Anda di halaman 1dari 50
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS SUMBER DAYA AIR RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT Organisasi + 1,03.0.00.0.00.02.000 Dinas Sumber Daya Air Program : 1.03.02 Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) Kegiatan + 1,03.02,1.01 Pengelolaan SDA dan Bangunan Pengaman Pantai pada Wilayah Sungai Lintas Daerah Kabupaten/Kota Sub Kegiatan —:1,08.02.1.01.18 Pembangunan Seawall dan Bangunan Pengaman Pantai Lainnya PASK 001 Pembangunan Tanggul Pengaman Pantai Kode Rekening 5.2.04,02.04.0005 —_Belanja Modal Bangunan Pengaman Pengamanan Sungai/Pantai Sasaran : Pengendalian Banjir Rob Wiayah © Provinsi DK! Jakarta Tahun Anggaran : 2022 4A. 1.2. BABI UMUM NAMA PEKERJAAN Nama pekerjaan dalam paket ini adalah Pembangunan Pintu Air Kali Blencong Dan Pantai Utara Marunda. LATAR BELAKANG Penurunan tanah (land subsidence) adalah suatu fenomena alam yang banyak terjadi di kota-kota besar yang berdiri di atas lapisan sedimen muda, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Bangkok, Shanghai dan Tokyo. Khusus untuk Wilayah Jakarta, fenomena ini telah cukup lama dilaporkan terjadi di beberapa tempat. Salah satu dampak negatif penurunan tanah adalah meluasnya daerah genangan banjir di wilayah pesisir DK! Jakarta yang disebabkan oleh naiknya permukaan air laut (banjir rob). Banjir pasang atau biasa disebut rob merupakan peristiva yang umumnya terjadi di wilayah pesisir pantai dan berkaitan dengan kenaikan muka air laut. Dampak yang ditimbulkan kepada masyarakat dari rob ini adalah rusaknya ekosistem dan makhluk hidup lain yang tinggal di sekitar pesisir pantai. Pos Polairud yang berada di kawasan Kali Blencong dan Pantai Utara Marunda merupakan salah satu kawasan yang berdampingan dengan pemukiman warga. Pada area pernukiman penduduk di sekitar Pos Polairud tersebut rob masuk melalui segmen tanggul bolong sepanjang + 4 meter yang menjadi akses kapal polo air dan nelayan setempat sedangkan untuk daerah di Pantai Utara Marunda rob masuk melalu pintu air yang saat ini dalam kondisi rusak Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DK! Jakarta untuk mengatasi banjir rob adalah dengan melakukan Pembangunan Tanggul Pengaman Pantai NCICD Fase A dan Pembangunan Pintu air. Pintu air merupakan salah satu bangunan penunjang pada suatu bendungan pengendali banjir. Pintu air dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan cara Pengoperasianya. yaitu pintu air dengan pengoperasian secara manual, pintu air dengan pengoperasian semi otomatis dan pintu air dengan pengoperasian full otomatis. Pembangunan pintu air ini menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan kewenangannya. 1.3, 1.4, Lokasi Pembangunan Pintu Air yang merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah di Polairud dan di Pantai Utara Marunda. Pada tahun 2022, Dinas Sumber Daya Air akan melaksanakan pembangunan pintu air di Polairud dan di Pantai Utara Marunda sebagai pengendali banjir. Pembuatan pintu air merupakan solusi untuk permasalahan yang terjadi di pemukiman warga setempat, pintu air ini berfungsi untuk membuka, mengatur dan menutup aliran air ke pemukiman warga dan juga akses keluar masuk kapal polo air dan nelayan setempat. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari pekerjaan ini adalah Pembangunan Pintu Air Kali Blencong Dan Pantai Utara Marunda yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi, sehingga dalam pelaksanaan nantinya dapat dikendalikan secara efisien dan efektif. Tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil terbangunnya adalah Pintu Air Kali Blencong Dan Pantai Utara Marunda yang sesuai dengan mutu (sasaran kualitas, kuantitas, dan waktu) yang balk mengacu pada gambar desain serta spesifikasi teknis pekerjaan yang telah ditetapkan di dalam dokumen kontrak. LOKASI PEKERJAAN Lokasi pekerjaan adalah Pembangunan Pintu Air Kali Blencong Dan Pantai Utara Marunda, yaitu JI. Marunda Pulo, RT.7/RW.7, dan Jl. Rumah Si Pitung, RT.3/RW7, Marunda, Kec. Cilincing, Kota Jkt Utera, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14150. Gamber 1. Lokasi Pembangunan Pintu Air Kali Blencong 44. 1.5. AY Gamber 3. Lokasi Pembangunan Pintu Pantai Utara Marunda LINGKUP PEKERJAAN Ruang lingkup pekerjaan Pembangunan Pintu Air Kali Blencong dan Pantai Utara Marunda meliputi a. Pekerjaan Persiapan b. Pekerjaan Pintu Air Kali Blencong (Polairud) c. Pekerjaan Pintu Air Pantai Marunda (Sisi Barat) d. Pekerjaan Pintu Air Pantai Marunda (Sisi Timur) Pelaksanaan pekerjaan tersebut harus sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Lingkup pekerjaan tersebut harus sesuai dengan gamber rencana dan spesifikasi yang telah ditetapkan LINGKUP KONTRAK 1. Penyedia harus (kecuali ditentukan lain dalam kontrak) menyediakan seluruh tenaga kerja, peralatan, bahan-bahan, bangunan-bangunan sementara atau bangunan darurat dan lain-ain yang diperlukan untuk penyelenggaraan pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud atas biaya sendiri antara lain: - Papan nama proyek; - Jalan masuk sementara jika diperlukan; - Fesilitas dan bangunan-bangunan tempat kerja Kontraktor seperti bangunan penampungan tenaga kerja, bengkel, gudang material dan lain-lain; 1.6. - Tempat-tempat tersebut harus dilengkapi dengan penyediaan listrik, air minum, saluran air buangan serta fasilitas peralatan kantor lainnya 2. Penyedia harus melakukan penyelidikan tanah (sondir dan boring) pada lokasi pekerjaan sebelum memulai pekerjaan jika diperiukan; 3. Penyedia harus melakukan tes pit pada lokasi pekerjaan sebelum memulai pekerjaan untuk memastikan lokasi pekerjaan aman dari jaringan utiltas jika dipertukan; 4. Penyedia harus melaksanakan dan menyelesaikan setiap pekerjaan dengan baik dan memelihara pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam spesifikasi dan gambar-gambar atau berdasarkan petunjuk PPK; 5. Penyedia harus melakukan test material untuk mengetahui kualitas dan spesifikasi dari bahan material yang dipergunakan di dalam kontrak; 6. Penyedia harus memastikan kelancaran lalu lintas (traffic) dalam pelaksanaan proyek; 7. Penyedia harus memiliki dokumentasi berupa foto dan video pelaksanaan kegiatan; 8. Penyedia harus mengganti dan bertanggung jawab atas kerusakan dan atau kerugian yang ditimbulkan oleh pelaksanaan kegiatan ini; 9. Penyedia harus memastikan bahwa bangunan dapat berfungsi dan dapat memberikan output sesuai dengan tujuan dari kegiatan ini; 10. Penyedia harus aktif dalam koordinasi yang diperlukan untuk dapat melaksanakan kegiatan ini GAMBAR - GAMBAR 1.7.1 Gambar-gambar Kontrak 1. Gambar-gambar yang terlampir pada Dokumen Lelang merupakan bagian dari Dokumen Kontrak. Di samping Gambar-gambar terlampir tersebut, Gambar Design akan diserahkan oleh PPK kepada Penyedia dan gambar- gambar tersebut selanjutnya akan menjadi bagian dari kontrak; 2. Selama berlangsungnya pekerjaan, gambar-gambar tambahan akan diberikan oleh PPK jika timbul keharusan untuk menambah, menggantikan atau untuk menetapkan masalah-masalah yang lebih rinci dan gamber- gambar tambahan demikian akan menjadi bagian dari Kentrak; 3. Kontrak akan diatur berdasarkan dimensi angka seperti yang tercantum dalam gambar-gambar. Bila ada dimensi yang tidak dicantumkan dalam bentuk angka, maka sebelum melanjutkan pekerjaan bagian tersebut Penyedia harus menanyakan dimensi tersebut kepada Direksi Pekerjaan; Dalam setiap hal, gambar-gambar detail harus lebih didahulukan dari gambar umum. Penyedia harus memeriksa dengan teliti semua gambar beserta gambar-gambar tambahan yang diberikan dari waktu ke waktu kepada Penyedia. Jika terdapat hal-hal yang meragukan, ketidaksesuaian atau kesalahan di dalam gamber-gambar tersebut, maka sebelum melanjutkan pekerjaan tersebut hal-hal itu harus diberitahukan kepada Direksi Pekerjaan, dan keputusan Direksi Pekerjaan untuk mengatasi perbedaan, ketidaksesuaian atau kesalahan itu bersifat menentukan. 1.7.2. Gambar-gambar yang harus disediakan Penyedia 41 Penyedia harus mempersiapkan selurun gambar untuk pekerjaan sementara yang harus dilaksanakan oleh Penyedia atau Sub-penyedia antara lain Gambar Shop Drawing dan As Built Drawing, kecuali yang ditentukan lain datam Kontrak. Untuk bagian pekerjaan yang harus diselesaikan berdasarkan Kontrak, maka Penyedia harus mengajukan gambar-gambar kepada Direksi Pekerjaan meliputi gambar-gambar dan spesifikasi-spesifixasi yang dipersiapkan oleh Sub-penyedia atau perusahaan-perusahaan lainnya dalam rangkap 3 (tiga) kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan dari PPK, kecuali jika ditetapkan lain; Pembuatan atau pembangunan setiap bagian pekerjaan tidak boleh dimulai_sebelum gambar-gambar yang bersangkutan mendapatkan persetujuan secara tertulis oleh PPK; Gambar yang telah mendapatkan persetujuan PPK tidak boleh diubah tanpa seijin PPK; Perubahan-perubahan selanjutnya yang ada harus dilaporkan dengan cara mengirim gambar rangkap 3 (tiga) atau sejumlah salinan-salinan tertentu dari masing-masing gambar yang direvisi kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan PPK. Pemberian persetujuan pada gambar-gambar dari Penyedia oleh PPK tidak membebaskan Penyedia dari kekurangan dan tanggung jawabnya berdasarkan Kontrak Kecuali jika ditetapkan lain di dalam Kontrak, Penyedia harus menyerahkan gambar (hard copy dan soft copy) berupa gambar yang akan dilaksanakan (shop drawing) dan gambar yang telah selesai pembangunannya (as-built drawing) yaitu terdiri dari Gambar A3 sebanyak 3 (tiga) rangkap kepada PPK setelah menyelesaikan pekerjaannya berdasarkan Kontrak. 1.7.3. Hak untuk mengubah desain dan gambar Jika informa’ lain timbul sebagai akibat dari pekerjaan galian, test lanjutan atau karena hal lain dan ternyata diperlukan untuk mengadakan perubahan- perubahan kecil mengenai dimensi atau desain dari bangunan-bangunan, maka Direksi Pekerjaan mempunyai hak untuk mengadakan perubahan- perubahan bila diperlukan dengan persetujuan PPK. 1.8. MATERIAL DAN PERALATAN YANG HARUS DISEDIAKAN OLEH PENYEDIA 1.8.1 Umum 1. Penyedia harus menyediakan semua peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, kecuali ditetapkan lain dalam Kontrak, maka semua bangunan dan bahan-bahan harus sesuai dengan standar yang tercantum di dalam Spesifikasi Teknik; Penyedia harus memberitahu Direksi Pekerjaan, jika mengusulkan untuk menyediakan peralatan dan bahan-bahan yang tidak sesuai dengan standar seperti tersebut diatas, dan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan dengan adanya standar lain tersebut. 1.8.2, Pengadaan peralatan kerja 1 Penyedia Jasa harus menyediakan alat-alat umum untuk melaksanakan pekerjaan, agar pembangunan dapat dilaksanakan tepat waktu dengan baik dan memenuhi persyaratan sesuai gambar dan syarat-syarat teknis. Peralatan yang disediakan oleh Penyedia Jasa harus sesuai atau lebih baik dari yang diusulkan dalam Dokumen Penawaran. Penyedia Jasa harus menjamin semua peralatan yang digunakan dalam kondisi balk dan siap digunakan. Apabila terdapat peralatan yang mengalami kerusakan atau tidak sesuai dengan spesifikasi, Penyedia Jasa wajib menyediakan penggantinya dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja, dengan seluruh biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa. Alat-alat umum yang harus disediakan dalam proses pelaksanaan pekerjaan ini antara lain: Crawler Crane, Vibro Hammer dan alat pendukung, alat pancang tripod dan alat pendukung, Ponton, dan lain- lain. Termasuk juga alat/perkakas untuk mengerjakan pekerjaan instalasi listrik. Jumlah alat yang disediakan harus menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan dan memperhitungkan ketersediaan waktu pelaksanaan. Disamping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan secara langsung untuk melaksanakan suatu pekerjaan, Penyedia Jasa juga harus menyediakan alat-alat keselamatan kerja, sehingga para pekerja dapat menjalankan pekerjaan dengan baik dan aman. Alat-alat keselamatan kerja tersebut meliputi safety helmet, jas hujan, sepatu boot, life jacket/pelampung, tenda-tenda, lampu penerangan kerja, lampu navigasi penanda kegiatan di laut/muara sungai, dan perlengkapan P3K. Untuk menjamin identifikasi semua alat, peralatan, jaringan kabel untuk pengadaan, pemasangan, pengoperasian dan __ tujuan-tujuan pemeliharaan, Penyedia Jasa harus membuat daftar alat untuk mendapatkan persetujuan Pihak Pemberi Pekerjaan. 1.8.3 Peralatan Konstruksi Penyedia harus menyediakan semua Peralatan Konstruksi yang diperlukan untuk pelaksanaan dan penyelesalan pekerjaan-pekerjaan yang ada. Jika dianggap perlu untuk pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan tersebut sesuai kontrak, Direksi Pekerjaan dapat menginstruksikan Penyedia untuk menyediakan semua peralatan dan perlengkapan konstruksi lengkap dengan seluruh suku cadangnya dan harus menyediakan stok yang cukup untuk menjamin kontinuitas dan mutu pekerjaan a) b) Bahan-bahan Pengganti Penyedia harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan bahan-bahan yang ditentukan, tetapi jika bahan-bahan yang ditetapkan tersebut tidak ada karena alasan-alasan diluar daya pengendalian Penyedia, maka bahan-bahan pengganti dapat dipakei dengan persetujuan tertulis sebelumnya dari Direksi Pekerjean. Harga satuan didalam Daftar Kuantitas dan Harga tidak diadakan penyesuaian untuk memberikan kemungkinan peningkatan harga antara bahan-bahan yang diperiukan dan bahan-bahan pengganti yang sebenamya dipakai. Pemeriksaan terhadap Peralatan dan Bahan Peralatan dan bahan-bahan yang disediakan berdasarkan Kontrak harus diperiksa di salah satu atau lebih dari lokasi-lokasi berikut seperti yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan: 1.9. a. Tempat produksi atau fabrikasi; b. Pangkalan pengangkutan; c. Lokasi pekerjaan Penyedia harus menyampaikan kepada Direksi Pekerjaan setiap informasi mengenai peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan untuk tujuan pemeriksaan. Pemeriksaan terhadap peralatan dan bahan-bahan tersebut tidak akan membebaskan Penyedia dari pertanggungjawabannya untuk menyediakan peralatan dan bahan-bahan berdasarkan spesifikasi q Program dan Pemberitahuan mengenai Transportasi Bersamaan dengan pengajuan jadwal konstruksi, Penyedia harus mempersiapkan program transportasi lengkap kepada Direksi Pekerjaan untuk keperluan alatalat, bahan-bahan dan peralatan konstruksi, memperlinatkan secara rinci urutan transportasi dan penyerahannya di lokasi pekerjaan untuk memenuhi jadwal pembangunan yang diusulkannya, Penyedia harus selalu memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan mengenai kedatangan bahan-bahan dan peralatan bangunan di lokasi pekerjaan. d) Spesifikasi, brosur & data yang harus disediakan oleh Penyedia Penyedia harus mengajukan kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan 3 (tiga) set spesifikasi lengkap, brosur-brosur dan data mengenai bahan dan peralatan yang harus disediakan berdasarkan Kontrak dalam waktu 14 (empat betas) hari sejak diterimanya pemberitahuan untuk mulai bekerja Persetujuan terhadap spesifikasi, brosur-brosur dan data tersebut tidak membebaskan Penyedia dari pertanggungjawabannya sehubungan dengan Kontrak. STANDAR DAN SPESIFIKASI Semua bahan dan alat-alat yang harus disediakan berdasarkan kontrak atau pembuatannya di tempat pekerjaan harus sesuai dengan standar spesifikasi yang bersangkutan. Apabila suatu bahan atau alat-alat yang harus disediakan tidak tercantum didalam standar spesifikasi ini, maka bahan dan atau alat-alat tersebut harus memenuhi standar berikut ini: - SNI (Standard Nasional Indonesia) - SIl_ (Standard Industri Indonesia) - JIS (Standard Industri Jepang) 1.10. 41.11. BS (Standard Industri Ingoris) ASTM (Standard Persatuan Amerika untuk pengujian dan bahan) IEC (Komisi Electronic International) - AISC (Institut Amerika mengenai Konstruksi Baja) AWS (Persatuan Las Amerika) SSPC (Dewan Pengecatan Bangunan Baja) - ANSI (Institut Standard Nasional Amerika) AASHTO (Asosiasi Amerika untuk Transportasi Jalan Negara dan Transportasi Jalan Raya) USBR (Biro Reklamasi Amerika Serikat) - ISO (Organisasi Standard Intemational) atau Standar-standar lain yang disetujui Direksi. Standar-stander tersebut di ates merupakan standar yang disehkan berdasarkan kontrak. Dimana Penyedia diizinkan memakainya tanpa perlu izin sebelumnya dari PPK. Jika Penyedia mengusulkan standar-standar yang ekivalen dan spesifikasi-spesifikasi atau bahan-bahan dan alat-alat yang ekivalen, maka Penyedia harus menyatakan dasarnya yang pasti mengenai perubahan tersebut, dan harus mengajukan secara lengkap, standar, spesifikasi, informasi dan data mengenai bahan-bahan dalam bahasa Indonesia untuk mendapatkan persetujuan PPK. Pengajuan demikian itu harus tepat waktu dan bila tidak dilakukan demikian, maka pembelian bahan-bahan dan alat-alat ekivalen yang diusulkan tanpa persetujuan dari PPK akan menjadi resiko Penyedia. BAHANI/ALAT YANG RUSAK ‘Semua bahan atau alat-alat yang rusak atau makin jelek keadaannnya selama pengangkutan atau penyimpanan harus dibuang. Bahan-bahan atau alat-alat yang rusak itu harus dipindahkan dari lokasi pekerjaan secepat dan sepraktis mungkin, RENCANA/JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN Paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah menerima SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja), Penyedia harus mengajukan kepada PPK jadwal pelaksanaan pekerjaan untuk seluruh pekerjean beserta pekerjaan darurat dalam bentuk kurva S/CPM. Jadwal tersebut harus dikaitkan dengan penanggalan dengan data yang memberikan penjelasan tentang setiap kegiatan, lama waktu yang diperiukan, tanggal mulai yang paling cepat, tanggal penyelesaian yang paling lambat, kelambatan waktu, dan sebagainya. Jadwal tersebut dapat mengalami modifikasi dan perubahan-perubahan jika diperlukan dengan persetujuan PPK. Jadwal waktu yang direvisi ini harus disetujui dan ditandatangani oleh Penyedia dan PPK, serta harus dianggap sebagai jadwal waktu pelaksangan yang sah dan akan merupakan bagian dari Dokumen Kontrak. 1.12, PERSIAPAN PEKERJAAN 4.12.1. Survey tanah mi Sebelum dimulai pekerjaan, Penyedia harus melakukan survei dan identifikasi terhadap semua tanah hak milik, bangunan-bangunan, tanah dan tanaman, yang akan terkena pekerjaan. bangunan, tanah dan tanaman 1.12.2. _Keamanan Terhadap Pipa, Kabel, Bangunan yang ada dan sebagainya Merupakan tanggung jawab Penyedia untuk menyelamatkan dengan cara memberikan topangan yang sifatnya sementara atau permanen, terhadap semua pipa, kabel, bangunan dan barang-barang lain yang ada dan dapat terlanda kerusakan, jika tindakan-tindakan pencegahan demikian itu tidak diambil. Penyelamatan yang sifatnya sementara atau permanen tersebut, harus mendapatkan persetujuan dari pemilik yang bersangkutan, dan atau Direksi Pekerjaan. 1.12.3. Pemberitahuan Kepada Umum Mengenai Penutupan/Perusakan Jalan Umum Jika pelaksanaan pekerjaan diindikasikan akan menutup atau memberikan hambatan terhadap jalan umum, maka Penyedia paling lama 3 (tiga) hari sebelum dimulainya pelaksanaan kerja, harus memberitahukan / mensosialisasikan kepada masyarakat tentang rencana peleksanaan pekerjaan tersebut. 4.12.4. Pertanggungjawaban Terhadap Sarana Umum dan Bangunan Penyedia sepenuhnya harus memberikan perlindungan/bertanggung jawab terhadap bangunan-bangunan/fasilitas umum, dari kerusakan selama pelaksanaan pekerjaan. Pemindahan, penggantian, atau perubahan pemakaian _setiap bangunan/fasilitas umum akibat dampak dari pelaksanaan pekerjaan, maka Penyedia harus bertanggung jawab dan mengatur segala sesuatu yang diperlukan termasuk pembayaran yang berkaitan dengan hal tersebut. Tidak kurang dari 10 (sepuluh) hari kalender sebelum pelaksanaan tersebut, Penyedia harus memberikan laporan tertulis kepada Direksi Pekerjaan bahwa pengaturan telah dilakukan. 1.42.5. Bangunan dan Fasilitas Sementara Penyedia a. Penyedia harus menyediakan dan memelihara kantor, fasilitas tempat tinggal dan akomodasi yang ada termasuk semua jasa yang diperlukan untuk menyediakan air, saluran pembuangan, penerangan dan jalan- jalan untuk stafnya dan pegawei lainnya di tempat-tempat yang telah disetujui Direksi Pekerjaan. b. Penyedia harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui dalam tempo 14 (empat belas) hari kalender sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam Surat Perintan Mulai Kerja (SPMK), semua rancangan dan penjelasan terperinci mengenai bangunan dan fasilitas- fasilitas yang diusulkan termasuk skala, kapasitas, tata ruang, program pemasangan dan jadwalnya. ¢. Direksi Pekerjaan berhak memberikan arahan kepada Penyedia untuk mengadakan modifikasi atau mengubah usulan Penyedia, jika itu dianggap perlu, dan pelaksanaan pembangunan dari bangunan tersebut tidak akan dimulai sebelum usul tersebut akhimya disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Pengarahan demikian itu dari Direksi Pekerjaan tidak membebaskan Penyedia_atas_-—kewajiban-kewajiban dan pertanggungjawabannya berdasarkan Kontrak. 1.12.6. Kantor Sementara Direksi Pekerjaan a. Disamping bangunan dan fasilitas-fasilitas sementara tersebut di atas, Penyedia harus menyediakan dan memelihara terus selama Kontrak yaitu kantor sementara Direksi Pekerjaan bisa berupa sewa, termasuk fasilitas untuk Direksi Pekerjaan dan staf, fasilitas air minum, penyediaan listrik dan sistem pembuangan kotoran dan sebagainya yang dilengkapi dengan semua perabot dan peralatan kantor. Lokasi dari kantor sementara di lokasi pekerjaan harus berdasarkan arahan Direksi Pekerjaan. Kantor sementara Direksi Pekerjaan di lokasi pekerjaan minimal terdiri dari: 1 (satu) ruang rapat; 1 (satu) ruang kantor, 1 (satu) kamar mandi dan toilet; 1 (satu) ruang depan dan serambi b. Kantor sementara Direksi Pekerjaan di lokasi pekerjaan akan disediakan oleh Penyedia dan mencakup setidak-tidaknya perabot dan peralatan dan diselesaikan dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). 1.12.7. Sistem Penyediaan Air Penyedia harus menyediakan sistem penyediaan air yang baik untuk kantor Penyedia dan barak-barak di lokasi pekerjaan dan harus mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan. 1.12.8. Tenaga Listrik untuk Tujuan Pekerjaan Pengaturan, penyediaan dan penyambungan tenaga listrik untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab Penyedia seperti yang diarahkan oleh Direksi Pekerjaan. 4.12.9. Perlindungan terhadap Orang dan Pemilik Tanah a. Penyedia harus melaksanakan tindakan pencegahan yang diperlukan terhadap resiko kehilangan nyawa atau luka terhadap setiap orang yang dipekerjakan di tempat pekerjaan atau orang-orang lain yang memasuki lokasi pekerjaan. b. Penyedia selanjutnya harus melaksanakan tindakan pencegahan terhadap tanah hak milik dari Pengguna atau lainnya yang berlokasi pada atau di wilayah yang berdampingan dengan lokasi pekerjaan. Penyedia harus memenuhi peraturan-peraturan pencegahan kecelakaan dan keselamatan kerja. ¢. Selama program pelaksanaan pekerjaan, Penyedia harus mengusahakan semua tindakan pencegahan dan cara-cara pelaksanaan yang seksama dengan membuat pagar pengaman, penjagaan, jembatan sementara, pemberitahuan-pemberitahuan, penerangan, peringatan dan usaha pemberian perlindungan yang memadai. Penyedia akan memberi ganti tugi dan melindungi staf Direksi Pekerjaan dan Pengguna terhadap sesuatu dan semua gugatan, tindakan-tindakan dan tuntutan-tuntutan biaya, kompensasi, kerusakan-kerusakan atau sebaliknya, kecelakaan yang diderita oleh staf Direksi Pekerjaan atau pemilik dan atau kerusakan harta milik Pengguna sebagai akibat dari kelalaian Penyedia dalam melaksanakan pekerjaan atau penjagaannya; dan harus mencakup dalam surat tanggungannya yang akan melindungi staf Direksi Pekerjaan atau Pengguna dari setiap kerugian, ongkos atau pengeluaran berdasarkan alasan tuntutan. 1.12.10, Peralatan dan Perlengkapan Keamanan Kerja Penyedia harus menyediakan segala peralatan keamanan yang diperlukan seperti sepatu dan pakaian perlindungan yang kedap cuaca bagi Direksi Pekerjaan dan stafnya yang diperiukan untuk dapat memberikan pengawasan sepenuhnya terhadap pekerjaan yang dianggap perlu untuk memenuhi peraturan dan standar keselamatan yang diterima secara internasional. 1.12.11.Peraturan untuk Keadaan Darurat Jika menurut Direksi Pekerjaan, Penyedia tidak melakukan tindakan pencegahan yang cukup untuk keselamatan umum atau pemberi pekerjaan atau memberi perlindungan pada pekerjaan yang harus dibangun yang kemungkinan dapat mengalami kerusakan karena proses pelaksanaan pekerjaan dan karena kelalaian Penyedia, dan jika menurut pendapat Direksi Pekerjaan akan timbul keadaan darurat, maka Direksi Pekerjaan akan mengambil tindakan yang sifatnya segera dianggap perlu untuk memberikan perlindungan bagi umum dan perorangan, kepentingan pribadi atau hak pemilikan tanah. Dalam hal ini, Direksi Pekerjaan dengan atau tanpa pemberitahuan kepada Penyedia, dapat memberikan perlindungan yang sesuai dengan kepentingan yang telah disebut diatas, dan diselesaikan dengan baik. Biaya pekerjaan ini akan dialokasikan dari biaya yang harus dibayarkan kepada Penyedia. 1.12.12.Perlindungan Terhadap Kebakaran Penyedia akan melakukan tindakan pencegahan untuk mencegah kebakaran yang terjadi di sekitar lokasi pekerjaan. Penyedia harus mematuhi hukum dan peraturan-peraturan yang ada hubungannya dengan kebakaran dan sesuai instruksi dari Direksi Pekerjean. Penyedia harus segera memadamkan kebakaran yang terjadi di lokasi pekerjaan, dimanapun kebakaran timbul. Penyedia harus memakai semua alat dan tenaga kerja yang diperlukan untuk memadamkan kebakaran hingga batas kemampuan dari alat-alatnya dan tenaga kerjanya yang dipekerjakan di lokasi pekerjaan, termasuk alat-alat dan tenaga kerja dari Sub-penyedia 41.12.13. Pembersihan a. Penyedia selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan harus menjaga Kebersihan agar semua jalan dan lingkungan/fasilitas umum lainnya, bebas dari segala jenis bahan material yang dapat mengganggu keamanan lingkungan. b. Pada penyelesaian setiap bagian atau tahapan dari pelaksanaan pekerjaan, maka Penyedia harus segera menyingkirkan semua bahan yang berlebihan dan sama sekali membersihkan bagian atau bagian- bagian tersebut. c. Semua areal penyimpanan barang/material akan dikembalikan kepada kondisinya semula, Semua kerusakan yang dialaminya dalam menyimpan atau memindahkan bahan-bahan dari areal penyimpanan atau ke tanah milik yang berdekatan diganti atau diperbaiki oleh Penyedia tanpa menarik biaya dari Direksi Pekerjaan. Semua rumput, tanaman dan semak-semak disingkirkan, rusak atau hancur selama berlangsungnya pekerjaan pembangunan harus diganti oleh Penyedia. d. Jika Penyedia tersebut gagal untuk memenuhi ketentuan-ketentuan sebelumnya, maka Direksi Pekerjaan mempunyai hak untuk memerintahkan agar pembersihan yang diperiukan, akan dilaksanakan oleh pihak lain dan biaya akan menjadi tanggung jawab Penyedia. 4.12.14, Papan Nama Pelaksanaan pekerjaan 1.13. 1.13.1. Penyedia diharuskan menyediakan, mendirikan, memelihara papan nama pelaksanaan pekerjaan di sekitar lokasi pekerjaan yang mengidentfikasikan sifat dari pekerjaan tersebut. MATERIAL, Umum Pada umumnya, bahan-bahan yang dipakai dalam pekerjaan permanen harus baru, bukan bekas dan tanpa cacat atau cela atau tidak sesuai dengan standard yang sesuai untuk maksud pemakaiannya. Tidak ada bahan yang boleh dipakai di pekerjaan sebelum ada ijin tertulis pemakaiannya dari Direksi Pekerjaan, demikian juga tidak ada perubahan mengenai sifat, kualitas, macam, jenis, sumber penyediaan atau pembuatannya yang dikerjakan tanpa jjin dari Direksi Pekerjaan. Selama berlangsungnya pekerjaan, nota-nota pengiriman diberikan kepada Direksi Pekerjaan dengan menyebutkan perincian dari pengiriman demikian. 1.13.2. 1.13.3. 1.13.4, 1.13.5, 1.13.6. Pemilik Pabrik Nama pemilik pabrik dan penyuplai beserta sertifikat pengujian harus diajukan jika diperlukan sesegera mungkin ke Direksi Pekerjaan, namun tidak kurang dari satu bulan sebelum pemakaian dari bahan yang relevan tersebut. ‘Sampel Pengujian Biaya untuk menyediakan sampel dan biaya untuk pelaksanaan pengujian bersama dengan biaya penyediaan alat-alat untuk mengambil sampel dan pengujian di lokasi pekerjaan harus ditanggung oleh Penyedia. Memenuhi Spesifikasi Bahan Semua hasil pembuatan, peralatan, bahan dan barang-barang yang tergabung di dalam pekerjaan yang tercakup dalam Kontrak ini merupakan yang terbaik dari jenis yang bersangkutan, kecuali jika dinyatakan secara spesifik lain di dalam spesifikasi. Jika spesifikasi-spesifikasi untuk setiap barang, alat, produk, perlengkapan tetap, bentuk, jenis pembangunan atau proses diindikasikan atau dispesifikasikan dengan paten atau nama pemilik, dengan nama dari pembuat atau dengan angka katalog, maka spesifikasi demikian itu harus dianggap dipakai untuk tujuan penyelenggaraan standard kualitas. Kualitas Bahan Semua bahan yang tersedia harus merupakan kualitas standar dari jenis yang bersangkutan, bebas dari segala cela yang akan membuatnya tidak memenuhi syarat untuk dipakai. Bahan-bahan yang ditolak harus disingkirkan segera dari pekerjaan dan diganti dengan bahan-bahan dari kualitas yang diperlukan. Jika Penyedia gagal untuk menyingkirkan bahan-bahan yang diafkir demikian itu dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah pemberitahuan oleh Direksi Pekerjaan, maka Direksi Pekerjaan dapat menunjuk pihak ketiga dapat menyingkirkan bahan-bahan yang diafkir tersebut dan biaya ditanggung Penyedia. Gagal dalam menolak suatu bahan atau menyingkirkan bahan yang diafkir tidak membebaskan Penyedia dari tanggung jawab mengenai kualitas dan sifat bahan yang dipakai atau terhadap kewajiban lain yang dikenakan di dalam Kontrak Pengujian Bahan di Lapangan Pengujian bahan lapangan yang dimaksud adalah pengujian yang bersifat urgensi dan insidentil. Semisalnya, dalam hal pengadaan material tiang pancang panjang 24 m tidak dapat dilaksanakan sehingga harus diadakan tiang pancang dengan konfigurasi 2x12 m tiang pancang, maka Penyedia harus menjamin mutu tiang pancang setara dengan tiang pancang panjang 24 meter dengan melakukan pengujian material dilapangan (on-site prestressing). Penyediaan peralatan yang digunakan untuk melakukan on- site prestress ini menjadi tanggung jawab Penyedia, 4.14. LAPORAN 41.14.41. 1.14.2. 1.14.3. 1.14.4. Laporan Perkembangan Bulanan/Laporan Bulanan: Penyedia harus membuat dan menyampaikan kepada Direksi Pekerjaan, dalam jarak waktu dan dalam bentuk yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, sebagai berikut: a. Kemajuan fisik pekerjaan hingga bulan lalu dan perkiraan kemajuan untuk bulan ini; Kemajuan pekerjaan berdasarkan pada jadwal pelaksanaan pekerjaan; ¢. Perkiraan jumlah pembayaran dari Pengguna kepada Penyedia untuk bulan ini; d. Tabel mengenai catatan mengenai alat, bahan dan tenaga yang digunakan; e. Hal-hal lainnya yang mungkin diperlukan berdasarkan kontrak atau secara spesifik oleh Direksi Pekerjaan; f. Foto-foto pelaksanaan pekerjaan; g. Video Pelaksanaan Pekerjaan Laporan Harian dan Mingguan Penyedia harus membuat laporan harian dan mingguan dari masing-masing jenis pekerjaan seperti yang diminta oleh Direksi Pekerjaan dan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Laporan tersebut akan berisi: informasi jumlah tenaga kerja, pemakaian material dan peralatan yang digunakan dan cuaca. Buku Tamu Pihak Penyedia harus menyediakan satu Buku Tamu di Direksi Keet (kantor di lokasi Pelaksanaan pekerjaan). Tamu adalah orang-orang diluar staf Penyedia. Photo-photo Dokumentasi Lapangan Pihak Penyedia harus mempersiapkan segala sesuatu untuk photo-photo dokumentasi lapangan yang menunjukkan kemajuan pekerjaan dan harus memberikan 3 (tiga) salinan dengan ukuran 8x12 cm untuk setiap gambarnya yang harus diberikan kepada Direksi Pekerjaan. Setiap photo supaya diberi keterangan mengenai : jenis dan lokasi pekerjaan serta tanggal pengambilan foto dibagian belakangnya. Film negatifnya menjadi milk Pengguna dan tidak boleh dicetak ulang tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan. Foto-foto pelaksanaan pekerjaan diambil pada kondisi 0%, 50% dan 100% untuk setiap jenis dan lokasi pekerjaan. Lokasi pengambilan foto untuk setiap tahap tersebut agar diusahakan pada tempat dan arah yang sama guna menggembarkan tahapan dari pelaksanaan pekerjaan. 1.14.5. Pelaksanaan Audit oleh Pengguna Selain tersebut di atas, Pengguna berhak melaksanakan audit bila perlu sehubungan dengan: a. Adanya biaya yang timbul pada saat Kontrak dihentikan seperti dalam pasal 38 syarat-syarat umum Kontrak, dan b. Biaya-biaya lain yang timbul yang mungkin diminta oleh Penyedia yang tidak terdapat dalam Kontrak. Pihak Penyedia wajib membuat pembukuan yang tepat mengenai hal-hal tersebut diatas 24 BABII PEKERJAAN PERSIAPAN Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi ) 2) 3) 4) 5) 6) 7 8) Dalam waktu 5 (lima) hari setelah Penyedia Jasa menerima Surat Perintah dari PPK, Penyedia Jasa harus memasukkan rencana pelaksanaan kepada Pihak Konsultan Pengawas mengenai prosedur mobilisasi. Hal ini untuk menjamin ditaksanakannya mobilisasi dalam waktu 10 (sepuluh) hari sejak tanggal Surat Perintah dari PPK, peralatan harus sudah berada di lokasi proyek sesuai dengan jadwal dibutuhkannya alat-alat tersebut. Penyedia Jasa diharuskan mengajukan daftar rinci tentang jumlah, jenis, dan kapasitas peralatan yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan Daftar tersebut harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan disetujui oleh Pihak Pemberi Pekerjaan dalam hal fungsi dalam pekerjaan, kapasitas, jumlah, tahun pembuatan, pabrik pembuat, kondisi, dan rencana waktu tiba di tempat pekerjaan Penyedia Jasa wajib mendatangkan alatalat tersebut tepat pada waktunya sesuai dengan jadwal pemakaian. Penyedia Jasa dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memindahkan alat-alat tersebut dari lokasi, sebagian atau seluruhnya, selama pelaksanaan pekerjaan tanpa persetujuan Pihak Pemberi Pekerjaan. Penyedia Jasa diharuskan untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan tiap-tiap bagian/komponen tahap pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dimulai. Penyediaan alat-alat kerja di tempat pekerjaan dan persiapannya harus terlebih dahulu mendapat pemeriksaan dan persetujuan dari Pihak Pemberi Pekerjaan. Penyedia Jasa wajib menjaga keamanan peralatan yang digunakan selama kegiatan berlangsung bila terjadi kehilangan dan kerusakan maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana 22 9) 10) 11) Peralatan yang akan digunakan sudah harus berada di lokasi proyek dan siap beroperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelum pekerjaan dimulai. Penyedia Jasa harus menyiapkan, menyerahkan, dan mendapatkan persetujuan dari Pihak Pemberi Pekerjaan perihal program demobilisasi dalam jangka waktu seperti ditentukan dalam ketentuan-ketentuan umum kontrak. Pembongkaran dan pemindahan semua instalasi sementara, peralatan pembangunan, armada apung, dan peralatan lainnya, sedemikian rupa sehingga lokasi proyek bersih dan teratur kembali dan diterima baik oleh Pihak Pemberi Pekerjaan. ‘Semua biaya yang ada dalam item pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi harus sudah meliputi biaya pengadaan dan pemakaian semua tenaga kerja, perlengkapan, bahan, pengangkutan dan lain-lain yang diperlukan untuk membuat pekerjaan sesuai spesifikasi teknis akan termasuk di dalam harga lumpsum. Pembayaran kepada Kontraktor akan dilakukan dengan harga lumpsum pada pembayaran bulanan dengan dasar kemajuan pekerjaan dari pekerjaan pokok yang disahkan oleh Direksi. Pekerjaan Pembersihan 1) 2) 3) Semua lahan dalam batas pelaksanaan perlu diadakan pembersihan seperti ditetapkan dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Lokasi pekerjaan harus bersih dari semua pohon-pohon atau benda- benda yang mengganggu kecuali ada ketentuan lain dari Direksi Pekerjaan. Penyedia diminta untuk melaksanakan pembersihan sebelum pelaksanaan konstruksi lainnya dilaksanakan, dan material hasil pembersinan harus dibuang ke lokasi yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, Kerusakan tethadap pekerjaan-pekerjaan dan harta benda milik masyarakat atau pribadi yang disebabkan pelaksanaan Penyedia dalam pembersihan, harus diperbaiki atau diganti atas biaya Penyedia Jika material hasil pembersihan akan dibakar, Penyedia harus mendapat izin dari Direksi Pekerjaan dan menempatkan orang untuk mengawasinya dari 23 kemungkinan bahaya kebakaran lingkungan maupun harta benda. Bekas pembakaran harus dirapikan sehingga tidak mengganggu lingkungan. Pekerjaan Penyelidikan Tanah Pada lokasi pekerjaan penyedia melakukan penyelidikan tanah sebelum melaksanakan pekerjaan konstruksi pintu air, yang terdiri dari: 4) Core Drilling (Boring) di sungai, kedalaman minimal 30 m 2) Sondir, minimal 1 titik 3) Undisturbed sampling, minimal 3 sampel 4) Nspt Test Interval 2m 5) Atterberg Limit, minimal 3 contoh 6) Grain size Analysis/Hydrometer, minimal 3 sampel 7) _Indeks Properties (g,w,e,Sr,Gs), minimal 3 sampel 8) Pemeriksaan contoh tanah Konsolidasi, minimal 3 contoh 9) Cu Triaxial, minimal 3 contoh 10) Triaxial UU/Direct Shear, minimal 3 sampel Penyedia harus menyampaikan laporan tertulis hasil penyelidikan tanah kepada Direksi Pekerjaan. 3.1 3.2 3.3 BAB III PEKERJAAN BETON Lingkup Pekerjaan ‘Semua beton yang dipakai dalam pekerjaan ini, harus terdiri dari bahan-bahan yang dirinci disini dan harus dicampur dengan perbandingan yang sesuai, dicor dan dituang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tersebut disini, Peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang disebutkan disini akan berlaku, kecuali bila secara khusus dirubah oleh Direksi Pekerjaan. Setiap syarat dan ketentuan yang baik termasuk disini harus sesuai dengan Standard Indonesia untuk beton N.I.2-P131-1971. Penyedia diperkenankan untuk membeli beton siap pakai (Ready Mix) dari perusahaan pembuatan beton dengan persetujuan Direksi Pekerjaan terlebih dahulu. Bahan Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus berkualitas Portland Cement dalam pekerjaan ini digunakan semen tipe 5 dan tipe biasa, pasir beton, agregat kasar dan air, sebagai bahan harus sesuai dengan syarat-syarat yang disebutkan dalam PBI 71 Kelas, Mutu Campuran dan Pengujian Beton Kelas dan Mutu Beton Kelas dan mutu beton harus sesuai dengan Standar Beton Indonesia NI.2- PBI- 1971. Tipe dan mutu beton yang dilaksanakan pada pekerjaan ini adalah sesuai Tabel berikut ini. Tabel 1. Type dan Mutu Beton bk | Dengan | Kategori | Pengawasan | Terhadap Type | Mutu ke 2) ‘$=46 dan Kualitas Kualitas: (eaten?) | S548, | sangunan | Aarooat_ | “Token nu | K225 | 225 300 Struktural | Pengujian Tes terinci dengan Kubus anaiisa ayekan m =| K300 | 300 >300 Struktural | Pengujian Tes terinci dengan | Kubus | analisa ayakan | «300 | 600 | +300 | Struktural | Penguiien Tes | terincidengan | Kubus | analisa | ayaken Penggunaan tipe beton adalah sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. - © bk adalah kekuatan tekan karakteristik yang ditentukan dari hasil sejumlah besar benda-benda uji.Hasil tersebut diperkenankan hanya 5% berada dibawah harga yang ditentukan. © bm adalah harga kekuatan rata-rata. Bilamana tidak ditentukan lain, kekuatan tekan beton adalah merupakan kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang berisi 15 (+ 0,06 ) cm, diuji pada umur 28 hari - Rumus-rumus untuk perhitungan o bk, adalah sebagai berikut : obk= — obm-1,64S S = Elob- obm) Nel cbm = Yob N Dimana : N = Jumlah kubus yang harus diuji, minimum 20 buah. ob = __Kekuatan tekan beton yang didapat dari masingmasing benda uji (Kg/Cm?). Kekuatan tekan beton rata-rata (Kg/Cm?). s = Deviasi Standard (Kg/Cm?) 0 obm 3.4 Campuran Beton a. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir beton, krikil/batu pecah, air seperti yang ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam perbandingan yang sesuai dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat; b. Setiap jenis beton harus digunakan sesuai dengan spesifikasi dan tempat yang diperlihatkan pada gambar atau tempat yang diperintahkan Direksi. Kebutuhan berikut ini akan dipenuhi kecuali diperlihatkan lain pada Gamber. c. - Beton Ready Mix K-225 semen tipe 5: digunakan untuk struktur beton capping beam, pengisi spun pile, pile cap, pelat lantai, tanga, dan bolder; - Beton pengisi K-600 flow 60: digunakan untuk beton pengisi sambungan tiang pancang beton, kecuali ditentukan lain atau diperintahkan Direksi. Ukuran maksimum agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian pekerjaan tidak boleh melampaul ukuran yang sepraktis mungkin hingga tercapai pengecoran yang tepat dan memuaskan atau ukuran yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai pekerjaan (sesuai kelas/mutu) harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan, yang mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, keawetan dan kekuatan yang dikehendaki, dengan tidak memakai semen terlalu banyak. Faktor air semen beton (tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat) tidak boleh melampaui 0,52 (yang berhubungan dengan air laut); Campuran yang direncanakan ditemukan dari percobaan-percobaan campuran yang memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan; Pengujian dari beton dilakukan di laboratorium Pemerintah/Swasta yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan perbandingan-perbandingan campuran harus diubah jika untuk tujuan atau penghematan yang dikehendaki, dalam kepadatan, kekedapan, keawetan atau kekuatan, dan Penyedia tidak berhak mengajukan tambahan biaya atas penambahan atau kompensasi yang disebabkan oleh perubahan tersebut. 3.8 Pengujian a Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperiuan untuk menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi kandungan lembab atau gradasi (butiran) dari agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk (mixer). Penambahan air untuk mencairkan beton kaku hasil pengadukan yang terlalu lama atau 3.6 yang menjadi kering sebelum dipasang, sama sekali tidak diperkenankan. Nilai-nilai Slump untuk berbagai pekerjaan beton. . Slump (‘Cm ) }__Uralan Maksimum | Minimum | Dinding plat pondasi dan pondasi 12,5 5,0 telapak bertulang Pondasi telapak tidak bertulang, 9,0 2,5 kaison dan konstruksi di bawah tanah ee Plat, balok, Kol 15,0 Pengerasan jalan 75 Pembetonan masal_ - 75 Direksi Pekerjaan berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat dilaksanakan (praktis) dan akan menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau alasan penghematan. b. Kekuatan tekan dari beton didapatkan melalui pengujian biasa dengan silinder berukuran 15 cm x 30 cm atau kubus 18 x 15 cm atau kubus 20 x 20 cm, dibuat dan diuji sesuai dengan NI.2-PBI 1971, dengan pengecualian untuk semua beton yang akan dibuat contoh-contoh silinder, potongan-potongan dari agregat kasar lebih besar dan 3,8 om harus dibuang dengan menyaring atau memungut, Penyedia harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh yang representatif, Semua pengujian dilakukan sesuai dengan NI.2-PBI 1971. Frekuensi pemeriksaan akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan tingkat pengecoran dan struktur, tetapi tidak lebih sering dari pada yang diperlukan untuk mendapatkan kepastian bahwa beton yang dipakai adalah sesuai dengan Spesifikasi dan Ketentuan Rencana. Penggunaan Beton Siap Pakai (Ready Mix Concrete) Penyedia dapat memilin memakai beton siap pakai yang dicampur di mesin pengaduk pusat milik pabrikan di Jakarta dan sekitamya, dengan persetujuan tertulis PPK. Persetujuan itu diberikan bila Penyedia dapat menjamin dan memuasken PPK bahwa material yang dipergunakan pada beton siap pakai sesuai dengan spesifikasi. Kebutuhan yang ditentukan seperti pengambilan 37 contoh, campuran pendahuluan dan campuran percobaan, pengujian dan kualitas berbagai kelas beton harus diperlakukan sama ke beton siap pakai Pengadukan dan Pengecoran a. _Persiapan Pengecoran. ~ Sebelum pembuatan beton dimulai semua alat-alat pengaduk dan pengangkut beton harus sudah bersih. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, tulangan beton, pemasangan instalasi- instalasi yang harus ditanam, penyokong, pengikatan dan penyiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus menurut persetujuan Direksi Pekerjaan, dan tidak boleh berhubungan dengan air yang mengalir sebelum beton itu cukup keras, Semua permukaan cetakan dan material tertanam yang dilekati spesi/mortar adukan beton yang lebih dahulu dicor harus dibersihkan dari adukan-aduken tersebut sebelum pengecoran dilanjutkan; - Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton (cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan-permukean dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan rata hingga kelembaban dari beton yang harus dicor tidak akan berkurang; ~ Pada permukaan-permukaan yang harus ditutup beton yang mempunyai sifat penyerapan yang tinggi dimana periu untuk memudahkan pemasangan tulangan dan pengecoran beton diatas pondasi tanah. seperti ditentukan oieh Direksi Pekerjaan, Penyedia harus memasang lantai Kerja yang terdiri dari lapisan beton minimal setebal 5 cm atau sesuai gambar rencana atau petunjuk Direksi Pekerjaan. lantai kerja dihamparkan secara merata diatas tanah pondasi dan dibiarkan mengeras selama sedikitnya 24 jam sebelum beton dicor, - Permukaan-permukaan yang telah lebih dahulu dicor, yang telah mengeras sehingga beton baru tidak dapat berpadu dengan sempuma, haruslah dihubungkan dengan beton baru dengan hubungan melalul “construction joints" (siar konstruksi) sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. Permukaan-permukaan construction joints harus bersih dan lembab ketika ditutup. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran beton-beton yang mengelupas atau rusak dan bahan-bahan asing yang menutupinya. Perlengkapan Mengaduk Apabila Penyedia akan membuat senditi adukan beton, maka Penyedia harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing- masing bahan pembentuk beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara mengerjakannya selalu harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan, Mengaduk. - Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton, yaitu "Batch Mixer" atau portable mixer selama sedikit-dikitnya 1,5 menit sesudah semua bahan ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas lebih dari 1,5 m3. Direksi Pekerjaan berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan wama yang merata. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi. Air harus dituangkan lebih dahulu dan selama pekerjaan mencampur. Pengadukan yang lamanya berlebihan yang membutuhkan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki tidak diperkenankan; ~ Truk pengaduk (truck mixer) hanya diperkenankan jika pengaduk dan pengerjaannya adalah sedemikian, sehingga beton dari adukan ke mempunyai konsistensi dan mutt yang merata dan sama. Beton yang tertinggal dalam truk yang memerlukan tambahan air yang cukup yang memungkinkan pemasangan yang memuaskan harus dibuang atas biaya Penyedia.Pengadukan yang selalu memproduksi hasil yang tidak memuaskan, harus diperbaiki. Mesin pengaduk yang disentralisir (hatching, mixing plant) harus diatur sedemikian, hingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan mudah Bari stasiun operator; - Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas yang telah ditentukan kecuali apabila nyata-nyata diperkenankan; ~ Tiap mesin pengaduk dilengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan menghitung jumlah adukan. Suhu Suhu beton dicor/dituangkan tidak boleh lebih dari 32°C dan tidak kurang dati 4,5°C. Bila suhu ada diantara 27°C dan 32°C, beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton dicor pada waktu cuaca sedemikian sehingga suhu dari beton melebih 32°C, sebagai yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia harus mengambil langkah yang efektif, yaitu mendinginkan agregat dan mengatur suhu beton, sehingga beton dapat dicor pada suhu dibawah 32°C. Pengecoran ~ Care-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump; ~ Beton dicor hanya waktu Direksi Pekerjaan atau wakilnya yang ditunjuk serta Wakil Penyedia yang setara ada ditempat kerja. Setelah permukaan disiapkan balk-baik permukaan-permukaan construction joints dimana beton baru akan dicor harus ditapisi dengan penutup yang terbuat dari adukan semen atau ditutup dengan lapisan spesi kira-kira setebal 2 cm. Spesi harus mempunyai perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton yang bersangkutan kecuali ditentukan lain, demikian juga konsistensinya. Adukan harus dinamparkan merata dan harus rata juga pada permukaan-permukaan yang tidak beraturan. Dalam pengecoran pada construction joints yang telah terbentuk, penyangga khusus harus dibuat untuk menjamin agar beton menjadi rapat betul dengan permukaan joints (sambungan) lewat pembobokan dengan memakai alat-alat yang cocok; - Pencampuran/penumbuken kembali beton tidak diperkenankan. Beton yang sudah mengeras dan tidak sesuai dengan spesifikasi harus dibuang dan Penyedia tidak dibayar untuk pekerjaan terbuang semacam itu. Dalam semua hal, beton yang akan dituang/dicor harus diusahakan agar pengangkutannya ketempat posisi terakhir sedekat mungkin, sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar atau bertumpuk dengan baja tulangan tidak diijinkan dan apabila pemisahan yang sedemikian itu mungkin terjadi, Penyedia harus mempersiapkan drop chutes dan buffles atau alat lain yang cocok untuk mengontrol jatuhnya beton Penyedia harus mengajukan terlebin dahulu kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan dalam cara mengecor berikut peralatan yang akan digunakan; Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh siar (join) semua penuangan beton harus selalu berlapis-lapis horisontal dan umumnya tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Direksi Pekerjaan mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 om tidak dapat memenuhi spesifikasi ini; Dalam pengecoran beton pada daerah terbuka yang luas dan tebal, Penyedia harus menjaga agar daerah beton yang terbuka menjadi seminimal mungkin, dengan cara pertama-tama menuang beton menurut lebar yang penuh dan sampai tinggi yang penuh pada daerah terbatas pada tinggi bangunan dan melanjutkan dengan cara yang sama sampai keselurun bangunan. Lereng yang terbentuk oleh pinggiran pengecoran yang tidak dibatasi dengan cetakan akan dilanjutkan) harus dijaga agar berbentuk lereng yang terjal (securam mungkin) supaya luasnya tetap minim. Beton sekitar tepi lereng ini tidak boleh digetar dengan vibrator sebelum beton yang berdampingan dituang, kecuali kondisinya sudah mengeras sedemikian rupa sehingga beton berikutnya akan sempuma pemaciatan dan penyatuannya dengan beton yang terdahulu yang sudah dituang. Setiap tahap penuangan beton harus dipadatkan betul-betul (dengan vibrator atau alat lain) seluruhnya sebelum tahap berikutnya dimulai; Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau terlalu lama, sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar. Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada “construction jointas" dan air semen atau spesi yang hanyut dan terhampar harus dibuang dan di diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Pengecoran yang sudah dimulai pada suatu bagian bangunan, tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai. Penyedia harus menyediakan lembaran plastik/penutup beton yang baru dicor apabila turun hujan; Ember-ember yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran dimana mekanisme pembuangan harus dibuat dengan kapasitas secukupnya sekali tuang. Ember beton harus mudah diangkat/didekatkan dengan alat-alat lainnya dimana diperlukan, terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas; Construction joints harus horisontal jika tidak ada ketentuan lain dari yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan; Jika beton dicor menjadi satu kesatuan (monolit) disekitar celah-celah yang mempunyai dimensi-dimensi vertikal lebih dari 60 cm, beton pada plat lantai, berbagai balok atau bagian-bagian yang sejenis yang harus dicor menjadi satu kesatuan bangunan yang harus dicor dengan pendukungnya, petunjuk-petunjuk berikut ini harus benar-benar diperhatikan; Pengecoran beton harus ditunda antara 1 sampai 3 jam pada puncak celah-celah dan pada dasar-dasar dari lereng (level) dibawah, dilantai, balok-balok atau bagian-bagian lain yang serupa tetapi tidak berarti pengecoran harus ditunda begitu lama sehingga unit penggetar dengan berat sendiri tidak sanggup menembus beton yang dicor sebelum penundaan. Jika memadatkan beton sesudah penundaan, unit penggetar harus menembus dan menggetarkan beton yang ditempatkan sebelum penundaan. Beton terakhir setelah 60 cm lebih yang segera dicor sebelum penundaan, harus dicor sedapat mungkin dengan slump rendah dan ketelitian khusus harus dilaksanakan untuk mendapatkan kepadatan yang baik secara menyeluruh. Permukaan-permukaan beton dimana penundaan-penundaan dilaksanakan harus bersih dan bebas dari bahan-bahan asing pada waktu pengecoran beton dimulai sesudah penundaan. Beton yang dicor pada celah-celah, lantei-lantai, balok- balok dan bagian-bagian lain yang serupa harus dicor sedapat mungkin dengan slump rendah dan pemeliharaan khusus dilaksanakan untuk mendapatkan kepadatan yang baik secara menyeluruh. f. Bahan pembantu, Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan pengerasan ataupun, untuk maksud-maksud lain, dapat dipakai bahan-bahan pembantu.Jenis dan bahan pembantu yang dipakai harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.Mantaat dari bahan-bahan pembantu harus dapat dibuktikan dengan hasi-hasil percobaan. Selama bahan- bahan pembantu dipakai, harus diadakan pengawasan yang cermat terhadap pemakaiannya. 3.8 Perawatan dan Perlindungan Beton a. Perawatan (Curing) 1. Secara umum harus memenuhi persyaratan di dalam PBI 1971 NI-2 2. Segera setelah pengecoran beton harus dicuring. 3. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta pengerasan beton. b. Masa perawatan dan cara perawatan 1. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus berlangsung terus-menerus selama paling sedikit dua minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 35°C. 2. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan maka selama sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan cara lain yang disetujui oleh pengawas lapangan 3. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar, Pemanasan atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai tetapi harus disetujui terlebih dahulu oleh pengawas lapangan c. Perlindungan dari kerusakan akibat cuaca (Weather Injury) 1. Selama pengadukan. Dalam udara panas, bahan-bahan_ beton didinginkan (memakai es sampai air dingin) sebelum dicampur, agar pemeliharaan dari suhu beton masih dalam batasan yang disyaratkan. Tidak diljinkan pemakaian air hujan untuk menambah campuran air. 2, Selama pengecoran dan pemeliharaan a. Umum Harus disediakan penutup selama pengecoran dan perawatan dari beton untuk melindungi beton terhadap hujan dan terik matahari. b. Dalam cuaca panas Adakan dan pelihara keteduhan, penyemprotan kabut, ataupun membasahi permukaan dari wama terang/muda, selama pengecoran dan pemeliharaan beton untuk melindungi beton dari kerugian/kehilangan bahan terhadap panas, matahari atau angin yang berkelebihan. c. Kelebihan perubahan suhu Lindungi beton sedemikian sehingga terjamin perubahan suhu yang seragam di dalam beton, tidak lebih dari 3° C dalam setiap jamnya. . Perlindungan bahan-bahan Peliharalah dan jagalah bahan-bahan dan peralatan di lapangan agar siap untuk digunakan. BAB IV PEKERJAAN PENULANGAN Pekerjaan penulangan untuk beton ini termasuk dari mendatangkan, menyimpan, menyiapkan dan memasang tulangan untuk beton harus mengikuti Spesifikasi ini dan Gambar Rencana atau petunjuk Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. 4.4Gambar Kerja Gambar kerja, daftar pembengkokan tulangan, dan gambar penempatan tulangan harus disiapkan oleh Kontraktor dan disampaikan sebelum pelaksanaan pekerjaan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas untuk mendapat persetu- juannya. Deti-detil mengenai ini harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam PBI 1971 N.I.-2. Persetujuan yang telah diberikan oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya mengenai ketelitian dan/atau kelengkapan pekerjaan detil. 4.2Penyiapan Penulangan Sebelum mendatangkan baja tulangan, seluruh daftar diameter dan daftar bengkokan baja tulangan harus disiapkan oleh Kontraktor dan mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, dan tidak ada bahan yang boleh didatangkan atau dikerjakan sebelum daftar baja tulangan disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. 43 Teknik Pelaksanaan 4.3.1 Pembengkokan Cara pembengkokan tulangan harus mengikuti PBI 1971 N.L-2 kecuali ditentukan lain. Tulangan tidak boleh dibengkokkan bila telah ditempatkan di lokasi pekerjaan, meskipun tulangan tersebut sebagian ditempatkan pada beton yang telah mengeras, kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. Baja tulangan hendaknya dipotong, dibengkokkan, atau diluruskan dengan hati-hati. Terutama pada baja tulangan dengan sifat yang getas (hard grade) 4.3.2 4.3.3 tidak diperbolehkan untuk membengkokan dua kali. Pemanasan baja tulangan tidak dizinkan, kecuali atas permintaan dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas, itupun harus dilaksanakan pada temperatur yang serendah mungkin dan dalam daerah yang seminimal mungkin. Bila radius pembengkokan tidak disebutkan pada Gambar Rencana, maka pembengkokan besi tulangan paling sedikit 4 kali diameter dari batang yang bersangkutan (untuk tulangan yang biasa) atau 6 kali diameter tulangan yang bersangkutan (untuk tulangan dengan sifat getas) Penempatan Tulangan harus diletakkan dengan teliti dengan menggunakan ganjalan dan dudukan yang diikat erat ke tulangan. Batang-batang tulangan yang harus saling berhubungan, harus diikat dengan kawat baja pengikat sebagaimana ditentukan. Jenis ganjalan dan dudukan yang dipakai harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas dan setiap bagian dari ganjalan metal atau dudukan harus sedikitnya mempunyai beton dekking (cover) yang sama dengan tulangan. Tulangan tidak boleh didudukan pada bahan metal, atau tulangan duduk langsung pada acuan yang akan menyebabkan bagian tulangan langsung berhubungan dengan udara luar. Tulangan juga tidak boleh duduk pada kayu atau pertikel koral/agregat. Ganjalan dari mortar harus sama kekuatannya dengan beton yang akan dicor. Kawat baja pengikat tidak boleh keluar dari beton. Sebelum dimulai pengecoran Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas harus mengetahui dan diberikan waktu untuk melakukan pemeriksaan penempaten tulangan Penyambungan Sebaiknya tulangan tidak disambung pada seluruh panjang yang dibutuh- kannya. Sambungan yang dilakukan harus sesuai dengan dan pada tempat yang tertera pada Gambar Kerja, kecuali atas izin dan atas persetujuan dari Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas. Sambungan tidak diperbolehkan pada tempat dengan tegangan maksimum dan sedapat mungkin diselang seling, sehingga sambungan tidak semuanya / sebagian besar terjadi di suatu tempat. Panjang sambungan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam PBI 1971 NLI.-2 kecuali jika ditentukan lain dalam gamber. Bila ruangan memungkinkan, pada sambungan dimana batang-batang saling melalui (overlapping) diganjal dengan potongan-potongan tulangan agar tidak saling menempel, dan kemudian harus diikat kuat minimum di dua tempat tiap sambungan. Panjang sambungan harus seperti yang diterakan pada Gambar Kerja. Bila tidak ditentukan dalam Gambar Rencana, maka panjang sambungan overlapping diambil setidak-tidaknya 40 kali diameter tulangan yang bersangkutan atau sesuai dengan yang ditentukan oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawes. Penyambungan tulangan beton dengan cara pengelasan tidak dibenarkan kecuali telah ditentukan pada Gambar Kerja atau ada perintah tertulis dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. Cara pengelasan mengikuti ketentuan yang berlaku. Sebelum pelaksanaan pengecoran, penulangan akan diperiksa mengenai ketepatan penempatan dan kebersihannya dan kalau periu harus dibetulkan. Tulangan-tulangan yang menonjol dan pekerjaan sedang berlangsung atau selesai dikerjakan tidak boleh dibengkokkan atau rusak dengan jalan mengikatnya pada penyangga atau tumpuan-tumpuan lain. Tulangan yang menonjol dalam arah horisontal pada siar-siar konstruksi harus ditumpu dalam posisi yang benar selama pengecoran dengan menyediakan penyangga yang cukup dan bagian-bagian pembuat jarak di mana tulangan akan diikatkan dan ditahan di tempatnya. Penutup beton untuk tulangan harus seperti yang tertera pada gambar. Toleransi yang dijinkan adalah #4 mm. Beton tidak boleh dicor sebelum penulangan diperiksa dan ijin pengecoran diberikan oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. BABV PEKERJAAN BEKISTING Bekisting/ cetakan harus sesuai dengan berbagai bentuk, bidang, batas, dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana tercantum pada gambar-gambar atau seperti yang telah ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan. Bahan yang akan dipakai dan rencana cetakan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum pembuatan cetakan dimulai Tetapi persetujuan demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab Penyedia tethadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan-perbaikan kerusakan yang mungkin timbul sewaktu pemakaian. Sewaktu-waktu Direksi Pekerjaan dapat tidak menyetujui (afkit) sesuatu bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Penyedia harus segera menggentinya atas beban sendiri. 5.1 Pelaksanaan Konstruksi Cetakan a. Cetakan untuk beton yang sesual dengan bentuk yang dikehendaki harus dibuat sedemikian rupa kuatnya. Cetakan dibuat dari kayu mulitplek 12 mmdan baja serta dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang sempuma seperti yang ditentukan; b. Permukaan cetakan harus menghasilkan permukaan beton yang halus dan rata. Cetakan tersebut harus berkekuatan dan berkekakuan tetap dalam tempat dan bentuk selama pembebanan dan selama berlangsungnya pekerjaan penggetaran untuk pemadatan beton. Semua cetakan kayu pada permukaan jalan air harus diserut rataldigosok dengan kertas pasir untuk menghilangkan tanda-tanda bekas dari cetakan sejauh hal ini dapat dikerjakan.Usaha-usaha yang sesuai dan efektif harus dikerahkan dalam pekerjaan cetakan untuk menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya dalam arah yang tepat untuk menghindari terbentuknya pelengkungan- pelengkungan sisi-sisi_ pinggiran tersebut. _kerusakan-kerusakan permukaan beton yang telah diselesaikan; © Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan harus diminyaki dengan minyak yang biasa diperdagangkan untuk mencegah secara efektif lekatnya beton pada cetakan dan tidak akan mengotori beton. Semua material untuk melepaskan lekatan beton dipakai hanya setelah disetujui Direksi Pekerjaan. Penggunaan minyak cetakan harus hati-hati_ untuk mencegah kontak dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat; d. Chamber strip bingkai penguat harus ditempatkan disudut dari cetakan- cetakan untuk menghasilkan tepi-tepi yang melereng pada permukaan beton yang selalu kelihatan (expose) Semua cetakan harus betul-betul teliti, kokoh dan aman pada kedudukannya sehingga pengembangan atau gerakan lain selama pengecoran beton dapat dihindari. Cetakan harus cukup rapat untuk mencegah kebocoran adukan. Selama pengecoran beton cetakan ini dapat disanggah pada pilar-pilar beton (concrete piers), kaki-kaki logam (metal pedestral atau old) cara-cara lain yang disetujui Direksi Pekerjaan, Penyanggah cetakan (perancah) harus berdiri diatas pondasi yang baik sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan. 5.2 Waktu dan cara pembukaan cetakan a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan dan pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang mash muda tidak diizinkan untuk dibebani. Segera setelah cetakan- cetakan dibuang, permukaan beton harus diperiksa dengan hati-hati dan permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui Direksi Pekerjaan; b. Waktu pembongkaran cetakan terhitung sejak selesai pengecoran terlebih dahulu disetujui Direksi Pekerjaan, pada umumnya setelah beton berumur 3 minggu. Apabila ada jaminan bahwa setelah cetakan dan acuan dibongkar, beban yang bekerja pada bagian konstruksi itu tidak akan melampaui 50 % dari beban rencana total, maka pembongkaran cetakan dan acuan itu dapat dilakukan setelah beton berumur 2 minggu. Jika tidak ditentukan lain, cetakan samping dari balok dan dinding boleh dibongkar setelah 3 hari; 5.3 c. Cetakan-cetakan balok dapat dibongkar setelah dari semua kolom-kolom penunjangnya telah dibongkar cetakannya dan dari penglihatan temyata baik pembetonannya; 4. Bagian-bagian konstruksi dimana terjadi sarang-sarang kerikil harus diperbaiki dengan penuh keahlian; @. Apabila menurut pendapat Direksi Pekerjaan, sarang-sarang kerikil yang terjadi dapat melemahkan/membahayakan konstruksi maka Penyedia harus membongkar beton pada lokasi tersebut dan melakukan pengecoran ulang atas biaya Penyedia Pengukuran dan Pembayaran untuk cetakan/bekisting Semua cetakan/bekisting yang dimintakan untuk pekerjaan dalam spesifikasi ini harus tercakup dalam harga satuan yang ditawarkan dalam Daftar Volume Pekerjaan untuk bagian-bagien yang sesuai dimana cetakan/bekisting dipergunakan, dengan satuan volume meter persegi (m?). Harga satuan untuk pekerjaan semacam ini harus mencakup (tetapi tidak terbatas pada) tenaga kerja, peralatan, minyak cetakan, pemeliharaan, pembukaan cetakan-cetakan, penyempumaan dan serta semua pekerjaan- pekerjaan lainnya, sesuai persyaratan dan keperluan yang termasuk disini, Pembayaran diukur berdasarkan luas cetakan/bekisting pada permukaan beton yang akan tercetak. 6.1 62 6.2.1 BAB VI PEKERJAAN BANGUNAN PINTU AIR Pekerjaan Kisdam dan Dewatering Sebelum melakukan pekerjaan pintu air, penyedia jasa harus membuat kisdam serta_melakukan pemompaan air/pengeringan (dewatering) pada area pekerjaan pintu air. Penyedia jasa harus memperhatikan dan melaksanakan hal-hal sebagai berikut: 1) Pembuatan kisdam dapat menggunakan konstruksi sederhana tetapi cukup kuat. 2) Konstruksi kisdam tersebut harus mampu menahan rembesan/bocoran semaksimal mungkin. 3) Pengeringan (dewatering) ditakukan dengan peralatan pompa air. 4) Bila pelaksanaan pembangunan bangunan air berada lebih dalam dari muka air tanah dimana menghadapi keluarnya air tanah maka pada sekeliling lokasi penggalian dibuat parit yang miring ke arah sumur dimana diletakan submersible pump, yang berfungsi mengeluarkan air yang terkumpul pada sumuran ke badan air penerima. 5) _Kapasitas pompa dan jumlah pompa harus disesuaikan dengan debit air tanah yang keluar dari seluruh daerah penggalian tersebut. 6) Konstruksi Kisdam harus dibongkar kembali setelah pekerjaan bangunan air selesai dilaksanakan untuk mengembalikan aliran air. Sebelum melakukan pekerjaan kisdam dan dewatering, penyedia jasa harus menyampaikan usulan rencana konstruksi kisdam kepada PPK untuk mendapat persetujuan; Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang Square Pile Pengadaan Tiang Pancang Square Pile 1) Sebelum melakukan pengadaan penyedia jasa harus menyampaikan usulan rencana pengadaan yang berisikan spesifikasi teknis tiang pancang square pile, rencana dan jadwal pelaksanaan pabrikasi kepada PPK untuk mendapat persetujuan; 2) Penyedia Jasa harus menyediakan tiang pancang square pile untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan tiang pancang square pile sesuai spesifikasi teknis antara lain ukuran 30x30 m, panjang 24 m dan 28m, kuat tekan beton K-00, semen tipe 5 seperti di dalam gambar teknis. Dalam pengadaan tiang pancang square pile akan diusulkan oleh Penyedia jasa harus mendapat persetujuan dari PPK; 3) Tiang pancang square pile yang disediakan oleh Penyedia Jasa harus sesuai dengan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa dalam .Dokumen Penawaran. Tiang pancang square pile diproduksi di pabrikAworkshop; 4) Proses pengangkutan adalah dari pabrik sampai dengan —_lokasi penyimpanan (stockyard); 5) Penyedia Jasa harus menjamin semua tiang pancang square pile yang digunakan dalam kondisi baik dan siap digunakan. Apabila terdapat tiang pancang square pile yang mengalami kerusakan atau tidak sesuai dengan spesifikasi, Penyedia Jasa wajib menyediakan penggantinya, dengan seluruh biaya ditanggung oleh Penyedia Jasa; 6) Untuk menjamin proses Pengadaan Tiang pancang square pile sesuai spesifikasi teknis dan jadwal waktu yang dipersyaratkan PPK dan/atau Direksi Pekerjaan melakukan inspeksi ke pabrik dan dituangkan dalam Berita Acara Inspeksi; 7) Disamping harus menyediakan tiang pancang square pile yang diperlukan secara langsung untuk melaksanakan suatu pekerjean, Penyedia Jasa juga harus menyediakan alat-alat yang digunakan dalam pemasangan tiang pancang square pile tersebut, sehingga para pekerja dapat menjalankan pekerjaan dengan baik dan aman. Alat-alat yang digunakan dalam pemasangan tiang beton adalah alat pancang tripodilabrang, tug boat, crawler crane, tongkang dan alat pendukung lainnya; 8) Untuk menjamin pengadaan Tiang pancang square pile sesuai spesifikasi teknis yang disyaratkan, PPK dan/atau Direksi Pekerjaan dapat meminta rekomendasi teknis dari Konsultan Pengawas; 9) Pengukuran dan Pembayaran a) Harga-harga satuan yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk berbagai item pekerjaan tiang pancang square pile harus sudah meliputi biaya pengadaan dan pemakaian semua tenaga kerja, perlengkapan, bahan, pengangkutan dan lain-lain yang diperlukan untuk membuat pekerjaan sesuai spesifikasi teknis. b) Pembayaran pengadaan tiang pancang square pile dapat dilakukan sebesar 100% setelah tiang pancang tiba dilokasi (material on site) dan telah dilaksanakan pemancangan sebesar 80% dari jumlah Material On Site tersebut. Jumiah pengadaan tiang pancang harus seijin PPK. 6.2.2 Pemasangan Tiang Pancang Square Pile dengan Alat Tripod/Labrang 4) Alat Pancang a. Sebelum dilakukan pemasangan tiang pancang square pile, Penyedia harus mengirimkan kepada Direksi Pekerjaan rincian peralatan yang akan digunakan dan usulan metoda kerja. Pelaksanaan pemasangan dilakukan apabila sudah mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan; b. Tiang pancang square pile dipasang dengan tripod/labrang drop hammer yang sudah dilengkapi dengan alat pendukungnya; c. Pekerjaan pemasangan tiang pancang square pile terdiri dari pemasangan tiang pancang square pile di laut/muara sungai dengan penyediaan alat pendukung pemasangan sesuai lokasi pemasangan tersebut 2) Pengukuran a) Pengukuran dan setting out trase rencana tiang pancang square pile harus sudah diselesaikan dan dikirimkan kepada Direksi Pekerjaan untuk persetujuannya paling lambat 24 jam sebelum pemasangan; b) Sebelum dilakukan pemasangan dilaksanakan Setting out posisi tiang pancang square pile sudah sesuai dengan trase yang direncanakan dengan menggunakan alat ukur teodolit untuk memastikan posisi tiang pancang square pile terpasang pada posisi yang direncanakan harus dikontrol dengan alat ukur teodolit sampai dengan selesai pemasangan; ©) Semua titiktitk setting out, jenis, tanda-tanda dan semacamnya harus dipelihara oleh Penyedia Jasa selama pekerjaan pemasangan. 3) 4) §) Pelaksanaan Pemasangan Tiang pancang square pile dengan tripod/tabrang drop hammer a. Mobilisasi tiang pancang square pile di laut/muara sungai menggunakan tug boat serta crawler crane dan tongkang dan peralatan beserta bahan pendukung lainnya; b. Pada saat pengoperasian, tiang pancang square pile sudah pada posisi tik pancang dan tiang pancang square pile telah diberi tanda sebagai guidance selama proses pemasangan; c. Setiap Pemasangan harus dicatat dan diserahkan pada Direksi Pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah Pemasangan. Hal-hal yang periu dicatat dalam proses pemasangan tiang pancang square pile disepakati oleh Penyedia jasa, Konsultan pengawas dan direksi pekerjaan Penyambungan Tiang Pancang Square Pile Penyedia harus terlebin dahulu mengajukan rencana penyambungan tiang beton yang meliputi metode penyambungan, komponen sambungan, bahan penyambung tiang yang dilengkapi dengan Gambar Shop Drawing secara detil a. Usulan rencana penyambungan tiang beton ini harus telah mendapat persetujuan dari PPK sebelum dilaksanakan di lapangan; b. Setiap penyambungan harus mengikuti gambar yang telah disetujui dan sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan Pengukuran dan Pembayaran : a. Pembayaran pemasangan tiang pancang square pile dilakukan setelah material tiang pancang square pile telah terpasang di lokasi sesuai dengan gambar dan persetujuan direksi; b. Pembayaran pemasangan dilakukan berdasarkan kedalaman tiang pancang square pile yang masuk ke tanah asli sesuai dengan arahan Direksi Pekerjean. 6.3 6.3.1 6.3.2 6.3.3 6.4 6.4.1 Pekerjaan Beton Bangunan Pintu Air Penulangan Syarat-syarat dan spesifikasi penulangan seperti tercantum pada Bab IV buku RKS ini Pekerjaan Beton Syarat-syarat dan spesifikasi pekerjaan beton seperti tercantum pada Bab Ill buku RKS ini. Pekerjaan Bekisting Syarat-syarat dan spesifikasi pekerjaan Bekisting seperti tercantum pada Bab V buku RKS ini Pekerjaan Mekanikal Bangunan Pintu Air Perakitan dan Pengujian di Bengkel 4. Pintu dan Rangka Pintu Setiap pintu dengan seal karet harus dirakit dibengkel. Pada saat perakitan, pintu harus diperiksa mengenai ukuran, kelonggaran dan ketepatan posisinya. Setiap kesalahan dan ketidak tepatan yang ditemukan harus dikoreksi dengan tepat. Seal karet harus tepat pada posisinya saat perakitan di bengkel. Rangka sponing, balok atas dan balok ambang pada rangka pintu harus diperiksa kelurusannya. Semua ukuran rangka pintu yang berkaitan dengan ukuran pintu harus diperiksa den setiap kesalahan dan ketidak tepatan posisinya yang ditemukan harus diperbaiki. Suku cadang harus sesuai dan dihindari selama perakitan dan pengangkutan. 2. Alat Angkat Manual Gearbox lengkep satu set sudah dirakit dari pabrikan. Alat tersebut sudan dilengkapi dengan sertifikasi uji dari pabrikan asal pembuat. Penyedia jasa dan atau pemberi kerja bisa mengujinya kembali pada saat tahap Testing dan Comissioning, 3. Alat Bantu Putar /Motor Bakar (Gasoline Engine) Alat angkat juga harus dilengkapi dengan Motor bakar sebagai Pemutar pengganti tenaga manusia mengingat rasio putaran sangat tinggi juga kebutuhan waktu pengangkatan pintu air anti rob yang termasuk cepat. Motor Bakar sudah dirakit pabrikan dan dilengkapi rangka pelindung dan dudukan yang sesuai. Penyedia jasa wajib Menyerahkan dokumen, Petunjuk pengoperasian dan pemeliharaannya 6.4.2 Pemasangan dan Pengujian di Lapangan 1. Rangka Pengarah Pintu (Guide Frame) a. Rangka Pengarah pintu harus dirakit dan dipasang pada tempatnya seperti gambar yang telah disetujui pada posisi yang sesuai dengan toleransi yang diizinkan. Letak baut atau perlengkapan lain harus dipasang pada rangka pengarah pintu dengan posisi yang tepat. ». Ikatan antara rangka pintu dan penopang harus kuat sehingga pada saat beton dicor tidak akan merubah posisi rangka pintu. Jika diperlukan untuk menjamin posisi yang tepat dapat dilengkapi dengan penjepit tambahan. c. Pemasangan seal Pelat harus hati-hati agar terletak pada permukaan yang tepat sesuai dengan toleransi yang diizinkan. Pengecoran tidak diperkenankan bila belum dirakit dengan lengkap dan telit, Sewaktu pengecoran beton harus diperiksa agar ukuran dan bentuknya sesuai gambar dan dalam batas toleransi. Jika terjadi kesalahan harus segera diperbaiki 2. Pintu Pintu harus dirakit dan dipasang sesuai gambar detail yang disetujui. Pintu pintu harus dirakit dan dipasang sesuai dengan toleransi yang diizinkan. 3. Pengangkat a. Sebelum dirakit, semua permukaan bantalan, sponing, alur dan lubang oli harus dibersihkan dan dilumasi dengan oli dan grease yang akan disetujui. Sesudah dirakit, setiap sistim pelumasan harus diperiksa. Setiap pengangkat, lengkap dengan perlengkapannya, harus dipasang sesui dengan gambar yang disetujui. Pengangkatan harus diletakkan dan distel sehingga sesuai dengan alat pengangkat pintu. b. Sesudah pemasangan pengangkat dan sebelum dihubungkan dengan pintu, pengangkat harus dioperasikan dan diperiksa, sesudah selesai pemeriksaan tersebut, seling penggerak dihubungkan dengan pintu dan Drum, kemudian ditest dan distel sehingga dapat dioperasikan dengan tepat. Setiap kerusakan atau ketidak tepatan operasi yang ditemukan selama pengujian harus diperbaiki dan prosedur pengujian diulang kembali 6.4.3 Pengecatan A. Pengecatan untuk Perangkat Pintu Air Baru a Setiap ketebalan pengecatan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan; Permukaan yang sudah siap harus dicat dasar sesuai dengan petunjuk pengecatan dari pabrik; Permukaan harus dibersihkan sesaat sebelum pengecatan; Adapun metode Pembersihan Permukaan menggunakan metode “Abrasive blast cleaning of steel’ sesuai dengan persyaratan DIN 55928 T4; Pengecatan lapis awal dan lapis akhir harus sesuai dengan cara dan peralatan yang disarankan dari pabrik; Cat yang dipakai harus mempunyai masa pemakaian tidak kurang dari 1 (satu) tahun dalam keadaan segala cuaca di lokasi pekerjean; Penyedia jasa harus menyediakan cat yang cukup untuk pengecatan di lapangan dan pengecatan perbaikan di bengkel; Semua pengecatan, harus dilakukan secara rata dan halus pada permukaan, Cat harus diaduk seluruhnya, ditapis dan dijaga kekentalannya agar seragam selama dipergunakan; Tidak diperkenankan melakukan pengecatan pada permukaan logam yang suhunya kurang dari 10°C Permukaan yang akan dilapisi cat harus bebas dari kelembaban selama pengecatan; Pengecatan dilakukan dengan kuas atau semprot; Pengecatan lapis pertama, dilakukan langsung sesudah penyiapan permukaan. Tiap lapis harus dibiarkan kering dan mengeras lebih dahulu seluruhnya sebelum dilakukan pengecatan berikutnya: Cat yang diproduksi oleh pabrik yang mempunyai nama baik dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan; Pengecatan dengan tar-epoxy dan atau epoxy resin harus dilaksanakan pada bagian-bagian di bawah 1. Permukaan-permukaan yang tampak dari rangka pintu kecuali yang ada di atas permukaan tanah 2. Semua daun pintu 3. Pengecatan komponen tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai SN/ 06-6452-2000, Metode Pengujian Cat Bitumen sebagai lapis pelindung 4, Semua logam besi yang permukaannya tidak dihaluskan, kecuali yang disebutkan di atas harus dicat dengan 1 (satu) lapis cat dasar dan 2 (dua) lapis cat epoxy atau yang sekualitas. Tebal total lapisan tersebut termasuk cat dasar harus 0,15 mm — 0,20 mm. Semua peralatan harus dicat sesuai dengan stander pabrik 5, Semua permukaan logam dengan finishing termasuk sekrup yang tampak selama pengangkutan atau selama _menunggu pemasangan harus dibersihkan dan dilapisi dengan cat yang mudah larut dalam bensin agar tidak berkarat. 6.4.4 Pengelasan a. Semua pekerjaan las yang diperlukan pada pembuatan dan pemasangan pintu dan perlengkapan dikerjakan dengan tenaga dengan cara las lindung busur metal atau las busur otomatis. b. Tes tembus warna harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa, jika diperlukan oleh standar spesifikasi ini atau kriteria perencanaan ini. c. Alat ukur yang sesuai harus terpasang untuk pembacaan arus dan tegangan listrik selama pengelasan berlangsung. d. Semua bagian yang di-las yang merupakan pekerjaan akhir dengan mesin harus di-las dahulu sebelum di-machining, kecuali tercantum ketentuan lain e. Semua pekerjaan pengelasan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan Spesifikasi pekerjaan pengelasan BS 5135 — 1984, Process of Arc welding carbon and Carbon Manganise Steel 6.4.5 Pekerjaan Alat Angkat a. Drum penggulung kawat baja (alat pengangkat pintu) yang berupa Tabung penggerak yang dioperasikan secara manual’, dipasang pada balok atas pada rangka pintu untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu. b. Bahan Drum penggulung kawat baja beserta pelengkapnya yang berupa Poros, roda gigi batang penghubung, handel Operasi Manual, roda gigi, reduksi, tumpuan/bantalan, maupun rangka alur (sponning) harus memenuhi persyaratan sesuai SMI 03-6861-2-2002, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian B (bahan bangunan dari besi/baja) . Kerangka alur (sponing) harus mampu meneruskan tekanan air pada beton. Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan maksimum permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeter pada setiap panjang 3 (tiga) meter. |. Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan bengkokan agar tidak terjadi bocoran di bawah pintu. Kerangka ambang harus direncanakan agar dapat meneruskan gaye—gaya yang terjadi pada beton atau pasangan batu tanpa terjadi pelenturan. BAB Vil PENYELENGGARAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI 7A 7.2 (SMKK) Umum a. Keselamatan Konstruksi adalah adalah segala kegiatan keteknikan untuk mendukung Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan pemenuhen standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan yang menjamin keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, keselamatan publik dan lingkungan. b. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disingkat SMKK adalah bagian dari sistem manajemen pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dalam rangka menjamin terwujudnya Keselamatan Konstruksi c. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi yang selanjutnya disebut K3 Konstruksi adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. d. Ahli K3 Konstruksi adalah tenaga teknis yang mempunyai kompetensi khusus di bidang K3 Konstruksi dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan dan kompetensi yang diterbitkan oleh lembaga atau instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-undangan Perincian Kegiatan Kegiatan penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, meneakup: Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK); Sosialisasi, promosi dan pelatihan; Alat pelindung kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD); Asuransi dan perizinan; Personel K3 Konstruksi; Fasilitas, sarana, prasarana, dan alat kesehatan; Rambu- rambu yang diperlukan; Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi; dan zero ao0g@ i. Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian risiko Keselamatan Konstruksi. Ketentuan-Ketentuan Tambahan: * Penyedia Jasa harus membuat dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) dengan memperhatikan jumlah dan jenis pekerjaan yang dikerjakan * Penyedia jasa harus melakukan kegiatan induksi K3 dan pengarahan K3 (Safety briefing) yang dilakukan sebelum memulai pekerjaan dengan memperhatikan perkiraan jumlah pekerja, tamu dan staf serta resiko K3 pekerjaan. + Penyedia jasa harus menyediakan alat sosialisasi/promosi dalam bentuk spanduk/poster/papan informasi K3 yang ditempatkan di area pekerjaan. + Penyedia Jasa harus menyediakan Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri sesuai kebutuhan dengan memperhatikan jenis pekerjaan, jumlah pekerja, dan resiko K3 pekerjaan. * Penyedia jasa diharuskan mendaftarkan pekerjanya dalam BPJS Ketenagakerjaan sebagau stander kerja penyedia jasa konstruksi * Penyedia jasa harus memilki jumlah personil K3 konstruksi yang memadai sesuai dengan jenis pekerjaan dan resiko K3 pekerjaan. + Penyedia jasa harus menyediakan fasilitas, sarana, prasarana kesehatan sesuai kebutuhan dengan memperhatikan perkiraan jumlah pekerja dan resiko K3 pekerjaan. * Penyedia jasa harus menyediakan rambu-rambu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan konstruksi + Penyedia jasa dapat melakukan konsultasi dengan ahi terkait keselamatan konstruksi apabila terdapat kendala/permasalahan dalam pelaksanaan pekerjaan. * Penyedia jasa harus menyediakan peralatan yang terkait dengan risiko keselamatan konstruksi sesuai kebutuhan dan jenis pekerjaan, termasuk menyediakan dan menerapkan peralatan yang mendukung protocol Covid- 19. * Pembayaran dilakukan jika sudah mengajukan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK), melakukan peyediaan APD, rambu, papan informasi K3, serta dokumentasi pengaman Covid. BAB VIII PENUTUP Demikian Buku RKS ini dibuat untuk digunakan sebagai pedoman teknis dalam pelaksanaan pengadaan paket Pembangunan Pintu Air Kali Blencong Dan Pantai Utara Marunda. Dengan mempelejari buku ini, para peserta lelang diharapkan dapat menyusun dan mengajukan Usulan Teknis dan Usulan Biaya pelaksanaan pekerjaan dan mengisi data teknis. Akhir kata, semoga Buku RKS ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Jakarta, AF -os- 2022 Kepala Bidang Pengendalian Rob dan Pengembangan Pesisir Pantai Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta Ciko Tricanescoro, ST, M.Sc NIP 197209232006041010

Anda mungkin juga menyukai