian merupakan Pejabat Pengawas (eselon IV.a).

BAB III
TUGAS DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Kepala Dinas
Pasal 6
(1) Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan
urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas
pembantuan yang ditugaskan kepada daerah pada bidang
kesehatan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepala dinas menyelenggarakan fungsi perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan,
pelaksanaan administrasi dan pelaksanaan fungsi lain yang
diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsi pada Dinas
Kesehatan.

Bagian Kedua
Sekretaris
Pasal 7

(1) Sekretaris mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam


melakukan penyusuan program kerja, koordinasi, fasilitasi dan
evaluasi di lingkungan Dinas Kesehatan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Sekretaris menyelenggarakan fungsi :
a. pengkajian, penyusunan, pengusulan dan pengembangan
rencana program/kegiatan dan anggaran Sekretariat;
b. penyusunan program kerja dan rencana operasional pada
Sekretariat;
c. penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan
memeriksa hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Sekretariat;
d. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaantugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan
kepada Kepala Dinas;
e. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan
sesuai tugas dan fungsinya.
Paragraf 1
Kepala Subbagian Keuangan dan
Pengelolaan Aset
Pasal 8
Kepala Subbagian Keuangan dan Pengelolaan Aset mempunyai tugas :
a. merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Subbagian
Keuangan dan Pengelolaan Aset;
b. membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil pelaksanaan
tugas bawahan di lingkungan Subbagian Keuangan dan Pengelolaan
Aset;
c. melaksanakan urusan Administrasi Kepegawaian;
d. melakukan Penata Usahaan Barang Milik Daerah yang berada pada
penguasaan Dinas Kesehatan;
e. melaksanakan penyelesaian tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan
atau pemutakhiran data hasil pemeriksaan pelaksanaan kegiatan;
f. melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan
tugas dan kegiatan pada Subbagian Keuangan dan Pengelolaan Aset;
dan
g. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.

Paragraf 2
Kepala Subbagian Hukum, Kepegawaian dan Umum
Pasal 9

Kepala Subbagian Hukum, Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas:


a. merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Subbagian
Hukum, Kepegawaian dan Umum;
b. membagi tugas, memberi petunjuk dan memeriksa hasil pelaksanaan
tugas bawahan di lingkungan Subbagian Hukum, Kepegawaian dan
Umum;
c. melaksanakan fasilitasi administrasi kepegawaian;
d. melaksanakan koordinasi penyusunan analisa jabatan, analisa beban
kerja, peta jabatan, proyeksi kebutuhan pegawai, standar kompetensi,
dan evaluasi jabatan;
e. melaksanakan proses penegakan disiplin pegawai;
f. membuat laporan perkembangan kepegawaian;
g. menyelenggarakan urusan kehumasan;
h. melaksanakan pengelolaan kearsipan dan dokumentasi;
i. melaksanakan dan mengatur fasilitas rapat, pertemuan dan upacara,
serta melakukan kegiatan keprotokolan dan administrasi perjalanan
dinas;
j. melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana kantor,
kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban kantor;
k. melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan
tugas dan kegiatan pada Subbagian Kepegawaian dan Umum; dan
l. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai
tugas dan fungsinya.
Bagian Ketiga
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
Pasal 10

(1) Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melakukan


penyusunan program kerja, koordinasi, fasilitasi dan evaluasi terkait
dengan urusan Kesehatan Keluarga, Gizi, Kesehatan, Pemberdayaan
Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Kepala Bidang mempunyai fungsi :
a. pengkajian, penyusunan, pengusulan dan pengembangan rencana
program/kegiatan dan anggaran bidang kesehatan masyarakat;
b. penyusunan program kerja dan rencana operasional Bidang
Kesehatan Masyarakat;
c. penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa
hasil pelaksanaan tugas terkait urusan Kesehatan Keluarga dan
Gizi, Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, dan
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga;
d. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporanpelaksanaan
tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan kepada Kepala
Dinas;
e. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai
tugas dan fungsinya.

Bagian Keempat
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pasal 11

(1) Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai


tugas melakukan penyusunan program kerja, koordinasi, fasilitasi
dan evaluasi terkait dengan urusan Surveilans dan Imunisasi,
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Kepala Bidang mempunyai fungsi:
a. pengkajian, penyusunan, pengusulan dan pengembangan rencana
program/kegiatan dan anggaran bidang Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit;
b. penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Bidang
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;
c. penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa
hasil pelaksanaan tugas operasional pada Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit;
d. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan
kepada Kepala Dinas;
e. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai
tugas dan fungsinya.
Bagian Kelima
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan
Pasal 12

(1) Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melakukan


penyusunan program kerja, koordinasi, fasilitasi dan evaluasi terkait
dengan urusan Pelayanan Kesehatan Primer dan Kesehatan
Tradisional, Pelayanan Kesehatan Rujukan, dan Pembiayaan
Jaminan Kesehatan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Kepala Bidang mempunyai fungsi:
a. pengkajian, penyusunan, pengusulan dan pengembangan rencana
program/kegiatan dan anggaran bidang pada Bidang Pelayanan
Kesehatan;
b. penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Bidang
Pelayanan Kesehatan;
c. penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa
hasil pelaksanaan tugas pada Bidang Pelayanan Kesehatan;
d. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporanpelaksanaan
tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan kepada Kepala
Dinas;
e. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai
tugas dan fungsinya.

Bagian Keenam
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Kefarmasian
Pasal 13
(1) Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan dan Kefarmasian mempunyai
tugas melakukan penyusunan program kerja, koordinasi, fasilitasi
dan evaluasi terkait dengan urusan Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
Pengembangan Sarana Prasarana Kesehatan dan Pengembangan dan
Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Kepala Bidang mempunyai fungsi:
a. pengkajian, penyusunan, pengusulan dan pengembangan rencana
program/kegiatan dan anggaran bidang pada Bidang Sumber
Daya Kesehatan dan Kefarmasian;
b. penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Bidang
Sumber Daya Kesehatan dan Kefarmasian;
c. penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa
hasil pelaksanaan tugas pada Bidang Sumber Daya Kesehatan dan
Kefarmasian;
d. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan
kepada Kepala Dinas;
e. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai
tugas dan fungsinya.
BAB IV
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 14

(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4


ayat (1) huruf (g) sesuai dengan bidang keahlian dan
keterampilannya, ditetapkan dan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Jenis, jenjang dan jumlah Kelompok Jabatan Fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan
kebutuhan, analisis jabatan, dan analisis beban kerja.

Pasal 15
(1) Kelompok Jabatan Fungsional melaksanakan tugas sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.
(2) Dalam pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat ditetapkan Sub Koordinator untuk melaksanakan tugas atau
fungsi tertentu yang dipimpin oleh pejabat fungsional jenjang Ahli
Muda yang ditunjuk oleh Bupati.

BAB V
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
Bagian Kesatu
UPTD Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Pasal 16
(1) UPTD Puskesmas mempunyai tugas teknis operasional
penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada masyarakat dan
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah keıjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) UPTD Puskesmas mempunyai fungsi :
a. pembantuan dan bertanggungiawab kepada Kepala Dinas
Kesehatan dalam perencanaan, pengorganisasian,
penyelenggaraan, pengawasan evaluasi dan tindaklanjut
terhadap pelayanan dan pembangunan kesehatan di
tingkat kecamatan;
b. perumusan kebijakan operasional dalam bidang pelayanan
kesehatan dalam Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
maupun Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM);
c. pelaksanaan fungsi manajemen (Perencanaan,
Pengorganisasian, Pelaksanaan, Pengawasan dan evaluasi)
dalam urusan ketatausahaan, UKM Esensial dan
Perawatan Kesehatan Masyarakat, UKP Kefarmasian dan
Laboratorium, UKM Pengembangan serta jaringan
pelayanan Puskesmas;
d. pelaksanaan pembinaan teknis dan administratif kepada
jarirngan pelayanan Puskesmas (puskesmas pembantu,
puskesmas keliling dan bidan desa) dan Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) Swasta (jejaring) diwilayah kerjanya;
e. pelaksanaan upaya kesehatan strata pertama (primer} bagi
masyarakat dan perorangan secara merata di wilayah
kerjanya;
f. pembinaan setiap upaya kesehatan strata pertama yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah keıjanya serta membina setiap upaya kesehatan
strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat dan
dunia usaha di wilayah kerjanya;
g. pelaksanaan rujukan upaya kesehatan masyarakat berupa
rujukan sarana, rujukan tenaga, dan rujukan
operasional standar diluar pelayanan FKTP;
h. pemberdayaan orang perorangan, keluarga dan masyarakat
agar berperan aktif dalam setiap penyelenggaraan upaya
kesehatan oleh puskesmas atan swasta untuk kepentingan
peningkatan derajat kesehatan masyarakat;
i. pengevaluasian pelaksanaan kegiatan Puskesmas
berdasarkan realisasi program kerja sebagai bahan dalam
menyusun program kerja berikutnya;
j. penilaian Prestasi kerja setiap staf sebagai bahan
pertimbangan dalam peningkatan karier;
k. pembagian dan memberikan tugas kepada staf sesuai
dengan kompetensi dan kebutuhan organisasi;dan
l. pelaksanaan tugas-tugas lain sesuai dengan instruksi yang
diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan.

Bagian Kedua
UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda)

Pasal 17
(1) UPTD Laboratorium Kesehatan mempunyai tugas sesuai dengan azas
penyelenggaraan dan melaksanakan sebagian kegiatan teknis dinas.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan perencanaan, pengorganisasian dan
penyelenggaraan serta evaluasi terhadap pelayanan pemeriksaan
laboratorium yang berkaitan dengan bidang kesehatan;
b. pelaksanaan pemeriksaan laboratorium guna evaluasi dan tindak
lanjut suatu penyakit;
c. pelaksanaan pemeriksaan laboratorium guna evaluasi dan
tindak lanjut suatu penyakit;
d. penetapan suatu sampel mengandung zat yang dapat
menimbulkan terganggunya kesehatan/meninggalnya
seseorang;
e. pelaksanaan pemeriksaan laboratorium guna menunjang
penentuan pencegahan dan tindak lanjut penanganan
Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular;
f. pelaksanaan Pemeriksaan food security untuk pejabat negara;
g. pelaksanaan Sarana penunjang pemeriksaan calon tenaga kerja;
h. pelaksanaan Pengambilan sampel air bersih dan air minum
untuk Usaha Air Minum Isi Ulang dilapangan setelah
berkoordinasi dengan petugas kesehatan lingkungan pada
wilayah kerja puskesmas;dan
i. pelaksanaan Pemeriksaan Air bersih dan air minum serta
menetapkan hasil pemeriksaan.
Bagian Ketiga
UPTD Instalasi Farmasi

Pasal 18
(1) UPTD Instalasi Farmasi mempunyai tugas sesuai dengan azas
penyelenggaraan dan melaksanakan sebagian kegiatan teknis dinas.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) UPTD Instalasi Farmasi mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan seleksi obat publik dan perbekalan kesehatan
untuk pelayanan kesehatan dasar;
b. pelaksanaan perhitungan kebutuhan obat publik dan perbekalan
kesehatan untuk pelayanan kesehatan dasar;
c. pelaksanaan Pro-aktif membantu perencanaan dan pelaksanaan
pengadaan obat dan perbekalan kesehatan;
d. pelaksanaan penerimaan obat publik dan perbekalan kesehatan
dari berbagai sumber angaran;
e. pelaksanaan penyimpanan obat publik dan perbekalan
kesehatan dari berbagai sumber anggaran;
f. pelaksanaan pendistribusian obat publik dan perbekalan
kesehatan dari berbagai sumber anggaran sesuai dengan
permintaan dari pemilik program atau permintaan unit pelayanan
kesehatan;
g. pelaksanaan pencatatan dan pelaporan obat publik dan
perbekalan kesehatan serta obat program kesehatan yang menjadi
tanggung jawabnya;
h. pelaksanaan monitoring, supervisi dan evaluasi pengelolaan obat
publik dan perbekalan kesehatan pada unit pelayanan kesehatan
di wilayah kerjanya;
i. pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pengelolaan obat publik dan
perbekalan kesehatan serta penggunaan obat rasional bagi tenaga
kesehatan di unit pelayanan kesehatan dasar; dan
j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan secara tertulis
maupun lisan sesuai dengan kewenangan dan bidang tugas dan
fungsinya dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

Bagian Keempat
UPTD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Pasal 19
(1) Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas pokok
merumuskan sasaran, mengkoordinasikan,
menyelenggarakan, membina, mengarahkan, mengevaluasi
serta melaporkan pelaksanaan urusan dan tugas pembantuan
sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangannya
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) UPTD Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan rumah sakit sesuai visi
rumah sakit dan kebijakan Bupati Rokan Hulu;
b. pengkoordinasian penyusunan program kerja rumah sakit.
c. pembinaan dan pelaksanaan urusan pegawai;
d. pengelolaan sumber dana dan sarana yang tersedia di
rumah sakit untuk dimanfaatkan dengan tepat guna yang
optimal sesuai dengan fungsi rumah sakit.
e. penyelenggaraan pengelolaan keuangan rumah sakit sesuai
Undang-Undang dan peraturan yang berlaku.
f. penyelenggaraan pengadaan kebutuhan rumah sakit
sesuai dengan kebutuhan yang berlaku.
g. pembuatan laporan kinerja operasional dan kinerja
keuangan sebagai pertanggungjawaban kepada Bupati
Rokan Hulu melalui Kepala Dinas Kesehatan;
h. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Pimpinan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB VI
TATA KERJA

Pasal 20
(1) Dinas Kesehatan dalam melaksanakan urusan yang menjadi
kewenangannya, berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas dan fungsi
berkoordinasi sesuai dengan kedekatan fungsi koordinasi kepada
Sekretaris Daerah melalui Asisten dan Bagian terkait.
(3) Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas dan fungsi melakukan
hubungan kerja melalui pola konsultatif dan koordinatif.
(4) Hubungan kerja konsultatif dimaksudkan untuk menyamakan
persepsi dalam melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan
kewenangan, dapat dilakukan tanpa terikat pada hubungan
struktural secara berjenjang.
(5) Hubungan kerja koordinatif dimaksudkan untuk pengembangan
hubungan kerja yang sinergis dan terpadu dalam penanganan dan
penyelesaian tugas dan fungsi sesuai dengan kewenangan untuk
menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan
secara substansi dan menjamin keselarasan program dan kegiatan.
(6) Untuk menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas dan fungsi
dalam pengusulan program dan kegiatan, Dinas Kesehatan wajib
memperhatikan fungsi-fungsi pada masing-masing perangkat daerah
yang mempunyai kesamaan nomenklatur fungsinya.
(7) Tugas dan fungsi Dinas Kesehatan dilaksanakan oleh Pejabat
Pimpinan Tinggi Pertama (eselon II.b), Pejabat Administrator (eselon
III.a dan III.b), Pejabat Pengawas (eselon IV.a), Pejabat Fungsional
dan Pelaksana.
(8) Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas, fungsi dan
pertanggungjawaban dilakukan secara berjenjang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
(9) Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan
menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintah yang baik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(10) Subkoordinator melaksanakan kegiatan perencanaan, pengelolaan,
dan pengendalian pada jabatan administrasi sebelumnya di unit
kerja sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
(11) Penyusunan, perumusan dan pembagian tugas jabatan serta uraian
kegiatan Subkoordinator Kelompok Jabatan Fungsional dan
Kelompok Jabatan Fungsional serta Pelaksana dikoordinasikan oleh
Pejabat Administrator.
BAB VII
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN
Pasal 21

(1) Kepala Dinas Kesehatan diangkat dan diberhentikan oleh Bupati dari
Aparatur Sipil Negera yang telah memenuhi syarat sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Sekretaris Dinas, Kepala Bidang, Kepala Unit Pelaksana Teknis,
Kepala Subbagian dan Kelompok Jabatan Fungsional diangkat dan
diberhentikan oleh Bupati dari Aparatur Sipil Negara yang telah
memenuhi syarat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VIII
PEMBIAYAAN
Pasal 22

Sumber-sumber pembiayaan perangkat daerah berasal dari Anggaran


Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Rokan Hulu dan sumber-sumber
sah dan tidak mengikat, sesuai Peraturan Perundang-Undangan.

BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 23

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku:


a. pejabat pengawas yang masih kosong dan/atau belum terisi
berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 60 Tahun 2019 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hulu, dapat dilantik berdasarkan
Peraturan Bupati Nomor 60 Tahun 2019 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Rokan Hulu tersebut;
b. pejabat pengawas yang telah dan/atau sedang menduduki jabatan
struktural namun nomenklatur jabatan struktural tersebut telah
dihapus berdasarkan Peraturan Bupati ini, sepanjang belum dilantik
kedalam jabatan fungsional hasil penyetaraan tetap melaksanakan
tugas dan fungsi berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 60 Tahun
2019 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
serta Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hulu;
c. pejabat pengawas yang belum dilantik kedalam jabatan fungsional
hasil penyetaraan, tetap diberikan hak kepegawaian dan hak
keuangan lainnya yang sah berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
LAMPIRAN I
PERATURAN BUPATI ROKAN HULU
NOMOR : TAHUN 2021
TENTANG
KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,
TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA
DINAS KESEHATAN KABUPATEN ROKAN
HULU

FUNGSI SUB KOORDINATOR KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL


DINAS KESEHATAN KABUPATEN ROKAN HULU

Pengelompokan Fungsi Kelompok Jabatan Fungsional pada Dinas


Kesehatan.
A. Kelompok Jabatan Fungsional pada Sekretariat
Subkoordinator Kelompok Jabatan Fungsional Substansi Program
dan Informasi, menyelenggarakan fungsi:
a) perencanaan program/kegiatan dan penganggaran pada
Urusan Program dan Informasi;
b) pembagian tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan substansi Program
dan Informasi;
c) pelaksanaan koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas
Sektor yang berhubungan dengan Urusan Program dan
Informasi;
d) penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria dan SOP
dalam pelaksanaan urusan pelayanan urusan Program dan
Informasi (Penyusunandan melaksanakan kebijakan teknis di
bidang pengembangan sistem informasi, sistim pencatatan dan
pelaporan terpadu puskesmas, pengelolaan teknologi
informasi, dan pengelolaan data informasi, rencana strategis,
Standar Pelayanan Minimal, Rencana Kerja Pemerintah
Daerah, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah unit kerja, LPPD
dan Profil Kesehatan);
e) pelaksanaan program/kegiatan pada urusan Program dan
Informasi;
f) pelaksanaan peningkatan kemampuan manajemen,
pengelolaan program/kegiatan Urusan Program dan Informasi;
g) pelaksanaan pemantauan, pembinaan, evaluasi dan membuat
laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan pada urusan Program
dan Informasi; dan
h) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

B. Kelompok Jabatan Fungsional pada Bidang Kesehatan Masyarakat


1. Subkoordinator Kelompok Jabatan Fungsional Substansi
Kesehatan Keluarga dan Gizi, menyelenggarakan fungsi:
a) perencanaan program/kegiatan dan penganggaran pada
urusan Kesehatan Keluarga dan Gizi;
b) pembagian tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan substansi
Kesehatan Keluarga dan Gizi;
c) pelaksanaan koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas
Sektor yang berhubungan dengan urusan Kesehatan Keluarga
dan Gizi;
d) penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria dan SOP
dalam laksanaan urusan pelayanan kesehatan keluarga
(kesehatan lansia, kesehatan usia subur dan keluarga
berencana, perlindungan kesehatan reproduksi, kesehatan ibu
hamil, kesehatan maternal, kesehatan neonatal dan
pencegahan komplikasi, kesehatan ibu bersalin dan nifas,
kesehatan bayi, kesehatan anak balita dan anak pra sekolah,
anak usia sekolah, kesehatan anak remaja, kesehatan anak
berkebutuhan khusus) dan gizi (peningkatan status gizi
masyarakat, perbaikan kualitas asupan pangan dan gizi
masyarakat);
e) pelaksanaan program/kegiatanpada urusan keluarga dan gizi;
f) pelaksanaan peningkatan kemampuan manajemen,
pengelolaan program/kegiatan urusan keluarga dan gizi;
g) pelaksanaan pemantauan, pembinaan evaluasi dan pembuatan
laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan pada urusan
Kesehatan Keluarga dan Gizi; dan
h) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

2. Subkoordinator Kelompok Jabatan Fungsional Substansi Promosi


Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, menyelenggarakan
fungsi:
a) perencanaan program/kegiatan dan penganggaran pada
urusan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
b) pembagian tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan substansi Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
c) pelaksanaan koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas
Sektor yang berhubungan dengan urusan Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat;
d) penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria dan SOP
dalam pelaksanaan urusan pelayanan Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat (Program Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, desa siaga,
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), program
kesehatan dan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit, penguatan
kebijakan publik berwawasan kesehatan, Kewaspadaan dini
dalam rangka pencegahan dan penanggulangan Kejadian Luar
Biasa dan Bencana Alam);
e) pelaksanaanProgram/Kegiatan Promosi dan Pemberdayaan
Masyarakat;
f) pelaksanaan peningkatan kemampuan manajemen,
pengelolaan program/kegiatan urusan Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat;
g) pelaksanaan pemantauan, pembinaan, evaluasi dan membuat
laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan pada urusan Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat; dan
h) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

3. Subkoordinator Kelompok Jabatan Fungsional Substansi


Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga,
menyelenggarakan fungsi:
a) perencanaan program/kegiatan dan penganggaran pada
urusan Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan olah raga;
b) pembagian tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan substansi
Kesehatan Lingkungan;
c) pelaksanaan koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas
Sektor yang berhubungan dengan urusan Kesehatan
Lingkungan, Kesehatan Kerja dan olah raga;
d) penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria dan SOP
dalam pelaksanaan urusan Kesehatan Lingkungan, Kesehatan
Kerja dan olah raga (Desa/Kelurahan stop buang air besar
sembarangan (SBS), Kabupaten kota sehat, Kualitas air minum
dan air bersih, Limbah, Tempat pengolahan pangan, Tempat
dan Fasilitas umum, Kesehatan kerja dasar, Kesehatan olah
raga);
e) pelaksanaan program/kegiatan kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olahraga;
f) pelaksanaan peningkatan kemampuan manajemen,
pengelolaan program/kegiatan urusan Kesehatan Lingkungan,
Kesehatan Kerja dan olah raga;
g) pelaksanaan pemantauan, pembinaan, evaluasi dan membuat
laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Urusan
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan olah raga; dan
h) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan.

C. Kelompok Jabatan Fungsional pada Bidang Pencegahan dan


Pengendalian Penyakit
1. Subkoordinator Kelompok Jabatan Fungsional Substansi
Surveilans dan Imunisasi, menyelenggarakan fungsi:
a) perencanaan program/kegiatan dan penganggaran pada
urusan Surveilans dan Imunisasi;
b) pembagian tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan substansi
Surveilans dan Imunisasi;
c) pelaksanaan koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas
Sektor yang berhubungan dengan urusan Surveilans dan
Imunisasi;
d) penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria dan SOP
dalam pelaksanaan urusan Surveilans dan Imunisasi
(Surveilans terpadu penyakit, Surveilans penyakit dapat
dicegah dengan imunisasi, Imunisasi dan sistem kewaspadaan
dini respon kejadian luar biasa, serta Peningkatan kesehatan
haji dan Kesehatan matra);
e) pelaksanaan program/kegiatan urusan Surveilans dan
Imunisasi;
f) pelaksanaan peningkatan kemampuan manajemen,
pengelolaan program/kegiatan urusan Surveilans dan
Imunisasi;
g) pelaksanaan pemantauan, pembinaan, evaluasi dan membuat
laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan pada Urusan
Surveilans dan Imunisasi; dan
h) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

2. Subkoordinator Kelompok Jabatan Fungsional Substansi


Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular,
menyelenggarakan fungsi:
a) perencanaan program/kegiatan dan penganggaran pada
urusan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular;
b) pembagian tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan substansi
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular;
c) pelaksanaan koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas
Sektor yang berhubungan dengan urusan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular;
d) penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria dan SOP
dalam pelaksanaan urusan Pencegahan dan Pengendalian
(Penyakit Menular, Penyakit tular vektor dan Zoonotik);
e) pelaksanaan program/kegiatan urusan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular;
f) pelaksanaan peningkatan kemampuan manajemen,
pengelolaan program/kegiatan urusan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular;
g) pelaksanaan pemantauan, pembinaan, evaluasi dan membuat
laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan pada urusan
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular; dan
h) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

3. Subkoordinator Kelompok Jabatan Fungsional Substansi


Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
Kesehatan Jiwa, menyelenggarakan fungsi:
a) perencanaan program/kegiatan dan penganggaran pada
urusan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular,
Kesehatan Jiwa;
b) pembagian tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan substansi
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
Kesehatan Jiwa;
c) pelaksanaan koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas
Sektor yang berhubungan dengan urusan Penyakit Tidak
Menular dan Kesehatan Jiwa;
d) penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria dan SOP
dalam pelaksanaan urusan Penyakit Tidak Menular,
Kesehatan Jiwa dan Narkoba;
e) pelaksanaan program/kegiatan urusan Penyakit Tidak
Menular dan Kesehatan Jiwa;
f) pelaksanaan peningkatan kemampuan manajemen,
pengelolaan program/kegiatan urusan Penyakit Tidak Menular
dan Kesehatan Jiwa;
g) pelaksanaan pemantauan, pembinaan, evaluasi dan membuat
laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan pada urusan Penyakit
Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa; dan
h) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

D. Kelompok Jabatan Fungsional pada Bidang Pelayanan Kesehatan


1. Subkoordinator Kelompok Jabatan Fungsional Substansi
Pelayanan Kesehatan Primer dan Kesehatan Tradisional,
menyelenggarakan fungsi:
a) perencanaan program/kegiatan dan penganggaran pada
urusan Pelayanan Kesehatan Primer dan Kesehatan
Tradisional;
b) pembagian tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan substansi
Pelayanan Kesehatan Primer dan Kesehatan Tradisional;
c) pelaksanaan koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas
Sektor yang berhubungan dengan urusan Pelayanan
Kesehatan Primer dan Kesehatan Tradisional;
d) penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria dan SOP
dalam pelaksanaan urusan Pelayanan Kesehatan Primer dan
Kesehatan Tradisional (Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Dasar, Mutu dan Akreditasi fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) dan Penunjang kesehatan
lainnya,Manajemen Puskesmas, Program Indonesia Sehat
engan Pendekatan Keluarga (Pis-PK), Perkesmas, kegiatan
pelayanan kesehatan social lainnya, Pelayanan kesehatan gigi
dan mulut, pelayanan Kesehatan tradisional, pelayanan
kesehatan pada kejadian krisis kesehatan atau bencana,
Rekomendasi izin FKTP dan Penunjang kesehatan lainnya);
e) pelaksanaan program/kegiatan urusan Pelayanan Kesehatan
Primer dan Kesehatan Tradisional;
f) pelaksanaan peningkatan kemampuan manajemen,
pengelolaan program/kegiatan urusan Pelayanan Kesehatan
Primer dan Kesehatan Tradisional;
g) pelaksanaan pemantauan, pembinaan, evaluasi dan membuat
laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan pada urusan
Pelayanan Kesehatan Primer dan Kesehatan Tradisional; dan
h) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

2. Subkoordinator Kelompok Jabatan Fungsional Substansi


Pelayanan Kesehatan Rujukan, menyelenggarakan fungsi:
a) perencanaan program/kegiatan dan penganggaran pada
urusan Pelayanan Kesehatan Rujukan;
b) pembagian tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan substansi
Pelayanan Kesehatan Rujukan;
c) pelaksanaan koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas
Sektor yang berhubungan dengan urusan Pelayanan
Kesehatan Rujukan;
d) penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria dan SOP
dalam pelaksanaan urusan pelayanan kesehatan rujukan
(pelayanan medik dan keperawatan, penunjang gawat darurat
terpadu (PSC 119), rekomendasi izin operasional/izin
mendirikan rumah sakit, pelayanan darah, pelayanan
hemodialisa, pelayanan radiologi, pengelolaan rujukan,
verifikasi dan validasi rumah sakit (aplikasi RS -online),
pelaksanaan akreditasi dan mutu pelayanan kesehatan
rujukan);
e) pelaksanaan program/kegiatan urusan Pelayanan Kesehatan
Rujukan;
f) pelaksanaan peningkatan kemampuan manajemen,
pengelolaan program/kegiatan urusan Pelayanan Kesehatan
Rujukan;
g) pelaksanaan pemantauan, pembinaan, evaluasi dan membuat
laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan pada urusan
Pelayanan Kesehatan Rujukan; dan
h) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.
3. Subkoordinator Kelompok Jabatan Fungsional Substansi
Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan, menyelenggarakan fungsi:
a) perencanaan program/kegiatan dan penganggaran pada
urusan Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan;
b) pembagian tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan substansi
Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan;
c) pelaksanaan koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas
Sektor yang berhubungan dengan urusan Pembiayaan dan
Jaminan Kesehatan;
d) penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria dan SOP
dalam pelaksanaan urusan Pembiayaan dan Jaminan
Kesehatan (perhitungan Pembiayaan untuk program kesehatan
dan permasalahan kesehatan program, verifikasi, validasi dan
pengendalian pembiayaan kesehatan masyarakat,
pertimbangan klinis berbagai sengketa pelayanan kesehatan
dengan provider kesehatan);
e) pelaksanaan program/kegiatan urusan Pembiayaan dan
Jaminan Kesehatan;
f) pelaksanaan peningkatan kemampuan manajemen,
pengelolaan program/kegiatan urusan Pembiayaan dan
Jaminan Kesehatan;
g) pelaksanaan pemantauan, pembinaan, evaluasi dan membuat
laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan pada urusan
Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan; dan
h) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

E. Kelompok Jabatan Fungsional pada bidang Sumber Daya Kesehatan


dan Kefarmasian
1. Subkoordinator Kelompok Jabatan Fungsional Substansi
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, menyelenggarakan fungsi:
a) perencanaan program/kegiatan dan penganggaran pada
urusan Kefarmasian dan Alat Kesehatan;
b) pembagian tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan substansi
Kefarmasian dan Alat Kesehatan;
c) pelaksanaan koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas
Sektor yang berhubungan dengan urusan Kefarmasian dan
Alat Kesehatan;
d) penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria dan SOP
dalam pelaksanaan urusan Pembiayaan dan Jaminan
Kesehatan (Sarana Produksi dan Distribusi kefarmasian dan
alat kesehatan, Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, Alat
Kesehatan, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga), Makanan
Minuman dan NAPZA, rekomendasi izin usaha produksi dan
distribusi kefarmasian, makanan minuman dan Alat kesehatan
(Industri Obat, Usaha Mikro Obat Tradisional), Perbekalan
Kesehatan Rumah Tangga, Penyalur Alat Kesehatan dan
Kosmetika, penyusunan Profil Data Sarana Kefarmasian dan
profil program kefarmasian, Penggunaan Obat Rasional,
Penggunaan Obat Generik, Formularium Nasional, Farmasi
Komunitas dan Klinik, Sistem Informasi Pemakaian Narkotika
dan Psikotropika, pemantauan peredaran Obat dan Alat
kesehatan di sarana distribusi Obat dan Alat kesehatan (e-
report PBF, e-report Alkes dan PKRT, e-watch, e-infoalkes, e-
regalkes), perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, pelaku usaha
Pangan Industri Rumah tangga);
e) pelaksanaan program/kegiatan urusan Kefarmasian dan Alat
Kesehatan;
f) pelaksanaan peningkatan kemampuan manajemen,
pengelolaan program/kegiatan urusan Kefarmasian dan Alat
Kesehatan;
g) pelaksanaan pemantauan, pembinaan, evaluasi dan membuat
laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan pada urusan
Kefarmasian dan Alat Kesehatan;dan
h) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

2. Subkoordinator Kelompok Jabatan Fungsional Substansi


Pengembangan Sarana dan Prasarana, menyelenggarakan fungsi:
a) perencanaan program/kegiatan dan penganggaran pada
urusan Pengembangan Sarana dan prasarana;
b) pembagian tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan substansi
Pengembangan Sarana dan prasarana;
c) pelaksanaan koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas
Sektor yang berhubungan dengan urusan Pengembangan
Sarana dan prasarana;
d) penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria dan SOP
dalam pelaksanaan urusan Pembiayaan dan Jaminan
Kesehatan (inventarisasi, verifikasi dan update data sarana
dan prasarana kesehatan (ASPAK), pengawasan pembangunan
baru, perbaikan pemeliharaan dan sarana prasarana
kesehatan, bantuan keuangan, hibah dan bantuan sosial
bidang kesehatan);
e) pelaksanaan program/kegiatan urusan Pengembangan Sarana
dan prasarana;
f) pelaksanaan peningkatan kemampuan manajemen,
pengelolaan program/kegiatan urusan Pengembangan Sarana
dan prasarana;
g) pelaksanaan pemantauan, pembinaan, evaluasi dan membuat
laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan pada urusan
Pengembangan Sarana dan prasarana; dan
h) pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan.

3. Subkoordinator Kelompok Jabatan Fungsional Substansi


Pengembangan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan, menyelenggarakan fungsi:
a) perencanaan program/kegiatan dan penganggaran pada
urusan Pengembangan dan Pendayagunaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan;
b) pembagian tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil
pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan substansi
Pengembangan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan;
c) pelaksanaan koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas
Sektor yang berhubungan dengan urusan Pengembangan dan
Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
d) penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria dan SOP
dalam pelaksanaan urusan Sumber Daya Manusia Kesehatan
(Penyusunan Sistem Data dan Informasi Sumber Daya
Manusia Kesehatan, pemetaan dan perencanaan kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai