Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bayi baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir (neonatus), lahir
melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000
gram.Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai
dengan usia 28 hari,dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa ini terjadi
pematangan organ hampir pada semua sistem.
Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa,bahkan bukan pula
miniature anak.Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam
rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang
serba mandiri.Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72
pertama.Transisi ini hampir meliputi semua system organ tapi yang terpenting
bagi anastesi adalah system pernafasan sirkulasi,ginjal dan hepar.Maka dari itu
sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan
suatu anastesi terhadap neonates (BBL).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi BBL ?
2. Apa bounding attachement BBL?
3. Bagaimana prinsip dasar penanganan bayi baru lahir?
4. Apa saja adaptasi BBL?
5. Bagaimana pemberian ASI pada BBL?
6. Apa saja kebutuhan BBL?
7. Apa pemeriksaan untuk BBL?
8. Apa saja pengobatan untuk BBL?
9. Bagaimana penatalaksanaan untuk BBL?
10. Bagaimana konsep keperawatan untuk BBL?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui defenisi BBL
2. Untuk mengetahui bounding attachement BBL
3. Untuk mengetahui prinsip dasar penanganan bayi baru lahir
4. Untuk mengetahui adaptasi BBL
5. Untuk mengetahui cara pemberian ASI pada BBL
6. Untuk mengetahui kebutuhan BBL
7. Untuk mengetahui pemeriksaan bagi BBL
8. Utuk mengetahui pengobatan bagi BBL
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan BBL
10. Untuk mengetahui konsep keperawatan dari BBL
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFENISI
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru
lahir dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan
presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara
spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
B. BOUNDING ATTACHEMENT
1. Suatu kondisi / tindakan agar terjadinya hubungan positif antara bayi,ibu,
ayah dan sibling serta keluarga yang lain
2. Bayi merasa dicintai, diperhatikan,aman dan nyaman sehingga terbentuk
sosial dan dapat bereksplorasi yang merupakan awal pembentukan konsep
diri
3. Jika gagal,gangguan perkembangan tingkah laku (stereotipi) misalnya
menghisap jari, menyakiti diri, tidur dilantai atau ketakutan , apatis,
kemunduran kognitif/verbal
C. PRINSIP DASAR PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
1. Tujuan: menjaga jalan napas, mempertahankan suhu tubuh, cegah
infeksi & identifikasi
2. Prinsip dasar: penanganan faktor2 risiko kematian perinatal( perdarahan,
hipertensi kelahiran preterm, asfiksia & hiportermi)
3. > 50% kematian by pd masa neonatal misalnya karena hipotermi/ cold
stress→hipoglikemi→ hipoksia→kerusakan otak/perdarahan otak
D.ADAPTASI
1. Sistem Pernafasan
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas
melalui placenta. Setelah bayi lahir harus melalui paru-paru bayi pernafasan
pertama pada BBL terjadi normal dalam waktu 30 detik. Setelah kelahiran
tekanan rongga dada bayi pada saat melalui jalan lahir pervagina
mengakibatkan cairan paru-paru (pada bayi normal jumlahnya 80 – 100 ml).
kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut sehingga cairan yang hilang ini
diganti dengan udara. Pernafasan pada neonatus terutama pernafasan
diafragmatik dan abdominal dan biasanya masih tidak teratur frekwensi dan
dalamnya pernafasan.
Bayi itu umumnya segera menangis sekeluarnya dari jalan lahir. Sebagai
sebab-sebab yang menimbulkan pernafasan yang pertama, dikemukakan:
a. Rangsangan pada kulit bayi.
b. Tekanan pada thorax sebelum bayi lahir.
c. Penimbunan CO2,Setelah anak lahir kadar CO2 dalam darah anak naik
dan ini merupakan rangsangan pernafasan.
d. Kekurangan O2
e. Pernafasan intrautrin.Anak sudah mengadakan pergerakan pernafasan
dalam rahim, malahan sudah menangis dalam rahim. Pernafasan di
luar hanya merupakan lanjutan dari gerakan pernafasan di dalam
rahim.
f. Pemeriksaan bayi. Kebanyakan anak akan mulai bernafas dalam
beberapa detik setelah lahir dan menangis dalam setengah menit.
2. Sistem metabolisme karbohidrat/glukosa
Fungsi otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan
penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri.
Pada setiap bayi baru lahir glukosa darah akan turun dalam waktu cepat
(1-2 jam).
Koreksi penurunan gula darah dapat terjadi dengan 3 cara:
a) Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong untuk
menyusui ASI secepat mungkin setelah lahir).
b) Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenolisis).
c) Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak
(glukoneogenesis).
3. Perubahan suhu tubuh
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga
akan mengalami stres dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan.
Bayi baru lahir dapat kehilangan panas melalui:
a) Evaporasi : cairan menguap pada kulit yang basah.
b) Konduksi : kehilangan panas oleh karena kulit bayi berhubungan langsung
dengan benda/alat yang suhunya lebih dingin.
c) Konveksi : terjadi bila bayi telanjang di ruang yang relatif dingin (25oC
atau kurang)
d) Radiasi adalah kehilangan panas karena tubuh bayi yang lebih panas
menyentuh permukaan yang lebih dingin.
4) Perubahan pada sistem kardiovaskuler
Pada sistem kardiovaskuler harus terjadi 2 perubahan besar, yaitu:
a) Penutupan foramen ovale atrium jantung.
b) Penutupan duktus afteriosus antara arteri paru dan aorta.
Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh:
a) Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh darah meningkat dan
tekanan atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena
berkurangnya aliran darah ke atrium kanan yang mengurangi volume dan
selanjutnya tekanannya. Kedua kejadian ini membantu darah dengan
kandungan oksigen sedikit mengatur ke paru-paru untuk mengalami proses
oksigenasi ulang.
b) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh paru dan
meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama ini
menimbulkan relaksasi dan terbakarnya sistem pembuluh baru. Dengan
peningkatan tekanan pada atrium kiri foramen ovale secara fungsi akan
menutup.
5) Perubahan sistem gastrointestinal, ginjal
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan
mencerna makanan masih terbatas, juga hubungan antara osephagus
bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan gumoh
pada bayi baru lahir dan bayi muda. Kapasitas lambung sendiri sangat
terbatas kurang dari 30 cc.
Faeces pertama bayi adalah hitam kehijauan, tidak berbau,
substansi yang kental disebut mekonium. Faeces ini mengandung sejumlah
cairan amnion, verniks, sekresi saluran pencernaan, empedu, dan zat sisa
dari jaringan tubuh. Pengeluaran ini akan berlangsung sampai hari ke 2-3.
pada hari ke 4-5 warna tinja menjadi coklat kehijauan.
Air kencing. Bila kandung kencing belum kosong pada waktu lahir, air
kencing akan keluar dalam waktu 24 jam yang harus dicatat adalah
kencing pertama, frekuensi kencing berikutnya, serta warnanya bila tidak
kencing/menetes/perubahan warna kencing yang berlebihan.
6) Perubahan berat badan
Dalam hari-hari pertama berat badan akan turun oleh karena
pengeluaran (meconium, urine, keringat) dan masuknya cairan belum
mencukupi. Turunnya berat badan tidak lebih dari 10%. Berat badan akan
naik lagi pada hari ke 4 sampai hari ke 10. Cairan yang diberikan pada hari
1 sebanyak 60 ml/kg BB setiap hari ditambah sehingga pada hari ke 14
dicapai 200 ml/kg BB sehari.
7) Sistem skeletal
Tulang-tulang neonatus lunak karena tulang tersebut sebagian
besar terdiri dari kartilago yang hanya mengandung sejumlah kecil
kalsium.
8) Sistem neoromuskular
Pada saat lahir otot bayi lambat dan lentur, otot-otot tersebut
memiliki tonus kemampuan untuk berkontraksi ketika dirangsang, tetapi
bayi kurang mempunyai kemampuan untuk mengontrolnya. Sistem
persarafan bayi cukup berkembang untuk bertahan hidup tetapi belum
terintegrasi secara sempurna (Anonim: 2004)
E. PEMBERIAN ASI
1. Bayi normal dapat disusui segera setelah lahir dangan menghisap
mencegah perdarahan, perangsangan pembentukan ASI,terbina bonding
2. Ibu dijelaskan manfaat ASI termasuk kolostrum
3. Kontra indikasi ASI : mamae abses/ca, ibu sakit jantung
berat/HIV/hevatitis dll
F. KEBUTUHAN BAYI BARU LAHIR
1. Merawat tali pusat : sesudah /sebelum plac lepas tak masalah
2. Menilai APGAR menit 1,5,10. normal7-10, asfiksia ringan 4-6 ,berat <3.
3. Nutrisi: 12 jm I blm perlu,ini untuk memungkinkan bayi istirahat dan
mengeluarkan lendir namun tergantung kebijakan masing-masing RS,saat
ini bayi disusui segera dengan ASI
4. Stimulasi,melauil sentuhan/ belaian/ pandanga menyusui. Saat ini
stimulasi untuk merangsang pernafasan tak dianjurkan,kalau terpaksa isap
lender
5. Identifikasi
6. Kebersihan
7. Profilaksis: tetes mata, vit K
8. Mempertahankan suhu
9. Antropometri
10. Menentukan gestasi
11. Pakaian dan selimut
12. Posisi dan lingkungan: miring dengan kepala sedikit rendah, lingkungan
hangat/tenang
G.PEMERIKSAAN
LEB : Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan
pemeriksaan laboratorium,namun kadang-kadang dengan riwayat
kehamilan dan kondisi tertentu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium
sesuai indikasi tertentu.
H.PENGOBAT
1. vitamin K
2. Tetes / zalf mata
I. PENATALAKSANAAN
1. mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang
cukup hangat untuk mencegah hipotermi
2. Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan
kebutuhan.
3. Memotong dan mengikat tali pusat, memberi ntiseptik sesuai ketentuan
setempat.
4. Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan segera ditetekan pada ibunya.
5. Menilai apgar menit pertama dan menit kelima
6. Memberi identitas bayi: Pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu,
pemasangan gelang nama sesuai ketentuan setempat
7. Mengukur suhu, pernafasan, denyut nadi.
8. Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bisa
tunggu sampai enam jam setelah lahir)
9. Menetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia – neonatorum.
10. Pemerikksaan fisik dan antropometri.
11. Pemberian vitamin K oral/parenteral sesuai kebijakan setempat.
12. Rooming in (rawat gabung): penuh atau partial.

J. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Posture : inspeksi dan riwayat persalinan
b. TTV

c. Pengukuran umum : berat,panjang badan,lingkar kepala,lingkar


dada,lingkar abdomen
d. Integument

e. Kepala

f. Mata
g. Hidung

h. Telinga

i. Mulut
j. Leher
k. Dada

l. Abdomen
j. Genetalia
m. Ekstremitas
2. Diagnosa Keperawatan
a. Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan mucus berlebihan,
posisi tidak tepat
b. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan kontrol suhu
yang imatur, perubahan suhu lingkungan.
c. Resiko tinggi infeksi atau inflamasi berhubungan dengan kurangnya
pertahanan imunologis, faktor lingkungan, penyakit ibu
d. Resiko tinggi trauma berhubungan dengan ketidakberdayaan fisik
e. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan imaturas, kurangnya pengetahuan orang tua
3. Intervensi
a. Intervensi 1
 Hisap mulut dan naso faring dengan spuit bulb sesuai kebutuhan.
 Tekan bulb sebelum memasukkan dan mengaspirasi faring, kemudian
hidung untuk mencegah aspirasi cairan dengan alat penghisap mekanis,
batasi setiap upaya penghisapan sampai lima detik dengan waktu yang
cukup antara upaya tersebut memungkinkan reoksigenisasi.
 Posisikan bayi miring ke kanan setelah memberikan makan untuk
mencegah aspirasi.
 Posisikan bayi telungkup atau miring selama tidur.
 Lakukan sedikit mungkin prosedur pada bayi selama jam pertama dan
sediakan oksigen untuk digunakan bila terjadi distress pernapasan.
 Ukur tanda vital sesuai kebijakan institusional dan lebih sering bila
perlu. Observasi adanya tanda-tanda distres pernapasan dan laporkan
adanya hal berikut dengan segera: tacipnea, mengorok, stridor, bunyi
napas abnormal, pernapasan cuping hidung, sianosis.
 Pertahankan popok, pakaian dan selimut cukup longgar untuk
memungkinkan ekspansi paru maksimum (abdomen) dan untuk
menghindari terlalu panas.
 Bersihkan lubang hidung dari sekresi kering selama mandi atau bila
perlu.
 Periksa kepatenan lubang hidung.
b. Intervensi 2
 Selimuti bayi dengan rapat dalam selimut hangat
 Tempatkan bayi dalam lingkungan yang dihangatkan sebelumnya di
bawah penghangat radian atau di dekat ibu
 Tempatkan bayi pada permukaan yang diberi bantalan dan penutup
 Ukur suhu bayi pada saat tiba di tempat perawatan atau kamar ibu:
lakukan sesuai kebijakan rumah sakit mengenai metode dan frekuensi
pemantauan
 Pertahankan temperatur ruangan antara 24°C-25,5°C dan kelembaban
sekitar 40% sampai 50%
 Berikan mandi awal sesuai kebijakan rumah sakit, cegah menggigil
pada bayi sebelum mandi dan tunda mandi bila ada pertanyaan
mengenai stabilisasi suhu tubuh
 Beri pakaian dan popok pada bayi dan bedong dalam selimut
 Berikan penutup kepala pada bayi bila kehilangan panas menjadi
masalah karena area permukaan besar dari kepala memungkinkan
terjadinya kehilangan panas
 Buka hanya satu area tubuh untuk memeriksa atau prosedur
 Waspada terhadap tanda hipotermia atau hipertermia.
c. Intervensi 3
 Cuci tangan sebelum dan setelah merawat setiap bayi
 Pakai sarung tangan ketika kontak dengan sekresi tubuh
 Periksa mata setiap hari untuk melihat adanya tanda-tanda inflamasi
 Jaga bayi dari sumber potensial infeksi
 Bersihkan vulva pada arah posterior untuk mencegah kontaminasi fecal
terhadap vagina atau uretra
d. Intervensi 4
 Hindari penggunaan termometer rektal karena resiko perforasi rectal
 Jangan pernah meninggalkan bayi tanpa pengawasan di atas permukaan
tinggi tanpa pagar
 Jaga agar objek tajam atau runcing berada jauh dari tubuh bayi
 Jaga agar kuku jari sendiri tetap pendek dan tumpul, hindari perhiasan
yang dapat melukai bayi
 Lakukan metode yang tepat dalam penanganan dan pemindahan bayi
e. Intervensi 5
 Kaji kekuatan menghisap dan koordinasi dengan menelan untuk
mengidentifikasi kemungkinan masalah yang mempengaruhi makan
 Berikan masukan awal sesuai keinginan orang tua, kebijakan RS dan
protokol praktisi
 Siapkan untuk pemberian makan yang dibutuhkan dari bayi yang minum
ASI, pemberian makan malam ditentukan oleh kondisi dan keinginan ibu
 Berikan yang makan dengan botol 2-3 formula setiap 3-4 jam atau sesuai
kebutuhan
 Dukung dan bantu ibu menyusui selama pemberian makan awal dan lebih
sering bila perlu
 Hindari pemberian makan suplemen atau air rutin untuk bayi yang minum
ASI
 Dorong ayah atau orang tua pendukung lain untuk tetap bersama ibu untuk
membantu ibu dan bayi dalam merubah posisi, relaksasi dll
 Dorong ayah atau orang pendukung lain untuk berpartisipasi dalam
pemberian makan dengan botol
 Tempatkan bayi miring ke kanan setelah makan untuk mencegah aspirasi
 Observasi pola feces
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir
dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan
presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas
secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
 Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan
laboratorium, namun kadang-kadang dengan riwayat kehamilan dan
kondisi tertentu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi
tertentu
Obat profilaksis yang rutin diberikan pada bayi baru lahir yaitu:
1. Vitamin K
2. Tetes / salap mata

B. SARAN
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekuarangan dan kesalahan,saya
mohon maaf. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar saya dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian
hari

Anda mungkin juga menyukai