Anda di halaman 1dari 19

TUGAS PRAKTIKUM

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI NUTRISI

OLEH:

KELOMPOK 2

1. Doa Raka Prabu (210306093)


2. Julita Barasa (210306009)
3. Perwindra (210306021)
4. Tri Annisa (210306027)
5. Viere S A Tarigan (210306075)
6. Adelina H. Manik (210306078)
7. Daniel Pasaribu (210306090)
8. Muzammil İhsan (210306114)
9. Putrama Alkairi (210306171)

PRODI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2023
PERALATAN LABORATORIUM MIKROBIOLOGI NUTRISI
1. Mikroskop ( Microscope)
Mikroskop adalah alat optik yang biasa dipergunakan untuk melihat benda yang
berukuran kecil (mengamati mikroba dari spesiemen kecil). Benda-benda kecil tersebut
dilihat dengan cara diperbesar ukuran bayangan benda hingga berkali-kali lipat dari
ukuran sebenarnya sehingga bisa dilihat dengan jelas oleh mata manusia.

Cara menggunakan mikroskop

 Meletakkan mikroskop ke atas meja dengan posisi mikroskop menghadap kearah


pengamat.
 Pada saat mengangkat mikroskop posisi tangan kanan memegang lengan
mikroskop dan tangan kiri memegang bagian bawah mikroskop
 Membersihkan lensa objektif & memasang lensa okuler
 Nyalakan tombol on ( pastikan sudah tersambung aliran listrik)
 Sampel pada objek glass diletakkan di atas meja mikroskop dan menjepitnya
menggunakan penjepit objek agar objek glass tidak berpindah-pindah saat
pengamatan.
 Pengamatan objek dengan cara menaikkan Makrometer dengan tetap
memperhatikan lensa objektif agar tidak terbentur dan menyebabkan pecahnya
objek gelas.
 Jika ingin memperjelas pengamatan, pastikan untuk memutar micrometer
 Amati isi dari objek glass

2. Shaker ( Pencampur)
Shaker merupakan alat yang digunakan sebagai mencampur beberapa larutan
dalam suatu wadah menjadi homogeny, misalnya zat cair dan zat padat dapat tercampuer
secara homogeny

2
Alat ini bisa digunakan untuk melakukan homogenisasi dari berbagai macam
mikroba. Mulai dari bakteri, virus, spora hingga jamur, dengan menggunakan alat ini
mikroba dapat tumbuh dan berkembang biak didalam media yang digunakan.

Cara penggunaan shaker :


 Gunakan shaker sesuai kebutuhan sampel
 Pasang tombol power supply( toombol on), pastikan shaker laboratorium sudah
tersambung dengan aliran listrik.
 Masukkan sampel ke dalam alat gelas yang telah disiapkan dengan hati-hati.
 Tutup alat, lalu silahkan atur kecepatan, waktu dan suhu dari alat.
 Tunggu sampai shaker telah berhenti bekerja.
 Matikan shaker ketika sudah selesai digunakan.
 Cabut semua arus listrik yang ada,lalu rapikan.

3. Waterbath

Water bath adalah sebuah alat laboratorium berbentuk wadah yang digunakan
untuk proses pemanasan cairan. Water bath bisa diilustrasikan sebagai sebuah alat yang
berisi air yang dapat mempertahankan suhu air dalam kondisi tertentu pada selang waktu
tertentu. Dengan alat water bath diharapkan dapat mengurangi jumlah penguapan cairan
yang sedang dipanaskan,
Fungsi utama dari water bath adalah untuk menciptakan suhu konstan air di
kisaran 30-100°C, yang kemudian digunakan pada proses pemanasan reagen atau cairan
lainnya.

3
Cara penggunakan waterbath:

 Buka penutup waterbath dan isi dengan menggunakan air suling atau aquadest.
Pastikan mengisi sesuai dengan kebutuhan, tidak kurang dan tidak juga berlebihan.
Lihat indikator penunjuk jumlah air pada sisi chamber waterbath.
 Tempatkan cairan yang akan di panaskan pada labu Erlenmeyer atau tabung reaksi.
Kemudian masukan kedalam chamber waterbath, pastikan labu Erlenmeyer
terendam oleh air sekitar 1 atau 2 cm.
 Hubungkan waterbath ke sumber daya atau listrik, kemudian nyalakan tombol
power ke posisi on.
 Lakukan pengaturan suhu sesuai dengan kebutuhan dan lakukan pula pada
pengaturan waktu pemanasan. Tekan tombol start dan biarkan proses pemanasan
berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
 Setelah proses berakhir, tekan tombol stop, angkat labu Erlenmeyer dengan
menggunakan capit kayu atau alat safety laboratorium lainnya.
 Tambahkan air suling jika dirasa sudah melewati batas minimum.
 Kosongkan waterbath jika sudah tidak digunakan. Hati-hati ketika membuang air
dari pipa outlet, dikhawatirkan masih panas dan membahayakan sekitar.
 Matikan power dan cabut sumber daya pada waterbath jika tidak digunakan dalam
waktu yang cukup lama.

4. Pembakar Bunsen ( spiritus)


Pembakar Bunsen ( spiritus) adalah alat laboratorium yang terbuat dari tabung
logam vertikal terhubung ke sumber bahan bakar gas (burner tube), dengan lubang
pemasukan udara (collar). Alat yang satu ini berfungsi untuk melakukan proses
pemanasan dan pembakaran pada suatu sampel di cawan penguap atau peralatan gelas
lainnya.

4
Cara menggunakan:

 Harus menyiapkan bahan bakar yakni spiritus terlebih dahulu.


 Buka penutup luar pembakar spiritus dan lepaskan bagian penutup dalam dengan
sumbunya.
 Isikan spiritus ke dalam pembakar spiritus tersebut sampai penuh dan kemudian
tutup kembali dengan sumbu pembakar spiritus, biarkan beberapa saat hingga
spiritus meresap ke dalam sumbu bakar.
 Setelah itu bakar sumbu dengan menggunakan korek api.
 Untuk mematikan pembakar spiritus, gunakan tutup luar untuk menutup bagian
apinya. Pastikan kita tidak meniup api para spiritus karena hal tersebut tidak akan
menyebabkan api mati.
 Ketika bahan dalam tabung reaksi telah menghasilkan gelembung gas maka jauhkan
tabung tersebut dari api untuk beberapa saat. Biarkan suhu dalam tabung reaksi
turun lalu kita dapat memanaskannya kembali

5. Oven laboratorium
Salah satu alat yang digunakan untuk melakukan proses sterilisasi, pemanasan, dan
pengeringan alat atau media pada kondisi kering. oven laboratorium juga dapat
melakukan sterilisasi dan pemanasan pada bahan kimia, pelarut organik, hingga
beberapa media media yang ingin dilakukan pembersihan.

5
Cara menggunakan:

 Menyiapkan alat atau media yang hendak dilakukan pengeringan atau sterilisasi.
 Sebelum memasukkan alat ke dalam oven laboratorium, pastikan peralatan tersebut
sudah dibungkus menggunakan aluminium foil. Hal ini bertujuan untuk
menghindari adanya kontaminasi silang antara satu alat dengan alat yang lainnya
ketika dilakukan sterilisasi.
 Jika sudah, secara perlahan masukkan peralatan tersebut secara rapi ke dalam oven
laboratorium.
 Lalu, hidupkan oven laboratorium dengan cara menekan tombol on, dan tunggu
hingga lampu oven tersebut kedap kedip.
 Kemudian mengatur waktu dan suhu yang akan digunakan.
 Ketika proses sterilisasi atau pengeringan sudah dilakukan,
 biarkan beberapa menit terlebih dahulu sampai alat tersebut dingin di dalam oven.

6. Auto clave
Autoclave atau autoklaf adalah sebuah alat laboratorium yang digunakan untuk
mensterilkan alat-alat laboratorium setelah digunakan.
Dalam bidang mikrobiologi, fungsi autoclave juga memegang peranan penting.
Sebagai contoh dalam proses pembiakan mikroba dibutuhkan media, baik media cair,
media semi padat maupun media padat. Nah, bukan hanya sterilisasi di awal sebelum
penggunaan, setelah pengamatan mikroba baiknya dilakukan sterilisasi juga sebelum
media tersebut dibuang sebagai limbah.

6
Secara umum, autoklaf dijalankan pada suhu 121°C selama minimal 30 menit
dengan menggunakan uap jenuh di bawah tekanan minimal 15 psi.

Cara penggunaan:

 Masukan air dengan jumlah volume yang sesuai dengan kebutuhan


 Menghubungkan listrik dan menyalakan tombol power
 Tempatkan media cair, atau media padat atau peralatan laboratorium yang akan
disterilisasi pada autoklaf.
 Tutup autoclave dengan baik dan rapat, kemudian cek kembali safety clamp
sebelum melakukan proses sterilisasi. Jika safety clamp pada alat ini berupa
mur-baud putar, maka pastikan tertutup rapat.
 Setting waktu dan suhu pada alat ini sesuai dengan kebutuhan, kemudian tekan
tombol start. Pada jenis autoclave otomatis, memerlukan proses memilih cycle
untuk menentukan cycle mana yang paling tepat untuk produk yang akan
disterilisasi.
 Setelah proses steriliasi berakhir dan suhu menjadi dingin, anda baru bisa
memindahkan produk keluar dari autoclave.

7. Ph Meter
pH meter adalah alat laboratorium yang berfungsi untuk menentukan nilai asam dan
basa dari suatu larutan. pH sendiri memiliki pengertian sebagai suatu konsentrasi ion
hidrogen yang terdapat pada suatu larutan. Jika suatu larutan terdapat lebih banyak ion
H+ , maka larutan tersebut disebut juga larutan dengan suasana asam. Sedangkan jika
lebih banyak mengandung OH– , maka disebut juga larutan basa.

7
cara menggunakan:

 Pastikan untuk selalu menggunakan alat pelindung diri yang lengkap.


 Kemudian gunakan sarung tangan karet atau hand gloves agar tidak terkontaminasi
 Sebelum menggunakan alat, pastikan pH meter tersebut masih dalam status
terkalibrasi
 Buka tutup probe, kemudian siapkan larutan yang akan diuji.
 Nyalakan alat dengan menekan tombol on, kemudian masukkan probe ke dalam
larutan sampai tanda batas.
 Tunggu beberapa saat, makanilai pH akanmunculsetelahnya
 Jika pengujian sudah selesai, jangan lupa untuk membersihkan kembali alat dengan
mencelupkannya pada aquadest.
 Kemudian tutup kembali probe dan taruh di tempat yang aman.

8. Timbangan analitik

Timbangan analitik adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mengetahui


atau mengukur massa zat cair dan zat padat dengan tingkat ketelitian
tinggi,menyeragamkan angka di timbangan agar penimbangan bahan zat cair kimia
nantinya dapat dimulai dari “0” dan tidak terpengaruhi oleh berat dari beaker glass
tersebut

8
cara menggunakan timbangan analitik analog adalah seperti berikut ini:

 Pertama, pastikan untuk menaruh timbangan dalam posisi yang sesuai dan di atas
permukaan yang rata. Jika sudah, jangan lupa untuk mengatur water pass sesuai
dengan petunjuk pada buku manual.
 Kedua, tempatkan timbangan analitik di posisi yang jauh dari berbagai hal yang bisa
mempengaruhinya seperti suhu yang tinggi dan hembusan angina
 Ketiga, nyalakan neraca dengan tekan tombol ‘power’.
 Keempat, tunggu dulu sampai posisi sampai stabil atau menunjukkan angka nol.
 Kelima, buka kaca pelindung sebelum zat tersebut ditempatkan pada piringan secara
perlahan.
 Keenam, taruh sampel atau bahan yang hendak kalian timbang di atas piringan.
Jangan lupa untuk kembali menutup kaca pelindung di bagian pinggir. Hal ini
dilakukan agar penimbangan bisa terhindar dari debu dan juga udara.
 Ketujuh, catat bobot sampel/bahan yang anda gunakan.
 Jika semua sudah selesai, jangan lupa kembali matikan timbangan mode analitik dan
bersihkan seluruh bagiannya ya.

9. Gelas ukur

untuk mengukur suatu larutan baik yang berwarna maupun yang tidak berwarna dan
biasanya hanya digunakan untuk analisa kualitatif yang tidak membutuhkan ketelitian
tinggi.Gelas ukur biasanya terbuat dari bahan yang tahan terhadap panas seperti pyrex
atau kaca borosilikat, sehingga dapat digunakan untuk mengukur cairan panas atau
dingin.
Selain itu Gelas ukur memiliki skala atau tanda ukur yang tercetak di bagian luar
gelas, sehingga mudah untuk mengetahui volume cairan yang diukur.
Fungsi Gelas ukur yaitu untuk mengukur volume cairan atau larutan yang tidak
memerlukan ketelitian yang tinggi, selain itu gelas ukur juga berfungsi untuk
mempermudah analis untuk mengetahui volume cairan dan zat dengan tepat sehingga
pekerjaan analis menjadi cepat dan efisien.

9
Cara Penggunaan

 Pertama letakkan gelas ukur pada meja yang datar.


 Kemudian masukkan cairan yang akan diukur ke dalam gelas ukur.
 Masaukkan cairan kurang dari 80 ml, untuk menambahkan volume sampai 80 ml
kita gunakan pipet tetes.

10. Inkhubator mikrobiologi


Inkubator laboratorium adalah alat yang digunakan yang digunakan untuk
melakukan proses inkubasi atau perkembangbiakan suatu mikroorganisme.

Cara penggunaan :

 sambungkan kabel inkubator laboratorium dengan arus listrik.


 siapkan sampel yang akan dilakukan inkubasi. Seperti media yang telah ditanam
bakteri.
 Pastikan media berada di dalam cawan petri atau alat gelas lainnya itu, sudah
dalam keadaan rapat
 tekan tombol power.
 Kemudian, buka secara perlahan pintu inkubator laboratorium.
 Lalu, masukkan dan letakkan sampel bakteri tadi secara perlahan ke dalam ruang
inkubator. Tutup kembali.
 Tak lupa, setelah memasukkan sampel, atur timer untuk mengatur berapa lama
anda akan melakukan inkubasi tersebut. Biasanya proses inkubasi ini di atur
dengan waktu sekitar 24 jam, dan ini paling sering berlaku untuk sampel bakteri.
 Perlu diingat, jika tombol sudah berubah warna menjadi digit hijau, maka artinya
inkubator laboratorium tersebut sudah di set selama 24 jam.

10
11. Cawan Petri (Petridish)

Petridish atau cawan petri alat laboratorium yang sangat umum ada di
laboratorium mikrobiologi dan farmasi. Bentuk dari alat ini gepeng dan dilengkapi
penutup pada bagian atasnya. Cawan petri terbuat dari plastik dan kaca.
Sementara fungsi cawan petri di laboratorium mikrobiologi adalah untuk tempat
perkembangbiakan mikroba pada saat pengujian. Namun cawan petri juga bisa kita
gunakan untuk tempat penyimpanan dan tempat pengamatan sampel uji.

Cara Penggunaan:

 Sebelum menggunakan cawan petri, pastikan bahwa cawan petri dalam kondisi
bersih, steril, dan terbebas dari benda-benda asing seperti kuman, kotoran, jamur,
dan lain sebagainya. Hal ini untuk mencegah terjadinya kontaminasi.
 Masukkan media perkembangbiakan kedalam cawan petri. Apabila ingin
melakukan perkembangbiakan bakteri, pastikan jika media yang digunakan haruslah
mengandung nutrisi, indikator, garam, serta antibiotic guna mendukung
pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme.
 Setelah media dimasukkan kedalam cawan petri, langkah berikutnya yakni
menyimpan cawan tersebut kedalam refrigrafor untuk menghindari kontak dengan
benda asing lainnya.
 Kemudian memasukkan sampel yang berasal dari mikroorganisme. Sampel ini
nantinya akan menjadi objek pengamatan sehingga pengambilan sampel harus
dilakukan secara hati-hati. Memindahkan sampel secara perlahan, tidak ditekan
terlalu kuat. Hal ini untuk mencegah rusak atau pecahnya media kultur.
 Jika sampel mikroorganisme telah berhasil dipindahkan, tutup cawan petri lalu
simpan ke dalam tempat bersuhu 37 derajat celcius. Simpan cawan petri yang telah
berisi sampel tersebut selama beberapa hari untuk menumbuhkan mikroorganisme
yang ingin diamati.
 Jika telah tumbuh, sampel di dalam cawan petri siap untuk digunakan sebagai bahan
penelitian.

11
12. Colony Counter
Colony counter adalah alat yang digunakan untuk menghitung jumlah koloni
bakteri yang tumbuh di media di dalam cawan petri. Ada 2 jenis colony counter yang
biasa kita temukan di laboratorium, yaitu colony counter otomatis yang dihitung
menggunakan system komputerasi dan colony counter manual yang dihitung secara
manual. Alat ini biasa digunakan dalam bidang mikrobiologi untuk mengukur
keberhasilan pembiakan mikroorganisme, menentukan jumlah mikroorganisme dalam
sampel, atau mengevaluasi efektivitas suatu proses sterilisasi.

Cara Penggunaan:

 Persiapan: Pastikan bahwa alat sudah dalam kondisi yang baik dan terpasang
dengan benar. Siapkan cawan petri yang akan dihitung dengan koloni
mikroorganisme yang sudah tumbuh dengan baik.
 Pengaturan: Sesuaikan lensa fokus dan pelat latar belakang sesuai dengan
kebutuhan. Pilih ukuran cawan petri yang sesuai dengan adjuster.
 Penghitungan: Letakkan cawan petri di atas adjuster dan tekan tombol “start” untuk
mulai menghitung. Jika alat mengenali koloni mikroorganisme, jumlah akan
ditambahkan pada register elektronik.
 Penyimpanan hasil: Setelah semua koloni dihitung, catat jumlah koloni yang
dihasilkan dan simpan dalam catatan yang sesuai.
 Pemeliharaan: Bersihkan alat dan periksa kondisi alat sebelum digunakan lagi.

13. Laminar Air Flow


Laminar Air Flow atau biasa disebut Kabinet Laminar Flow adalah media kerja
yang steril dan digunakan untuk melakukan suatu kegiatan seperti inokulasi atau

12
penanaman bakteri pada bidang mikrobiologi. Penanaman bakteri atau biasa disebut
juga sebagai inokulasia dalah proses kegiatan memindahkan bakteri ke suatu media
dengan ketelitian dan akurasi yang tinggi.
Secara umum, alat laboratorium ini digunakan untuk proses persiapan bahan
tanaman, atau inokulasi bakteri serta pemindahan tanaman dalam proses tanam
menanam dalam bidang mikrobiologi. Selain itu, salah satu fungsi dari laminar air flow
adalah untuk membuat sirkulasi udara yang ada di dalam chamber atau ruangan sampel
melewati suatu proses penyaringan atau filtrasi dengan menggunakan polyester dan
HEPA Filter. Jadi, udara yang berada di area sampel tersebut akan terbebas dari debu
yang bersifat patogen dan juga tidak terjadi kontaminasi.

Cara Penggunaan:

 Bersihkan permukaan bagian luar laminar serta kabin. Untuk membersihkan bagian
kabin laminar, gunakan desinfektan atau alcohol medis, dengan kadar alkohol 70%,
 Selanjutnya pastikan laminar bersih dari debu dan kotoran dengan keadaan kering.
 Nyalakan lampu UV selama 30 menit. Hindari kontak dengan mata dan kulit.
 Setelah 30 menit, matikan lampu UV. Lalu nyalakan blower dan buka jendela
depan kurang lebih 15 – 20cm. Dan tunggu selama 15-30 menit.
 Selanjutnya Laminar Air Flow siap digunakan.
 Setelah selesai menggunaan Laminar Air Flow, matikan blower,lalu bersihkan
kabin menggunakan alkohol, dengan kadar alkohol 70% (kecuali bagian atas,
karena bagian atas terdapat ULPA Filter).
 Tutup jendela depan, Lalu matikan lampu penerangan dan nyalakan lampu UV
selama kurang lebih 15menit.
 Selanjutnya matikan lampu UV.

13
14. Ose / Jarum Inokulum (inoculating loop)
Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untukditanam/
ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome
atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat
berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan
yang berbentuklurusdisebut inoculating needle/Transfer needle. Inoculating loop cocok
untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok
digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating).

Cara Penggunaan:

 Jarum Ose disentuhkan pada bagian mikrobia kemudian menggosokkan pada kaca
preparat untuk diamati.

15. Desikator
Desikator adalah alat laboratorium yang bentuknya mirip seperti toples dan
terbuat dari bahan kaca. Alat ini tersusun dari beberapa bagian, yaitu tempat silika gel
yang berada di bawah, tempat meletakan sampel yang ada di bagian tengahnya dan
penutup yang ada di bagian atasnya.
Fungsi desikator adalah untuk menghilangkan kadar air pada sampel uji.
Desikator juga berfungsi menghilangkan kristal pada sampel pengujian. Prinsip kerja
desikator sendiri didasarkan pada pengikatan kadar air yang yang dilakukan oleh silika
gel.

14
Cara Penggunaan:

 Buka dengan cara menggeser bagian penutup desikator lebih dulu.


 Siapkan bahan yang hendak dikeringkan pada desikator, lalu setelah diletakkan
pada desikator, tutup desikator kembali dengan cara menggeser.
 Setelah bahan bebas air atau benar-benar kering dan setidaknya mencapai tingkat
kelembapan rendah yang ditargetkan, buka kembali penutup desikator.
 Timbang bahan yang sudah dikeringkan supaya mengetahui apakah berat bahan
stabil dan air sudah tidak lagi berpengaruh.

16. Pipet Tetes


Pipet tetes adalah alat laboratorium berupa pipa kaca yang bentuknya
meruncing. di bagian pangkalnya terdapat balon kecil dari karet yang dapat ditekan
untuk mengeluarkan cairan dan dilepas untuk mengisap cairan agar dapat masuk.
Terdapat beberapa fungsi dari pipet tetes yakni dapat membantu dalam mengamil cairan
yang mendekati batas volume, membantu mengambil cairan atau larutan dengan lebih
akurat, dan juga untuk memindahkan cairan pada tabung dengan leher yang kecil.

15
Cara penggunaan pipet tetes

 Memencet karet pada ujung pipet dengan perlahan


 Kemudian masukkan ujung bawah yang berbentuk runcing ke cairan atau larutan
yang akan diambil.
 Setelah itu, bagian pipet yang tadi dipencet dapat dilepaskan secara perlaha. Maka
cairan akan masuk ke dalam pipet. Jika larutan atau cairan yang diambil
menggunakan pipet tergolong berbahaya.
 Saat mengeluarkannya harus secara perlahan melalui dinding peralatan gelas seperti
tabung reaksi, labu Erlenmeyer, atau beaker yang akan digunakan sebagai
penampung.

17. Batang L
Batang L laboratorium adalah salah satu perangkat yang sering digunakan dalam
kegiatan laboratorium, khususnya dalam bidang kimia. Batang L laboratorium memiliki
bentuk seperti huruf L dengan bagian yang lebih panjang untuk menopang alat-alat
laboratorium dan bagian yang lebih pendek untuk menempelkan ke statif.
Fungsi utama dari batang L laboratorium adalah untuk menopang alat-alat
laboratorium, seperti tabung reaksi, erlenmeyer, buret, dan sebagainya. Alat-alat
tersebut ditempatkan pada batang L dan diikat dengan klem atau ring statif. Dengan
begitu, alat-alat laboratorium tersebut bisa tetap stabil dan aman digunakan, sehingga
dapat menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan saat bekerja di laboratorium.

Cara penggunaan Batang L

 Batang L laboratorium harus ditempatkan dengan benar dan aman.


 Batang L harus ditempatkan di dalam statif dengan kencang dan stabil agar tidak
mudah goyah.

16
 Alat-alat laboratorium yang ditempatkan di atas batang L juga harus diikat dengan
klem atau ring statif dengan kuat agar tidak mudah jatuh atau bergoyang. Dalam
hal ini, keselamatan pengguna laboratorium menjadi prioritas utama.

18. Rubber Bulb (Filler)

Karet penghisap atau rubber bulb adalah peralatan laboratorium yang terbuat
dari material karet yang cukup solid. Berbeda dengan peralatan laboratorium lain yang
memiliki banyak sekali ukuran, ternyata ukuran rubber bulb hanya memiliki satu
ukuran saja.
Sebagai salah satu peralatan laboratorium, ternyata alat ini memiliki kegunaan
yang cukup vital. Kegunaan karet penghisap adalah sebagai alat yang digunakan untuk
menghisap dan mengeluarkan cairan.

Berikut ini adalah cara menggunakan karet penghisap:

 Pertama kempeskan bola karet penghisap dengan menekan katup A (Aspirate) pada
ujung atas sambil menekan udaranya hingga kempes.
 Kemudian pasangkan ke dalam pipet ukur atau pipet volume.
 Siapkan larutan pengujian yang ingin dipipet dan masukan mulut pipet ke
dalamnya.
 Tekan katup S (Suction) yang ada pada bagian tengah untuk menyedot larutan.
Larutan akan tersedot kedalam pipet secara perlahan.
 Tepatkan larutan yang ada di pipet pada garis miniskus. Apabila larutan di dalam
melebihi garis miniskus, kalian bisa mengeluarkannya dengan cara menekan katup
E (Exhaust) pada pipet filler.
 Jangan lupa untuk menera bagian luar pipet sebelum memindahkannya kedalam
wadah lainnya. Caranya cukup lap bagian luar pipet dengan tisu bersih.
 Jika sudah tepat volume yang dipipet, keluarkan larutan dengan menekan katup E
atau bisa juga melepaskan karet penghisap dengan pipet yang digunakan.

19. Erlenmeyer

17
Labu erlenmeyer merupakan gelas laboratorium yang bagian atasnya berbentuk
kerucut. Bagian atas yang mengerucut itu berguna untuk mempermudah kita untuk
menggunakan Labu erlenmeyer ini ketika akan melarutkan zat-zat kimia.
Fungsi Labu erlenmeyer adalah untuk mencampur, mengukur, dan menyimpan
cairan, umumnya Labu erlenmeyer terbuat dari kaca borosilikat sehingga tahan ketika
dipanaskan. Selain itu Labu erlenmeyer juga berfungsi sebagai tempat membuat larutan
dan tempat larutan titrasi saat melakukan titrasi.

cara menggunakan Erlenmeyer yang paling umum:

 Siapkan labu Erlenmeyer dalam keadaan kering


 Siapkan beberapa cairan (sampel) yang diperlukan
 Tuangkan cairan (sampel) dari wadah (awal) ke labu Erlenmeyer
 Encerkan bahan kimia dalam labu Erlenmeyer dengan mengaduk atau
mengocoknya

20. Pinset
Pinset laboratorium adalah alat bantu yang berfungsi untuk menjepit atau
menggenggam suatu objek yang kecil atau objek lainnya yang tak bisa dipegang oleh
tangan secara langsung.
Pinset laboratorium memiliki berbagai fungsi tergantung pada bentuk dan
ukurannya. Beberapa fungsi pinset laboratorium antara lain: Membantu mengambil
sebuah preparat atau bagian tubuh dari objek yang diteliti. Mencegah kontaminasi pada
objek yang diteliti. Menjepit kassa saat menekan luka atau membersihkan sisa-sisa luka
jahitan. Menjepit jaringan yang tipis dan lunak atau memberi tanda pada permukaan
kulit sebelum proses insisi dimulai. Mengadaptasi tepi-tepi luka atau mencegah
overlapping saat menjahit luka.

18
cara menggunakan pinset:
 Mengoperasikan pinset laboratorium menggunakan ibu jari dan dua atau tiga
anak jari dalam satu tangan.
 Menekan bagian tengah dari kedua bilah atas dan bawah. Dengan begitu, pinset
laboratorium bisa menggenggam objek atau jaringan kecil dengan tepat.
 Sebelum digunakan, pinset laboratorium harus melalui proses sterilisasi.
 Dimulai dengan dekontaminasi menggunakan larutan klorin 0,5% selama
kurang lebih 10 menit.
 Lanjutkan dengan proses pencucian menggunakan sabun dan sikat, bilas hingga
bersih baru disterilisasi secara panas kering atau kimiawi.

19

Anda mungkin juga menyukai