Anda di halaman 1dari 7

BAHAN AJAR

PERTEMUAN KE 1

Program Studi : Teknik Sipil


Nama Mata Kuliah/Kode : STRUKTUR BAJA I
Jumlah SKS :2
Pengajar : 1. Dr. Astiah Amir, S.T., M.T.
Sasaran Belajar : Setelah lulus mata kuliah ini mahasiswa mampu
menjelaskan perilaku baja, dan merencanakan struktur
rangka batang.
Mata Kuliah Prasyarat : Statika dan Mekanika Bahan
Deskripsi Mata Kuliah :
I PENDAHULUAN
1.1 Cakupan atau Ruang Lingkup Materi Pembelajaran

1.2 Sasaran Pembelajaran


Mahasiswa mampu menjelaskan perilaku mekanis baja, prinsip dan filosopi
desain struktur rangka baja.

1.3 Manfaat,
Setelah mempelajari materi ini maka mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan perilaku mekanis baja, prinsip dan filosopi desain struktur rangka
baja.

1.4 Urutan Pembahasan


 Keuntungan kerugian baja
 Sifat-sifat mekanis
 Prinsip desain
 Beban-beban
 Filosopi desain
 Faktor beban
II PENYAJIAN

PENDAHULUAN

Baja adalah salah satu bahan bangunan yang unsur utamanya terdiri dari besi
(Fe). Baja ditemukan ketika dilakukan penempaan dan pemanasan yang
menyebabkan tercampurnya besi dengan bahan carbon (C) pada proses
pembakaran sehingga membentuk baja yang mempunyai kekuatan yang lebih
besar dari besi.

Baja struktur banyak dipakai untuk kolom serta balok bangunan bertingkat, sistem
penyangga atap, hanggar, jembatan, menara antena, penahan tanah, pondasi
tiang pancang, dll.

Keuntungan baja sebagai bahan konstruksi :


Kekuatan yang cukup tinggi dan merata, kuat tarik  kuat tekannya
Kualitas terjamin karena hasil fabrikasi
Dimensi penampang relatif kecil sehingga struktur menjadi langsing
Struktur yang ringan, penggunaan pondasi hemat
Penyambungan dan pengangkutan mudah
Tahan lama (awet) dengan pemeliharaan yang baik
Bersifat elastis

Kerugian baja sebagai bahan konstruksi :

Butuh pemeliharaan periodik


Kekuatan dipengaruhi temperatur
Bahaya tekuk akibat struktur yang langsing
Bahaya lelah / fatique pada beban bolak-balik

Sifat-sifat Mekanis

Sifat-sifat mekanis baja dapat dilihat dari suatu percobaan tarik

N = gaya aksial
L = panjang semula
A = luas penampang
akan terjadi:
N .L
ΔL=
Perpanjangan : E.A
N
σ=
Tegangan : A
ΔL
ε=
Regangan : L

Hubungan antara tegangan (stress) dan regangan (strain) ini, dapat dilihat pada
grafik yang dinamakan stress-strain diagram.

Gambar 1. Tegangan regangan baja

I = daerah elastis
II = daerah plastis
III = daerah pergeseran (strain hardening)
A = titik leleh (yield point)
D = titik putus
Fy = tegangan leleh (yield stress)
Fu = tegangan ultimate (ultimate stress)
tg  = E = modulus elasstisitas = 2,1 x 106 kg / cm2

Gambar 2. Daktilitas baja

Apabila titik leleh tidak jelas terlihat pada grafik, maka dapat ditetapkan pada
regangan tetap sebesar 0.20 %.

σ
E=
Dari diagram di atas dapat terlihat bahwa: ε
Suatu spesimen baja yang telah diregangkan sampai fase pengerasan regangan,
beban dilepas, disimpan beberapa hari, proses ini biasa disebut penuaan
regangan (strain aging) pada temperatur ruangan.

Jika suatu spesimen baja yang telah diregangkan dengan tarikan sampai keadaan
plastis, dilepas bebannya dan dilanjutkan dengan pembebanan tekan, selanjutnya
beban tekan dilepas dan diteruskan dengan pembebanan tarik lagi, maka akan
terjadi gejala modulus elastisitas yang mengecil dan dikenal sebagai
Bauschinger Efek. Hal ini menjadi penting jika tekuk dan lendutan sangat
menentukan.
Gambar 3. Bauschinger Efek

Komposisi baja :

Selain besi (Fe), juga mengandung maksimum bahan-bahan :

Carbon (C) 1.70 %


Manganese (Mn) 1.65 %
Silikon (Si) 0.60 %
Tembaga (Cn) 0.60 %

Berdasarkan tegangan leleh, ASTM membagi baja dalam 4 kelompok :

Baja carbon rendah ( < 0.15 %) dengan y = 210 – 280 Mpa


Baja carbon mild ( 0.15 – 0.29 %) dengan y = 280-480 Mpa
Baja carbon sedang ( 0.30-0.59%) dengan y = 322 – 700 Mpa
Baja carbon tinggi ( 0.60 – 1.70%) dengan y = 630 – 700 Mpa
Sifat-sifat mekanis baja tulangan beton (PUBI, 1982)

Teg. leleh Kuat tarik Reg. patah


Jenis Simbol
min (Mpa) min (Mpa) min (%)

Tulangan BJTP 24 235 382 20


polos BJTP 30 294 480 16

BJTD 24 235 382 18


BJTD 30 294 480 14
Tulangan
BJTD 35 343 490 19
deform
BJTD 40 392 559 16
BJTD 50 490 618 12

Mutu baja struktural dalam perdagangan

Teg. Leleh Teg. Ultimit Teg. Dasar


Jenis Baja
(Mpa) (Mpa) (Mpa)

BJ 33 Fe 310 200 330 133,33


BJ 34 210 340 140
BJ 37 * Fe 360 240 370 160
BJ 41 * 250 410 166,67
BJ 44 Fe 430 280 440 186,67
BJ 50 290 500 193,33
BJ 52 F510 360 520 240
BJ 55 410 550 273,33

* Jenis baja yang umum dipakai (baja bangunan).

Anda mungkin juga menyukai