Anda di halaman 1dari 18

Makalah

“TANAMAN KELAPA SAWIT”

Dosen Pengampu : Al Muzafri, S.Tp, M.Si

OLEH :

KHAIRUL ILHAM ( 2127057 )

FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan Makalah
Tanaman Kelapa Sawit tepat pada waktunya.
Tujuan makalah ini ialah agar dapat menambah pengetahuan para mahasiswa.
Selain itu juga harapan kami setelah membuat makalah ini agar mahasiswa
lebih mengetahui dan memahami lebih dalam tentang macam-macam materi
Tanaman Kelapa Sawit, begitu juga dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami menerima kritik serta saran yang bersifat
membangun untuk kebaikan dan kesempurnaan makalah seperti ini di masa
mendatang.
Akhirnya kami berharap semoga tugas yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca, khususnya Mahasiswa Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Pasir Pengaraian.

Pasir Pengaraian, 16 Juni 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………….........................i

DAFTAR ISI………………………………………………………….……...ii

BAB I Pendahuluan………………………………………………………….1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………….2


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………2
1.3 Tujuan Penelitian……………………..…………………………...2

BAB II Pembahasan………………………………………………………..5

2.1 Syarat Tumbuh Kelapa Sawit…………………………...…….....6


2.2 Syarat Tumbuh….…..…...………….………………………………………….….7

BAB III Penutup…………………………………………………………..…9

3.1 Kesimpulan………………………………………………………...10

3.2 Daftar Pustaka…………………………………………….……….11

BAB I

PENDAHULUAN

iii
1.1 Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq) saat ini
merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting
disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya. Hal ini disebabkan
karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa
sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Balai
Informasi Pertanian, 1990).
Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit ini dan masa yang akan datang, seiring
dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan minyak sawit, maka perlu
dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelapa sawit secara tepat
agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu diantaranya adalah
pengendalian hama dan penyakit. (Sastrosayono 2003).
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi
andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa
sawit memiliki arti penting bagi pembangunan nasional Indonesia. Selain menciptakan
kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber
devisa negara. Penyebaran perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini sudah
berkembang di 22 daerah provinsi. Luas perkebunan kelapa sawit pada tahun 1968
seluas 105.808 ha dengan produksi 167.669 ton, pada tahun 2007 telah meningkat
menjadi 6.6 juta ha dengan produksi sekitar 17.3 juta ton CPO (Sastrosayono 2003).
Produktivitas kelapa sawit dipengaruhi oleh teknik budidaya yang diterapkan.
Pemeliharaan tanaman merupakan salah satu kegiatan budidaya yang sangat penting
dan menentukan masa produktif tanaman. Pengendalian hama dan penyakit yang baik
dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman. Untuk memenuhi kebutuhan

iv
akan kelapa sawit, maka dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan produksi minyak
sawit yaitu dengan meningkatkan pengolahan di pabrik, memperluas areal pertanaman
dan memperbaiki sistem budidaya yang biasa dilakukan. Tanaman kelapa sawit
berbuah sepanjang tahun namun terdapat bulan-bulan dimana terjadi panen puncak dan
panen rendah. Variasi produksi tanaman kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh faktor
iklim. Faktor-faktor lainnya juga turut mempengaruhi seperti tanah, komposisi umur
tanaman, bahan tanaman dan manajemen (Lubis, 1992).
Faktor air juga merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman. Ketersediaan air sangat dipengaruhi oleh besarnya
curah hujan, jumlah air irigasi yang diberikan, dan kapasitas tanah dalam menahan air.
Air yang sedikit maupun berlebihan dapat berakibat buruk bagi tanaman (Ismantika,
1998).
Air merupakan benda yang amat dibutuhkan mahluk hidup dimuka bumi ini. oleh
sebab itu hal-hal yang berkaitan dengan masalah air patut dicermati lebih lanjut khusus
untuk air tanah yang merupakan sumber air bersih bagi sebagian besar penduduk
Indonesia masalah pemanfaatan dan konservasi air tanah harus mendapat penanganan
yang layak dari yang berwenang. Salah satu parameter penting air tanah dalam
pemanfaatan maupun konservasinya adalah kualitas air tanah. Dalam tulisan ini akan
dicoba cara-cara yang sederhana, cepat, murah dan akurat untuk mengetahui kualitas
air tanah di suatu tempat dengan mengamati beberapa parameter kimia terkandung.
Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, untuk bahan baku air
umum diisyaratkan sebanyak 45 unsur atau parameter kimia yang harus diuji. Hal ini
tentu memberatkan bagi para pengguna air tanah, disamping biaya yang cukup mahal
untuk uji laboratorium, anggapan bahwa air tanah selalu mempunyai kualitas baik

v
merupakan alasan bagi umumnya para pengguna air untuk tidak melakukan uji
laboratorium. Untuk itu dalam tulisan ini akan mengenalkan cara yang cukup murah
dan sederhana untuk mengetahui keadaan kualitas air tanah dengan hanya
mengevaluasi beberapa parameter kimia yang terkandung dalam air tanah, antara lain
nilai daya hantar listrik (DHL), hasil sisa pengeringan atau total zat padat terlarut
(TDS), derajat keasaman (pH), kandungan besi (Fe3*), mangan (Mn2*), nitrogen
dalam bentuk nitrat (NO,") dan sertanitrit (NO2).

2. Proses pengendalian
manajemen yang dilakukan
jelas karena dikendalikan
3. maupun dihasilkan dalam
proses produksinya jelas
tampak kasat mata. Namun
4. sistem pengendalian
manajemen juga berfungsi
pada sektor
1.2 Rumusan Masalah

vi
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka permasalahan pokok
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah Sumber Air Tanah di Desa Dimito Mampu Memenuhi Kebutuhan Air
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq)?
2. Apakah penyerapan air Tanah oleh kelapa sawit dapat berdampak pada
ketersediaan air tanah?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui ketersediaan sumber daya air tanah dalam memenuhi kebutuhan
kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq)?
2. Mengetahui dampak penyerapan air tanah oleh kelapa sawit (Elaeis guineensis
Jacq)
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Segala kemampuan daya tampung air pada kelapa sawit untuk penyiapan lahan
tanam, penanaman, pemeliharaan tanaman, pemeliharaan lingkungan kebun,
pemungutan hasil, pengolahan hasil dengan prosedur yang benar serta
manajemen perusahaan perkebunan kelapa sawit.
2. Cara pengelolaan tanaman kelapa sawit untuk mengoptimalkan air yang sudah
tersedia
3. Diharapakan dapat memberikan informasi yang akurat terhadap pemanfaatan
sumber daya air tanah yang tersedia untuk kebutuhan tanaman kelapa sawit.
4. Berbagai kegiatan yang sedang dilakukan di perkebunan kelapa sawit agar
dapat memanfaatkan air secara maksimal.
5. Sebagai referensi dalam budidaya tanaman kelapa sawit.

vii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Syarat Tumbuh Kelapa Sawit


Habitat aslinya kelapa sawit adalah daerah semak belukar. Tanaman ini tumbuh
sempurna di ketinggian 1-500 mdpl dengan kelembaban 80-90% dan kecepatan angin
5-6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan. Sawit membutuhkan iklim dengan
curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun. Pola curah hujan tahunan memengaruhi
perilaku pembungaan dan produksi buah sawit.Tanaman kelapa sawit memerlukan
penyinaran antara 5-7 jam/hari. Temperatur optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit
24°C – 28°C.
Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik
Kelabu, Alluvial atau Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai.

viii
Produksi kelapa sawit lebih tinggi jika di tanam di daerah bertanah Podzolik.
Kemiringan lahan kebun kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15°. Jika kemiringan
lahan sudah melebihi 15° maka diperlukan tindakan konservasi tanah berupa
pembuatan terasan, tapak kuda, rorak dan parit kaki bukit.
1. Kesesuaian lahan
Lahan yang sesuai untuk kelapa sawit dapat berupa hutan primer dan
sekunder, semak belukar, bekas perkebunan komoditas lain (karet, kelapa,
kakao), padang alang-alang, atau bahkan bekas kebun tanaman pangan
(jagung, singkong, padi gogo), serta kebun kelapa sawit tua (peremajaan).
Teknik pembukaan lahan dapat dilakukan secara manual, mekanis, kimia
atau kombinasi, tergantung keadaan vegetasinya.
a. Ketinggian Tempat : Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga
ketinggian tempat 1000 mdpl. Namun, untuk produktivitas optimalnya
diketinggian 400m dpl.
b. Topografi : Baik dikemiringan lereng 0°-12° atau 21%. Lahan yang
kemiringannya 13°-25° masih bisa ditanami kelapa sawit, tetapi
petumbuhannya kurang baik. Untuk lahan yang kemiringannya >25°
sebaiknya tidak dipilih karena menyulitkan dalam pengangkutan buah saat
panen dan beresiko terjadi erosi.
c. Drainase : Kelapa sawit memerlukan oksigen sehingga tidak menyukai
daerah yang tergenang. Drainase yang jelek dapat menghambat kelancaran
penyerapan unsur hara dan proses nitrifikasi , sehingga tanaman akan
kekurangan unsur nitrogen (N).

ix
d. Tanah : Kelapa sawit dapat tumbuh di tanah podsolik, latosol, hidromorfik
kelabu, regosol, andosol, dan alluvial. Tanah gambut juga dapat di tanami
kelapa sawit asalkan ketebalan gambutnya tidak lebih dari satu meter dan
sudah tua (saphrik). Sifat tanah yang perlu di perhatikan untuk budi daya
kelapa sawit adalah sebagai berikut :
Sifat Tanah : Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik di tanah yang
bertekstur lempung berpasir, tanah liat berat, tanah gambut memiliki
ketebalan tanah lebih dari 75 cm, dan berstruktur kuat.
Sifat Kimia Tanah : Untuk mendapatkan produksi yang tinggi dibutuhkan
kandungan unsur hara yang tinggi dan pH tanah bereaksi dengan asam
dengan kisaran nilai 4,0-6,0 dan ber pH optimum 5,0-5,5.
2. Kesesuaian Iklim
Menurut Mangoensoekarjo (2007) Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah
tropis (15° LU – 15° LS). Curah hujan optimal untuk tanaman kelapa sawit
adalah 1 250 – 2 500 mm/tahun. Kelapa sawit lebih toleran dengan curah
hujan yang tinggi dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya. Jumlah
bulan kering lebih dari 3 bulan merupakan faktor pembatas berat.
Adanya bulan kering yang panjang dan curah hujan yang rendah akan
menyebabkan terjadinya defisit air. Keadaan angin tidak terlalu berpengaruh
karena kelapa sawit lebih tahan terhadap angin kencang di bandingkan tanaman
lainnya (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2006).
3. Rencana Budidaya
a. Pemilihan.Benih,.Varietas.dan.Bentuk.Benih

x
Secara garis besar ada 3 (tiga) jenis benih kelapa sawit yang dibudidayakan
menurut ketebalan dagingnya yaitu Dura, Pisifera dan Tenera.Benih yang
saya pilih adalah benih jenis Tenera. Tenera dihasilkan dari persilangan
antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab
melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah
tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki
tempurung yang tipis (3-20%), ukuran biji sedang (3-15%), persentase
daging per buahnya mencapai90%, kandungan minyak per tandannya dapat
mencapai 28%. Cara penyemaiannya, kecambah dimasukkan polibag 12×23
atau 15×23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak.
Kecambah ditanam sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab.
Simpan polibag di bedengan dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4
bulan dan berdaun,4-5,helai.bibit,dipindah tanamkan. Bibit dari dederan
dipindahkan ke dalam polibag 40×50 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30
kg tanah lapisan atas yang diayak.
b. Penyiapan Lahan
Pembukaan Lahan, Dilakukan dengan cara membuat jalan rintisan untuk
pengukuran, membuat petak- petak hektaran (blok), menebang pohon
berdiameter lebih dari 3 inch menggunakan chainsaw. Batang pohon yang
sudah di tebang, dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil dan di tumpuk
agar lebih mudah kering. Untuk rencana peremajaan, semua dahan dan
ranting dari pohon yang sudah di tebang di potong sepanjang 5 meter lalu di
tumpuk menurut barisan yang teratur. Tanggul atau sisa pohon bekas

xi
penebangan liar yang letaknya bertepatan dengan lubang tanaman harus di
bongkar
c. Pengolahan Tanah
Pengolah tanah dilakukan dengan cara membersihkan lahan dari gulma
menggunakan traktor dengan dua rotasi yang berurutan berupa pembajakan
dan penggarukan, arahnya tegak lurus atau paling tidak sedikit menyilang.
Sementara itu, interval antara rotasi minimum dilakukan dalam dua minggu.

d. Pembuatan Jalan, Parit, dan Teras


Pembuatan Jalan dilakukan dengan cara mengorek, menimbun, mengeraskan
bagian lapangan, membuat bentang, dan membuat parit di sebelah kiri-kanan
jalan. Jalan utama dan jalan produksi dibuat dengan bulldozer dan atau
grader. Jalan sepanjang 1 km dibuat dalam waktu 40-80 jam kerja dengan
pemakaian bahan bakar 80 liter/jam kerja. Selanjutnya, jalan di padatkan
dengan menggunakan alat pemadat (bomag). Pekerjaan ini umumnya
dilakukan pada akhir musim hujan. Pembuatan parit dikerjakan dengan
menggali tanah sesuai ukuran dasar. Tanah galiannya di buang ke tempat
tertentu.Saluran air di daerah berbukit berupa saluran kebun dan saluran
utama yang menyalurkan air ke saluran drainase alam (sungai). Saluran
kebun di buat setiap 16 baris tanaman kelapa sawit dan di buat menurut
kontur lahan. Saluran utama di buat dengan lebar bagian atas 150 cm, lebar
bagian bawah 80 cm. saluran kebun di buat dengan lebar bagian atas 90 cm,
lebar bagian bawah 60 cm, dan kedalaman 60 cm. Teras individu di buat

xii
menggunakan mal berbentuk tapak kuda dengan muka teras menhadap
kearah lereng bukit. Ukuran teras 3 m x 3 m, jarak antara ajir tanaman dan
tepi muka teras selebar 1,25 m.
e. Penanaman
Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam menggunakan sistem monokultur. Tanaman penutup tanah
(legume cover crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting
karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah,
mencegah erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan
pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma). Penanaman tanaman kacang-
kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah persiapan lahan selesai.
Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang dilakukan secara mekanis. Lubang tanam disiapkan 2
– 4 minggu sebelum tanam, sebaiknya paling lambat 4 minggu. Ukuran
lobang berkisar antara 60 dan 90 cm dengan kedalaman 60 cm,
tergantung kondisi tanah. Jika tanah gembur dan subur, cukup 60 x 60
x 60 cm, tetapi kalau tanahnya lebih padat atau berliat dan kurang subur,
sebaiknya ukuran lobang lebih besar.Jarak tanam yang direkondasikan
adalah 9x9x9 m sistem persegi panjang. Penggalian lubang dilakukan pada
titik ajir sedemikian rupa sehingga ajir berada tepat di tengah lubang
tanam. Buat tanda batas penggalian dengan tongkat berukuran tadi
sebelum ajir dicabut untuk penggalian lubang. Setelah lubang selesai,
ajir harus dikembalikan pada posisi tepat di tengah lubang. Tanah galian
dipilah dua yaitu lapisan atas (top soil) dan lapisan bawah (sub soil)

xiii
serta meletakkannya terpisah pada sisi lubang yang berbeda (kiri – kanan
atau utara – selatan) dalam arah yang konsisten.

2.2 Syarat Tumbuh Jagung


a. Keadaan Iklim
b. Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerah-
daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub tropis/topis yang basah.
Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-
40 derajat LS.
c. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Sinar
matahari yang baik mencapai l00 % (tempat terbuka). Tanaman jagung yang
ternaungi, perturnbuhannya akan terhambat/ merana, dan memberikan hasil
biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.
d. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 2l-340 C, akan tetapi bagi
pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antaru 23-270 C.
Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok
sekitar 300C.
e. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 2l-340 C, akan tetapi bagi
pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antaru 23-270 C.

xiv
Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok
sekitar 300C.
Tanah
a. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat
tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus.
b. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari
gunung berapi), latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan
tekstur berat (grumosol) masih dapat ditanami Jagung dengan hasil yang baik
dengan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur
lempung/liat (latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk pertunbuhannya
c. Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara
tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah
pH antara 5,6 -7,5.
d. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediann air dalam
kondisi baik.
e. Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % dapl ditanami jagung, karena disana
kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil- Sedangkan daerah dengan
tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras
dahulu.

xv
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa kelapa sawit adalah tanaman
penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan dimasa depan karena berbagai
kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis
yang umumnya dapat tumbuh di daerah antara 120º Lintang Utara 120º Lintang
Selatan. Curah hujan optimal yang dikehendaki antara 2.000-2.500 mm per tahun
dengan pembagian yang merata sepanjang tahun. Lama penyinaran matahari yang
optimum antara 5-7 jam per hari dan suhu optimum berkisar 240-380 C.
Dalam perencanaan usaha pertanian khususnya budidaya tanaman jagung perlu
mengetahui kondisi lingkungan yang sesuai dengan tanaman jagung.

Sebagai tanaman palawija jagung cocok diusahakan dalam gawangan kelapa sawit
sebelum kelapa sawit berproduksi, karena tanaman jagung mempunyai sifat fisiologis
dan anatomis yang sesuai diusahakan pada gawangan kelapa sawit.

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Setyamidjaja dan Djoehana. 1991. Budidaya Kelapa sawit.

Kanisius. Yogyakarta

Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit.

Penebar Swadaya. Jakarta.

Perangin-angin, S.A. 2006. Pengendalian Gulma di Kebun Kelapa Sawit (Elaeis


guinensis Jacq.) Kawan Batu Estate, PT. Teguh Sempurna, Minamas Plantation,
Kalimantan Tengah.

Warisno (1998). Budidaya Jagung Hibrida. Yogyakarta. Kanisius.


Studi Tentang Agroindustri & Pemasaran JAGUNG & KEDELAI di Indonesia. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (1988).Bogor
Surtinah.(2012). Respon Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt)
Akibat Pemberian Tiens Golden Harvest

xvii
xviii

Anda mungkin juga menyukai