Anda di halaman 1dari 4

HASIL PENELITIAN

A. KONDISI ISLAM PADA MASA ORDE LAMA

1. Bidang pendidikan

Keadaan islam pada masa orde lama ini, belum mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari
pemerintah. Adanya perlawanan ideologis politis dari sebagian elit islam telah menimbulkan
kecurigaan dan rasa tidak suka pemerintah terhadap umat islam. Dengan duduknya elit islam
yang progresif dan sejalan dengan fisi-misi, dan tujuan pemerintahan, maka usaha-usaha yang
dilakukan pemerintah pada masa orde lama terhadap kepentingan pendidikan islam yaitu :

a. Mendirikan departemen agama.

Pembinaan pendidikan agama setelah kemerdekaan Indonesia dilakukan secara formal


institusional. Urusan keagamaan dan pendidikan agama yang sebelum kemerdekaan
ditandatangani oleh kantor agama yang pada masa penjajahan Belanda, pernah meresmikan
“Voor Indiand she Zaken”. Pada masa menjajahan Jepang, bernama “Shumuka”. Setelah
Indonesia merdeka berubah nama menjadi kemetrian agama dan diresmikan pada 3 Januari
1945.

b. Mengeluarkan kebijakan perundang-undangan.

Kebijakan perundang-undangan ini berhubungan dengan pendidikan agama. Dalam hal ini
pemerintah orde lama mengeluarkan UU No. 12 Tahun 1950 yang didalamnya mengatur
pendidikan dan kebudayaan. Pada bab 12 Pasal 20 UU menyatakan bahwa dalam sekolah-
sekolah negeri diadakan pelajaran agama, orang tua murid harus memutuskan apakah anaknya
ini akan mengikuti pelajaran tersebut atau tidak.

Tidah hanya itu, perhatian pemerintahan orde lama terhadap pendidikan agama juga terdapat
dalam keputusan sidang MPRS pada tahun 1960, pada pasal 3 keputusan MPRS dinyatakan
bahwa agama menjadi mata pelajaran disekolah umum mulai dari SD sampai perguruan tinggi
debngan ketentuan bahwa murid berhak ikut serta dalam pendidikan agama jika wali murid
ataupun murid dewasa menyatakan tidak keberatan.

c. Pemberian perhatian pada pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan islam.


Berkaitan dengan hal ini, departemen agama menetapkan beberapa kebijakan sebagai berikut :
a. Memberi pelajaran agama disekolah negeri dan partikulir

b. Memberi pengetahuan umum di madrasah

c. Mendirikan sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) dan Pendidikan Hakim Islam Negeri
(PHIM).

d. Memberikan bantuan fasilitas

Dengan memberikan bantuan fasilitas dan sumbangan material kepada lembaga-lembaga


pendidikan agama islam seperti mengangkat guru agama, membantu biaya pembangunan
madrasah dan bantuan lainnya walaupun jumlahnya terbatas sesuai dengan ekonomi negara
pada masa itu.4

2. Bidang politik

Berakhirnya era demokrasi liberal sejak keluarnya Dekret Presiden 1959 menandai bermulanya
era baru politik Indonesia yang disebut Demokrasi Terpimpin. Era ini dapat di anggap sebagai
masa masa sulit bagi partai islam. Setelah mngeluarkan dekret, Soekarno yang sudah terobsesi
untuk menjadi penguasa mutlak di Indonesia, memaksa pembubaran partai Masyumi pada 17
Agustus 1960. Partai partai Islam pada masa itu merupakan kelompok minoritas dalam
lembaga lembaga kenegaraan.

Partai politik islam dan akar perpecahan

Pada saat itu,Partai Masyuni dipaksa membubarkan diri karena di anggap oposisi dan
menentang revolusi. Masyuni adalah partai politik islam modernis yang memiliki pemikiran
politik dan mekanisme organisasi yang teratur dan modern. Sementara partai NU sebaiknya
bersikap mneyesuaikan diri dengan demokrasi ala Soekarno.

1. Proses Kristalisasi

Setelah Dekrit 5 juli 1959,soekarno mengumumkan kebinetnya yang baru menggantikan


kabinet Djuanda pada posisi penting sebagai menteri pertama yg tugasnya tidak berbeda
dengan perdana menteri. Setelah demokrasi terpimpin berjalan sekitar sembilan bulan,
Soekarno membubarkan parlemen hasil pemilihan umum 1955 itu pada 20 Maret 1960.
Kemudian ia membentuk DPRGR (Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong), sementara NU
yang menerima eksistensi DPRGR dalam rangka menegakkan prinsip amar ma’ruf nahi munkar.

2. Periode Kolaboratif
Pada periode ini partai-partai islam dapat dikatakan sedang berada dibawah pengaruh kuat NU.
Masuknya partai-partai islam dalam kerja sama Nasakom, secara formal telah dianggap
revolusioner. Pada permulaaan 1961, doktrin pesantren yang dianut NU dalam berpolitik sebgai
strategi pokoknya.

3. Bidang Social dan Budaya

Islam mempunyai nilai universal dan mutlak sepanjang zaman, meski begitu islam bukanlah
dogma yang kaku dalam menghadapi zaman dan perubahan. Posisi islam dibidang social dan
budaya yakni membentuk hukum islam dalam masyarakat yang menganut agama islam. Norma
dan kaidah hukum dijadikan sebagai pedoman hidup. Sebagai sebuah kenyataan sejarah, agama
dan kebudayaan dapat saling mempengaruhi karena pada keduanya terdapat nilai dan symbol.
Agama adalah symbol yang melambangkan nilai ketaatan kepada tuhan. Kebudayaan juga
mengandung nilai dan symbol agar manusia dapat hidup didalamnya.

Berlakunya hukum Islam di Indonesia telah mengalami pasang surut seiring dengan politik
hukum yang diterapkan oleh kekuasaan negara. Hukum Islam bisa dikatakan bahwa sarat
dengan berbagai dimensi historis, filosofis, politik, sosiologis dan yuridis.

A. KESIMPULAN
1. Orde lama dalam sejarah Indonesia ialah merujuk pada masa pemerintahan presiden
pertama yakni bapak Ir. Soekarno.

2. Ciri-ciri orde lama yaitu peran dominan pada presiden, terbatasnya partai politik,
berkembangnya pengaruh komunis dan meluasnya peran ABRI sebagai unsur-unsur social
politik.

3. Peran pergerakan islam dalam nasionalis berjalan beriringan dalam pertarungan ideology
mengawali terwujudnya kemerdekaan dari tangan para kolonial.

4. Kondisi islam dibidang pendidikan pada masa orde lama padasaat itu belum mendapat
perhatian penuh dari pemerintah, namun karena islam yang progresif dengan fisi misinya,
sehingga peerintah menjalankan kebijakannya pada pendidikan islam.

5. Kebijakan pemerintah dibidang pendidikan islam antara lain :

- Mendirikan departemen agama.

- Mengeluarkan kebijakan perundang-undangan.

- Pemberian perhatian pada pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan islam.


- Memberikan bantuan fasilitas.

6. Dibidang politik yaitu permasalahan tentang adanya partai politik Masyumi.

7. Dalam bidang politik ada dua priode yaitu priode kristalisasi dan kolaboratif

8. Dibiang social budaya yaitu penerapan hukum islam bersamaan dengan masuknya islam ke
nusantara.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

KELEBIHAN
Kelebihan yang ada pada makalah ini adalah pada setiap materi yang di sampaikan dalam
rumusan masalah yang di jabarkan memiliki kelengkapan dan sangat mudah untuk di pahami.
Kemudian setiap informasi yang diberikan dalam makalah memiliki sumber sumber yang
menjamin fakta dari informasi tersebut.

KEKURANGAN
Kekurangan pada makalah ini adalah dalam penyampaian materi yang tertera didalamnya
terlalu berputar putar, untuk materi mudah untuk di pahami namun di satu sisi dapat
membingungkan pembaca.

Anda mungkin juga menyukai