Anda di halaman 1dari 33

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

GANGGUAN FOBIK

(F40)

Dibawakan Oleh :
dr. Dini Pratiwi Nasruddin
C065221006

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER


SPESIALIS TERPADU BAGIAN ILMU
KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN

Fobia merupakan rasa ketakutan yang bersifat menetap, berlebihan, serta tidak
realistik terhadap suatu objek, seseorang, binatang atau situasi tertentu. Fobia termasuk
dalam tipe gangguan anxietas. Seseorang yang menderita fobia biasanya berusaha untuk
menghindari hal-hal yang memicu timbulnya rasa takut.1,2,3
Beberapa jenis fobia umumnya sangat spesifik dan terbatas. Sebagai contoh,
seseorang hanya takut pada laba-laba (arachnofobia) atau kucing (galeofobia). Pada
kasus ini, seseorang biasa hidup bebas dari kecemasannya dengan cara menghindar dari
sesuatu yang ia takuti. Seseorang dengan gangguan fobia biasanya mengalami suatu
perubahan dalam hidupnya secara drastis. Pada kasus yang ekstrim, fobia dapat
mendikte seseorang dalam hal pekerjaan, lokasi kerja, rekreasi dan aktivitas sosial, atau
lingkungan rumah.1,2, 4
Salah satu tipe fobia, yang disebut sebagai fobia spesfik (specific fobia), meliputi
ketakutan pada suatu objek (seperti takut naik lift) atau suatu situasi (seperti takut
berbicara di depan orang banyak) yang bersifat ringan atau tidak berbahaya. Fobia dapat
juga meliputi ketakutan mendapat malu, diperhatikan, atau dijadikan lelucon dalam
pergaulan sosial atau situasi pekerjaan. Fobia seperti ini disebut dengan fobia sosial
(social fobias). Fobia jenis ini merupakan jenis ketakutan yang sangat ekstrim dan sulit
untuk dikontrol. Tanpa pengobatan, fobia dapat dialami selama beberapa tahun dan
mempengaruhi karir, interaksi sosial, dan aktivitas hidup harian seseorang. Kedua jenis
fobia, yakni fobia spesifik dan fobia sosial termasuk dalam tipe gangguan anxietas
(anxiety disorders).1
Satu jenis fobia lagi adalah agorafobia, yang kadang-kadang berhubungan dengan
gangguan kepanikan, merupakan ketakutan terhadap beberapa situasi yang
menimbulkan keadaan panik.5
Beberapa orang mengalami fobia spesifik, ketakutan hebat yang tidak rasional
terhadap hal atau situasi tertentu, seperti takut terhadap anjing, tempat tertutup,
ketinggian, lift, menara, air, dan lain-lain. Fobia bukan hanya merupakan ketakutan yang
ekstrim, tetapi juga ketakutan yang tidak rasional. Orang dewasa yang menderita fobia
terhadap objek atau situasi tertentu membawa mereka pada keadaan panik atau
kecemasan yang luar biasa.5
Fobia spesifik menyerang lebih dari 1 dari 10 orang. Tidak seorang pun yang
mengetahui secara pasti penyebabnya, hingga mereka terlihat mengalami fobia oleh
anggota keluarganya, dan hal ini biasanya banyak terjadi pada wanita. Fobia biasanya
muncul pertama kali pada masa remaja atau dewasa. Fobia ini terjadi secara tiba-tiba
dan berlangsung terus-menerus dibandingkan terhadap fobia yang terjadi pada masa
kanak-kanak. Hanya sekitar 20 persen dari fobia pada masa remaja bisa hilang dari
penderitanya. Ketika anak-anak menderita fobia spesifik, sebagai contoh, takut terhadap
binatang, ketakutan ini biasanya tidak muncul setiap saat, berlangsung hingga
menginjak masa dewasa. Tidak seorang pun mengetahui mengapa fobia terjadi pada
beberapa orang dan tidak pada orang yang lain.5
Jika objek yang ditakuti mudah untuk dihindari, seseorang yang menderita fobia
merasa tidak memerlukan suatu pengobatan.5
Hal ini penting untuk diketahui bahwa ketika seseorang mengalami fobia spesifik
atau fobia sosial, bukan merupakan kesalahan yang berasal dari dirinya sendiri. Dan
tidak seorang pun yang mengetahui secara pasti penyebab terjadinya fobia.1
BAB II
DEFINISI FOBIA

Kata fobia berasal dari bahasa Yunani yang berarti ketakutan atau rasa takut
(φόβος, fobos), yang menunjukkan salah satu kondisi psikologis dan fisiologis yang
dapat berupa gangguan serius hingga ketakutan umum sampai perilaku kecil.6 Sebagai
tambahan, beberapa kata neologisme ditampilkan dengan akhiran -fobia, yang bukan
termasuk dalam fobia secara klinis, tetapi sedikit menjelaskan sebuah perilaku negatif
terhadap sesuatu hal.6
Fobia (dalam arti klinis) merupakan bentuk anxiety disorder. Penelitian di
Amerika melalui National Institute of Mental Health (NIMH) menemukan bahwa antara
5,1% hingga 21,5% dari orang Amerika menderita fobia. Tidak terbatas usia ataupun
kelamin, penelitian menemukan bahwa fobia merupakan penyakit mental yang sangat
umum terjadi pada kelompok wanita di segala umur dan pria di atas usia 25 tahun.6
Lawan kata dari akhiran –fobia adalah –filia atau –fil (berarti “suka terhadap”).6
Dalam bahasa Inggris, akhiran -fobia, -fobik, -phobe (dari bahasa Yunani kuno)
digunakan dalam secara teknis pada psikiatri guna membangun kata yang menjelaskan
tentang ketidakrasionalan, ketakutan yang abnormal seperti halnya gangguan mental
(misalnya agorafobia) dan dalam ilmu biologi digunakan untuk menjelaskan tentang
organisme yang tidak menyukai kondisi tertentu (misalnya asidofobia). Pada
penggunaan secara umum, akhiran –fobia digunakan pada kata untuk menjelaskan
ketidaksukaan atau benci terhadap hal-hal atau subjek tertentu.7
Banyak orang menggunakan akhiran “-fobia” untuk menunjukkan rasa takut yang
ringan atau tidak rasional tanpa menyangkut hal-hal yang serius.7
Kata-kata yang berakhiran –fobia, dan termasuk rasa takut yang memiliki sudah
memiliki nama-nama. Pada beberapa kasus, kata-kata seperti ini dikenal sebagai
neologisme, dan hanya sedikit dari mereka terdapat dalam literatur medis. Dan pada
beberapa kasus, penamaan fobia menjadi sebuah permainan kata.7
Banyak dari terminologi baku akhiran –fobia berasal dari bahasa Yunani guna
menunjukkan satu rasa takut (beberapa digunakan dengan mengkombinasikan bahasa
Latin dengan akhiran bahasa Yunani).7

4
BAB III
KLASIFIKASI FOBIA

Para ahli psikologi dan ahli psikiatri membagi fobia menjadi tiga kategori, yakni :6
1. Fobia spesifik, rasa takut pada salah satu pemicu kepanikan yang spesifik, seperti
anjing, terbang, ketinggian, dan lain-lain.
2. Fobia sosial, rasa takut untuk berinteraksi dengan orang lain dan hubungan sosial seperti
halnya anxietas dalam penampilan, takut makan di depan orang banyak, dan lain-
lain.
3. Agorafobia, ketakutan yang bersifat umum seperti keluar rumah atau bau badan, dan
serangan rasa panik yang tak terelakkan yang terus mengikuti. Agorafobia
merupakan fobia yang hanya dengan pengobatan secara teratur yang dapat
mengembalikan kondisi medisnya.

3.1 Fobia spesifik (fobia sederhana)


Fobia ini berlangsung terus menerus, dan merupakan rasa takut yang tidak rasional
terhadap jenis-jenis objek tertentu, binatang, aktivitas atau situasi tertentu.8
Merupakan bentuk fobia yang paling banyak diderita, seseorang mengalami rasa
takut terhadap binatang tertentu (seperti anjing, kucing, laba-laba atau ular), orang-orang
tertentu (badut, dokter, dokter gigi), lingkungan (tempat gelap, tempat tinggi) atau
situasi-situasi tertentu (naik pesawat terbang, naik kereta api). Walaupun penyebab
fobia spesifik ini masih misterius, kondisi ini dapat juga disebabkan faktor genetik
(herediter).1,8
Fobia spesifik termasuk dalam jenis gangguan anxietas. Memicu stimulus rasa takut
dapat menimbulkan kecemasan yang luar biasa atau serangan panik.8,9,10
Fobia jenis ini merupakan gangguan yang paling umum dari seluruh gangguan
kejiwaan, kurang lebih berkisar hingga 10% dari seluruh populasi.8

5
3.2 Fobia sosial (gangguan anxietas sosial)
Fobia sosial merupakan fobia yang bersifat terus-menerus dan tidak rasional
terhadap situasi di mana ia diperhatikan atau dinilai oleh orang lain, termasuk pada saat
acara-acara pesta tertentu atau kegiatan sosial lainnya.11,12
Kecemasan sosial, kadang dikenal dengan fobia sosial, trauma sosial, atau social
anxiety disorder (SAD),13 merupakan bentuk umum dari gangguan kecemasan (anxiety
disorder)14 yang disebabkan oleh penderitaan atau pengalaman tidak menyenangkan
pada beberapa atau seluruh interaksi sosialnya dan kegiatan sosial kehidupan sehari-
harinya.15
Seseorang dengan fobia sosial mempunyai rasa takut akan situasi sosial di mana ia
akan merasa dihina, dipermalukan atau merasa dihakimi oleh orang lain. Orang tersebut
menjadi cemas jika berada di sekitar orang- orang lain yang tidak dikenalnya. Rasa takut
ini hanya terbatas pada saat tampil, misalnya saat memberikan kuliah, konser atau
mempresentasikan sesuatu di depan banyak orang. Atau akan menjadi lebih general, jadi
fobia seseorang timbul pada beberapa situasi sosial, seperti makan di depan orang
banyak atau menggunakan fasilitas umum. Fobia sosial biasanya berlanjut dalam
keluarga. Seseorang yang mempunyai sifat pemalu atau suka menyendiri layaknya
anak-anak, atau seseorang yang mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan atau
pengalaman sosial yang negatif pada masa kanak-kanak, akan lebih tampak perjalanan
gangguan fobianya.1
Fobia sosial mempunyai karakteristik di mana rasa takut timbul pada situasi di
mana seseorang menjadi subjek yang diperhatikan oleh orang lain. Hal ini biasanya
dimulai pada masa remaja dan berhubungan dengan sikap orang tua yang
overprotective atau membatasi pergaulan sosial anaknya. Pria dan wanita mempunyai
kesempatan yang sama untuk menderita gangguan ini.11,12
Sifat malu berbeda dengan fobia sosial. Orang yang malu masih memungkinkan
untuk berpartisipasi dalam fungsi sosial, tetapi orang dengan fobia sosial melakukan
dengan terpaksa untuk ikut serta dalam fungsi pekerjaan dan interaksinya.11,12
Seseorang dengan fobia sosial mempunyai risiko tinggi menggunakan minuman
beralkohol atau tergantung obat-obatan tertentu karena mereka mengalihkan dengan
mengkonsumsi minum-minuman atau obat-obatan guna membuatnya merasa santai
dalam situasi sosial tertentu.11

6
Beberapa orang memiliki trik atau persiapan khusus sebelum menghadapi sebuah
pesta atau beberapa kegiatan lainnya yang akan membawanya ke depan orang
banyak, namun hal ini biasanya tidak membantu mereka saat kegiatan tersebut
berlangsung. Fobia sosial yang sesungguhnya adalah sebuah rasa takut yang berlebihan,
yang dalam beberapa kasus ekstrim dapat menjadi menderita hingga harus mengurung
diri di rumah dan terisolasi untuk jangka waktu yang lama.15
Akhir dari kondisi ekstrim ini dikenal sebagai “trauma sosial” atau disebut juga
penolakan sosial dalam ketakutan yang berlebihan jika dinilai, diperhatikan dan
kemungkinan takut trauma serta dipermalukan oleh orang banyak, hingga akhirnya
menyebabkan kegiatan, lingkungan atau penampilannya menjadi terisolasi dan
tertekan.15

3.3 Agorafobia
Agorafobia merupakan suatu ketakutan berada di tempat-tempat umum yang
membuat seseorang merasa berbeda atau dipermalukan yang membuatnya secara tiba-
tiba ingin pergi dari tempat tersebut. Seseorang dengan agorafobia akan menderita jika
sedang berada di bioskop atau berada pada sebuah konser, berada dalam perjalanan
menaiki kereta api atau bus. Pada beberapa kasus, hal ini terus berulang, serangan panik
yang tidak terduga.1,10
Agorafobia adalah salah satu bentuk gangguan anxietas.14,16 Berasal dari bahasa
Inggris yang diadopsi dari bahasa Yunani dari kata agora (αγορά) dan phobia (φόβος).
Diartikan dari bahasa Yunani modern sebagai “ketakutan terhadap pasar”. Umumnya
agorafobia disalahartikan menjadi rasa takut terhadap tempat terbuka.16

Selain 3 kategori utama dari fobia diatas, berikut terdapat macam-macam fobia
berdasarkan urutan abjadnya : 7

A
 Ablutofobia – Takut terhadap kegiatan mencuci atau mandi
 Acarofobia – Takut terhadap rasa gatal atau terhadap serangga yang gigitannya
menyebabkan rasa gatal
 Acerofobia – Takut terhadap rasa asam
 Acidofobia – Cenderung pada kondisi non-acidic

7
 Achluofobia, Lygofobia, Nyctofobia, Scotofobia – Takut terhadap keadaan gelap
 Acousticofobia- Takut terhadap suara berisik
 Acrofobia, Altofobia - Takut terhadap ketinggian
 Aerofobia - Takut terhadap udara, aliran udara, atau berada di atas udara yang
dianggap berbahaya
 Afrofobia – takut atau tidak suka pada orang Afrika, budaya Afrika atau orang-
orang keturunan Afrika17
 Agateofobia, Dementofobia, Maniafobia - Takut terhadap kegilaan
 Agliofobia, Algofobia, Odynofobia, Odynefobia - Takut terhadap rasa nyeri
 Agorafobia - Takut berada di luar rumah, keramaian atau kondisi sosial yang
tidak terkontrol
 Agrafobia, Contreltofobia - Takut terhadap rangsangan seksual

 Agyrofobia, Dromofobia - Takut terhadap jalanan atau melintas di jalanan


 Aichmofobia, Belonefobia, Enetofobia - Takut terhadap jarum atau objek untuk
menunjuk
 Ailurofobia, Elurofobia, Felinofobia, Galeofobia, Gatofobia - Takut terhadap
kucing
 Alliumfobia – Takut yang tidak normal terhadap bawang
 Amathofobia, Koniofobia - Takut terhadap debu
 Amaxofobia - Takut mengendarai mobil
 Ambulofobia, Stasibasifobia, Stasifobia - Takut terhadap berjalan atau berdiri
 Amerofobia, Columbofobia - Takut terhadap negara Amerika, budaya Amerika,
dan lain-lain
 Amnesifobia - Takut terhadap amnesia
 Amychofobia - Takut terhadap bekas garukan atau jika digaruk
 Anatidaefobia – Rasa takut yang timbul saat berada atau merasa dilihat oleh
seekor bebek
 Ancraofobia, Anemofobia - Takut terhadap angin.
 Androfobia, Arrhenfobia, Hominofobia - Takut terhadap pria
 Anemofobia - Takut terhadap aliran udara
 Anginofobia - Takut terhadap angina, tercekik atau terjepit
 Anglofobia – Takut atau tidak suka kepada negara Inggris, budaya Inggris, dan lain-
lain
 Ankylofobia - Takut terhadap kekakuan sendi
8
 Anthrofobia, Anthofobia - Takut terhadap bunga
 Anthropofobia - Takut terhadap orang atau kumpulan orang
 Antlofobia - Takut terhadap banjir
 Anuptafobia - Takut terhadap hidup sendiri
 Aphenphosmfobia, Chiraptofobia, Haphefobia, Haptefobia – Takut terhadap
sentuhan
 Apifobia, Melissafobia, Melissofobia - Takut terhadap lebah
 Apotemnofobia – Takut atau tidak suka terhadap orang yang diamputasi
 Aquafobia, Hydrofobia - Takut terhadap air, khususnya yang mematikan seperti
takut tenggelam
 Arcanofobia - Takut terhadap hal-hal magis
 Arachnofobia - Takut terhadap laba-laba
 Arithmofobia – Takut atau tidak suka angka-angka Takut atau tidak suka
 Arsonfobia, Pyrofobia - Takut terhadap api
 Asthenofobia - Takut terhadap pingsan atau kelemahan
 Astrafobia, Astrapofobia, Brontofobia, Keraunofobia - Takut terhadap guntur atau
kilatan cahaya. Hal ini khususnya terjadi pada anak-anak
 Astrofobia - Takut terhadap bintang dan benda-benda angkasa
 Ataxofobia - Takut terhadap gangguan atau berantakan
 Athazagorafobia - Takut terhadap kelupaan, diabaikan atau dilupakan
 Atychifobia, Kakorrhaphiofobia - Takut terhadap kegagalan
 Atelofobia – Takut terhadap kecacatan
 Autodysomofobia – Takut terhadap salah satu bau busuk
 Automysofobia - Takut terhadap kekotoran
 Autofobia, Eremofobia, Ermitofobia, Isolofobia, Monofobia - Takut terhadap
kesendirian atau takut berada seorang diri
 Aviofobia, Aviatofobia, Pteromerhanofobia - Takut terbang

9
B

 Bacillofobia, Bacteriofobia, Microbiofobia - Takut terhadap mikroba, bakteri


 Barofobia - Takut terhadap kehilangan gaya gravitasi
 Basofobia, Basifobia - Takut terhadap berjalan atau jatuh
 Bathmofobia - Takut terhadap tangga atau jalan bertingkat
 Bathofobia - Takut terhadap kedalaman
 Batofobia - Takut terhadap ketinggian atau takut berada di dalam gedung yang
tinggi
 Batrachofobia - Takut terhadap binatang amfibi
 Belonefobia - Takut terhadap jarum
 Bibliofobia - Takut atau tidak suka terhadap buku
 Blennofobia, Myxofobia - Takut terhadap lumpur
 Bromidrosifobia, Bromidrofobia – Tidak suka bau badan

 Brontofobia, Tonitrofobia - Takut terhadap guntur

C
 Cacofobia - Takut terhadap kejelekan
 Cainofobia, Cainotofobia, Cenofobia, Centofobia, Kainolofobia, Kainofobia,
Neofobia - Takut terhadap hal-hal yang baru
 Cancerofobia, Carcinofobia - Takut terhadap kanker
 Carbofobia - Takut terhadap karbohidrat
 Cardiofobia - Takut terhadap penyakit hati
 Catagelofobia, Katagelofobia - Takut terhadap ditertawakan
 Catoptrofobia - Takut terhadap cermin
 Caucasofobia – Takut terhadap orang-orang Kaukasus18
 Cenofobia - Takut terhadap ruang kosong
 Chaetofobia, Trichopathofobia, Trichofobia, Hypertrichofobia - Takut terhadap
rambut
 Cheimafobia, Cheimatofobia, Psychrofobia - Takut terhadap dingin
 Chemofobia - Takut terhadap bahan-bahan kimia atau bekerja dengan baha-
bahan kimia
 Chionofobia - Takut terhadap salju

10
 Christofobia - Takut atau tidak suka agama kristen19
 Chrometofobia, Chrematofobia - Takut terhadap uang
 Chromofobia, Chromatofobia - Takut terhadap warna-warna
 Chronofobia - Takut terhadap waktu
 Cibofobia, Sitofobia, Sitiofobia - Takut terhadap makanan
 Claustrofobia - Takut terhadap ruang terbatas
 Cleithrofobia, Cleisiofobia - Takut terhadap tempat yang terkunci atau tertutup
 Cleptofobia, Kleptofobia - Takut terhadap harga murah
 Climacofobia - Takut terhadap tangga atau mendaki atau takut jatuh dari tangga
 Clinofobia - Takut terhadap tempat tidur
 Clithrofobia, Cleithrofobia - Takut terhadap tempat tertutup
 Cometofobia - Takut terhadap komet
 Coprastasofobia - Takut terhadap konstipasi
 Coprofobia, Fecofobia, Scatofobia - Takut terhadap feses
 Coulrofobia - Takut terhadap badut
 Counterfobia – seseorang yang fobia terhadap situasi yang menakutkan
 Cremnofobia - Takut terhadap tebing yang curam.
 Cryofobia - Takut terhadap rasa dingin yang ekstrim, es atau beku
 Crystallofobia - Takut terhadap kristal atau gelas
 Cymofobia, Kymofobia - Takut terhadap gelombang atau gerakan seperti
gelombang
 Cynofobia - Takut terhadap anjing atau rabies
 Cypridofobia, Cyprifobia, Cyprianofobia, Cyprinofobia - Takut terhadap
prostitusi atau penyakit kelamin

D
 Demonofobia, Daemonofobia - Takut terhadap setan
 Demofobia, Enochlofobia, Ochlofobia - Takut terhadap keramaian
 Dendrofobia - Takut terhadap pohon

11
 Dentofobia - Takut terhadap dokter gigi atau perlakuan terhadap gigi
 Dermatosiofobia, Dermatofobia, Dermatopathofobia - Takut terhadap penyakit
kulit
 Didaskaleinofobia, Scolionofobia - Takut terhadap pergi ke sekolah
 Dikefobia - Takut terhadap keadilan
 Dinofobia - Takut terhadap pusing
 Diplofobia - Takut terhadap penglihatan ganda
 Dipsofobia - Takut terhadap minuman
 Domatofobia, Eicofobia, Oikofobia - Takut terhadap rumah atau berada di dalam
rumah
 Dorafobia - Takut terhadap bulu binatang atau kulit binatang
 Doxofobia - Takut terhadap mendapat nasehat atau menerima kejutan
 Dysmorphofobia - Takut terhadap deformitas

 Dystychifobia - Takut terhadap kecelakaan

E
 Ecclesiofobia - Takut terhadap gereja
 Eisoptrofobia - Takut terhadap cermin atau melihat seseorang di dalam cermin
 Electrofobia - Takut terhadap elektronik
 Eleutherofobia - Takut terhadap kebebasan
 Emetofobia - Takut terhadap mual
 Enetofobia - Takut terhadap peniti
 Enosiofobia, Enissofobia - Takut melakukan dosa atau hal-hal yang dilarang
 Entomofobia, Insectofobia - Takut terhadap seranggga (termasuk anggrek genus
Entomofobia)
 Eosofobia - Takut terhadap subuh atau fajar atau cahaya matahari
 Ephebifobia - Takut terhadap pekerja atau karyawan20
 Epistemofobia, Gnosiofobia - Takut terhadap pengetahuan
 Epistolofobia - Takut atau tidak suka menulis surat
 Equinofobia, Hippofobia - Takut terhadap kuda

 Ereuthrofobia, Erythrofobia, Erytofobia - Takut terhadap kemerahan, cahaya


12
merah, atau warna merah
 Ergasiofobia - Takut terhadap pekerjaan atau fungsional, seperti ahli bedah takut
terhadap operasi
 Ergofobia - Takut terhadap pekerjaan
 Ermitofobia - Takut terhadap kesendirian, tinggal sendiri
 Erotofobia - Takut terhadap cinta dan seksualitas atau pembicaraan seksual
 Erythrofobia - Takut terhadap kemerahan atau warna merah
 Eurofobia - Takut terhadap benua Eropa, orang-orang Eropa, atau terhadap negara-
negara Uni Eropa

F
 Fecofobia, Coprofobia, Scatofobia - Takut atau tidak suka feses
 Francofobia, Gallofobia, Galiofobia - Takut atau tidak suka negara Prancis,
budaya Prancis, dan lain-lain

G
 Gamofobia - Takut terhadap pernikahan
 Gatofobia - Takut terhadap kucing
 Gephyrofobia, Gephydrofobia, Gephyrdrofobia, Gephysrofobia - Takut terhadap
menyeberangi jembatan
 Gerascofobia - Takut terhadap menjadi tua
 Germanofobia, Teutofobia - Takut atau tidak suka negara Jerman, budaya Jerman,
dan lain-lain.
 Gerontofobia - Takut terhadap orang tua atau menjadi tua
 Glossofobia - Takut terhadap berbicara di depan orang banyak atau mencoba
untuk berbicara
 Graphofobia - Takut atau tidak suka menulis atau tulisan tangan
 Gymnofobia, Nudofobia - Takut terhadap kebugilan

 Gynefobia, Gynofobia - Takut terhadap wanita

13
 Hadefobia, Stygiofobia, Stigiofobia - Takut terhadap neraka
 Haemofobia - Takut terhadap darah atau perdarahan
 Hagiofobia - Takut terhadap kesucian atau hal-hal yang suci
 Hamartofobia, Peccatofobia - Takut terhadap dosa
 Haptofobia - Takut terhadap sentuhan
 Harpaxofobia - Takut terhadap perampokan
 Hedonofobia - Takut terhadap perasaan senang
 Heliofobia - Takut terhadap matahari
 Helminthofobia - Takut terhadap terinfeksi oleh cacing
 Hemofobia, Hemafobia, Hematofobia - Takut terhadap darah atau perdarahan
 Herpetofobia - Takut terhadap reptil atau amfibi
 Heterofobia, Sexofobia - Takut terhadap hubungan seks
 Hexakosioihexekontahexafobia - Takut terhadap angka 666
 Hierofobia - Takut terhadap pendeta atau hal-hal yang sakral
 Hippofobia - Takut terhadap kuda
 Hodofobia - Takut terhadap perjalanan jauh
 Hormefobia - Takut terhadap kejutan
 Homichlofobia, Nebulafobia - Takut terhadap kabut
 Homilofobia - Takut terhadap khotbah
 Homofobia – Takut terhadap persamaan, hal-hal yang monoton, homoseksual, atau
takut menjadi homoseksual21
 Hydrofobia - Takut terhadap air, merupakan salah satu gejala dari penyakit rabies22
 Hydrophobofobia, Kynofobia - Takut terhadap rabies
 Hyelofobia, Hyalofobia, Nelofobia - Takut terhadap gelas
 Hygrofobia - Takut terhadap cairan, penguapan, atau moisture
 Hylofobia - Takut terhadap hutan
 Hypegiafobia, Hypengyofobia - Takut terhadap tanggung jawab
 Hypnofobia - Takut terhadap tertidur atau dihipnotis

 Hypsifobia - Takut terhadap ketinggian

I
14
 Iatrofobia - Takut terhadap kunjungan ke dokter atau didatangi dokter
 Ichthyofobia - Takut terhadap ikan
 Iconofobia - Takut terhadap gambar atau lambang-lambang
 Iofobia - Takut terhadap racun atau takut terhadap karat
 Islamofobia – Takut atau benci terhadap Islam23

J
 Japanofobia – Takut atau benci terhadap orang Jepang
 Judeofobia – Takut atau benci terhadap orang-orang Yahudi

K
 Kainofobia - Takut terhadap kisah-kisah novel
 Kenofobia - Takut terhadap kekosongan atau tempat-tempat kosong
 Keraunofobia - Takut terhadap cahaya
 Kinetofobia, Kinesofobia - Takut terhadap pergerakan atau bergerak
 Kolpofobia - Takut terhadap alat kelamin, khususnya pada wanita
 Kopofobia - Takut terhadap lelah

L
 Lachanofobia - Takut terhadap sayu-sayuran
 Laliofobia, Lalofobia - Takut terhadap berbicara
 Leprofobia, Leprafobia - Takut terhadap penyakit kusta
 Leukofobia or leucofobia - Takut terhadap warna putih
 Librofobia - Takut terhadap keseimbangan
 Ligyrofobia - Takut terhadap suara bising
 Lockiofobia, Maieusiofobia, Parturifobia - Takut terhadap kelahiran bayi
 Logofobia - Takut terhadap kata-kata atau pembicaraan
 Lyssofobia - Takut terhadap rabies atau menjadi gila

M
 Maniafobia - Takut terhadap menjadi gila
 Mastigofobia, Poinefobia - Takut terhadap hukuman

 Mechanofobia - Takut terhadap mesin-mesin

15
 Medomalacufobia - Takut terhadap kehilangan kemampuan ereksi
 Megalofobia - Takut terhadap benda yang luas
 Melanofobia - Takut terhadap wana hitam
 Melofobia – Takut atau benci musik
 Meningitofobia - Takut terhadap penyakit otak
 Menofobia - Takut terhadap haid atau menstruasi
 Merinthofobia - Takut terhadap keadaan terikat atau mengikat
 Metallofobia - Takut terhadap besi
 Metathesiofobia - Takut terhadap perubahan
 Metrofobia – Takut atau benci terhadap puisi
 Misofobia, Molysmofobia, Molysomofobia, Mysofobia, Verminofobia - Takut
terhadap kontaminasi kotoran atau kuman
 Mnemofobia - Takut terhadap kenangan
 Monofobia - Takut terhadap kesendirian atau merasa sendiri
 Mottefobia - Takut terhadap kumbang atau kupu-kupu
 Musofobia, Murofobia, Surifobia - Takut terhadap tikus atau binatang pengerat
 Mycofobia – Takut atau tidak suka terhadap jamur
 Myrmecofobia - Takut terhadap semut
 Mysofobia - Takut terhadap kotor
 Mythofobia - Takut terhadap hal-hal mistik, sejarah atau pernyataan yang salah

N
 Necrofobia - Takut terhadap kematian atau sesuatu yang mati
 Neofobia - Takut terhadap sesuatu yang baru
 Nephofobia - Takut terhadap awan
 Noctifobia - Takut terhadap malam
 Nosofobia, Nosemafobia - Takut terhadap menjadi sakit
 Nostofobia - Takut terhadap pulang ke rumah
 Numerofobia - Takut terhadap angka-angka

 Nyctofobia - Takut terhadap kegelapan, atau malam atau beranjak malam

O
16
 Obesofobia, Pocrescofobia - Takut terhadap kegemukan
 Ochofobia - Takut terhadap kendaraan
 Odontofobia - Takut terhadapgigi atau operasi gigi
 Oenofobia - Takut terhadap anggur
 Oicofobia - Takut terhadap rumah
 Olfactofobia, Osmofobia, Osphresiofobia - Takut terhadap bau
 Ombrofobia, Pluviofobia - Takut terhadap hujan atau kehujanan
 Oneirofobia - Takut terhadap mimpi-mimpi
 Ophidiofobia - Takut terhadap ular
 Ornithofobia - Takut terhadap burung
 Ortografobia - Takut terhadap kesalahan membaca
 Orthofobia - Takut terhadap properti

 Ouranofobia, Uranofobia - Takut terhadap surga

P
 Pagofobia - Takut terhadap es atau beku
 Panthofobia - Takut terhadap penderitaan atau sakit
 Papyrofobia - Takut terhadap kertas
 Paralipofobia - Takut terhadap lupa akan kewajiban atau tanggung jawab
 Parasitofobia - Takut terhadap parasit
 Paraskavedekatriafobia - Takut terhadap hari Jumat tanggal 13
 Parthenofobia - Takut terhadap perawan atau gadis muda
 Pathofobia - Takut terhadap penyakit
 Pediculofobia, Phthiriofobia - Takut terhadap kutu
 Pedifobia, Pedofobia - Takut atau tidak suka terhadap anak-anak
 Peniafobia - Takut terhadap kemiskinan
 Phagofobia - Takut terhadap meneguk, memakan atau termakan
 Pharmacofobia - Takut terhadap mendapat pengobatan medis
 Phasmofobia, Spectrofobia - Takut terhadap hantu
 Phengofobia - Takut terhadap cahaya matahari atau fajar
 Philofobia - Takut terhadap jatuh cinta atau dicintai
 Photofobia - Takut terhadap cahaya24

 Phonofobia - Takut terhadap bising, suara, seseorang yang bersuara atau suara
17
telpon
 Placofobia - Takut terhadap batu nisan
 Plutofobia - Takut atau tidak suka kaya
 Pnigofobia, Pnigerofobia - Takut terhadap cekikan atau tercekik
 Pogonofobia, Pognofobia - Takut terhadap roti.
 Politicofobia - Takut atau tidak suka politikus
 Polonofobia – Benci terhadap tiang
 Polyfobia – Mempunyai banyak fobia
 Ponofobia - Takut terhadap kelelahan bekerja atau nyeri
 Potamofobia - Takut terhadap sungai atau menyeberangi air
 Pharmacofobia - Takut terhadap obat-obatan
 Psellismofobia - Takut terhadap bicara gagap

 Pyrofobia - Takut terhadap api

R
 Radiofobia - Takut terhadap radiasi atau sinar X
 Rhabdofobia - Takut terhadap hukuman atau dipukul dengan batang kayu, atau
takut dikritik. Juga takut terhadap hal-hal magis
 Rhinofobia - Takut terhadap hidung
 Rhodofobia - Takut terhadap warna merah
 Rhypofobia - Takut terhadap buang air besar
 Rhytifobia - Takut terhadap mendapat kerutan dikulit
 Rupofobia - Takut terhadap kotor.

 Russofobia – Sifat fobia terhadap negara Rusia atau orang-orang Rusia

S
 Scatofobia, Fecofobia, Coprofobia - Takut terhadap feses
 Sciofobia, Sciafobia - Takut terhadap bayangan
 Scolecifobia, Vermifobia - Takut terhadap cacing
 Scopofobia, Scoptofobia - Takut dilihat atau diperhatikan
 Scriptofobia - Takut terhadap menulis di depan orang banyak
 Sedatefobia - Takut terhadap kesepian

 Selafobia - Takut terhadap kilatan cahaya


18
 Selenofobia - Takut terhadap bulan
 Seplofobia - Takut terhadap hal-hal yang busuk
 Siderofobia - Takut terhadap bintang-bintang
 Sitofobia - Takut terhadap makanan
 Sinofobia - Takut atau tidak suka terhadap negara Cina, kebudayaan Cina, dan lain-
lain
 Socerafobia - Takut terhadap mertua
 Sociofobia - Takut terhadap sosial atau orang banyak secara umum
 Somnifobia - Takut terhadap tidur
 Sophofobia - Takut terhadap belajar
 Soteriofobia - Takut terhadap ketergantungan kepada orang lain
 Spectrofobia - Takut terhadap cermin
 Staurofobia - Takut terhadap tanda silang atau salib
 Stenofobia - Takut terhadap benda atau tempat yang sempit
 Stephanofobia - Takut terhadap badut
 Surifobia - Takut terhadap tikus
 Symmetrofobia - Takut terhadap simetris

 Syngenesofobia - Takut terhadap relativitas

T
 Tachofobia - Takut terhadap kecepatan
 Taphefobia, Taphofobia - Takut terhadap dikubur hidup-hidup atau takut terhadap
kuburan
 Tapinofobia - Takut terhadap tertular
 Taurofobia - Takut terhadap banteng
 Technofobia - Takut terhadap teknologi
 Teleofobia - Takut terhadap rencana definitif atau upacara religius
 Teratofobia - Takut terhadap beruang berbentuk anak-anak, takut terhadap monster
atau yang berbentuk menyerupai manusia
 Terdekafobia - Takut terhadap angka 13
 Thalassofobia - Takut terhadap lautan
 Thanatofobia, Thantofobia - Takut terhadap mati atau kematian

 Theatrofobia - Takut terhadap teater

19
 Theologicofobia - Takut terhadap ajaran teologi
 Theofobia - Takut terhadap dewa atau agama
 Thermofobia - Takut terhadap panas
 Tocofobia - Takut terhadap kehamilan atau kelahiran anak
 Tomofobia - Takut terhadap operasi bedah
 Topofobia - Takut terhadap tempat atau situasi tertentu, seperti pada stadium
ketakutan
 Toxifobia, Toxofobia, Toxicofobia - Takut terhadap racun atau takut keracunan
 Transfobia – Takut terhadap hubungan antar gender25
 Traumatofobia - Takut terhadap cedera
 Trichinofobia - Takut terhadap penyakit trichinosis.
 Triskaidekafobia - Takut terhadap angka 13. Percaya terhadap tahayul
 Tropofobia - Takut terhadap bergerak atau melakukan perpindahan
 Trypanofobia - Takut terhadap suntikan

 Trypofobia - Takut terhadap lubang

U
 Uranofobia - Takut terhadap surga
 Urofobia - Takut terhadap air kencing atau kencing

W
 Wiccafobia - Takut terhadap penyihir atau ilmu sihir

X
 Xenofobia - Takut terhadap orang yang tidak dikenal, orang pendatang atau
orang asing26
 Xerofobia - Takut atau tidak suka terhadap kekeringan
 Xylofobia - Takut terhadap benda-benda dari kayu atau takut terhadap hutan

Z
 Zoofobia - Takut terhadap binatang

20
BAB IV
GEJALA FOBIA

Secara umum, gejala fobia pada dasarnya meliputi gejala-gejala seperti berikut ini :1
1. Perasaan takut yang berlebihan, tidak bertanggung jawab dan beerlangsung terus-
menerus, atau rasa cemas yang dipacu oleh objek-objek aktifitas atau situasi
tertentu.9 Perasaan ini biasanya bersifat tidak rasional atau tidak proporsional dari
kenyataan. Sebagai contoh, ketika seseorang mengalami rasa takut yang tidak
terkendali, terhadap ancaman anjing, ia tidak bisa merasa tenang, walaupun
binatang tersebut dalam keadaan terikat.
2. Kecemasan yang berhubungan dengan gejala-gejala fisik, gejala ini termasuk di
dalamnya tremor, berdebar, berkeringat, nafas menjadi pendek,

pusing, mual atau gejala-gejala lainnya yang menunjukkan respon "fight or flight"
tubuh terhadap suatu bahaya.
3. Menghindari suatu objek, aktifitas atau situasi tertentu yang memicu timbulnya
fobia. Hal ini dikarenakan seseorang yang menderita fobia mengakui bahwa
ketakutan mereka tidak wajar, mereka kadang-kadang malu atau dipermalukan
karena gejala-gejala ini. Untuk mencegah timbulnya gejala kecemasan atau hal-
hal yang memalukan, mereka memilih untuk menghindari pemicu timbulnya fobia
Selain gejala di atas, ada pula gejala-gejala yang biasanya turut menyertai pada
penderita fobia :29
 Merasa takut jika seseorang melakukan atau mengatakan sesuatu yang bisa
mempermalukannya di depan orang banyak.
 Selalu takut membuat kesalahan dan ketika diperhatikan atau dinilai oleh orang
lain.
 Menghindari melakukan seseuatu yang sebenarnya sangat ingin dilakukan atau
berbicara di depan orang banyak karena takut dipermalukan.
 Khawatir beberapa hari atau beberapa minggu sebelum akan bertemu dengan
orang baru.
 Wajah merona, sedikit berkeringat, gemetar, mual, atau merasa seperti terlempar
sebelum atau saat berada di suatu acara bersama orang-orang baru.
 Meninggalkan situasi keramaian seperti kegiatan sekolah dan kegiatan debat.
 Meminum minuman beralkohol untuk menghilangkan rasa takut

21
4.1. Gejala fobia spesifik
a. Memberikan objek yang ditakuti dapat menimbulkan reaksi cemas.
b. Rasa cemas dan perasaan tidak nyaman merupakan rasa yang tidak proporsional
dari kenyataan terhadap objek yang ditakuti.
c. Seorang fobia akan berkeringat, kontrol gerakan yang kacau, atau detak jantung
yang cepat.
d. Seorang fobia akan berusaha untuk menhindari situasi yang berhubungan dengan
objek atau binatang yang ditakutinya, sebagai contoh, menghindari berkendaraan
melewati terowongan merupakan salah satu subjek dari fobia spesifik. Tipe
berusaha menghindar ini dapat mempengaruhi pekerjaan dan fungsi sosial
seseorang.
e. Seseorang akan merasa lemah atau pengecut dan kehilangan harga diri ketika
menghindari objek yang ditakutinya.8
Dari pemeriksaan fisik dan anamnesa biasa ditemukan :8
- detak jantung yang cepat
- peningkatan tekanan darah
- riwayat fobia
- anamnesa dapat diperoleh dari orang-orang di sekitarnya seperti keluarga, teman-
teman atau orang-orang yang berpengaruh terhadap dirinya

4.2. Gejala fobia sosial


Beberapa dari banyak gejala ketakutan yang umumnya terjadi pada seseorang
dengan fobia sosial termasuk di dalamnya :11
a. Berbicara di depan orang banyak
b. Bertemu dengan orang-orang yang baru
c. Makan, minum, dan menulis di depan orang banyak
d. Menggunakan fasilitas umum
e. Menghadiri pesta atau acara sosial lainnya
Dari pemeriksaan fisik dan anamnesa ditemukan :11
- detak jantung yang cepat
- peningkatan tekanan darah
- riwayat adanya fobia
- anamnesa dapat diperoleh dari orang-orang di sekitarnya seperti keluarga,
teman-teman atau orang-orang yang berpengaruh terhadap dirinya

22
4.3. Gejala agorafobia
Seseorang dengan agorafobia biasanya mengalami serangan rasa panik terhadap
situasi di mana ia merasa dijebak, gelisah, diluar kendali, atau terlalu jauh dari daerah
yang membuatnya merasa lebih aman. Saat mengalami serangan rasa cemas, agorafobia
tidak terbatas hanya di rumah mereka, tetapi juga tertuju pada satu atau dua kamar dan
mereka baru bisa istirahat sampai sistem saraf distimulasi untuk tenang, dan kadar
adrenalin kembali pada kadar yang normal.16
Agorafobia kadang-kadang peka terhadap sensasi pada tubuh, reaksi berlebih alam
bawah sadar terhadap kejadian biasa. Diambil salah satu contoh, menghindari kegiatan
mendaki pegunungan atau tebing dapat menyebabkan bertambahnya serangan panik,
karena peningkatan detak jantung dan peningkatan frekuensi nafas.16

23
BAB V
DIAGNOSIS FOBIA

Sebagai tambahan pada pertanyaan yang rutin ditanyakan kepada pasien fobia,
seorang ahli kesehatan jiwa hendaknya menanyakan perihal perjalanan gejala penyakit,
dan riwayat penyakit keluarga, khususnya keluarga yang pernah menderita fobia. Selain
itu juga perlu ditanyakan tentang pengalaman atau trauma yang menyebabkan seseorang
menjadi fobia. Contohnya pernah diserang oleh anjing sehingga menyebabkannya
menjadi fobia terhadap anjing.1,27
Ditemukannya gejala fobia saat anamnesa dapat diketahui bagaimana reaksi
penderita fobia, arus fikir, perasaan dan gejala-gejala fisiknya, pun ketika penderita
berhadapan dengan sesuatu yang ditakutinya. Juga, bagaimana penjelasan situasi
menakutkan seperti apa yang biasa ia hindari, bagaimana fobia dapat mempengaruhi
aktifitas sehari-harinya, termasuk pekerjaan dan interaksi sosialnya.1
Para dokter sebaiknya menanyakan tentang keadaan depresi dan perihal yang
menyebabkan seseorang menjadi fobia seperti berikut ini :1,4
1. rasa takut yang berlebihan dan terus menerus atau tidak masuk akal, ditandai
dengan kehadiran atau antisipasi terhadap objek atau situasi tertentu (seperti
terbang, ketinggian, binatang, suntikan, melihat darah)
2. rangsangan terhadap stimulus fobia hampir selalu menimbulkan respon rasa cemas
yang cepat, yang tergantung pada situasi tertentu atau predisposisi situasi saat
serangan panik. Sebagai catatan, pada anak-anak, rasa cemas ditampilkan dengan
cara menangis, marah, kejang atau berpegangan erat.
3. seseorang mengakui bahwa rasa takutnya berlebihan dan tidak masuk akal.
Catatan: pada anak-anak, biasanya hal ini tidak dapat ditemukan.
4. situasi yang menyebabkan fobia biasanya dihindari atau kemungkinan akan
menderita kecemasan atau gangguan.
5. menghindar, antisipasi, atau kesulitan dalam beberapa situasi yang menakutkan
secara signifikan diperlihatkan dalam aktifitas sehari-hari, fungsi pekerjaan atau
pendidikan, aktifitas sosial atau interaksi sosial, atau ditandai dengan adanya
kesulitan-kesulitan yang diperoleh akibat fobia.
6. pada seseorang yang berumur di bawah 18 tahun, lamanya gangguan sekurang-
kurangnnya selama 6 bulan.
7. anxietas, serangan panik, atau menghindar terhadap fobia yang berhubungan

24
dengan objek atau situasi tertentu tidak lebih baik jika dibandingkan dengan
gangguan mental lainnya, seperti Obsessive-Compulsive Disorder (contohnya, takut
kotor pada seseorang yang takut terkontaminasi), Post- traumatic Stress Disorder
(misalnya menghindar terhadap faktor pencetus yang berhubungan dengan
timbulnya stress),28 Separation Anxiety Disorder (misalnya menhindar dari
sekolahan), fobia sosial (misalnya menghindar dari situasi sosial karena takut
dipermalukan), gangguan panik seperti Agorafobia, atau Agorafobia tanpa riwayat
gangguan panik.

25
BAB VI
PENCEGAHAN

Sesungguhnya tidak ada cara untuk mencegah terjadinya fobia. Namun, jika
seseorang sudah siap menderita suatu fobia atau gangguan anxietas, maka orang tersebut
dimungkinkan untuk dapat mengurangi tingkat kecemasan dengan cara menghindari
faktor pencetus, seperti kafein (dalam kopi, the, dan minuman cola), coklat serta nikotin
(dalam rokok).1
Fobia sosial seharusnya tidak dikelirukan dengan gangguan panik. Menderita
suatu gangguan panik diyakini berasal dari beberapa sebab secara fisik, dan kadang-
kadang harus dibawa ke rumah sakit atau perlu memanggil pertolongan saat atau setelah
serangan panik terjadi. Fobia sosial biasanya menjadi serangan panik jika dipicu,
tetapi hal ini dapat dicegah dengan cara menjelaskan kepada penderita fobia bahwa
yang ia alami adalah rasa takut yang tidak rasional.
Menentukan ukuran tertentu guna memperbaiki harga diri sendiri dapat sangat
membantu. Melatih kemampuan bersosialisasi juga mampu membantu mencegah fobia
sosial.11

26
BAB VII
PENGOBATAN FOBIA

Fobia termasuk dalam tipe gangguan anxietas, dan merupakan gangguan mental
yang paling umum. Banyak orang yang salah mengerti mengenai gangguan ini dan
orang berfikir bisa mendapatkan gejala-gejala tersebut jika mereka memiliki nyali yang
tipis. Tetapi, gejala-gejala ini tidak dapat diinginkan atau diharapkan.29
Gangguan anxietas diobati melalui dua cara, dengan obat-obatan dan dengan
psikoterapi tipe-tipe tertentu (kadang-kadang disebut "talk therapy"). Kadang hanya satu
cara pengobatan yang digunakan atau kedua pengobatan dikombinasikan.1,29
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati gejala depresi, disebut
antidepressants, dapat digunakan untuk membantu gangguan anxietas dengan sama
baiknya. Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs) juga bisa digunakan, atau dengan
menggunakan obat terbaru selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs). Obat-obat
medicinal lain yang mengandung anti anxietas disebut juga benzodiazepines dan beta-
blockers.29
Pengobatan dengan psikoterapi meliputi cognitive-behavioral therapy (CBT) and
behavioral therapy. Pada CBT, tujuannya adalah untuk mengubah tentang bagaimana
seseorang berfikir, lalu bereaksi pada suatu situasi yang membuat mereka cemas atau
ketakutan. Pada behavioral therapy, fokusnya adalah mengubah bagaimana reaksi
seseorang terhadap situasi tertentu. CBT atau behavioral therapy biasanya dilakukan
selama 12 minggu. Dapat dilakukan secara berkelompok atau individual. Pada fobia,
salah satu tipe dari CBT yang disebut desensitization atau exposure therapy kadang-
kadang bisa digunakan. Terapi ini dijalankan secara lambat kepada penderita mulai apa
yang mereka takuti hingga rasa takut mulai menghilang. Relaksasi dan latihan
pernapasan juga dapat membantu menghilangkan gejala-gejala kecemasan. Beberapa
penelitian menjelaskan bahwa manfaat dari CBT atau behavioral therapy berakhir lebih
lama dibandingkan dengan penggunaan medikamentosa terhadap orang dengan fobia.5,29
Menanamkan fikiran bahwa gejala ini bisa disembuhkan kepada penderita dapat
dilakukan guna memperoleh terapi yang benar untuk gangguan anxietas. Tetapi, jika
salah satu pengobatan tidak berjalan, maka dapat digunakan cara pengobatan yang
lain. Dokter dan terapis biasanya akan bekerja sama untuk membantu penderita
mendapatkan solusi yang terbaik. Pengobatan-pengobatan yang baru bisa dikembangkan
selama pemantauan terus berjalan. Namun jangan terlalu memberi harapan. Jika seorang

27
penderita sudah bisa menanggulangi gangguan anxietasnya dan kembali kambuh di
waktu-waktu yang akan datang, hal ini bukan merupakan kesalahan penderita. Penderita
tersebut dapat diobati kembali. Dan kemampuan penderita dalam belajar menanggulangi
gangguannya kembali dipicu seperti pengobatan pertama kali.29
Beberapa terapis menggunakan virtual reality hingga pasien desensitize terhadap
sesuatu yang ditakuti. Bentuk lain dari terapi yang dapat diberikan kepada pasien fobia
adalah graduated exposure therapy. Terapi obat-obatan anti anxietas juga dapat
diberikan secara bersamaan pada beberapa kasus. Kebanyakan penderita fobia mengerti
bahwa mereka mengalami perasaan takut yang tidak rasional, tetapi mereka tidak
berdaya untuk menolak adanya reaksi panik pada diri mereka.6
Graduated Exposure dan CBT, keduanya bekerja sama untuk tujuan mengurang
penderitaan, dan mengubah isi pikir penderita mengenai kepanikan. Gradual
desensitisation treatment dan CBT kadang-kadang bisa berhasil, kesediaan penderita
fobia untuk menyingkirkan perasaan tidak nyaman dan tetap mau berusaha untuk jangka
waktu yang lama. Praktisi dari neuro-linguistic progranning (NLP) menyatakan
tersedianya prosedur yang dapat digunakan untuk mengurangi beberapa fobia spesifik
dalam satu sesi terapeutik tunggal, namun hal ini belum diverifikasi secara ilmiah.6
Berikut beberapa pengobatan yang dapat dilakukan berdasarkan tiga kategori
fobia :
7.1. Pengobatan fobia spesifik
Cognitive-behavioral therapy dapat membantu, khususnya dengan menggunakan
prosedur yang disebut dengan desensitization therapy, juga yang disebut dengan
exposure therapy. Teknik ini meliputi peningkatan secara bertahap pemaparan terhadap
hal-hal yang ditakuti oleh penderita fobia, sesuai kemampuan penderita, dikendalikan
berdasarkan keadaan. Saat penderita dipapar terhadap suatu objek, penderita belajar
untuk mengendalikan rasa takut menjadi keadaan yang santai, pengaturan pernafasan
atau menggunakan strategi anxiety-reducing lainnya. Untuk pengobatan jangka pendek
penderita fobia, dokter biasanya memberikan obat-obatan anti anxietas, seperti
lorazepam (Ativan). Jika fobia hanya timbul pada saat-saat tertentu saja, misalnya takut
saat naik pesawat terbang, maka penggunaan obat-obatan dapat dibatasi.1
Tujuan pengobatan ini adalah untuk membantu seseorang bisa berfungsi secara
efektif. Keberhasilan pengobatan juga tergantung pada tingkat keparahan dari gangguan
fobia tersebut.8

28
7.2. Pengobatan fobia sosial
Jika gangguan fobia sosial hanya terfokus pada satu kondisi saja (misalnya
memberi kuliah atau bermain dalam suatu konser), pengobatan yang diberikan adalah
obat-obatan medikamentosa yang disebut beta-bloker seperti propanolol (Inderal). Obat
ini diprioritaskan untuk meningkatkan kemampuan atau performance. Obat ini dapat
mengurangi efek fisik dari anxietas (jantung yang berdebar atau jari-jari yang gemetar),
namun biasanya tidak mempengaruhi kepada kemampuan mental yang diperlukan untuk
berbicara di depan orang banyak atau ketangkasan fisik dalam memainkan instrumen.
Untuk pengobatan yang lebih umum atau pengobatan jangka panjang untuk fobia sosial,
biasanya digunakan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor) seperti sertraline
(Zoloft), paroxetine (Paxil) atau fluoxetine (Prozac). Jika SSRI tidak efektif, dapat
diberikan antidepresan atau anti anxietas sebagi alternatif. Cognitive-behavioral therapy
juga bekerja dengan baik pada beberapa penderita fobia sosial, secara individual
ataupun kelompok.1,11,12,15,30
Tujuan dari pengobatan ini adalah untuk membantu seseorang untuk dapat
berfungsi secara efektif.11,12,30

7.3. Pengobatan agorafobia


Pengobatan dari gangguan ini kurang lebih sama dengan pengobatan gangguan
panik. Obat-obat yang digunakan meliputi anti anxietas, seperti clonazepam (Klonopin),
diazepam (Valium) dan lorazepam (Ativan); SSRI antidepresan atau antidepresan lama,
seperti clomipramine (Anafranil) dan imipramine (Tofranil). Psikoterapi sangat
membantu, khususnya cognitive- behavioral therapy.1
Agorafobia dapat secara sukses diobati pada beberapa kasus dengan menggunakan
perngobatan bertahap graduated exposure therapy yang dikombinasikan dengan
cognitive therapy dan kadang-kadang disertai dengan penggunaan obat-obatan anti
anxietas atau antidepresan.16

29
BAB VIII
KOMPLIKASI FOBIA

Beberapa jenis fobia sangat berpengaruh terhadap kemampuan kerja atau fungsi
sosial. Beberapa obat-obatan medikamentosa dapat menyebabkan ketergantungan.8
Berikut beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada penderita fobia :11
1. Penggunaan minuman beralkohol guna menghilangkan rasa cemas
2. Ketergantungan terhadap minuman beralkohol dan obat-obatan
3. Menarik diri dari pergaulan dan isolasi sosial

30
BAB IX
PROGNOSIS

Dari hasil-hasil pengobatan yang pernah dilakukan, hasil yang memuaskan


diperoleh pada penderita fobia spesifik atau fobia sosial. Berdasarkan the U.S. National
Institute of Mental Health, sekitar 75% dari penderita fobia spesifik dapat dihilangkan
rasa takutnya dengan menggunakan cognitive-behavioral therapy, dan sekitar 80%
penderita fobia sosial dapat diatasi dengan medikamentosa, cognitive-behavioral
therapy atau kombinasinya.1

9.1. Prognosis fobia spesifik


Gangguan fobia dapat berlangsung menjadi gangguan yang kronik, namun masih
bisa berespon terhadap pengobatan.8

9.2. Prognosis fobia Sosial


Secara umum, melalui pengobatan, fobia jenis ini dapat diatasi dengan baik, anti
pengobatan menggunakan antidepresan menunjukkan hasil yang sangat efektif.11

9.3. Prognosis agorafobia


Jika agorafobia terjadi layaknya gangguan panik, prognosisnya masih terbilang
baik. Dengan pengobatan yang teratur, 30% sampai 40% penderita terbebas dari gejala-
gejala panik dalam jangka waktu yang lama, dan sekitar 50% masih menderita gejala-
gejala yang ringan namun tidak terlalu berpengaruh dalam kehidupan sehari-harinya.
Hanya 10% hingga 20% dari penderita tidak dapat disembuhkan.1

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Aetna InteliHealth. Health A to Z: Phobia. Harvard Medical School 2005;


(online), (http://www.intelihealth.com/IH/intIH/EMI000/331/phobia.htm,
diakses 11 Oktober 2005).

2. Anonimous. Home: What is Phobia: Agoraphobia: Social Phobia: Specific


Phobia: Sources. Altavista.com 2005; (online),
(http://www.altavista.com/phobia.htm, diakses 11 Oktober 1005).

3. Anonimous. Angst. A Wikipedia Project 2005; (online),


(http://en.wikipedia.org/wiki/angst.htm, diakses 11 Oktober 2005).

4. Anonimous. Anxiety and stress disorders clinic. The Ohio State University
2005; (online), (http://www.osu.edu/phobia-d.htm, diakses 11 Oktober
2005).

5. Anonimous. Phobia: NWHIC. National Institute of Mental Health 2005;


(online), (http://www.wrongdiagnosis.com/artic/phobia_nwhic.htm, diakses
11 Oktober 2005).

6. Anonimous. Phobia. A Wikipedia Project 2005; (online),


(http://en.wikipedia.org/wiki/phobia.htm, diakses 11 Oktober 2005).

7. Anonimous. -Phobia. A Wikipedia Project 2005; (online),


(http://en.wikipedia.org/wiki/-phobia.htm, diakses 11 Oktober 2005).

8. Anonimous. Phobia – simple/spesific. MedlinePlus 2004; (online),


(http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/mplusdictionary/phobia.htm, diakses
11 Oktober 2005).

9. Anonimous. Trigger. A Wikipedia Project 2005; (online),


(http://en.wikipedia.org/wiki/trigger.htm, diakses 11 Oktober 2005).

10. Anonimous. Panic attact. A Wikipedia Project 2005; (online),


(http://en.wikipedia.org/wiki/panic_attact.htm, diakses 11 Oktober 2005).

11. Anonimous. Social phobia. MedlinePlus 2004; (online),


(http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/mplusdictionary/social_phobia.htm,
diakses 11 Oktober 2005).

12. Ries BJ et al. Assessment of contemporary social phobia verbal report


instruments. Behaviour Research and Therapy 1998; 36: 983-994

13. Anonimous. Social anxiety disorders. The Ohio State University 2005;
(online), (http://www.osu.edu/social_anxiety.htm, diakses 11 Oktober 2005)

14. Anonimous. Anxiety. A Wikipedia Project 2005; (online),


(http://en.wikipedia.org/wiki/anxiety.htm, diakses 11 Oktober 2005).

32
15. Anonimous. Social anxiety. A Wikipedia Project 2005; (online),
(http://en.wikipedia.org/wiki/social_anxiety.htm, diakses 11 Oktober 2005).

16. Anonimous. Agoraphobia. A Wikipedia Project 2005; (online),


(http://en.wikipedia.org/wiki/agoraphobia.htm, diakses 11 Oktober 2005).

17. Anonimous. Afrophobia. A Wikipedia Project 2005; (online),


(http://en.wikipedia.org/wiki/afrophobia.htm, diakses 11 Oktober 2005).

18. Anonimous. Caucasophobia. A Wikipedia Project 2005; (online),


(http://en.wikipedia.org/wiki/caucasophobia.htm, diakses 11 Oktober 2005).

19. Anonimous. Christianophobia. A Wikipedia Project 2005; (online),


(http://en.wikipedia.org/wiki/christianophobia.htm, diakses 11 Oktober
2005).

20. Anonimous. Ephebiphobia. A Wikipedia Project 2005; (online),


(http://en.wikipedia.org/wiki/ephebiphobia.htm, diakses 11 Oktober 2005).

21. Anonimous. Homophobia. A Wikipedia Project 2005; (online),


(http://en.wikipedia.org/wiki/homophobia.htm, diakses 11 Oktober 2005).

22. Anonimous. Hydrophobia. A Wikipedia Project 2005; (online),


(http://en.wikipedia.org/wiki/hydrophobia.htm, diakses 11 Oktober 2005).

23. Anonimous. Islamophobia. A Wikipedia Project 2005; (online),


(http://en.wikipedia.org/wiki/islamohobia.htm, diakses 11 Oktober 2005).

24. Anonimous. Photophobia. A Wikipedia Project 2005; (online),


(http://en.wikipedia.org/wiki/photophobia.htm, diakses 11 Oktober 2005).

25. Anonimous. Transphobia. A Wikipedia Project 2005; (online),


(http://en.wikipedia.org/wiki/transphobia.htm, diakses 11 Oktober 2005).

26. Anonimous. Xenophobia. A Wikipedia Project 2005; (online),


(http://en.wikipedia.org/wiki/xenophobia.htm, diakses 11 Oktober 2005).

27. Anonimous. Psychological trauma. A Wikipedia Project 2005; (online),


(http://en.wikipedia.org/wiki/psycological_trauma.htm, diakses 11 Oktober
2005).

28. Anonimous. Stress and anxiety. MedlinePlus 2003; (online),


(http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/mplusdictionary/stressandanxiety.htm,
diakses 11 Oktober 2005).

29. Anonimous. Phobia. On A Wing And A Prayer Ministries 2002; (online),


(http://www.altavista.com/phobia.htm, diakses 11 Oktober 2005).

30. Turk CL, Fresco DM & Heimberg RG. Social phobia: cognitive behavior
therapy. Temple University 1998; 12: 1-39

33

Anda mungkin juga menyukai