Makalah Islamic Worldview Kelompok 21 Sept 2023
Makalah Islamic Worldview Kelompok 21 Sept 2023
DISUSUN OLEH
dr. Arifatul Istiqomah NIM. MBK 2322010381
dr. Fitri Anindyasarathi NIM. MBK 2322010385
dr. Essa Aprilia NIM. MBK 2322010404
dr. Putri Leilina Cahyaningtias NIM. MBK 2322010390
dr. Mecha Amalia Mediana NIM. MBK 2322010388
dr. Rizqulla Kesti Arthari NIM. MBK 2322010392
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya
sehingga makalah berjudul “Kesehatan Ibu dan Anak dalam Tuntunan Islam” sebagai tugas mata
kuliah Agama Islam II dapat selesai tepat waktu. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak
mendapatkan bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Dr. Susiyanto, M.Ag, Ketua modul pengembangan RPS Universitas Islam Sultan Agung,
Fakultas Kedokteran, Progam Studi Magister Ilmu Biomedik.
2. Dr. dr. Nur Anna CS, Sp.PD., KEMD, Ketua/Koordinator Kurikulum Universitas Islam
Sultan Agung, Fakultas Kedokteran, Progam Studi Magister Ilmu Biomedik.
3. Assoc. Prof. Dr. dr. Agung Putra, M.Si.Med, Universitas Islam Sultan Agung, Fakultas
Kedokteran, Progam Studi Magister Ilmu Biomedik.
4. Rekan – rekan dan semua pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, maka saran
dan kritik yang kontruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
Menurut perspektif sains modern, dijelaskan bahwa proses kejadian manusia juga
terjadi dalam tiga fase yaitu fase zigot yaitu sejak konsepsi hingga akhir minggu ke 2. Fase
embrio yaitu akhir minggu ke 2 hingga akhir bulan ke 2 dan fase janin yaitu akhir bulan ke 2
hingga kelahiran. Sains modern mendapatkan informasi perkembangan manusia dalam
rahim setelah melakukan pengamatan dengan menggunakan peralatan modern.
(Taufiqurrahman, 2017)
Berdasarkan perspektif sains modern, pada usia 120 hari (sekitar Minggu ke 18),
janin sudah bisa mendengar. Ia pun bisa terkejut bila mendengar suara keras. Mata bayi pun
berkembang, ia akan mengetahui adanya cahaya jika kita menempelkan senter yang menyala
diperut. Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu.
Salah satu tanda kebesaran dan keagungan Allah SWT adalah kehamilan. Proses
kehamilan setelah sampai pada saat yang ditentukan akan berubah menjadi proses kelahiran.
Al Quran dan Hadits mengatur segala sesuatu tentang hidup umat manusia dengan cara yang
islami, termasuk juga petunjuk serta aturan tentang bagaimana memelihara kesehatan ibu
dan anak. Anak-anak adalah kelompok yang rentan terpengaruh dari lingkungan sekitar dan
keadaan keluarganya. Makalah ini di susun untuk menjelaskan Kesehatan ibu dan anak
menurut pandangan Islam supaya bisa bermanfaat untuk masyarakat dan tenaga Kesehatan
Masyarakat dalam menjalankan tugas kemanusiaan berdasarkan atas agama, hadits, dan Al-
Quran.
1.3 Tujuan
1. Mengidentifikasi definisi sehat dalam pandangan islam
2. Mengetahui tentang hal – hal yang berhubungan dengan kesehatan ibu mulai dari masa
kehamilan, melahirkan, masa nifas sampai dengan masa masa menyusui dalam
pandangan Islam ?
3. Mengetahui hal – hal yang berhubungan dengan kesehatan anak terkait dengan ASI dan
nutrisi anak dalam pandangan Islam
4. Mengetahui contoh kasus mengenai kesehatan ibu dan anak sebagai pedoman upaya
promotif dan preventif
1.4 Manfaat
Makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa maupun masyarakat itu sendiri, yaitu :
1. Bagi mahasiswa, makalah ini dapat dijadikan bahan referensi untuk melaksanakan upaya
promotif dan prefeventif mengenai kesehatan ibu dan ank yang akan disampaikan kepada
masyarakat nantinya.
2. Bagi masyarakat, makalah ini bermanfaat sebagai bahan rujukan dan sumber referensi
untuk menjaga serta meningkatkan kesehatan secara Islami, terutama bagi masyarakat
yang telah membina keluarga, dapat meningkatkan derajat kesehatan dengan sumber
referensi sesuai syariat Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
“Dua kenikmatan yang banyak manusia menjadi rugi (karena tidak diperhatikan), yaitu
kesehatan dan waktu luang”. (HR. Al-Bukhari).
2. Kalimat yang terdapat dalam do‟a qunut:
“Dan anugerahkan kesehatan padaku sebagaimana orang yang kau beri kesehatan”.
Dari hadits di atas, dianjurkan umat muslim untuk menjauhi sikap berlebihan dalam
semua hal, terutama dalam beribadah dan memuliakan orang saleh serta diharamkan
berlebihan dalam segala urusan. Perintah-perintah Rasulullah untuk beribadah dalam
proporsi yang sesuai dan menjaga keseimbangan kebutuhan spiritual dan material.
Kita harus menjaga kesehatan dengan cara memiliki pola hidup yang sehat. Drs.
Moh Masha di dalam artikelnya menjelaskan tentang sehat dari pandangan agama,
Kesehatan adalah kenikmatan yang Allah berikan kepada setiap hamba Nya, maka dari itu
hamba Nya haruslah bersyukur atas apa yang telah Allah SWT berikan. Salah satu cara
dalam menjaga kesehatan adalah dengan menjaga kebersihan, banyak pendapat yang
menyatakan bahwa kebersihan adalah Sebagian dari iman. Ada banyak cara yang dapat
dilakukan dalam menjaga kebersihan seperti contohnya berwudhu sebelum melakukan
ibadah, mandi, serta bersiwak / menggosok gigi. Menjaga kebersihan juga bukan hanya
tanggung jawab dari seorang hamba, melaikan lingkungannya pun juga turut serta dalam
menjaga kebersihan.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Hurairoh yang berupa suatu
rangku mandoa yang diucapkan oleh nabi setiap pagi sebelum memulai kerjanya tergambar
dengan jelas bagaimana pola hidup muslim. Hadits yang diriwayatkan oleh muslim dari
Abu Hurairoh adalah : “Ya Allah, baikkanlah agamaku yang menjadi penjaga dari segala
urusan saya, baguskanlah dunia saya yang menjadi arena perjuangan hidupku, baguskanlah
akhirat saya yang akan menjadi tempatku kembali, dan jadikanlah hidup saya ini
kesempatan untuk berbuat baik, dan jadikanlah matiku sebagai waktu beristirahat dari
perbuatan jahat”.
Dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai pola hidup umat muslim yang
terkandung di dalam doa ini, diantaranya adalah mempergunakan agama sebagai pedoman
hidup sebaik-baiknya, memanfaatkan hidup yang pendek dengan sebaik-baiknya,
mempersiapkan dunia akhirat, berbuat baik semaksimal mungkin, berusaha mencapai
khusnul khotimah, makan & minum yang sehat, olahraga, tidak merokok & minum
alkohol, serta berpikir positif.
Perawatan persalinan ada beberapa pemenuhan kebutuhan baik secara fisik dan
psikologis ibu selama persalinan (sumarah, dkk, 2009) :
1. Kebutuhan fisik
a. Kebersihan dan kenyamanan ibu dalam inpartu
b. Posisi ibu sudah aktif selama kehamilan misalnya ibu sudah
senam, latihan jalan-jalan, jongkok
c. Selama proses persalinan ibu akan lebih suka kontak fisik dibandingkan harus
bercakap-cakap.
d. Pijatan lembut di area pinggang saat ibu merasa nyeri atau pegal
e. Perawatan kandung kemih dapat membantu turunnya bagian terendah janin
dan kontraksi uterus,
2. Kebutuhan Psikologi
Ketika ibu melahirkan keadaan psikologisnya berubah hal itu terganutng pada
kepekaan masing-masing individu, perhatian dan dukungan dari keluarga
sangatlah penting agar ibu bias menerima keadaan dan beradaptasi dengan
perubahan yang terjadi. Perasaan yang timbul seperti perasaan cemas memikirkan
hal-hal yang kemungkinan terjadi, penelitian menunjukkan kehadiran pendamping
saat proses melahirkan dapat membawa dampak positif (Farrer, 2001)
Artinya “Nifas adalah darah yang keluar karena melahirkan dan hukumnya
sama dengan hukum haid”. Hukum yang berlaku pada nifas adalah sama seperti
hukum haid, baik mengenai hal-hal yang diperbolehkan, diharamkan, diwajibkan
maupun dihapuskan. Karena nifas adalah darah haid yang tertahan karena proses
kehamilan. Takaran maksimal bagi keluar darah nifas ini adalah 40 hari,
sebagaimana yang diriwayatkan dari Umma Salamah dimana ia berkata.“Pada masa
Rasulullah, para wanita yang sedang menjalani masa nifas menahan diriselama 40
hari atau 40 malam” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Para ulama dari kalangan sahabat Rasulullah dan para tabi‟in telah
menempuh kesepakatan, bahwa wanita yang sedang menjalani masa nifas harus
meninggalkan sholat selama 40 hari. Apabila telah suci sebelum masa tersebut,
maka hendaklah mandi dan mengerjakan sholat. Tidak ada batas minimal dalam
masa nifas yaitu bias saja terjadi dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu apabila
seorang wanita melahirkan lalu tidak lama kemudian darah nifasnya berhenti maka
berkewajiban mengerjakan sholat, puasa dan ibadah lainnya seperti layaknya
wanita yang berada dalam keadaan suci.
Namun jika setelah masa nifas 40 hari tidak menunjukkan tanda darah akan
berhenti dan malah terus menerus keluar maka ia wajib mustahadhah. Dalam
kondisi ini maka hendaknya ia kembali kepada kewajibannya yaitu hendaklah ia
mandi wajib , shalat dan menjalankan kewajiban lainnya.
Berikut merupakan hal yang harus ibu lakukan dalam masa nifas yaitu
sebagai berikut :
a. Tidak melakukan aktivitas ibadah fisik Setelah melahirkan seorang ibu akan
mengalami masa nifas (darah kotor) selama 40 hari. Pada masa itu seorang wanita
dibebaskan, bahkan diharamkan dari kegiatan ibadah yang membutuhkan
kekuatan fisik seperti shalat, puasa, dan membaca Al-Quran.
b. Menjaga Kebersihan dan Kesehatan Pasca melahirkan wanita memerlukan
perhatian khusus dibidang kesehatan. Di samping banyaknya darah kotor yang
keluar pada masa nifas, kondisi wanita juga masih dalam keadaan luka (karena
melahirkan). Islam telah menjelaskan dengan sangat jelas bahwa kebersihan
merupakan anjuran yang dikaitkan dengan keimanan.
c. Larangan untuk Melakukan Hubungan Suami Istri Selama Nifas
Islam melarang suami istri untuk melakukan hubungan intim pada masa nifas
sampai darah kotor tersebut berhenti. Kalau ditinjau dari segi kesehatan, larangan
tersebut mengandung cukup banyak hikmah, seperti, jalan lahir anak pada wanita
masih dalam penyembuhan dari luka yang diakibatkan dari kelahiran bayi. Ayat
Allah SWT, surat Al-Baqarah ayat 222: Artinya: “dan mereka menanyakan
kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah sesuatu yang
kotor” karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka
sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di
tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang mensucikan diri.” Dari ayat di
atas, pengertian setelah mereka suci, baik itu setelah haid maupun darah kotor
pada saat nifas (setelah darah berhenti keluar). Setelah berakhirnya masa nifas,
seorang wanita diwajibkan untuk mandi. Dengan demikian maka ia kembali
menjadi bersih dan suci. Artinya, segala aktivitas keagamaan mulai harus
diaktifkan kembali dan juga telah sah untuk berhubungan suami istri. Dalam
keadaan nifas seorang ibu masih diperbolehkan membaca sholawat, istighfar,
tasbih, tahmid dan tahlil.
Periode pada masa nifas dibedakan menjadi 3 periode menurut Mita (2009) :
a. Immediate postpartum, adalah masa 24 jam pertama pasca melahirkan.
b. Early postpartum, yaitu minggu pertama setelah melahirkan.
c. Late postpartum, adalah minggu kedua sampai minggu ke enam setelah
melahirkan.
Sedangkan untuk fase ibu nifas menurut Comerford (2011) terdiri dari :
a. Taking in yaitu fase yang terjadi satu sampai dua hari setelah melahirkan.
b. Taking hold yaitu fase yang terjadi pada hari ketiga sampai hari ke tujuh
postpartum.
c. Letting go yaitu fase yang terjadi setelah 8 hari pasca melahirkan
Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. (Q.S Al baqaah (2) : 168)
Berdasarkan ayat diatas, islam melarang manusia agar tidak mengonsumsi
makanan dan minuman yang tidak di anjurkan dalam islam seperti bangkai, darah
daging babi, minuman keras (khamer) binatang yang dicekik atau tercekik dan hewan
ternak yang disembelih tetapi tidak dengan menyebut nama Allah.
Menurut islam makanan yang berfaedah terhadap kesehatan jasmani, seperti
tumbuh-tumbuhan, daging binatang laut, atau segala sesuatu yang dihasilkan dari
daging, madu, kurma, susu, dan semua makanan yang bergizi dapat menghasilkan
sesuatu yang baik bagi tumbuh kembang anak. Dalam hal tersebut maka anak dapat
terhindar dari status gizi buruk. jika orang tua memberikan pola asuh yang tepat, maka
orang tua akan menghindari pemberian makanan seperti junk food dan instant food.
Bagi orang tua muslim yang memberikan anak makan dengan makanan yang
bukan sekedar penghilang lapar saja atau terasa enak dilidah, tetapi makanan yang
diberikan pada anakjauh dari itu yaitu mampu menjadikan tubuhnya sehat jasmani dan
rohani sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai “khalifah fil Ardhi”. Rasulullah
SAW pernah berkata dalam suatu hadistnya: “Seorang hamba Allah tidak akan
berpindah dua kakipun pada hari kiamat, sampai ia mampu menjawab empat hal:
umurnya bagaimana dihabiskan, pengetahuan bagaimana diamalkan, hartanya
bagaimana dinafkahkan serta tubuhnya bagaimana digunakan atau diboroskan”
(HR.Tirmidzi).
Selain pemenuhan nutrisi, kesehatan anak juga ditentukan dari pola pemberian
ASI Eksklusif, seperti pada firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 233,
III.1. Kesimpulan
Islam adalah agama yang mengatur semua aspek kehidupan tanpa terkecuali.
Sehat adalah kondisi fisik di mana semua fungsi berada dalam keadaan sehat. Menjadi
sembuh sesudah sakit adalah anugerah terbaik dari Allah kepada manusia. Adalah tak
mungkin untuk bertindak benar dan memberi perhatian yang layak kepada ketaatan
kepada Tuhan jika tubuh tidak sehat.
Ajaran Islam sangat menekankan kesehatan jasmani. Agar tetap sehat, hal yang
perlu diperhatikan dan dijaga, menurut sementara ulama, disebutkan, ada sepuluh hal,
yaitu: dalam hal makan, minum, gerak, diam, tidur, terjaga, hubungan seksual, keinginan-
keinginan nafsu, keadaan kejiwaan, dan mengatur anggota badan.
Sehat menurut WHO (World Health Organization) adalah suatu keadaan sejahtera
yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan. Dalam bahasa arab kata sehat diungkapkan dengan kata “as-sihhah” atau yang
seakar dengan keadaan baik, bebas dari penyakit dan kekurangan serta dalam keadaan
normal. Sedangkan Sehat dalam Islam bukan hanya berhubungan dengan masalah fisik
(jasmani), melainkan juga menyangkut psikis (jiwa). Jadi orang dikatakan sehat menurut
islam jika mengalami kondisi kesehatan yang paripurna jasmani dan rohani atau fisik dan
psikis.
III.2. Saran
Kesehatan secara agama Islam telah diperhatikan secara mendetail dan mendalam
terutama untuk kesehatan ibu dan anak. Maka dari itu hendaknya kita memperhatikan
kembali anjuran-anjuran yang telah ada dalam tuntunan Islam tentang bagaimana
menjalani hidup sehat, baik untuk khalayak umum, seorang ibu mulai dari kehamilan,
persalinan, masa nifas, masa menyusui dan juga anak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Tinjauan Terhadap Peraturan Pemerintah tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Regulasi. Avaiable at http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/artikel/tinjauan-terhadap-
peraturanpemerintah-tentang-pemberian-air-susu-ibu-eksklusif-perspektif-regulasi
[Accessed 2 Maret 2019]