Makalah Kelompok 3 Pendidikan Inklusi
Makalah Kelompok 3 Pendidikan Inklusi
Pendidikan Inklusi
DOSEN PENGAMPU:
Oleh Kelompok 3:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah berjudul “Peranan dan Tanggung Jawab Guru
Kelas/Guru Studi/GPK” dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam
semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga-Nya, sahabat-Nya, dan
kepada kita selaku umatnya. Makalah disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Pendidikan Inklusi. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana landasan
dalam Pendidikan inklusi untuk pembaca maupun penulis. Penulis mengucapkan terimakasih
kepada Antonio Tsaputra, S.S.,M.A.,Ph.D. dan Ibu Retno Triswandari, M.Pd selaku dosen
pengampumata kuliah Pendidikan Inklusi.
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................2
BAB I .................................................................................................................4
PENDAHULUAN ............................................................................................4
BAB II................................................................................................................6
PEMBAHASAN .............................................................................................. 6
BAB III...............................................................................................................11
PENUTUP ........................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pendidikan
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Guru
Menurut Idris (2008: 49) adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan
bimbin gan kepada peserta didik dalam hal perkembangan jasmani dan ruhaniah untuk
mencapai tingkat kedewasaan, memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk
individu yang mandiri, dan makhluk sosial.
Kalimat yang sejak jaman dahulu menjadi istilah familiar terkait makna seorang
guru (dalam Mulyasa, 2008: 48) yaitu “guru itu artinya digugu lan ditiru”. Digugu artinya
segala sesuatu yang disampaikan senantiasa dipercaya dan diyakini sebagai kebenaran oleh
semua muridnya. Segala ilmu pengetahuan yang datangnya dari sang guru dijadikan sebagai
sebuah kebenaran yang tidak perlu dibuktikan atau diteliti lagi. Ditiru artinya ia menjadi
uswatun hasanah, menjadi suri teladan dan panutan bagi muridnya, baik cara berpikir dan
cara berbicaranya maupun berprilaku sehari-hari.
2. Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Secara luas peran guru dalam standar proses pendidikan khusus (Septiana: 2017:
134- 137) yaitu:
a. Dalam Perencanaan
5
2) Guru sebagai Designer of Interactions(perancang pengajaran)
Peran ini berarti bahwa gurusenantiasa mampu dan siap merancang kegiatan
belajar mengajar yang efektif dan efisien (Muhibbin, 1995). Rancangan proses
pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus harus disesuaikan dengan
tingkatan kemampuan dan kondisi yang dialami oleh peserta didik. Hal ini
bersesuaian dengan prinsip dan tujuan pendidikan khusus seperti yang telah
dikemukakan sebelumnya. Karena standar proses pendidikan khusus memiliki
keterkaitan dengan standar kompetensi lulusan dan standar isi, maka capaian
pembelajaran dan kedalaman serta keluasan materi yang akan diajarkan harus
disesuaikan agar peserta didik mampu mengikuti pembelajaran secara optimal.
b. Dalam pelaksanaana.
6
4) Inisiator
Pendapat lain muncul dari Uhbiyati, beliau mengemukakan tugas dan tanggung
jawab yang harus dilaksanakan oleh pendidik (guru) antara lain:
7
a. Membimbing peserta didik kepada jalan yang sesuai dengan ajaran
agama Islam.
b. Menciptakan situasi pendidikan keagamaan yaitu suatu keadaan di
mana tindakan-tindakan pendidikan dapat berlangsung dengan hasil
yang memuaskan sesuai dengan tuntutan ajaran Islam. Barnadib
menambahkan bahwa tugas guru terkait dengan perintah, larangan,
menasehati, hadiah, pemberian kesempatan, dan menutup
kesempatan
Menurut Wens Tanlain dkk guru yang bertanggung jawab memiliki beberapa sifat,
yaitu:
a. Menerima dan mematuhi norma, nilai-nilai kemanusiaan.
b. Memikul tugas mendidik dengan bebas, berani, gembira (tugas
bukan menjadi beban baginya)
c. Sadar akan nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatannya serta
akibat-akibat yang timbul (kata hati)
d. Menghargai orang lain, termasuk anak didik
e. Bijaksana dan hati-hati (tidak nekat, tidak sembrono, tidak singkat
akal)
f. Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
8
sasaran didik, serta Tuhan yang menciptakannya).
Indramurni (2019) mengatakan guru mata pelajaran atau bidang studi adalah guru
yang bertanggung jawab melaksanakan pembelajaran untuk mata pelajaran tertentu pada
satuan pendidikan sekolah dasar dan yang sederajat, sekolah menegah pertama dan yang
sederajat, sekolah menengah pertama dan yang sederajat serta sekolah menegah kejuruan
atau madrasah aliyah kejuruan.
Nurhayati (2014: 144) juga berpendapat bahwasanya guru bidang studi adalah guru
yang mengajar mata pelajaran tertentu sesuai kualifikasi yang di persyaratkan. Guru bidang
studi adalah guru yang mengajar seluruh siswa disemua kelas parallel dengan pembagian
jam pelajaran, dimana guru tersebut mengajarkan hanya satu pelajaran.
Guru bidang studi mempunyai tugas sebagai berikut:
9
2. Menyusun dan melaksanakan assesmen pada semua anak untuk
mengetahui kemampuan dan kebutuhannya.
C. Peran GPK
Marilyn (2015:76) menyebutkan Guru pendamping khusus juga sering disebut Guru
Pembimbing Khusus merupakan para tenaga profesional yang perannya teramat kompleks
dalam proses pengajaran siswa penyandang disabilitas.
Anak berkebutuhan khusus biasanya mengenyam pendidikan di SLB (Sekolah Luar
Biasa) namun tidak jarang pula ada yang di sekolahkan ke lembaga formal reguler karena
orang tuanya kurang paham dengan kondisi anaknya. Oleh karena itu dalam pengajaran
terhadap peserta didik berkebutuhan khusus tersebut supaya berhasil maksimal dibutuhkan
guru pendamping yang biasa disebut guru pembimbing khusus.
Maksud dari GPK sesuai dengan buku pedoman penyelanggara pendidikan inklusif
tahun 2007 adalah guru yang mempunyai latarbelakang pendidikan khusus atau Pendidikan
luar biasa atau yang pernah mendapat pelatihan tentang pendidikan khusus atau luar biasa,
yang ditugaskan di sekolah inklusif.
Zakia (2015) menyebutkan bahwa syarat menjadi guru pendamping khusus sesuai
dengan pedoman penyelenggara pendidikan inklusif tahun 2007 adalah mereka yang
memiliki latar belakang pendidikan khusus atau Pendidikan Luar Biasa (PLB) atau lulusan
S1 atau sederajat yang diperoleh melalui perguruan tinggi yang menyelenggarakan program
pendidikan tenaga kependidikan dan program kependidikan non pendidikan.
10
Pendapat lain terkait pngertian guru pembimbing khusus yaitu disampaikan oleh
Astuti (2014: 158), menurut Astuti dalam jurnalApriastuti dan Karwanto guru pendamping
khusus merupakan lulusan Pendidikan Luar Biasa atau S1 Psikologi atau S1 Kependidikan
yang telah memperoleh pelatihan intensif dalam pendidikan khusus atau pernah mengajar
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam kelas pendidikan khusus
2. Kompetensi GPK
Buku Pedoman Pembinaan Tendik Direktur PSLB (dalam Depdiknas, 2007: 24)
mengungkapkan bahwa Kompetensi GPK selain dilandasi oleh empat kompetensi guru yang
utama (pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial), secara khusus juga berorientasi
pada tiga kemampuan utama, yaitu:
a. Kemampuan umum (general ability)
Dalam PP 17 tahun 2010 Pasal (j) menjelaskan bahwa guru pembimbing khusus
sebagai pendidik pofesional memiliki tugas dan fungsi membimbing, mengajar, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik berkelainan pada satuan pendidikan umum, satuan pendidikan
kejuruan,dan/atau satuan pendidikan keagamaan.
Tugas dan tanggung jawab tersebut adalah, merencang dan melaksanakan program
kekhususan, melakukan proses identifikasi, asesmen dan menyusun PPI, melakukan
modifikasi kurikulum bersama guru kelas atau guru mata pelajaran, melakukan evaluasi
dan tindak lanjut, membuat program dan perkembangan peserta didik berkebutuhan khusus.
Tugas- tugas inilah yang perlu dilaksanakan oleh guru pembimbing khusus untuk
memberikan suatu pelayanan yang optimal bagi peserta didiknya di sekolah inklusif.(dalam
11
Wardah, 2019: 96)
Menurut Depdiknas (dalam Wati, 2014: 375-376) mengatakan adapun tugas GPK
adalah:
a. Memberikan bantuan berupa layanan khusus bagi anak-anak
berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran di kelas umum, berupa remedial ataupun
pengayaan.
b. Memberikan bimbingan secara berkesinambungan dan membuat
catatan khusus jika terjadi pergantian guru.
c. Memberikan bantuan (berbagi pengalaman) pada guru kelas dan/atau
guru mata pelajaran agar mereka dapat memberikan pelayanan
pendidikan kepada anak-anak berkebutuhan khusus.
d. Melaksanakan asesmen bersama team untuk mendiagnosa
permasalahan belajar ABK.
e. Membuat silabus, kurikulum, dan evaluasi yang disesuaikan dengan
kemampuan anak.
Subagya (dalam Mulyani, 2016: 8-9) yang mengatakan bahwa salah satu tugas guru
pendidik khusus yaitu
a. Mengadaptasi media atau alat khusus yang bertujuan untuk
menghilangkan kesenjangan komunikasi tertulis/lisan antara anak
berkebutuhan khusus dengan para guru kelas dan guru bidang studi
serta melengkapi bahan pelajaran tertulis yang relevan dengan anak
berkebutuhan khusus.
b. Layanan pembelejaran khusus yang diantaranya pembelajaran
remedial yang diberikan jika anak berkebutuhan khusus di dalam
12
Terdapat beberapa tugas bagi guru pembimbing khusus menurut Rudiyati (dalam
Wardah, 2019: 95) diantaranya:
a. Menyelenggarakan administrasi, asesmen
Di samping tugas– tugas tersebut, Soejipto (dalam Wati, 2014: 376) tujuan dari guru
pendamping adalah “membantu mengatasi segala kesulitan yang dihadapi siswa sehingga
terjadi proses belajar-mengajar yang efektif dan efisien”.
Dalam Pedoman Khusus Penyelenggara Inklusi tahun 2007 (dalam Zakia, 2015:112)
tugas GPK antara lain adalah:
a. Menyusun instrument asesmen pendidikan bersama-sama dengan guru
kelas dan guru mata pelajaran
b. Membangun sistem koordinasi antara guru, pihak sekolah dan orang
tua peserta didik
13
guru mata pelajaran agar mereka dapat memberikan pelayanan
pendidikan kepada anak-anak berkebutuhan khusus.
f. Hanya saja dalam pelaksanaan di lapangan, peran dan tugas GPK
mengalami penambahan. Seorang GPK bukan guru kelas dan juga
bukan guru mata pelajaran, tetapi guru yang berfungsi menjembatani
kesulitan yang dihadapi ABK, dan guru kelas/ mata pelajaran dalam
pembelajaran.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikianlah makalah yang kelompok buat, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan baru bagi para pembaca. Dengan ini, penulis
mengharapkan untuk para pembaca agar memahami apa yang telah penulis
tulis dan menggunakan informasi yang telah kami berikan. Untuk itu, kami
penulis meminta kritik dan saran kepada pembaca demi kelangsungan
perkembangan makalah kami selanjutnya.
15
DAFTAR REFERENSI
Astuti, Apri Nur Mita dan Karwanto. 2014. “Manajemen Sekolah Inklusi di SD Negeri
Babatan V Surabaya”. Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan. Vol. 3No. 3.
Mulyani, Gusvina. 2016. Pelaksanaan Tugas Pokok Guru Pendidik Khusus di Sekolah
Penyelenggara Pendidikan Inklusif (Penelitian Deskriptif Kualitatif di SD N
09 Koto Luar). Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus. Volume 5 Nomor1.
Septiana, Fajar Indra. Peran Guru Dalam Standar Proses Pendidikan Khusus Pada
Lingkup Pendidikan Formal (Sekolah Luar Biasa/Sekolah Khusus). Inclusive:
Journal of Special Eduacation. Volume III Nomor 02. Universitas Islam
Nusantara.
Wardah, Erika Yunia. 2019. Peranan Guru Pembimbing Khusus Lulusan Non
Pendidikan Luar Biasa (Plb) Terhadap Pelayanan Anak Berkebutuhan Khusus
Di Sekolah Inklusi Kabupaten Lumajang. Jurnal Pendidikan Inklusi Volume 2
Nomor 2. Pendidikan Luar Biasa, Pascasarjana, Universitas Negeri Surabaya.
E-Issn: 2580-9806.
Wati, Ery. 2014. Manajemen Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar Negeri 32 Kota
Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Didaktika. Vol XIV No 2. Universitas Syiah Kuala.
Zakia, Dieni Laylatul. 2015. “Meretas Sukses Publikasi Imliah Bidang Pendidikan
16
Jurnal Bereputasi”. Surakarta. Makalah Seminar Nasional Pendidikan UNS
& ISPI Jawa Tengah. ISBN: 978-979-3456-52-2.
17