Kelompok 9 - Bisnis PariwisataaA
Kelompok 9 - Bisnis PariwisataaA
Disusun Oleh:
Kelompok 9
PARIWISATA
Kata “Pariwisata” berasal dari bahasa Jawa Kuna. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata ”pari” berarti semua, segala, sekitar, sekeliling; kata ”wisata” berarti
bepergian bersama-sama untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang dan
sebagainya. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah pusat,
dan pemerintah daerah (UU No. 9 tahun 1990 dan diperbaharui dengan UU No. 10
tahun 2009 Tetang Kepariwisataan). Sehingga lingkup pariwisata meliputi:
2. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata, seperti kawasan wisata, taman
rekreasi, kawasan peninggalan sejarah (candi, makam), museum, waduk, pagelaran seni
budaya, tata kehidupan masyarakat dan yang bersifat alamiah, seperti keindahan alam,
gunung berapi, danau, pantai dan lain-lain.
WISATAWAN
Wisatawan menurut kamus besar bahasa Indonesia merupakan kata nomina yang
berarti orang berwisata, pelancong, atau turis artinya oaring yang memasuki wilayah
atau Negara lain dengan tujuan apapun asal bukan untuk tinggal menetap atau
melakukan usaha teratur, dan mengeluarkan uangnya dinegara yang dikunjungi serta
tidak memperoleh uang dari Negara tersebut. Inpres No.9/1969 mendefinisikan
wisatawan adalah setiap orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk
berkunjung ke temat lain dengan menikmati kunjungan tersebut.
1. Wisatawan adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara selain negara
dimana ia biasanya tinggal, dan dengan periode setidak-tidaknya selama 24 jam.
a. Orang-orang yang datang baik dengan dasar kontrak maupun tidak, untuk
mencari kerja atau yang bekerja pada suatu aktivitas usaha di negara tersebut.
c. Pelajar dan orang-orang muda yang mondok di rumah pemondokan atau asrama.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang bisa disebut sebagai
wisatawan adalah yang memiliki ciri-ciri berikut:
1. Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam.
Pariwisata jenis ini tidak kalah dengan pariwisata lainnya, bahkan sering
dijadikan agenda untuk kunjungan dari sekolah-sekolah. Wisata budaya
adalah perjalanan yang dilakukan karena keinginan untuk memperluas
pandangan hidup seseorang dengan cara mengadakan kunjungan atau
peninjauan ketempat baru yang mengandung budayaJenis pariwisata ini
ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar
dipusat-pusat pengajaran dan riset, mempelajari adat istiadat, cara hidup
masyarakat suatu negara, mengunjungi peninggalan bersejarah,
mengunjungi peninggalan masa kini, pusat-pusat kesenian dan keagamaan,
mengikuti festival seni musik, film, teater, tari dan sebagainya. Dengan
agenda seperti itu, wisata ini akan mempunyai manfaat dan tujuan seperti
melestarikan alam, memajukan kebudayaan, mengangkat citra bangsa,
memupuk rasa cinta tanah air, memperkukuh jati diri, dan mempererat
persahabatan antar bangsa
4. Sport tourism (pariwisata olah raga), jenis pariwisata ini dibagi dalam dua
kategori:
Jenis perjalanan ini menurut banyak ahli tidak termasuk dalam kegiatan
pariwisata karena unsur voluntary tidak terlibat didalamnya. Dalam jenis
pariwisata ini, unsur yang ditekankan adalah kesempatan yang digunakan
oleh pelaku perjalanan wisata menggunaan waktu-waktu bebasnya untuk
menjadikan dirinya sebagai wisatawan dengan mengunjungi dan menikmati
obyek wisata dan berbelanja.
Jenis pariwisata ini mengalami perkembangan yang luar biasa dan menjadi
penting dalam sumbangan terhadap devisa negara. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya negara yang mulai tertarik dan menggarap jenis pariwisata ini
dengan banyaknya hotel atau bangunan-bangunan yang khusus dilengkapi
untuk menunjang convention tourism. Fasilitas konvensi ini digunakan
untuk melakukan pertemuan-pertemuan kepala negara ataupun organisasi-
organisasi dunia yang melibatkan bayak negara dan banyak peserta.Seperti
Philipina mempunyai PICC (Philippine Internasional Convention Center) di
Manila, atau Indonesia mempunyai Balai Sidang Senayan di Jakarta untuk
tempat penyelenggaraan sidang pertemuan besar yang dilengkapi dengan
perlengkapan modern. Semakin banyak konvensi yangdiselenggarakan di
Indonesia, akan semakin banyak pula devisa negara yang diperoleh dari
kegiatan konvensi ini. Karena biasanya peserta konvensi akan menetap lebih
lama daripada wisatawan biasa, maka dengan sendirinya akan mengeluarkan
biaya yang lebih tinggi pula.
7. Pariwisata Buruh
8. Pariwisata pertanian
Konsep wisata pertanian menekankan pada kerja sama antara petani dan
pemerintah. Dalam hal ini peran pemerintah sangat penting untuk dapat
mendukung program-program yang akan dijalankan dan memberikan
modal. Selain itu penyuluhan pertanian juga penting untuk memberikan
arahan bagaimana cara meningkatkan produktivitas dengan tetap
menjalankan program wisata dengan baik.
1.3 USAHA PARIWISATA
Industri pariwisata merupakan jenis industri yang mempunyai mata rantai kegiatan
yang sangat panjang. Industri Pariwisata dapat diartikan sebagai sehimpunan bidang
usaha yang menghasilkan berbagai jasa dan barang yang dibutuhkan oleh mereka yang
melakukan perjalanan wisata. Banyak kegiatan yang terkait dengan indutri pariwisata,
hal ini berarti banyak industri lain yang dapat digerakan oleh industri pariwisata seperti
kegiatan biro perjalanan, transportasi, perhotelan, restoran, kesenian, dan budaya
daerah,kerajinan rakyat, guider, pameran dan olah raga internasional yang
diselenggarakan didaerah-daerah.
Barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan pariwisata pada umumnya bersifat
mudah rusak dan tidak dapat disimpan untuk kemudian dijual kembali keesokan hari.
Wisatawan atau pengguna barang dan jasa pariwisata tidak dapat membawa produk
wisata kepada pelanggan tetapi pelanggan itu sendiri yang harus mengunjungi atau
datang sendiri untuk dapat menikmati produk wisata itu. Contohnya untuk melihat
keindahan Candi Prambanan, pengunjung harus mengunjungi langsung objek wisata
tersebut.
Wisatawan maupun pengunjung yang akan menikmati produk wisata harus datang ke
tempat proses produksi sedang berlangsung tanpa keberadaan pembeli untuk
mempergunakan atau menikmati jasa-jasa tersebut tidak akan terjadi produksi.
Pembeli harus datang sendiri ke tempat proses produksi barang dan jasa pariwisata
berlangsung sehingga mereka tidak akan dapat mengetahui kondisi produk tersebut
secara nyata karena hanya mengetahui melalui brosur dan media promosi lainnya.
1. Daya tarik wisata. Bidang usaha daya tarik wisata meliputi jenis usaha
pengelolaan daya tarik wisata dan subjenis usaha
meliputi:
b. Pengelolaan gua;
d. Pengelolaan museum;
2. Kawasan pariwisata. -
3. Jasa transportasi wisata. Bidang usaha jasa transportasi wisata meliputi jenis
usaha:
4. Jasa perjalanan wisata. Bidang usaha jasa perjalanan wisata meliputi jenis
usaha:
5. Jasa makanan dan minuman. Bidang usaha jasa makanan dan minuman meliputi
jenis usaha:
a. Restoran;
b. Rumah makan;
c. Bar/rumah minum;
d. Kafe;
e. Jasa boga;
1) hotel bintang;
2) hotel nonbintang.
b. Bumi perkemahan;
c. Persinggahan karavan;
d. Vila;
e. Pondok wisata;
f. Akomodasi lain meliputi:
1) motel; dan
dan/atau Gubernur.
1) Lapangan golf;
2) Rumah bilyar;
3) Gelanggang renang;
4) Lapangan tenis;
1) Sanggar seni;
2) Galeri seni;
1) Kelab malam;
2) Diskotek;
3) Pub; dan
Gubernur.
1) Taman rekreasi;
12. Jasapramuwisata;
13. Wisata tirta. Bidang usaha wisata tirta, meliputi jenis usaha:
1) Wisata selam;
3) Wisata memancing;
4) Wisata selancar
Hotel : Usaha yang menawarkan lokasi untuk tinggal dalam waktu tertentu.
1.4 DAYA TARIK WISATA DAN MOTIVASI MELAKUKAN PERJALANAN
Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah
kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di
dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas,
serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
Sedangkan, Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil
buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
Jenis daya tarik wisata tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut dalam berbagai
sub jenis atau kategori kegiatan wisata, antara lain:
1. Wisata petualangan (adventure 13. Wisata massal (mass tourism)
tourism)
Dinas Pariwisata Provinsi Bali (2005) mengemukakan bahwa hasrat ingin tahu dan
jiwa petualangan yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada manusia merupakan
dorongan terhadap kita untuk melakukan perjalanan kemana saja yang ingin kita lintasi
dan nikmati obyek wisatanya meskipun sampai ke negeri orang. Selain hal tersebut ada
beberapa faktor yang menjadi penyebab untuk melakukan perjalanan wisata yaitu:
Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan sekitar yang kurang baik/rusak, lingkungan tempat
tinggal yang bising dan kotor, ataupun pemandangan yang membosankan.
Kondisi sosial budaya
Seperti kurang tersedianya fasilitas rekreasi, kegiatan yang rutin dalam
masyarakat sekitar, terlalu banyak kerja, adanya perbedaan sosial antar
anggota masyarakat dan lain-lain yang sering menjadi alasan untuk pergi ke
tempat-tempat yang kondisinya lebih baik dan menyenangkan.
Kondisi ekonomi
Konsumsi yang tinggi dari masyarakat, biaya hidup sehari-hari, tingkat daya
beli yang tinggi, banyaknya waktu luang serta relatif rendahnya ongkos
angkutan, juga akan mendorong seseorang untuk melakukan perjalanan
wisata.
Pengaruh kegiatan pariwisata
Peningkatan publikasi dan penyebaran informasi serta timbulnya pandangan
tentang nilai lebih dari kegiatan berwisata terhadap fungsi sosial masyarakat
dapat mendorong kegiatan wisata.
Pemasaran daerah tujuan wisata yaitu keseluruhan usaha untuk mengenali daerah
tujuan wisata dari segi produknya baik yang tagiable atau intangiable, mengenali identitas
wisatawan yang mempunyai waktu dan uang serta keinginan untuk berwisata, dan mencari
cara terbaik untuk menyakinkan wisatawan untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata
tersebut. Tujuan pemasaran pariwisata yaitu agar dapat menyakinkan wisatawan agar rata-
rata tinggal lebih lama, membuat jumlah pengeluaran perkapita wisatawan semakin besar,
dan quality tourism agar sasaran wisatawannya dengan belanja yang sangat besar dan repeat
guest. Cara untuk pemasaran daerah tujuan wisata memerlukan kerjasama dengan berbagai
pihak seperti: pemerintah (kementerian), travel, hotel, jasa transportasi, dll. Tujuan kerjasama
tersebut yaitu untuk memperoleh data-data statistik wisatawan seperti rata-rata lama tinggal,
rata-rata pengeluaran, jumlah kunjungan wisatawan, dan waktu-waktu tertentu wisatawan
dating ke daerah tujuan wisata (peak season dan off season). Realisasi kedatangan wisman ke
Indonesia menunjukan bahwa jumlah wisman yang datang paling banyak pada bulan Agustus
dan Desember (peak season) sedangkan bulan Maret, April, dan Mei merupakan bulan sepi
kunjungan (off season). Hal ini dapat dimengerti karena pada bulan Agustus dan Desember,
wisman memperoleh hak menikmati liburan atau hak cuti dari tempat kerjanya, dan
bersamaan liburan natal dan tahun baru. Cara lain pemasaran daerah tujuan wisata yaitu dapat
mengundang penulis atau wartawan pariwisata asing dengan tujuan agar penulis atau
wartawan tersebut menulis atau meliput hasil kunjunganya didaerah tujuan wisata. Penentuan
posisi pasar penting bagi wisatawan dalam memperoleh gambaran yang jelas tentang produk
wisata, kekhususan daerah tujuan wisata, mutu layanan hotel, tarif kamar hotel, dan kondisi
keamanan daerah tujuan wisata.
Dalam manajemen pemasaran global, prinsip-prinsip dalam marketing mix masih
berlaku. marketing mix sebagai strategi pemasaran sebenarnya mempertemukan antara
penawaran dan permintaan pasar. Stanley dalam (Spillance, 1989), seorang konsultan Pasific
Asia Travel Association (PATA) membagi unsur marketing mix dalam pariwisata menjadi:
1. Product mix
Product mix sangat erat kaitannya dengan customer solution dan customer
cost.Customer solution mencakup produk wisata apa yang ditawarkan oleh destinasi
pariwisata. Atau dengan kata lain, produk wisata yang ditawarkan ini hendaknya merupakan
solusi yang dibutuhkan, diinginkan dan diharapkan oleh target pelanggan. Contohnya
wisatawan yang memerlukan jasa objek wisata dan sarana wisata tertentu. Sarana wisata
yaitu sarana sosial ekonomi secara keseluruhan atau sebagian menghasilkan jasa atau
produk yang diperlukan oleh wisatawan seperti restoran, hotel, dll.
Lalu, dari sisi customer cost, yang mencakup segala sesuatu yang dikeluarkan atau
dibayarkan oleh pelanggan untuk mengkonsumsi suatu penawaran destinasi pariwisata
secara keseluruhan (total). Adapun dimensi dari korbanan menurut Kotler dan Keller
(2016) terdiri dari moneter, waktu, energi, dan psikis.
Prinsip yang perlu dipahami oleh pemasar destinasi pariwisata dalam mengelola
korbanan pelanggan adalah bagaimana korbanan yang diperoleh oleh pelanggan dapat
terasa lebih murah dibandingkan dengan keuntungan yang mereka dapatkan dari
mengkonsumsi produk wisata di destinasi itu sendiri atau biasa disebut dengan lower
relative cost.
2.Distribution mix
Distribution mix berperan penting dalam membawa wisatawan pada produk wisata
yang ditawarkan. Distribution mix mencakup jasa transportasi darat, laut, udara yang
melibatkan perusahaan-perusahaan jasa transportasi tersebut, biro perjalanan, dan guide.
Kunci penting distribution mix yaitu bagaimana agar wisatawan memperoleh kepuasan saat
mengkonsumsi produk wisata.
3. Communication mix
Communication mix bertujuan mengenalkan, mendorong, dan menarik wisatawan
untuk mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. Ada beberapa pendekatan communication
mix, yaitu:
a) Sales promotion
Pendekatan ini meliputi kegiatan komunikasi yang diarahkan kepada wisatawan
memalui media umum, e-commerce, biro perjalanan, dan hubungan langsung dengan
wisatawan.
b) Image promotion
Kegiatan komunikasi ini dilakukan dengan cara membujuk secara halus untuk
memberi kesan dan gambaran suatu daerah tujuan wisata melalui kunjungan perkenalan
juru foto spesialis, penulis atau wartawan pariwisata, melalui majalah, dll.
c) Pelatihan dan penyuluhan staf-staf organisasi yang terkait pada matarantai kegiatan
pariwisata
d) Melalui jasa penerangan kantor pariwisata, termasuk jasa surat-menyurat, dan
hubungan korespondensi melalui alat komunikasi.
4.Service mix
Service mix berkaitan dengan convenience. Convenience yaitu cara destinasi
pariwisata memberikan kenyamanan kepada target pelanggan untuk melakukan pembelian
atau kunjungan ke destinasi pariwisata, atau dengan kata lain bagaimana cara destinasi
pariwisata memberikan pilihan yang terbaik kepada target pelanggan untuk melakukan
pembelian atau kunjungan ke destinasi pariwisata.Kegiatan dalam service mix merupakan
kebijakan pemerintah untuk memperlancar perjalanan dan persinggahan wisatawan, seperti
kebijakan visa dan ketentuan bea cukai.
Sebagai contoh, keberadaan sebuah hotel disuatu daerah kabupaten atau kota akan
menjadi sumber PAD bagi kabupaten atau kota dari penerimaan:
1. Pajak daerah (berupa pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame dan pajak
minuman berakhohol).
2. Restribusi daerah (berupa uang sepadan reklame, restribusi kebersihan, uang sewa
tanah/bangunan, restribusi izin mendirikan bangunan, dan restribusi parkir).
3. Laba BUMD (berupa penggunaan jasa bank pemerintah daerah, PD bank pasar, dan PD
air minum).
4. Bagi hasil pajak (berupa bagi hasil pajak bumi dan bangunan, bagi hasil bea perolehan
hak atas tanah dan bangunan, bagi hasil pajak penghasilan pasal 25, 29, dan pph pasal
21).
5. Bukan pajak (berupa pemberian hak atas tanah pemerintah).
Bagi provinsi, keberadaan hotel yang ada didaerahnya akan menjadi sumber PAD dari
penerimaan:
1. Pajak provinsi (berupa pajak air bawah tanah, pajak bahan bakar kendaraan bermotor dan
pajak kendaraan bermotor).
2. Restribusi provinsi (berupa restribusi pemakaian tanah dan bangunan).
3. Laba BUMD provinsi (berupa penggunaan jasa bank BPD)
4. Bagi hasil pajak provinsi (berupa bagi hasil bumi dan bangunan, bagi hasil bea perolehan
hak atas tanah dan bangunan, bagi hasil pajak pph pasal 25, 29 dan 21).