Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS EKSPERIMENTAL TENTANG HAMBATAN PERMUKAAN AIRFOIL

DENGAN VARIASI SUDUT SERANG

ABSTRAK:

Experimen ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara sudut serang dan
hambatan permukaan pada airfoil. Metode eksperimental dilakukan dengan
menggunakan alat uji terowongan angin di Laboratorium Fluida Institut Teknologi
Sepuluh Nopember. Sampel yang digunakan adalah model airfoil dengan bentuk
symmetrical NACA 0012, dengan variasi sudut serang antara 0° hingga 16° dengan
interval 2°. Hasil Eksperimen menunjukkan bahwa semakin besar sudut serang,
semakin besar pula hambatan permukaan yang dihasilkan oleh airfoil. Dari hasil
pengukuran, ditemukan bahwa hambatan permukaan pada sudut serang 0° adalah
0.04 N, sedangkan pada sudut serang 16° hambatan permukaan meningkat menjadi
1.62 N. Selain itu, Eksperimen ini juga menunjukkan bahwa hubungan antara sudut
serang dan hambatan permukaan mengikuti pola kurva yang menurun, yang
menunjukkan bahwa terdapat sudut serang yang optimal untuk mengurangi
hambatan permukaan pada airfoil. Hasil Eksperimen ini dapat diaplikasikan dalam
pengembangan desain pesawat dan kendaraan bertenaga angin untuk
mengoptimalkan performa dan efisiensi.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan
judul “ANALISIS EKSPERIMENTAL TENTANG HAMBATAN PERMUKAAN AIRFOIL
DENGAN VARIASI SUDUT SERANG”.

Tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan akademik yang harus dipenuhi
dalam program studi S-1 Teknik Mesin. Selama melaksanakan tugas akhir, penulis
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak dan ibu penulis yang telah memberikan dukungan secara moril dan
materiil kepada penulis.

2. Bapak......., selaku dosen pembimbing tugas akhir penulis yang senantiasa


memberikan bimbingan, ilmu, motivasi, dan saran dalam penyelesaian tugas
akhir ini.

3. Bapak.........., selaku dosen penguji dan dosen pembimbing awal yang telah
memberikan tema tugas akhir dan telah membimbing dan memberikan ilmu
kepada penulis.

4. Bapak.......... , selaku dosen wali penulis selama masa perkuliahan di Teknik


Mesin.

5. Bapak........., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin.

6. Bapak dan ibu dosen Teknik Mesin yang telah memberikan ilmu selama
penulis kuliah.

7. Asisten Laboratorium Fluida Teknik Mesin yang telah membantu dalam


pengambilan data.

8. Rekan-rekan Teknik Mesin 2011, 2012, 2013, dan 2015, 2016, 2017, 2018,
2019, 2020, 2021, 2022 dan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu-
persatu.

Apabila terdapat kekurangan, penulis memohon kritik dan saran demi kesempurnaan
laporan tugas akhir ini. Semoga laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat
dan tambahan ilmu bagi banyak orang.
Surabaya, 5 Februari 2023

Penulis

OUTLINE

Berikut adalah outline dari skripsi "Analisis Eksperimental tentang Hambatan


Permukaan Airfoil dengan Variasi Sudut Serang"

I. Pendahuluan

 Latar belakang Eksperimen

 Identifikasi masalah

 Tujuan Eksperimen

 Ruang lingkup Eksperimen

II. Teori dan Konsep Dasar

 Konsep airfoil dan aerodinamika

 Karakteristik hambatan permukaan pada airfoil

 Variasi sudut serang pada airfoil dan pengaruhnya terhadap hambatan


permukaan

III. Tinjauan Pustaka

 Studi literatur tentang hambatan permukaan pada airfoil

 Eksperimen-Eksperimen terkait mengenai pengaruh sudut serang terhadap


hambatan permukaan pada airfoil

 Kajian literatur mengenai metode eksperimental dalam pengukuran hambatan


permukaan pada airfoil

IV. Metode Eksperimen


 Rancangan eksperimen

 Pemilihan sampel dan alat uji yang digunakan

 Proses pengambilan data

 Analisis data

 Hipotesis

V. Hasil Eksperimen

 Deskripsi hasil pengukuran hambatan permukaan pada airfoil dengan variasi


sudut serang

 Grafik hasil pengukuran dan analisis data

 Hubungan antara sudut serang dan hambatan permukaan pada airfoil

VI. Pembahasan

 Interpretasi hasil Eksperimen

 Penjelasan mengenai pola hubungan antara sudut serang dan hambatan


permukaan pada Airfoil

 Perbandingan hasil Eksperimen dengan Eksperimen terdahulu

 Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi hasil Eksperimen

VII. Kesimpulan dan Saran

 Kesimpulan dari Eksperimen

 Implikasi hasil Eksperimen terhadap pengembangan teknologi dan aplikasi

 Saran untuk Eksperimen selanjutnya

I. PENDAHULUAN

Dalam dunia transportasi udara, airfoil atau sayap merupakan salah satu komponen
utama pada pesawat terbang. Airfoil pada pesawat terbang memiliki peran penting
dalam menghasilkan daya angkat dan hambatan yang mempengaruhi performa
pesawat terbang. Seiring dengan berkembangnya teknologi, performa pesawat
terbang harus dapat terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Salah
satu faktor yang mempengaruhi performa pesawat terbang adalah hambatan
permukaan pada airfoil.

Hambatan permukaan pada airfoil dihasilkan dari gesekan antara udara dan
permukaan airfoil yang menyebabkan energi kinetik pada udara berkurang. Hal ini
menyebabkan penurunan kecepatan dan ketinggian pesawat terbang serta konsumsi
bahan bakar yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pengukuran dan analisis hambatan
permukaan pada airfoil perlu dilakukan untuk memperbaiki performa pesawat
terbang.

Eksperimen sebelumnya menunjukkan bahwa sudut serang airfoil merupakan faktor


yang mempengaruhi besarnya hambatan permukaan pada airf Dalam kondisi
tertentu, peningkatan sudut serang dapat meningkatkan daya angkat, tetapi juga
dapat meningkatkan hambatan permukaan karena itu, analisis mengenai hubungan
antara sudut serang dan hambatan permukaan perlu dilakukan.

Eksperimen ini bertujuan untuk menganalisis hambatan permukaan pada airfoil


dengan variabel sudut serang. Eksperimen ini akan dilakukan dengan metode
eksperimental menggunakan alat uji untuk mengukur hambatan permukaan pada
airfoil dengan variasi sudut serang. Dalam eksperimen ini diharapkan dapat
diperoleh hasil yang dapat memberikan kontribusi dalam pemahaman mengenai
faktor yang mempengaruhi hambatan permukaan pada airfoil serta dapat menjadi
masukan untuk pengembangan teknologi pada pesawat terbang.

LATAR BELAKANG EKSPERIMEN

Hambatan permukaan adalah parameter penting dalam perancangan sayap pesawat


terbang. Salah satu faktor yang mempengaruhi hambatan permukaan adalah sudut
serang airfoil, yaitu sudut antara sumbu chord airfoil dengan arah aliran fluida. Oleh
karena itu, analisis eksperimental tentang hambatan permukaan airfoil dengan variasi
sudut serang perlu dilakukan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang hubungan antara sudut serang dan hambatan permukaan.

Dalam Analisis Eksperimental tentang Hambatan Permukaan Airfoil dengan Variasi


Sudut Serang adalah sebagai berikut:

Airfoil adalah sebuah bentuk geometris yang digunakan untuk merancang sayap
pesawat terbang. Hambatan permukaan pada airfoil mempengaruhi performa
pesawat terbang, terutama dalam hal kecepatan dan konsumsi bahan bakar. Oleh
karena itu, penting untuk mempelajari hambatan permukaan pada airfoil dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya.

Sudut serang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hambatan


permukaan pada airfoil. Sudut serang adalah sudut antara sumbu airfoil dengan arus
udara yang mengalir melalui airfoil. Sudut serang dapat mempengaruhi turbulensi
udara yang mengalir pada permukaan airfoil, dan akibatnya dapat mempengaruhi
hambatan permukaan pada airfoil.

Eksperimen sebelumnya telah dilakukan mengenai hambatan permukaan pada airfoil


dengan variasi sudut serang. Namun, Eksperimen tersebut terbatas pada simulasi
komputer dan belum dilakukan secara eksperimental. Oleh karena itu, Eksperimen
Analisis Eksperimental tentang Hambatan Permukaan Airfoil dengan Variasi Sudut
Serang perlu dilakukan untuk memperoleh data empiris yang dapat mendukung
Eksperimen sebelumnya dan mengembangkan pemahaman tentang hambatan
permukaan pada airfoil.

Tujuan Eksperimen ini adalah untuk mengukur hambatan permukaan pada airfoil
dengan variasi sudut serang secara eksperimental dan menganalisis data yang
diperoleh. Hasil dari Eksperimen ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang hambatan permukaan pada airfoil dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, serta dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan
desain airfoil yang lebih efisien dalam hal kecepatan dan konsumsi bahan bakar.

IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang Eksperimen Analisis Eksperimental tentang Hambatan Permukaan Airfoil
dengan Variasi Sudut Serang, beberapa masalah yang dapat diidentifikasi adalah:

1. Kurangnya data empiris tentang hambatan permukaan pada airfoil dengan variasi sudut
serang: Eksperimen sebelumnya tentang hambatan permukaan pada airfoil dengan variasi
sudut serang sebagian besar dilakukan melalui simulasi komputer dan belum ada data
empiris yang dikumpulkan. Oleh karena itu, kurangnya data empiris dapat menjadi masalah
dalam pengembangan desain airfoil yang lebih efisien dalam hal kecepatan dan konsumsi
bahan bakar.
2. Faktor lain yang mempengaruhi hambatan permukaan pada airfoil: Selain sudut serang,
masih banyak faktor lain yang mempengaruhi hambatan permukaan pada airfoil, seperti
kekasaran permukaan dan ketebalan airfoil. Oleh karena itu, Eksperimen ini dapat
memberikan gambaran yang tidak lengkap tentang hambatan permukaan pada airfoil jika
tidak mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.
3. Keterbatasan peralatan pengukuran: Pengukuran hambatan permukaan pada airfoil dengan
variasi sudut serang memerlukan peralatan pengukuran yang canggih dan sensitif.
Keterbatasan peralatan pengukuran dapat mempengaruhi akurasi data yang diperoleh dan
dapat mempengaruhi hasil Eksperimen secara keseluruhan.
4. Variabilitas dalam pengukuran dan kondisi pengujian: Variabilitas dalam pengukuran dan
kondisi pengujian, seperti kecepatan dan suhu udara, dapat mempengaruhi hasil
pengukuran dan dapat membuat sulit untuk membandingkan data yang diperoleh dari
pengujian yang berbeda.
5. Biaya dan waktu: Eksperimen eksperimental seperti ini memerlukan biaya yang cukup besar
dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, biaya
dan waktu dapat menjadi kendala dalam melakukan Eksperimen ini dan dapat membatasi
jumlah data yang dapat dikumpulkan.

TUJUAN EKSPERIMEN

Tujuan Utama dari Eksperimen ini adalah untuk menganalisis hambatan permukaan airfoil dengan
variasi sudut serang menggunakan metode eksperimental. Dalam metode Eksperimental tentang
Hambatan Permukaan Airfoil dengan Variasi Sudut Serang hal hal yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:

1. Mengukur hambatan permukaan pada airfoil dengan variasi sudut serang secara
eksperimental: Dalam Eksperimen ini, airfoil akan diuji di dalam ruang uji yang disediakan
dengan berbagai variasi sudut serang untuk mengukur hambatan permukaannya.
Pengukuran hambatan permukaan ini akan dilakukan menggunakan peralatan yang canggih
dan sensitif untuk menghasilkan data yang akurat.
2. Menganalisis data yang diperoleh dari pengujian: Setelah data pengujian terkumpul, data
akan dianalisis dan diinterpretasikan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang hubungan antara sudut serang dan hambatan permukaan pada airfoil. Hal ini dapat
membantu untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hambatan permukaan
pada airfoil dan memungkinkan pengembangan desain airfoil yang lebih efisien.
3. Memvalidasi Eksperimen sebelumnya tentang hambatan permukaan pada airfoil dengan
variasi sudut serang: Eksperimen sebelumnya telah dilakukan tentang hambatan permukaan
pada airfoil dengan variasi sudut serang melalui simulasi komputer. Dengan melakukan
pengujian eksperimental, Eksperimen ini dapat memvalidasi temuan sebelumnya dan
memastikan bahwa data yang dihasilkan oleh simulasi komputer sesuai dengan data empiris.
4. Memberikan dasar bagi pengembangan desain airfoil yang lebih efisien: Dengan
memperoleh data empiris tentang hambatan permukaan pada airfoil dengan variasi sudut
serang, Eksperimen ini dapat memberikan dasar bagi pengembangan desain airfoil yang
lebih efisien dalam hal kecepatan dan konsumsi bahan bakar. Dengan demikian, Eksperimen
ini dapat berkontribusi pada pengembangan teknologi pesawat terbang yang lebih baik dan
efisien di masa depan.

RUANG LINGKUP EKSPERIMEN

Eksperimen analisis eksperimental tentang hambatan permukaan airfoil dengan variasi sudut serang
dapat meliputi beberapa hal seperti:

1. Identifikasi Variasi Sudut Serang: Eksperimen ini dapat dimulai dengan mengidentifikasi
variasi sudut serang pada airfoil yang akan diuji. Variasi sudut serang dapat dibuat dalam
rentang tertentu yang mencakup sudut serang yang umum digunakan pada airfoil, seperti
sudut serang 0 derajat hingga 15 derajat.
2. Pembuatan Model Airfoil: Selanjutnya, perlu dibuat model airfoil yang akan digunakan
dalam Eksperimen. Model airfoil dapat dibuat dengan menggunakan bahan yang sesuai,
seperti bahan plastik atau logam, dan dengan menggunakan teknik pembuatan yang akurat
agar ukuran dan bentuk airfoil sesuai dengan yang direncanakan.
3. Pengukuran Hambatan Permukaan: Setelah model airfoil selesai dibuat, perlu dilakukan
pengukuran hambatan permukaan pada airfoil dengan menggunakan alat pengukur yang
sesuai, seperti alat tes dinamometer. Pengukuran dapat dilakukan pada setiap sudut serang
yang telah ditentukan sebelumnya.
4. Analisis Data: Setelah data hambatan permukaan terkumpul, perlu dilakukan analisis data
untuk melihat bagaimana hambatan permukaan berubah dengan variasi sudut serang pada
airfoil. Hasil analisis dapat dianalisis dengan menggunakan metode statistik untuk menguji
hipotesis atau kesimpulan yang didapatkan.
5. Interpretasi Hasil: Setelah data diuji dan dianalisis, hasil Eksperimen perlu diinterpretasikan
agar dapat memberikan makna dan informasi yang bermanfaat. Hasil Eksperimen dapat
memberikan informasi tentang hubungan antara sudut serang dan hambatan permukaan
pada airfoil, dan juga dapat digunakan untuk meningkatkan desain airfoil pada aplikasi
praktis seperti pesawat terbang atau kendaraan angkatan laut.

II. TEORI DAN KONSEP DASAR

Analisis eksperimental tentang hambatan permukaan airfoil dengan variasi sudut serang merupakan
metode untuk mengukur seberapa besar hambatan yang dihasilkan oleh airfoil dengan berbagai
sudut serang yang berbeda. Airfoil adalah bentuk sayap yang digunakan pada pesawat terbang, dan
sudut serang adalah sudut antara sayap dan arah aliran udara.

Beberapa konsep dasar yang terlibat dalam analisis eksperimental ini antara lain:

1. Hambatan (drag) adalah gaya yang bekerja pada suatu benda yang bergerak melawan arah
aliran fluida (udara dalam hal ini). Hambatan ini tergantung pada berbagai faktor, termasuk
bentuk benda, kecepatan aliran, dan sudut serang.
2. Koefisien hambatan (drag coefficient) adalah besaran yang digunakan untuk
membandingkan hambatan yang dihasilkan oleh berbagai benda dengan ukuran dan
kecepatan yang berbeda-beda. Koefisien hambatan didefinisikan sebagai rasio antara
hambatan dan gaya dinamis (dynamic pressure) yang diterima oleh benda tersebut.
3. Gaya dinamis adalah gaya yang dihasilkan oleh aliran fluida yang bertindak pada benda yang
bergerak. Gaya ini tergantung pada kecepatan aliran dan luas penampang benda.
4. Sudut serang (angle of attack) adalah sudut antara sayap dan arah aliran udara. Sudut serang
yang berbeda dapat menghasilkan koefisien hambatan yang berbeda pada suatu airfoil.
5. Tunnel angin (wind tunnel) adalah alat yang digunakan untuk mensimulasikan aliran udara
pada skala yang lebih kecil dan dikendalikan. Wind tunnel digunakan dalam eksperimen
untuk mengukur hambatan permukaan airfoil dengan variasi sudut serang yang berbeda.

Dalam analisis eksperimental tentang hambatan permukaan airfoil dengan variasi sudut serang,
airfoil ditempatkan di dalam tunnel angin dan diberi sudut serang yang berbeda. Kemudian,
kecepatan udara di dalam tunnel angin diatur sedemikian rupa sehingga aliran udara di sekitar airfoil
menyerupai kondisi yang terjadi pada pesawat terbang saat terbang.

Dalam eksperimen ini, hambatan yang dihasilkan oleh airfoil diukur dengan menggunakan alat yang
disebut alat tekanan (pressure gauge) atau alat gaya (force sensor). Hasil yang diperoleh dari
eksperimen tersebut kemudian digunakan untuk menghitung koefisien hambatan pada setiap sudut
serang yang diuji.
Dengan melakukan analisis eksperimental seperti ini, kita dapat mengetahui hubungan antara sudut
serang dan koefisien hambatan pada suatu airfoil. Informasi ini dapat berguna dalam merancang
pesawat terbang yang lebih efisien dengan mengoptimalkan sudut serang airfoil.

Prinsip Bernoulli

Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah didalam mekanika fluidayang menyatakan bahwa padasuatu
aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluidaakan menimbulkan penurunan tekanan pada
alirantersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli
yangmenyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik didalam suatu aliran tertutup sama besarnya
dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yangsama. [2]

Aliran tak-termampatkan

Aliran tak termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya besaran
kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Bentuk Persamaan Bernoulli
untuk aliran tak-termampatkan adalah sebagai berikut:

Aliran termampatkan

Aliran termampatkan adalah aliran fluida yangdicirikan dengan berubahnya besaran kerapatanmassa
(densitas) dari fluida di sepanjang alirantersebut. Persamaan Bernoulli untuk alirantermampatkan
adalah sebagai berikut:

Boundary layer

Boundary layer adalah lapisan batas tipis yang terbentuk dekat solid surface pada tempat fluida
mengalir, dimana pengaruh viskositas relatif besar. Aliran yang berada diluar boundary layer tidak
ada pengaruh viskositas sehingga aliran dapat diberlakukan sebagai invisicid flow

Bila diperhatikan gaya gaya yang bekerja pada partikel fluida yang mengalir dekat permukaan Padat,
terlihat ada gaya geser yang memperlambat gerakan aliran tersebut, seperti terlihat pada gambar 1
dibawah ini. [3]

Gambar 1. Gaya geser yang memperlambat aliran

Airfoil

Sayap pesawat terbang pada gambar 2.1 melintang pada sumbu y. Udara mengalir dengan
kecepatan V paralel dengan bidang xz. Setiap bagian potongan sayap pesawat terbang yang
terpotong oleh sumbu xz adalah airfoil.

Gambar 2.1 Airfoil (sumber : Fundamentals of Aerodynamics, 2011)

Airfoil adalah bentuk geometri aerodinamis yang dapat menghasilkan gaya angkat yang besar
dengan gaya hambatan sekecil mungkin ketika melalui fluida. Karena dapat menghasilkan gaya
angkat yang besar dengan gaya hambat yang kecil maka airfoil dipilih sebagai komponen sayap
pesawat terbang. Gaya angkat dari sayap pesawat terbang bergantung pada bentuk geometris
airfoil. Begitu juga dengan gaya hambat bergantung pada bentuk geometris airfoil.

Sayap pesawat terbang pada gambar 2.1 melintang pada sumbu y. Udara mengalir dengan
kecepatan V paralel dengan bidang xz. Setiap bagian potongan sayap pesawat terbang yang
terpotong oleh sumbu xz adalah airfoil.
Gambar 2.1 Airfoil (sumber : Fundamentals of Aerodynamics, 2011)

Airfoil adalah bentuk geometri aerodinamis yang dapat menghasilkan gaya angkat yang besar
dengan gaya hambatan sekecil mungkin ketika melalui fluida. Karena dapat menghasilkan gaya
angkat yang besar dengan gaya hambat yang kecil maka airfoil dipilih sebagai komponen sayap
pesawat terbang. Gaya angkat dari sayap pesawat terbang bergantung pada bentuk geometris
airfoil. Begitu juga dengan gaya hambat bergantung pada bentuk geometris airfoil.

Gambar 2.2 Bagian pada airfoil (sumber : Fundamentals of Aerodynamics, 2011)

Bagian-bagian airfoil adalah sebagai berikut: a. Leading Edge : Sisi depan airfoil

b. Trailing Edge : Sisi belakang airfoil

c. Chord : Jarak antara leading edge dan trailing edge


d. Chord Line : Garis lurus yang menghubungkan leading edge dan trailing edge

e. Mean Camber Line : Garis yang membagi sama besar antara permukaan atas dan
bawah airfoil

f. Camber: Jarak maksimum antara mean camber line dengan chord line

g. Thickness : Jarak maksimum antara permukaan atas dan bawah airfoil

2.2 NACA Seri 4 Digit

Airfoil NACA adalah bentuk airfoil yang dikembangkan oleh National Advisory Committee for
Aeronautics (NACA). Jenis dari airfoil NACA dapat diklasifikasikan dengan jumlah digit, salah satu
serinya adalah 4 digit. Pada airfoil NACA seri 4 digit, digit pertama menyatakan nilai maksimum
camber terhadap chord dalam satuan per seratus. Digit kedua merupakan posisi camber pada chord
dari leading edge dalam satuan per sepuluh. Dua digit terakhir merupakan ketebalan airfoil terhadap
chord dengan nilai per seratus. Jika pada dua digit pertama menunjukkan angka 00 maka airfoil
tersebut tidak memiliki camber atau termasuk airfoil simetris.

Sebagai contoh NACA 4412. Digit pertama angka 4 menunjukkan 4 per seratus dari chord atau dapat
disingkat dengan 0,04c dan menunjukkan ketebalan maksimum dari camber. Digit kedua angka 4 per
sepuluh dari chord atau 0,4c sehingga posisi ketebalan maksimum camber teletak pada 0,4c dari
leading edge. Dua digit terakhir yaitu 12 per seratus dikalikan dengan chord atau 0,12c menunjukkan
ketebalan maksimum airfoil, jarak antara permukaan atas dan permukaan bawah airfoil maksimum.
Gambar 2.3 Beberapa contoh dari NACA seri 4 digit (sumber : Bayoumy, 2012)

2.3 Gaya Aerodinamik pada Airfoil

Ketika sebuah benda bergerak melalui sebuah fluida, interaksi antara benda dengan fluida terjadi.
Efek ini dapat digambarkan dalam bentuk gaya-gaya pada pertemuan antar muka fluida benda. Pada
airfoil gaya yang terjadi ketika melalui fluida adalah gaya angkat dan gaya hambat. Gaya angkat
merupakan gaya mekanik yang dihasilkan dari interaksi permukaan airfoil dengan fluida yang
mengalir. Gaya angkat merupaka besaran vektor sehingga angka negatif pada gaya angkat
menunjukkan arah dari gaya angkat tersebut. Gaya angkat tegak lurus dengan gaya berat. Untuk
membuat objek dapat terangkat maka gaya angkat harus lebih besar daripada gaya berat. Gaya
angkat juga terjadi karena perbedaan tekanan pada permukaan atas dan bawah airfoil. Ketika
tekanan pada permukaan bawah airfoil lebih besar, maka airfoil akan terangkat.

Gambar 2.4 Gaya aerodinamik airfoil (sumber : Fundamentals of Aerodynamics, 2011)

Gaya hambat terjadi ketika ada interaksi atau kontak antara permukaan airfoil dengan fluida yang
mengalir. Sama halnya dengan gaya angkat, gaya hambat juga termasuk besaran vektor. Gaya
hambat berlawanan dengan gaya dorong atau thrust. Gaya hambat dapat dibilang sebagai gesekan
aerodinamis, dan salah satu penyebabnya adalah gesekan antara permukaan airfoil dengan molekul
fluida. Untuk permukaan airfoil yang halus dan mengkilap menghasilkan gaya gesek atau gaya
hambat lebih kecil. Dan untuk fluida, dimana pada eksperimental ini yang digunakan adalah udara,
kekuatan gaya gesek bergantung pada viskositas.

2.4 Induced Drag

Pada airfoil yang terjadi adalah gaya angkat dan gaya hambat, tetapi ketika airfoil memiliki span
sehingga menjadi finite wing, airfoil tidak lagi dua dimensi.

Gambar 2.5 Finite wing (sumber : Fundamentals of Aerodynamic, 2011)

Pada bagian ujung sayap atau wing tip, udara bebas bergerak dari daerah dengan tekanan yang
tinggi ke daerah dengan tekanan yang rendah. Hal ini menyebabkan aliran udara membentuk seperti
tornado kecil atau disebut vorteks. Putaran aliran udara vorteks pada wing tip sangat kuat, dan mulai

melemah putarannya pada wing root atau bagian sayap yang menempel pada badan pesawat.
Distribusi gaya angkat pada sayap tidak seragam dari wing tip hingga wing root. Gaya ini disebut
induced drag karena gaya hambat terjadi oleh induksi dari vorteks.
Gambar 2.6 Ilustrasi vorteks pada wing tip (sumber : Fundamentals of Aerodynamic, 2011)

2.5 Sudut Serang

Sudut serang atau angle of attack adalah sudut yang terbentuk oleh chord line terhadap arah aliran
udara. Semakin besar sudut serang maka gaya aerodinamik akan semakin besar. Untuk airfoil
simetris pada sudut serang 00, besar gaya angkat yang dihasilkan akan 0, berbeda dengan airfoil
asimetris sekalipun pada sudut serang 00 tetapi gaya angkat sudah terjadi.

2.6 Koefisien Angkat dan Koefisien Hambat

Koefisien angkat adalah bilangan yang digunakan untuk memodelkan bentuk, perubahan sudut, dan
kecepatan aliran pada gaya angkat. Koefisien angkat didapat dari perbandingan gaya angkat dengan
dynamic pressure dikalikan luas. Dynamic pressure didapat dari perkalian massa jenis dengan
kecepatan aliran kuadrat kemudian dibagi dua. Koefisien angkat juga bisa menjadi rasio gaya angkat
dengan gaya yang dihasilkan oleh dynamic pressure dikalikan luas.

Sama seperti koefisien angkat, koefisien hambat juga merupakan bilangan yang digunakan untuk
memodelkan bentuk, perubahan sudut, dan kecepatan aliran pada gaya hambat. Faktor yang
mempengaruhi koefisien hambat adalah kecepatan angin, massa jenis udara, dan luas dari sayap.

𝑞 = 2 𝜌 𝑢2

𝐶= 𝐹𝐷 = 𝐹𝐷 2𝜌𝑢 𝐴

𝐶= 𝐹𝐿 = 𝐹𝐿 2𝜌𝑢 𝐴

Keterangan: q CD CL FD FL 𝜌 u A

= Dynamic pressure

= Koefisien gaya hambat = Koefisien gaya angkat = Gaya hambat

= Gaya angkat

= Densitas udara = Kecepatan angin = Luas permukaan

2.7 Bilangan Reynold

Bilangan Reynold atau Reynold’s Number (Re) merupakan kuantitas non dimensional yang
merepresentasikan rasio antara gaya inersia terhadap gaya yang diakibatkan oleh viskositas fluida.
Bilangan Reynold dapat digunakan untuk menentukan profil aliran, seperti laminar, transisi, dan
turbulen.

𝑅𝑒 = 𝜌 𝑢 𝐷 = 𝑢 𝐷 (2.8)

Keterangan:

𝜇𝑣

= Bilangan Reynold = Densitas fluida

= Kecepatan fluida

= Diameter atau panjang chord airfoil

= Dynamic Viscosity = Kinematic Viscosity

Untuk percobaan pada penelitian ini, kecepatan angin yang digunakan adalah 1, 2, 3, 4, dan 5 m/s.
Kinematic viscosity yang digunakan adalah 16,04 x 10-6 m2/s. Densitas udara yang digunakan adalah
1,1515 kg/m3. Hasil dari perhitungan bilangan Reynold disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Hasil perhitungan bilangan Reynold Kecepatan Angin Bilangan Reynold (m/s)

2.8 Windtunnel

Windtunnel atau terowongan angin digunakan untuk mensimulasikan keadaan sebenarnya pada
suatu benda yang berada dalam pengaruh gaya aerodinamik secara eksperimental. Percobaan ini
biasanya dilakukan terhadap model-model kendaraan seperti mobil, sayap pesawat terbang, turbin,
dll.

Teknik uji coba aerodinamik pada alat ini adalah dengan menempatkan objek pada test section. Pada
test section akan diketahui performansi aerodinamik pada titik tertentu dari model tersebut yang
pada akhirnya melahirkan kesimpulan kelayakan model. Kecepatan angin uji dapat divariasikan mulai
dari kecepatan rendah hingga kecepatan tinggi. Arah angin juga dapat direkayasa dengan mengubah
derajat posisi kedudukan atau sudut serang objek pada test section.

Terdapat dua jenis rangkaian windtunnel, yaitu rangkaian terbuka dan rangkaian tertutup. Pada
rangkaian terbuka, udara mengikuti aliran lurus dari jalur masuk melalaui bagian intake lalu menuju
test section dan diffuser.
Gambar 2.7 Windtunnel (sumber : discoverarmfield.com)

2.9 Sifat Aliran Viskos Di Dalam Pipa

Pada dasarnya, sifat aliran udara pada windtunnel diadaptasi dari sifat aliran viskos dalam pipa.
Karena fluida yang dialirkan berada pada dalam suatu pipa atau terowongan (tunnel). Setiap fluida
yang mengalir dalam sebuah pipa harus melalui masukan pipa.

Daerah aliran di dekat lokasi fluida saat memasuki pipa disebut sebagai daerah masuk atau entrance
region. Pada daerah fluida memasuki bagian pipa dengan profil kecepatan yang hampir seragam
pada bagian (1). Saat fluida bergerak melalui pipa, efek viskos menyebabkan udara tetap menempel
pada dinding pipa. Efek viskos ini disebut lapisan batas atau boundary layer, dimana efek viskos
terjadi pada sepanjang dinding pipa dengan sedemikian rupa sehingga profil kecepatan awal
berubah mengikuti jarak panjang pipa hingga fluida mencapai entrance region (2) dimana setelahnya
profil kecepatan aliran menjadi fully developed (3).

Gambar 2.8 Sifat aliran fluida pada pipa (sumber : eng.cam.ac.uk)

KONSEP AIRFOIL DAN AERODINAMIKA

Airfoil adalah sebuah bentuk sayap yang dirancang secara khusus untuk menghasilkan gaya angkat
(lift) pada benda yang bergerak di udara, seperti pesawat terbang, helikopter, dan roket. Bentuk
airfoil dirancang untuk memanfaatkan prinsip Bernoulli dan gaya angkat untuk menghasilkan gaya
naik pada sayap pesawat terbang.

Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa tekanan udara akan berkurang ketika kecepatan udara
meningkat, dan sebaliknya, tekanan udara akan meningkat ketika kecepatan udara berkurang. Pada
airfoil, kecepatan udara di sebelah atas sayap lebih tinggi daripada di sebelah bawah sayap. Hal ini
menyebabkan tekanan udara di atas sayap menjadi lebih rendah daripada di bawah sayap, sehingga
menghasilkan gaya angkat pada sayap.

Selain gaya angkat, bentuk airfoil juga dapat mempengaruhi hambatan (drag) dan stabilitas pesawat
terbang. Pada umumnya, semakin besar sudut serang (angle of attack) airfoil, semakin besar pula
gaya angkat yang dihasilkan, namun akan terjadi peningkatan hambatan dan penurunan stabilitas.
Oleh karena itu, airfoil harus dirancang dengan bentuk yang tepat untuk mengoptimalkan
keseimbangan antara gaya angkat, hambatan, dan stabilitas.
Selain prinsip Bernoulli, terdapat banyak faktor lain yang mempengaruhi aerodinamika pesawat
terbang, seperti Reynolds number, turbulensi, boundary layer, dan lain-lain. Aerodinamika adalah
ilmu yang mempelajari tentang perilaku udara dan gaya-gaya yang terlibat dalam gerakan benda di
udara. Aerodinamika sangat penting dalam perancangan pesawat terbang karena menentukan
kinerja, efisiensi, dan keamanan pesawat terbang. Dalam aerodinamika, banyak digunakan prinsip-
prinsip dari fisika fluida, termasuk persamaan Navier-Stokes, yang menjelaskan tentang pergerakan
fluida seperti udara dan air.

KARAKTERISTIK HAMBATAN PERMUKAAN PADA AIRFOIL

Hambatan permukaan pada airfoil terdiri dari dua jenis, yaitu hambatan gesekan dan hambatan
tekanan.

Hambatan gesekan terjadi karena molekul udara yang menempel pada permukaan airfoil dan
mengalami gesekan. Hambatan gesekan ini bergantung pada kekasaran permukaan, kecepatan
aliran udara, dan viskositas udara. Semakin kasar permukaan airfoil, semakin besar hambatan
gesekan yang terjadi.

Sementara itu, hambatan tekanan terjadi karena perbedaan tekanan di sekitar airfoil, terutama pada
bagian atas dan bawah airfoil. Udara di atas airfoil memiliki tekanan yang lebih rendah daripada di
bawah airfoil karena aliran udara yang lebih cepat di atas airfoil. Hambatan tekanan ini bergantung
pada bentuk airfoil, sudut serang, dan kecepatan aliran udara.

Dalam praktiknya, karakteristik hambatan permukaan pada airfoil dapat dinyatakan dalam koefisien
hambatan total (total drag coefficient), yang merupakan jumlah dari koefisien hambatan gesekan
dan koefisien hambatan tekanan. Perlu diketahui bahwa airfoil yang dirancang untuk menghasilkan
daya angkat maksimum biasanya memiliki koefisien hambatan total yang relatif tinggi, sementara
airfoil yang dirancang untuk kecepatan tinggi biasanya memiliki koefisien hambatan total yang lebih
rendah.

VARIASI SUDUT SERANG PADA AIRFOIL DAN PENGARUHNYA TERHADAP HAMBATAN PERMUKAAN

Airfoil adalah bentuk sayap yang dirancang untuk menghasilkan gaya angkat pada pesawat terbang.
Sudut serang adalah sudut antara sumbu longitudinal airfoil dengan arah aliran udara relatif. Variasi
sudut serang pada airfoil akan berpengaruh pada besarnya gaya angkat dan gaya hambat yang
dihasilkan oleh airfoil.

Pada sudut serang kecil, gaya angkat yang dihasilkan oleh airfoil cenderung proporsional dengan
sudut serang. Namun, pada sudut serang yang lebih besar, gaya angkat yang dihasilkan oleh airfoil
tidak lagi proporsional dengan sudut serang, bahkan bisa mengalami penurunan jika sudut serang
terlalu besar. Pada saat itu, airfoil berada pada kondisi stall dan akan menghasilkan gaya hambat
yang besar.

Selain itu, variasi sudut serang pada airfoil juga akan mempengaruhi pola aliran udara di sekitar
airfoil. Pada sudut serang kecil, aliran udara mengikuti kurva atas dan bawah airfoil dengan relatif
lancar, menghasilkan tekanan rendah di atas airfoil dan tekanan tinggi di bawah airfoil, sehingga
menghasilkan gaya angkat. Namun, pada sudut serang yang lebih besar, aliran udara akan terlepas
dari kurva atas airfoil dan membentuk pusaran yang mengakibatkan penurunan tekanan pada bagian
atas airfoil, sehingga mengurangi gaya angkat dan meningkatkan gaya hambat.
Secara umum, untuk mendapatkan kinerja optimum dari airfoil, sudut serang harus diatur
sedemikian rupa sehingga menghasilkan gaya angkat yang optimal tanpa menyebabkan kondisi stall
atau gaya hambat yang berlebihan. Hal ini bisa dicapai dengan memperhitungkan desain airfoil yang
sesuai untuk aplikasi tertentu dan kecepatan pesawat yang diinginkan, serta pengaturan sudut
serang yang tepat untuk kondisi tertentu.

TINJAUAN PUSTAKA

STUDI LITERATUR TENTANG HAMBATAN PERMUKAAN PADA AIRFOIL

Studi tentang hambatan permukaan pada airfoil telah banyak dilakukan oleh para peneliti.
Hambatan permukaan pada airfoil biasanya disebabkan oleh adanya turbulensi dan gaya gesekan
yang terjadi saat aliran udara melintasi permukaan airfoil. Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hambatan permukaan adalah sudut serang airfoil.

Studi tentang hambatan permukaan airfoil dengan variasi sudut serang telah dilakukan dalam
beberapa Eksperimen sebelumnya. Dalam salah satu studi yang dilakukan oleh Xue dan Liu pada
tahun 2017, eksperimen dilakukan dengan menggunakan model airfoil NACA0012 yang terbuat dari
alumunium dengan dimensi chord 100mm dan panjang 500mm. Airfoil ditempatkan di dalam ruang
uji yang dilengkapi dengan sistem pengukur kecepatan dan tekanan, serta mikrofon untuk mengukur
kebisingan yang dihasilkan oleh airfoil.

Pada studi ini, variasi sudut serang airfoil diamati dari -4 derajat hingga 16 derajat, dengan interval 4
derajat. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa hambatan permukaan airfoil meningkat seiring
dengan peningkatan sudut serang, hingga mencapai nilai maksimum pada sudut serang 12 derajat.
Setelah itu, hambatan permukaan mulai menurun dengan peningkatan sudut serang lebih lanjut.

Studi yang dilakukan oleh Xue dan Liu pada tahun 2017 menunjukkan bahwa profil airfoil yang
berbeda dapat memiliki pengaruh yang berbeda pada hambatan permukaan. Pada studi ini, airfoil
NACA0012 dan NACA4412 digunakan dalam variasi sudut serang dari -4 derajat hingga 16 derajat.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa hambatan permukaan pada airfoil NACA4412 lebih rendah
daripada pada airfoil NACA0012 pada sudut serang tertentu.

Eksperimen lain yang dilakukan oleh Ghoreyshi dan Rahimi pada tahun 2012 juga menunjukkan hasil
yang serupa. Dalam Eksperimen ini, model airfoil NACA0015 digunakan dalam variasi sudut serang
dari 0 derajat hingga 20 derajat dengan interval 2 derajat. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa
hambatan permukaan airfoil meningkat seiring dengan peningkatan sudut serang, dengan nilai
maksimum pada sudut serang 16 derajat.

Studi yang dilakukan oleh Ghoreyshi dan Rahimi pada tahun 2012 menunjukkan bahwa hambatan
permukaan pada airfoil meningkat seiring dengan peningkatan sudut serang hingga mencapai nilai
maksimum, dan kemudian mulai menurun. Hal ini terjadi karena pada sudut serang tertentu,
terbentuk aliran turbulen yang menyebabkan peningkatan hambatan. Namun, ketika sudut serang
semakin besar, aliran turbulen akan menghilang dan hambatan akan menurun kembali.

Secara umum, hasil dari studi-studi ini menunjukkan bahwa hambatan permukaan airfoil meningkat
seiring dengan peningkatan sudut serang hingga mencapai nilai maksimum, dan kemudian mulai
menurun. Hal ini dapat dijelaskan oleh terbentuknya aliran turbulen pada sudut serang tertentu
yang menyebabkan peningkatan hambatan. Namun, ketika sudut serang semakin besar, aliran
turbulen akan menghilang dan hambatan akan menurun kembali.
Selain itu, faktor lain yang dapat mempengaruhi hambatan permukaan pada airfoil adalah kekasaran
permukaan. Studi yang dilakukan oleh Wang dan Zhang pada tahun 2019 menunjukkan bahwa
kekasaran permukaan airfoil dapat meningkatkan hambatan permukaan pada airfoil. Dalam studi ini,
permukaan airfoil diberi perlakuan dengan berbagai tingkat kekasaran permukaan, dan hasil
eksperimen menunjukkan bahwa semakin kasar permukaan airfoil, semakin tinggi hambatan
permukaannya.

Secara umum, studi literatur tentang hambatan permukaan pada airfoil menunjukkan bahwa sudut
serang, profil airfoil, dan kekasaran permukaan dapat mempengaruhi hambatan permukaan pada
airfoil. Hal ini penting untuk dipertimbangkan dalam desain airfoil yang efisien dan efektif.

EKSPERIMEN-EKSPERIMEN TERKAIT MENGENAI PENGARUH SUDUT SERANG TERHADAP


HAMBATAN PERMUKAAN PADA AIRFOIL

Ada banyak Eksperimen yang telah dilakukan untuk menginvestigasi pengaruh sudut serang pada
hambatan permukaan pada airfoil. Beberapa Eksperimen yang dapat dijadikan referensi antara lain:

1. Eksperimen oleh Eppler (1990) mengenai kinerja airfoil dengan sudut serang yang berbeda-
beda. Eksperimen ini menunjukkan bahwa semakin besar sudut serang, semakin besar pula
hambatan permukaan yang dihasilkan.
2. Eksperimen oleh Ahmad dan El-Farra (2004) mengevaluasi pengaruh sudut serang pada
hambatan dan gaya angkat pada airfoil dengan bentuk sayap deltoid. Hasil Eksperimen
menunjukkan bahwa semakin besar sudut serang, semakin besar pula hambatan permukaan
yang dihasilkan, sementara gaya angkat cenderung menurun.
3. Eksperimen oleh Zhang et al. (2017) menginvestigasi pengaruh sudut serang pada hambatan
permukaan dan pola aliran pada airfoil dengan bentuk sayap delta. Eksperimen ini
menunjukkan bahwa semakin besar sudut serang, semakin besar pula hambatan permukaan
yang dihasilkan, dan pola aliran pada permukaan airfoil cenderung lebih kompleks.
4. Eksperimen oleh Koirala dan Nandy (2020) mengevaluasi pengaruh sudut serang pada
hambatan permukaan dan kinerja aerodinamika pada airfoil dengan bentuk sayap NACA
0018. Eksperimen ini menunjukkan bahwa semakin besar sudut serang, semakin besar pula
hambatan permukaan yang dihasilkan, dan kinerja aerodinamika airfoil cenderung menurun.

Eksperimen-Eksperimen ini menunjukkan bahwa semakin besar sudut serang, semakin besar pula
hambatan permukaan yang dihasilkan pada airfoil. Namun, efek sudut serang pada gaya angkat dan
kinerja aerodinamika secara keseluruhan dapat bervariasi tergantung pada desain airfoil dan kondisi
pengujian yang digunakan.

KAJIAN LITERATUR MENGENAI METODE EKSPERIMENTAL DALAM PENGUKURAN HAMBATAN


PERMUKAAN PADA AIRFOIL

Terdapat berbagai metode eksperimental yang dapat digunakan dalam pengukuran hambatan
permukaan pada airfoil, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Metode pengukuran tekanan: Metode ini melibatkan pengukuran perbedaan tekanan antara
permukaan atas dan bawah airfoil menggunakan alat bernama tekanan pengukur (pressure
probe). Tekanan pengukur ditempatkan pada beberapa titik yang ditentukan pada
permukaan airfoil dan mengukur tekanan di sekitar airfoil saat uji aerodinamika. Tekanan ini
kemudian dapat digunakan untuk menghitung hambatan permukaan pada airfoil.
2. Metode pengukuran gaya: Metode ini melibatkan pengukuran gaya yang dihasilkan oleh
airfoil menggunakan alat yang disebut dengan load cell. Gaya ini kemudian digunakan untuk
menghitung hambatan permukaan pada airfoil.
3. Metode pengukuran tingkat kebisingan: Metode ini melibatkan pengukuran tingkat
kebisingan yang dihasilkan oleh udara yang mengalir di sekitar airfoil. Tingkat kebisingan ini
kemudian digunakan untuk menghitung hambatan permukaan pada airfoil.
4. Metode pengukuran aliran udara: Metode ini melibatkan penggunaan alat yang disebut
dengan alat PIV (Particle Image Velocimetry) atau alat LDA (Laser Doppler Anemometry)
untuk mengukur pola aliran udara di sekitar airfoil. Data yang dihasilkan kemudian dapat
digunakan untuk menghitung hambatan permukaan pada airfoil.
5. Metode pengukuran tekanan dan kecepatan: Metode ini melibatkan pengukuran tekanan
dan kecepatan udara di sekitar airfoil menggunakan alat yang disebut dengan tekanan
pengukur dan alat yang disebut dengan anemometer. Data yang dihasilkan kemudian dapat
digunakan untuk menghitung hambatan permukaan pada airfoil.

Eksperimen-Eksperimen sebelumnya telah mengimplementasikan metode-metode eksperimental ini


untuk mengukur hambatan permukaan pada airfoil, dan hasil Eksperimen menunjukkan bahwa
metode pengukuran tekanan dan metode pengukuran gaya sering digunakan karena cukup
sederhana dan mudah dilakukan, tetapi beberapa metode lainnya seperti metode pengukuran aliran
udara dan tingkat kebisingan juga dapat memberikan informasi yang berguna. Dalam memilih
metode yang tepat, peneliti harus mempertimbangkan faktor seperti kompleksitas peralatan, waktu
pengujian, dan keakuratan hasil yang diinginkan

METODE EKSPERIMEN

Metode Eksperimen ini akan dilakukan dengan menggunakan wind tunnel sebagai alat eksperimen.
Airfoil yang akan digunakan adalah airfoil NACA 0012. Variasi sudut serang yang akan digunakan
adalah 0°, 5°, 10°, 15°, dan 20°. Pengukuran hambatan permukaan akan dilakukan dengan
menggunakan alat pengukur gaya (force balance). Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan
metode statistik

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil dalam Eksperimen tersebut:

1. Perancangan dan pembuatan model airfoil yang akan diuji. Model dapat dibuat dari bahan
yang ringan seperti kertas atau bahan yang lebih tahan lama seperti plastik atau logam.
2. Penyiapan wind tunnel, yaitu ruangan khusus yang dirancang untuk mempercepat aliran
udara dengan kecepatan yang dapat diatur. Wind tunnel juga dilengkapi dengan peralatan
pengukur kecepatan aliran udara.
3. Pengujian model airfoil dengan variasi sudut serang. Pada setiap pengujian, sudut serang
pada airfoil dinaikkan atau diturunkan secara bertahap. Pengukuran dilakukan dengan
mengamati besarnya gaya hambatan (drag) yang muncul pada model airfoil saat terkena
aliran udara pada setiap sudut serang.
4. Pengambilan data dan analisis hasil pengujian. Setelah selesai melakukan pengujian, data
hasil pengukuran hambatan permukaan airfoil dicatat dan dianalisis. Hasil analisis dapat
ditampilkan dalam bentuk grafik yang menunjukkan hubungan antara sudut serang dan
hambatan permukaan.
5. Kesimpulan. Berdasarkan analisis hasil pengujian, kesimpulan dapat diambil mengenai
pengaruh sudut serang terhadap hambatan permukaan airfoil. Hasil Eksperimen dapat
digunakan untuk mengembangkan desain airfoil yang lebih efisien dan mengurangi
hambatan pada pesawat terbang atau benda lain yang memanfaatkan prinsip aerodinamika

RANCANGAN EKSPERIMEN

Berikut adalah rancangan eksperimental untuk analisis hambatan permukaan airfoil dengan variasi
sudut serang:

1. Persiapan
a) Siapkan airfoil NACA 0012 dengan ukuran yang sesuai untuk wind tunnel yang
digunakan.
b) Siapkan wind tunnel dan pastikan kondisinya dalam keadaan stabil.
c) Siapkan alat pengukur gaya (force balance) dan kalibrasi alat tersebut.
2. Desain Eksperimen
a) Variasi sudut serang yang akan digunakan adalah 0°, 5°, 10°, 15°, dan 20°.
b) Lakukan pengukuran hambatan permukaan pada setiap sudut serang dengan mengatur
kecepatan aliran udara pada wind tunnel.
3. Pelaksanaan Eksperimen
a) Pasang airfoil pada wind tunnel.
b) Atur kecepatan aliran udara pada wind tunnel pada setiap sudut serang yang akan diuji.
c) Lakukan pengukuran hambatan permukaan pada setiap sudut serang menggunakan alat
pengukur gaya (force balance).
d) Ulangi pengukuran sebanyak tiga kali untuk setiap sudut serang dan catat hasil
pengukuran.
4. Analisis Data
a) Analisis data pengukuran hambatan permukaan menggunakan metode statistik.
b) Gunakan teknik ANOVA (Analysis of Variance) untuk menguji apakah ada perbedaan
signifikan dalam hambatan permukaan pada setiap sudut serang yang diuji.
c) Jika ada perbedaan signifikan, gunakan uji lanjutan (post hoc) seperti Tukey HSD untuk
menentukan pasangan sudut serang yang berbeda secara signifikan.
5. Kesimpulan
a) Buat kesimpulan berdasarkan hasil analisis data.
b) Diskusikan hasil Eksperimen dan hubungannya dengan latar belakang dan tujuan
Eksperimen.
c) Jelaskan implikasi hasil Eksperimen terhadap perancangan sayap pesawat terbang

PEMILIHAN SAMPEL DAN ALAT UJI YANG DIGUNAKAN

Pemilihan Sampel

Sampel dalam Eksperimen ini adalah airfoil NACA 0012. Airfoil ini dipilih karena merupakan airfoil
standar yang sering digunakan dalam Eksperimen tentang aerofoil dan memiliki karakteristik yang
terdokumentasi dengan baik. Penggunaan airfoil standar juga memudahkan perbandingan hasil
Eksperimen dengan Eksperimen-Eksperimen sebelumnya.

Alat Uji
Alat uji yang digunakan dalam Eksperimen ini adalah wind tunnel dan alat pengukur gaya (force
balance). Wind tunnel digunakan untuk menghasilkan aliran udara yang stabil dan terkontrol pada
kecepatan yang bervariasi. Alat pengukur gaya digunakan untuk mengukur hambatan permukaan
airfoil pada setiap sudut serang yang diuji. Alat pengukur gaya harus dikalibrasi sebelum digunakan
untuk memastikan bahwa hasil pengukuran akurat dan dapat diandalkan. Selain itu, alat pengukur
gaya juga harus sensitif terhadap perubahan kecil pada hambatan permukaan airfoil sehingga dapat
mengukur perbedaan hambatan permukaan pada setiap sudut serang dengan baik.

Dalam pemilihan sampel dan alat uji, penting untuk memperhatikan keakuratan dan keandalan alat
uji serta representativitas sampel yang digunakan. Selain itu, perlu juga diperhatikan kemampuan
alat uji dalam menghasilkan data yang dapat diandalkan dan relevan dengan tujuan

PROSES PENGAMBILAN DATA EKSPERIMENTAL TENTANG HAMBATAN PERMUKAAN AIRFOIL


DENGAN VARIASI SUDUT SERANG

Proses pengambilan data eksperimental tentang hambatan permukaan airfoil dengan variasi sudut
serang dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:

1. Perencanaan eksperimen: Menentukan variabel yang akan diuji dan mempersiapkan alat
dan bahan yang diperlukan. Pada kasus ini, variabel yang diuji adalah sudut serang pada
airfoil dan alat yang dibutuhkan adalah wind tunnel, airfoil, load cell, dan alat pengukur
lainnya.
2. Persiapan alat dan bahan: Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk mengukur
hambatan permukaan airfoil. Alat yang digunakan antara lain load cell, manometer,
anemometer, dan alat pengukur sudut.
3. Persiapan sampel: Persiapan sampel yang akan diuji, yaitu airfoil. Airfoil harus dipasang pada
posisi yang tepat dalam wind tunnel dan disesuaikan dengan variabel yang akan diuji.
4. Pengambilan data: Mengambil data eksperimental dengan mengubah sudut serang pada
airfoil dan mencatat hasil pengukuran hambatan permukaan menggunakan load cell,
manometer, dan anemometer.
5. Analisis data: Menganalisis data yang telah diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak
statistik atau perhitungan manual. Data yang dianalisis antara lain nilai hambatan
permukaan pada setiap sudut serang yang diuji.
6. Kesimpulan: Menarik kesimpulan dari hasil pengujian dan analisis data yang telah dilakukan.
Hasil pengujian ini dapat digunakan untuk memperbaiki desain airfoil dan meningkatkan
efisiensi dari airfoil tersebut.

PROSES PENGAMBILAN DATA EKSPERIMENTAL TENTANG HAMBATAN PERMUKAAN AIRFOIL


DENGAN VARIASI SUDUT SERANG

Proses pengambilan data eksperimental tentang hambatan permukaan airfoil dengan variasi sudut
serang dapat dilakukan dengan beberapa langkah dasar berikut:

Persiapan Alat dan Bahan


Persiapan alat dan bahan mencakup memilih airfoil yang akan diuji, menyiapkan ruang uji, mengatur
aliran udara, memasang sensor tekanan, dan mengumpulkan peralatan dan bahan lainnya yang
dibutuhkan.

Kalibrasi Sensor Tekanan

Sensor tekanan perlu dikalibrasi terlebih dahulu untuk memastikan keakuratannya sebelum
digunakan dalam pengambilan data. Hal ini dilakukan dengan membandingkan pembacaan sensor
dengan standar tekanan yang diketahui.

Pengukuran Hambatan Permukaan Tanpa Airfoil

Pengukuran hambatan permukaan tanpa airfoil dilakukan dengan mengalirkan udara melalui ruang
uji tanpa airfoil di dalamnya. Data yang dikumpulkan selama pengukuran ini akan digunakan sebagai
acuan atau baseline untuk pengukuran selanjutnya.

Pengukuran Hambatan Permukaan dengan Airfoil

Pada tahap ini, airfoil dipasang pada ruang uji dan diatur sudut serangnya. Udara dialirkan melalui
ruang uji dan sensor tekanan merekam data tekanan pada berbagai titik di sekitar airfoil. Proses
pengukuran dilakukan pada beberapa sudut serang yang berbeda untuk mendapatkan data yang
cukup untuk dianalisis.

Analisis Data

Data yang dikumpulkan selama pengukuran kemudian dianalisis untuk menghitung hambatan
permukaan airfoil pada berbagai sudut serang yang diuji. Data juga dapat diplot menjadi grafik untuk
membantu memvisualisasikan hubungan antara sudut serang dan hambatan permukaan.

Proses pengambilan data eksperimental tentang hambatan permukaan airfoil dengan variasi sudut
serang membutuhkan ketelitian dan akurasi dalam pengambilan data dan pengukuran. Selain itu,
proses ini dapat diulangi beberapa kali untuk memastikan keakuratan data dan mengidentifikasi
setiap faktor yang mungkin memengaruhi hasil pengukuran

PROSES PENGAMBILAN DATA EKSPERIMENTAL TENTANG HAMBATAN PERMUKAAN AIRFOIL


DENGAN VARIASI SUDUT SERANG

Proses pengambilan data eksperimental tentang hambatan permukaan airfoil dengan variasi sudut
serang biasanya melibatkan beberapa langkah berikut:

1. Perancangan eksperimen: Perancangan eksperimen harus dilakukan dengan hati-hati untuk


memastikan bahwa hasil yang diperoleh akurat dan bermakna. Langkah ini melibatkan
pemilihan airfoil yang akan digunakan, ukuran airfoil, kecepatan aliran udara, sudut serang
yang akan digunakan, dan variabel lain yang relevan.
2. Pembuatan model: Airfoil yang akan digunakan dalam eksperimen harus dibuat dalam skala
yang sesuai dengan tujuan eksperimen. Model airfoil dapat dibuat dengan menggunakan
berbagai teknik, seperti cetakan atau mesin CNC.
3. Pengujian awal: Sebelum pengambilan data sebenarnya, dilakukan pengujian awal untuk
memastikan bahwa model airfoil berfungsi dengan baik dan sesuai dengan perancangan
eksperimen.
4. Pengambilan data: Pengambilan data sebenarnya dilakukan dengan menjalankan aliran
udara pada model airfoil dan mencatat hasilnya. Hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan peralatan seperti ruang angin atau tabung pitot.
5. Analisis data: Setelah data terkumpul, dilakukan analisis untuk menghitung nilai hambatan
permukaan airfoil pada masing-masing sudut serang. Analisis ini dapat melibatkan
penggunaan perangkat lunak khusus atau perhitungan manual.
6. Pelaporan hasil: Setelah analisis selesai, hasil pengukuran dan analisis dilaporkan secara
tertulis atau dalam presentasi. Hasil ini dapat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari
Eksperimen sebelumnya atau teori yang ada.
7. Evaluasi kesalahan: Evaluasi kesalahan perlu dilakukan untuk memastikan bahwa hasil yang
diperoleh akurat. Hal ini melibatkan pengecekan kembali data, analisis, dan kesesuaian
dengan perancangan eksperimen yang telah ditentukan

ANALISIS DATA

Analisis data eksperimental tentang hambatan permukaan airfoil dengan variasi sudut serang dapat
dilakukan dengan memperhatikan data hasil pengukuran dari eksperimen yang dilakukan. Beberapa
langkah yang dapat dilakukan dalam analisis data eksperimental adalah sebagai berikut:

1. Meninjau dan memahami tujuan dari eksperimen serta metode yang digunakan dalam
mengumpulkan data. Hal ini akan membantu untuk memahami konteks data dan
mengidentifikasi apakah ada faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam analisis.
2. Menganalisis data secara deskriptif, seperti menghitung rata-rata, standar deviasi, dan
rentang nilai dari hasil pengukuran. Hal ini dapat memberikan gambaran umum tentang
bagaimana data tersebar dan seberapa konsisten hasil pengukuran.
3. Melakukan analisis regresi untuk memeriksa hubungan antara variabel independen (sudut
serang) dan variabel dependen (hambatan permukaan). Dalam analisis regresi, dapat
digunakan model matematika yang sesuai dengan bentuk data dan karakteristik eksperimen.
4. Menilai signifikansi statistik dari hasil analisis, yaitu dengan menguji hipotesis nol bahwa
tidak ada hubungan antara sudut serang dan hambatan permukaan. Uji statistik yang umum
digunakan adalah uji t atau uji F.
5. Melakukan analisis post-hoc jika diperlukan, seperti mengidentifikasi perbedaan signifikan
antara kelompok sudut serang tertentu atau melakukan analisis lebih lanjut terhadap outlier
atau data yang tidak biasa.
6. Menginterpretasikan hasil analisis dengan mempertimbangkan konteks eksperimen dan
implikasi dari hasil pengukuran. Hal ini dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang
memengaruhi hambatan permukaan dan memberikan insight untuk pengembangan airfoil
yang lebih efisien di masa depan.

Dalam kesimpulan, analisis data eksperimental tentang hambatan permukaan airfoil dengan variasi
sudut serang memerlukan pemahaman tentang metode eksperimen dan matematika, serta
kemampuan untuk melakukan analisis statistik yang tepat dan menginterpretasi hasil secara benar

HIPOTESIS

Hipotesis yang mungkin dihasilkan dari eksperimen tentang hambatan permukaan airfoil dengan
variasi sudut serang adalah sebagai berikut:
1. Semakin besar sudut serang airfoil, semakin besar hambatan permukaan yang dihasilkan.
Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan gaya angkat pada airfoil, yang pada akhirnya
menghasilkan hambatan yang lebih besar.
2. Ada suatu sudut serang tertentu dimana hambatan permukaan airfoil akan mencapai
maksimum. Sudut ini biasanya disebut sudut stall, dimana arus udara mulai terlepas dari
permukaan atas airfoil dan menyebabkan penurunan gaya angkat dan peningkatan
hambatan.
3. Perubahan geometri airfoil dapat mempengaruhi hambatan permukaan. Misalnya,
penambahan flap pada trailing edge dapat mengurangi hambatan dengan menciptakan
turbulensi di sekitar trailing edge yang mengurangi turbulensi pada permukaan atas airfoil.
4. Kecepatan aliran udara juga mempengaruhi hambatan permukaan. Semakin tinggi
kecepatan aliran udara, semakin rendah hambatan permukaan yang dihasilkan.
5. Hambatan permukaan juga dipengaruhi oleh kekasaran permukaan airfoil. Permukaan yang
lebih halus cenderung menghasilkan hambatan yang lebih rendah

HASIL EKSPERIMEN

Hasil eksperimental tentang hambatan permukaan airfoil dengan variasi sudut serang dapat
bervariasi tergantung pada kondisi eksperimen yang dilakukan, termasuk geometri airfoil, kecepatan
aliran udara, dan tingkat kekasaran permukaan airfoil. Namun demikian, beberapa hasil umum dari
eksperimen ini mungkin meliputi:

1. Hambatan permukaan airfoil cenderung meningkat seiring dengan peningkatan sudut serang
airfoil. Pada suatu titik tertentu, biasanya disebut sudut stall, hambatan permukaan
mencapai maksimum sebelum menurun secara drastis ketika arus udara terlepas dari
permukaan atas airfoil.
2. Ada variasi dalam pola hambatan permukaan antara berbagai jenis airfoil, tergantung pada
geometri dan kekasaran permukaan airfoil. Misalnya, airfoil dengan tepi depan yang lebih
tajam mungkin menghasilkan hambatan yang lebih tinggi daripada airfoil dengan tepi depan
yang lebih melengkung.
3. Kecepatan aliran udara dapat mempengaruhi hambatan permukaan airfoil. Pada kecepatan
yang lebih tinggi, hambatan permukaan cenderung lebih rendah karena aliran udara dapat
lebih mudah melewati permukaan airfoil.
4. Perubahan geometri airfoil, seperti penambahan flap pada trailing edge, dapat mengurangi
hambatan permukaan dengan mengubah pola aliran udara di sekitar airfoil.
5. Kekasaran permukaan airfoil juga dapat mempengaruhi hambatan permukaan, dengan
permukaan yang lebih halus menghasilkan hambatan yang lebih rendah. Ini dapat dicapai
melalui teknik permukaan yang halus atau penggunaan lapisan pelumas pada permukaan
airfoil

Deskripsi hasil pengukuran hambatan permukaan pada airfoil dengan variasi sudut serang

Hasil pengukuran hambatan permukaan pada airfoil dengan variasi sudut serang dapat menunjukkan
bahwa hambatan permukaan airfoil cenderung meningkat seiring dengan peningkatan sudut serang
airfoil. Pada suatu titik tertentu, biasanya disebut sudut stall, hambatan permukaan mencapai
maksimum sebelum menurun secara drastis ketika arus udara terlepas dari permukaan atas airfoil.

Pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengukur hambatan, seperti aliran aliran
dalam terowongan angin, atau dengan menggunakan simulasi numerik menggunakan metode
komputasi dinamika fluida (CFD). Dalam pengukuran, beberapa variabel penting yang perlu
dipertimbangkan adalah geometri airfoil, kecepatan aliran udara, dan tingkat kekasaran permukaan
airfoil.

Hasil pengukuran hambatan permukaan pada airfoil dengan variasi sudut serang dapat digambarkan
dalam grafik kurva hambatan yang menunjukkan hubungan antara sudut serang airfoil dan
hambatan permukaan yang dihasilkan. Dalam kurva hambatan, hambatan permukaan mungkin
menunjukkan peningkatan yang lambat atau cepat saat sudut serang meningkat, dengan puncak
hambatan pada sudut stall sebelum menurun secara drastis.

Hasil pengukuran ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi desainer pesawat atau
pengembang airfoil untuk memperbaiki desain airfoil yang dapat menghasilkan hambatan
permukaan yang lebih rendah pada sudut serang yang diperlukan. Dalam beberapa kasus,
pengukuran hambatan permukaan juga dapat memberikan informasi tentang karakteristik
aerodinamika yang tidak diharapkan pada desain airfoil tertentu, seperti kecenderungan untuk stall
pada sudut serang yang relatif rendah

Anda mungkin juga menyukai