Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN PERBANKAN

“Fungsi Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998”

Dosen Pengampu : Tiksnayana Vipraprastha, SE.MM

Oleh :

Ni Komang Ayu Sri Utami (05) 2002612010806


Ni Kadek Mellyna Dewi (06) 2002612010844
Nur Haliza Fauzi (20) 2002612010977
I Pande Putu Deny Gunawan (34) 2002612011050

Kelompok V :
Manajemen Keuangan B Malam 2020

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
MANAJEMEN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Perbankan.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2

1.3 Tujuan...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Fungsi Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998..........3

2.2 Bank Yang Menerapkan Fungsinya Menurut UU Nomor 10 Tahun


1998.......................................................................................................4

2.3 Bank Yang Tidak Menerapkan Fungsinya Menurut UU Nomor 10


Tahun 1998............................................................................................6

2.4 Bank Sebagai Sumber Investasi............................................................8

BAB III PENUTUP...............................................................................................10

3.1 KESIMPULAN...................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

LAMPIRAN...........................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran yang sangat penting
dalam perekonomian suatu negara. Sebagai penyimpan dan penyalur dana, bank
memiliki fungsi yang vital dalam menjaga kestabilan sistem keuangan. Untuk itu,
setiap negara biasanya memiliki undang-undang yang mengatur kegiatan bank
untuk melindungi nasabah, menjaga stabilitas sistem keuangan, dan memfasilitasi
pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Undang-undang yang mengatur sektor
perbankan biasanya dibuat untuk mengatur kegiatan bank, melindungi
kepentingan nasabah, dan menjaga pertumbuhan ekonomi agar tetap stabil.

Bank juga memainkan peran penting dalam mengatur sistem pembayaran,


memberikan layanan jasa perbankan, dan memberikan saran keuangan kepada
nasabah. Undang-undang perbankan biasanya mencakup berbagai aspek, seperti
pembukaan rekening, pemberian kredit, layanan jasa perbankan, pengaturan
modal bank, pengawasan dan penilaian kinerja bank, dan tindakan yang dapat
diambil jika bank mengalami kesulitan keuangan. Bank merupakan tempat untuk
menyimpan dan meminjam uang, sehingga dana yang dikumpulkan dan
disalurkan oleh bank mempengaruhi ketersediaan modal bagi pelaku ekonomi.
Ketersediaan modal yang cukup dapat memfasilitasi pertumbuhan ekonomi yang
stabil, sementara ketersediaan modal yang kurang atau tidak stabil dapat
menyebabkan krisis ekonomi.

Pengaturan kegiatan bank melalui undang-undang sangatlah penting untuk


melindungi nasabah dan masyarakat dari risiko-risiko yang timbul. Sebagai
lembaga keuangan yang mengumpulkan dan menyalurkan dana, bank harus
memastikan bahwa dana nasabah aman dan terlindungi dari risiko-risiko seperti
kebangkrutan bank, kecurangan, atau penipuan. UU perbankan mengatur
persyaratan dan prosedur yang harus dipenuhi oleh bank untuk melindungi dana
nasabah dan masyarakat.

1
Bank dapat memainkan peran penting dalam memfasilitasi pertumbuhan
ekonomi dengan memberikan kredit kepada pelaku ekonomi, seperti perusahaan
atau individu yang membutuhkan dana untuk memulai usaha atau
mengembangkan bisnis. UU perbankan memastikan bahwa kegiatan bank berjalan
dengan efektif dan efisien, sehingga menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil
dan berkelanjutan. UU perbankan juga mengatur tindakan yang dapat diambil jika
bank mengalami kesulitan keuangan. Krisis keuangan di sektor perbankan dapat
menyebabkan dampak yang serius pada perekonomian suatu negara, sehingga
pengaturan kegiatan bank melalui undang-undang sangat penting untuk
meminimalkan risiko-risiko yang mungkin terjadi.

Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang fungsi bank menurut undang-
undang sangatlah penting bagi para pelaku bisnis, investor, nasabah, dan
masyarakat umum yang tertarik dalam sektor perbankan. Dengan memahami
fungsi bank menurut undang-undang, mereka dapat melindungi diri dari risiko-
risiko yang mungkin terjadi dan memanfaatkan layanan perbankan dengan lebih
efektif dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa fungsi perbankan menurut UU ?
2. Apa contoh bank yang menerapkan fungsinya menurut UU ?
3. Apa contoh bank yang tidak menerapkan fungsinya menurut UU ?
4. Apa contoh fungsi bank sebagai sumber investasi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa fungsi perbankan menurut UU
2. Untuk mengetahui contoh bank yang menerapkan fungsinya menurut UU
3. Untuk mengetahui contoh bank yang tidak menerapkan fungsinya menurut
UU
4. Untuk mengetahui contoh fungsi bank sebagai sumber investasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998


Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan menyatakan bahwa fungsi bank
adalah sebagai berikut:
1. Menghimpun dana masyarakat
Salah satu fungsi utama bank adalah menerima uang dan surat berharga
dari nasabah. Nasabah dapat mencairkan simpanan ini setiap saat, dan
bank wajib menjaga keamanan serta likuiditas dana simpanan nasabah.
Dalam hal ini, bank berperan sebagai perantara antara nasabah yang
memiliki kelebihan dana dengan nasabah yang membutuhkan dana.
2. Penyalur dana ke masyarakat
Fungsi bank selanjutnya adalah menyalurkan dana ke sektor-sektor yang
membutuhkan. Bank dapat menyalurkan dana tersebut melalui berbagai
macam produk kredit dan keuangan yang ditawarkan kepada nasabah yang
membutuhkan uang untuk keperluan bisnis atau kegiatan lainnya. Dalam
hal ini, bank bertindak sebagai pemberi pinjaman yang dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi dengan membiayai nasabah yang membutuhkan.
3. Bank sebagai lembaga yang memberikan fasilitas dan jasa
Sebagai lembaga yang memberikan fasilitas dan jasa, bank memiliki
beberapa fungsi yang diatur dalam undang-undang yaitu bank memberikan
fasilitas pembayaran dalam bentuk cek, bilyet giro, dan alat pembayaran
elektronik lainnya. Hal ini memudahkan nasabah untuk melakukan
transaksi keuangan dengan cepat dan aman. Bank menawarkan layanan
perbankan lainnya seperti brankas, layanan perbankan online, kartu kredit
dan debit. Fasilitas ini memudahkan nasabah dalam mengelola keuangan
dan menyelesaikan transaksi keuangan tanpa harus datang langsung ke
bank. Selain itu, bank juga menawarkan kepada nasabah layanan
konsultasi dan penasehat yang berkaitan dengan pembiayaan dan investasi.
Dalam hal ini, bank dapat membantu klien merencanakan keuangannya,

3
mengelola risiko investasi dan memilih produk investasi yang sesuai
dengan profil risiko dan kebutuhan keuangannya. Bank memberikan jasa
keuangan seperti kredit, pembiayaan modal kerja dan pembiayaan
investasi kepada nasabah yang membutuhkan uang. Dalam hal ini, bank
dapat membantu nasabah mendapatkan peluang finansial yang diperlukan
untuk pengembangan bisnis. Serta bank menawarkan jasa pengelolaan
dana, seperti reksa dana dan produk investasi lainnya. Dalam hal ini, bank
dapat membantu nasabah dalam mengelola kekayaannya dan
memaksimalkan potensi investasinya.

2.2 Bank Yang Menerapkan Fungsinya Menurut UU Nomor 10 Tahun 1998


Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai bank yang beroperasi di Indonesia
diharuskan untuk mengembangkan produk dan layanan yang sesuai dengan
fungsinya serta sejalan dengan ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang
No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Beberapa produk dan layanan yang
ditawarkan oleh BRI yang dapat dikatakan sesuai dengan fungsinya sesuai UU
No. 10 Tahun 1998 adalah :
1. Produk Tabungan
Sesuai dengan fungsi utama bank menurut UU Nomer 10 Tahun 1998
yaitu menghimpun dana masyarakat, Bank Rakyat Indonesia (BRI)
mengembangkan berbagai jenis produk dan layanan perbankan yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, seperti tabungan BritAma, tabungan
Simpedes, dan tabungan haji. Produk-produk tabungan BRI ini sesuai
dengan fungsinya untuk memberikan kemudahan akses ke layanan
perbankan bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang berpenghasilan
rendah.
2. Produk Kredit
Sesuai dengan fungsi utama bank menurut UU Nomer 10 Tahun 1998
yaitu menyalurkan dana ke masyarakat, Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga
menawarkan berbagai produk kredit yang dapat membantu masyarakat
memperoleh pembiayaan untuk kebutuhan bisnis atau kebutuhan pribadi.
Produk kredit BRI yang sesuai fungsinya antara lain Kredit Usaha Rakyat

4
(KUR), Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, dan Kredit Pemilikan
Rumah (KPR).
3. Produk Investasi
Sesuai dengan fungsi utama bank menurut UU Nomer 10 Tahun 1998
yaitu sebagai lembaga yang memberikan fasilitas dan jasa, Bank Rakyat
Indonesis (BRI) menawarkan produk investasi seperti Reksadana dan
Deposito yang sesuai dengan kebutuhan nasabah dalam mengembangkan
dana mereka. Produk investasi BRI juga diharapkan dapat membantu
meningkatkan pendapatan nasabah.
4. Produk Layanan Perbankan Elektronik
Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga telah mengembangkan produk layanan
perbankan elektronik seperti internet banking dan mobile banking yang
memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi perbankan. Hal ini
sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan akses yang lebih mudah dan
cepat dalam bertransaksi, sehingga masyarakat tidak perlu langsung datang
ke bank.
5. Fasilitas Pembayaran
BRI juga menyediakan fasilitas pembayaran seperti kartu kredit,
pembayaran tagihan, dan pembayaran BPJS. Fasilitas tersebut
memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi pembayaran tanpa harus
mengunjungi bank BRI.
Secara keseluruhan, produk-produk yang ditawarkan oleh BRI dapat dianggap
sesuai dengan fungsinya menurut UU No. 10 Tahun 1998, karena dapat
membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan perbankan mereka serta
memperkuat posisi BRI sebagai bank yang memenuhi persyaratan dan
kepercayaan masyarakat.

5
2.3 Bank Yang Tidak Menerapkan Fungsinya Menurut UU Nomor 10 Tahun
1998
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (UU Perbankan)
di Indonesia memiliki beberapa ketentuan yang mengatur tentang fungsi bank.
Fungsi bank menurut UU Perbankan terdiri dari penghimpunan dana dari
masyarakat, penyaluran kredit, sebagai lembaga pemberi fasilitas dan jasa, serta
kegiatan lain yang diizinkan oleh Bank Indonesia. Beberapa penyebab mengapa
bank tidak dapat memenuhi fungsinya menurut UU No. 10 Tahun 1998, yaitu :

1. Ketidakmampuan bank dalam menghimpun dana dari masyarakat


Bank diharapkan mampu menghimpun dana dari masyarakat digunakan
untuk memberikan kredit kepada peminjam. Namun, jika bank tidak
mampu menghimpun dana dari masyarakat dengan efektif, maka bank
tidak dapat memenuhi fungsinya.
2. Kredit bermasalah atau macet
Penyaluran kredit adalah salah satu fungsi bank yang sangat penting.
Namun, jika bank memberikan kredit kepada peminjam yang tidak mampu
membayar kembali atau terdapat banyak kredit yang macet, maka fungsi
bank dalam menyalurkan kredit tidak akan berjalan dengan baik.
3. Pelanggaran terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku
Pelanggaran terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku sangat
berdampak negatif terhadap bank terkait. Suatu bank akan dipandang
buruk apabila diketahui melanggar peraturan serta ketentuan yang dibuat
untuk kebaikan bersama. Bank akan kehilangan kepercayaan oleh
masyarakat serta lembaga terkait yang langsung berhubungan dengan bank
tersebut.

Salah satu contoh bank yang tidak menjalankan fungsinya menurut Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah PT Bank Perkreditan Rakyat Legian.
Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga yang bertugas mengatur dan mengawasi
lembaga jasa keuangan melakukan pencabutan izin usaha terhadap PT Bank

6
Perkreditan Rakyat Legian, yang beralamat di Jalan Gajah Mada No.125 – 127
Denpasar, Provinsi Bali.

Pencabutan izin usaha PT Bank Perkreditan Rakyat Legian dikeluarkan


melalui Keputusan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor
KEP103/D.03/2019 tentang Pencabutan Izin Usaha PT Bank Perkreditan Rakyat
Legian yang terhitung sejak 21 Juni 2019. Pencabutan izin PT Bank Perkreditan
Rakyat Legian dilakukan setelah pemegang saham dan manajemen BPR gagal
melaksanakan restrukturisasi BPR dalam jangka waktu pengawasan khusus
maksimal dua bulan sesuai dengan peraturan.

Penetapan status bank dalam pengawasan khusus (BDPK) karena


permasalahan manajemen yang tidak menerapkan prinsip kehati-hatian dan tata
kelola yang baik dan campur tangan negatif pemegang saham pengendali (PSP)
dalam kegiatan operasional bank, yang menyebabkan BPR tidak dapat memenuhi
persyaratan yang ditetapkan menurut standar peraturan yang berlaku, yaitu terkait
dengan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) minimal 8%.

Diketahui juga bahwa Titian Wilaras sebagai Pemegang Saham Pengendali


(PSP) PT Bank Perkreditan Rakyat Legian melakukan penggelapan dana untuk
kepentingan pribadi. Penggelapan dana ini dilakukan oleh Titan Wilaras dengan
menggunakan jabatannya untuk melakukan penipuan terhadap nasabah,
memberikan perintah terhadap bawahannya untuk mengeluarkan sejumlah uang
untuk kepentingan pribadinya, serta menyabotase pembukuan PT Bank
Perkreditan Rakyat Legian dengan menggunakan akun Biaya Dibayar Dimuka
(BDD). Titan Wilaras juga melakukan penipuan dengan meminjam uang ke
nasabah atau Ibu Melinda melalui pencairan deposito yang tidak mengikuti
mekanisme perbankan.

Dilihat dari hal tersebut, PT Bank Perkreditan Rakyat Legian merupakan salah
satu bank yang tidak menjalankan fungsinya dengan baik sesuai dengan Undang-
undang Nomor 10 Tahun 1998. Salah satu pemegang saham pengendali bank
tersebut menggunakan kuasanya untuk mengambil keuntungan pribadi yang

7
dimana hal tersebut dapat merugikan banyak pihak. PT Bank Perkreditan Rakyat
Legian sudah melakukan pelanggaran terhadap peraturan dan ketentuan yang
berlaku, dimana hal tersebut akan berpengaruh terhadap berkurangnya
kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan.

Dengan pencabutan izin usaha PT Bank Perkreditan Rakyat Legian,


selanjutnya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) akan menjalankan fungsi
penjaminan dan melakukan proses likuidasi sesuai Undang-undang No. 24 Tahun
2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan sebagaimana diubah dengan Undang-
Undang No. 7 Tahun 2009. Otoritas Jasa Keuangan menginformasikan kepada
nasabah PT Bank Perkreditan Rakyat Legian agar tetap tenang karena dana
masyarakat di perbankan termasuk BPR dijamin LPS sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

2.4 Bank Sebagai Sumber Investasi


Bank dapat menjadi sumber investasi karena bank memiliki akses ke modal
yang besar dan memiliki kemampuan untuk mengalokasikan modal tersebut ke
berbagai jenis investasi. Berikut adalah beberapa cara dimana bank dapat menjadi
sumber investasi, yaitu :

1. Fasilitas Pinjaman
Bank dapat memberikan pinjaman kepada perseorangan atau perusahaan
untuk berbagai tujuan seperti pembelian rumah, mobil, investasi bisnis,
dan sebagainya. Pinjaman ini biasanya dikenakan bunga, sehingga bank
dapat menghasilkan keuntungan dari pinjaman tersebut.
2. Obligasi
Bank juga dapat menerbitkan obligasi, obligasi adalah surat utang yang
diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah yang dijual kepada investor.
Bank dapat menawarkan obligasi sebagai produk investasi bagi nasabah
mereka. Keuntungan dari obligasi adalah bunga tetap yang dihasilkan
selama jangka waktu obligasi, sehingga dapat menjadi alternatif investasi
yang menarik bagi investor yang mencari pendapatan tetap.
3. Reksadana

8
Reksadana adalah produk investasi yang terdiri dari sekumpulan saham
atau obligasi yang dikelola oleh manajer investasi profesional. Nasabah
dapat membeli saham reksadana yang mencerminkan kepemilikan mereka
pada portofolio investasi yang dikelola oleh manajer investasi.
Keuntungan investasi reksadana tergantung pada kinerja saham atau
obligasi dalam portofolio investasi.
4. Saham
Saham adalah surat berharga yang mewakili kepemilikan dalam
perusahaan. Bank dapat menawarkan produk investasi saham bagi nasabah
mereka dengan menawarkan akses ke pasar saham dan membantu nasabah
untuk membeli saham perusahaan tertentu.
5. Asuransi
Bank dapat menawarkan produk asuransi sebagai sumber investasi bagi
nasabah mereka. Produk asuransi, seperti asuransi jiwa dan asuransi
investasi yang dapat membantu nasabah untuk melindungi kekayaan
mereka sambil memperoleh keuntungan.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan
bahwa fungsi perbankan adalah menerima simpanan uang dari masyarakat dan
memberikan kredit. Selain itu, perbankan juga memiliki fungsi sebagai
penghimpun dana, penyalur kredit, dan sebagai lembaga yang menyediakan jasa-
jasa perbankan lainnya seperti transaksi pembayaran, investasi, dan jasa-jasa
lainnya.

Dalam Undang-Undang tersebut, fungsi perbankan juga diatur untuk menjaga


kepercayaan masyarakat dan stabilitas sistem perbankan, serta untuk melindungi
kepentingan nasabah dan masyarakat secara umum. Perbankan juga diharuskan
untuk mematuhi aturan yang ditetapkan oleh otoritas yang berwenang, seperti
Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kesimpulannya, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan


menegaskan bahwa fungsi perbankan adalah menerima simpanan uang dari
masyarakat dan memberikan kredit, serta memiliki fungsi sebagai penghimpun
dana, penyalur kredit, dan penyedia jasa-jasa perbankan lainnya. Selain itu,
perbankan diharuskan untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan stabilitas
sistem perbankan, serta melindungi kepentingan nasabah dan masyarakat secara
umum.

10
DAFTAR PUSTAKA

Otoritas Jasa Keuangan, 2019, Siaran Pers - OJK CABUT IZIN USAHA PT BPR
LEGIAN DENPASAR.

Putusan Mahkamah Agung No. 453/Pid.Sus/2020/PN Dps tanggal 14 Mei 2020;

Undang-Undang, R. I. (1998). Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan Atas


Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 Tentang Perbankan. Lembaran
Negara Republik Indonesia.

Fure, J. A. (2016). Fungsi Bank Sebagai Lembaga Keuangan Di Indonesia


Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Lex
Crimen, 5(4).

Indonesia, P. R. (1998). Undang-undang Republik Indonesia nomor 10 tahun


1998 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang
perbankan. BP. Cipta Jaya.

11
LAMPIRAN

Gambar 1 : Kasus PT BPR Legian


Sumber : www.balipost.com

Gambar 2 : BRI Raih Penghargaan Bank Persero Terbaik & CEO of The Year
Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/

12
Gambar 3 : Produk Britama BRI
Sumber : https://bri.co.id/britama

Gambar 4 : Internet dan Mobile Banking Bank BRI


Sumber : https://promo.bri.co.id/main/content/main/bri_mobile

13
Gambar 5 : Fasilitas Internet Banking BRI
Sumber : https://bri.co.id/bill-payment-corporate

Gambar 6 : Contoh Surat Obligasi


Sumber : https://www.finansialku.com/

14

Anda mungkin juga menyukai