Perdana Rizky Putra SKRIPSI
Perdana Rizky Putra SKRIPSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
SKRIPSI
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGAMPUNAN PAJAK (TAX
AMNESTY) DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SOLOK
Oleh :
PERDANA RIZKY PUTRA
1210531002
Pembimbing :
Rahmat Kurniawan, SE, MA, Ak, CA, CPAI
PADANG
2019
i
ii
No Alumni Universitas PERDANA RIZKY No Alumni Fakultas
PUTRA
BIODATA
a). Tempat/ Tgl Lahir: Talawi, 5 Oktober 1994 b). Nama Orang Tua: Bakri dan
Mirdawati, S.Pd c). Fakultas: Ekonomi d). Jurusan: Akuntansi e).No Bp:
1210531002 f). Tanggal Lulus: 22 Juli 2019 g). Predikat Lulus: Memuaskan
h).IPK: 3.07 i). Lama Studi: 6 tahun 11 bulan j). Alamat Orang Tua: Desa
Talawi Mudik, Kec. Talawi, Kota Sawahlunto
ABSTRACT
The purpose of this research is to find out the implementation of the tax
amnesty policy at Solok Primary Tax Office. The research method used is
descriptive staticistic, while the data collection method used in this study is, data
collection, data display, verification and confirmation of conclusions. Based on the
results of the study it was concluded that (1) the level of individual taxpayer
compliance before and after the tax amnesty has increased from year to year, in
2014 the individual taxpayer registered 88,096 people, in 2015 the individual
taxpayer registered 96,219 people or 9.22%, 2016 the individual taxpayer
registered 106,366 people or amounting to 9.54%. In 2017 the individual taxpayer
registered 114,770 people or 7.90% and in 2018 the individual taxpayer registered
127,397 people or 11.00%. The tax effectiveness level has increased, in 2014 with
tax effectiveness of 105.02%, in 2015 with the effectiveness of 94.56%, in 2016 with
the effectiveness of 81.45%, in 2017 the effectiveness of 90.89% and 2018 the
realization of tax revenues with effectiveness 86,01%. Tax receipts at Solok Primary
Tax Office before and after tax amnesty can be seen from the realization of tax
revenues after the implementation of the tax amnesty program.
ABSTRAK
iii
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implemntasi kebijakan tax
amnesty di KPP Pratama Solok. Metode penelitian yang digunakan adalah statisistik
deskriptif, sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu, pengumpulan data, display data, verifikasi dan penegasan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) Tingkat kepatuhan WPOP
sebelum dan sesudah tax amnesty mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, tahun
2014 WPOP terdaftar 88.096 orang, tahun 2015 WPOP terdaftar 96.219 orang atau
sebesar 9,22%, tahun 2016 WPOP terdaftar 106.366 orang atau sebesar 9,54%.
Tahun 2017 WPOP terdaftar 114.770 orang atau sebesar 7,90% dan tahun 2018
WPOP terdaftar 127.397 orang atau 11,00%. Tingkat efektivitas pajak mengalami
kenaikan, tahun 2014 dengan efektivitas pajak 105,02%, tahun 2015 dengan
efektivitas 94,56%, tahun 2016 dengan efektivitas 81,45%, tahun 2017 efektivitas
90,89% dan tahun 2018 realisasi penerimaan pajak dengan efektivitas 86,01%.
Penerimaan pajak pada KPP Pratama Solok sebelum dan sesudah tax amnesty dapat
dilihat dari realisasi penerimaan pajak sesudah diterapkannya program tax amnesty.
iv
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................. iv
vi
2.2.2 Jenis Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) ........................ 20
2.2.3 Asas dan Tujuan Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) ..... 22
2.2.4 Subjek dan Objek Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) ... 23
2.3 Implementasi Kebijakan Publik .................................................... 26
2.3.1 Pengertian Implementasi Kebijakan Publik ..................... 26
2.3.2 Model Implementasi Kebijakan Publik ........................... 27
2.3.3 Faktor-Faktor Implementasi Kebijakan Publik ................ 32
2.4 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 34
2.5 Kerangka Berpikir ......................................................................... 36
LAMPIRAN .............................................................................................. 64
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Wajib Pajak dan Penerimaan Pajak Tahun 2014-2018
3
di KPP Pratama Solok ..........................................................
Tabel 1.2 Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Solok Tahun
2014-2018 ............................................................................. 4
Tabel 3.1 Klasifikasi Pengukuran Efektivitas ….................................. 40
Tabel 4.1 Jumlah Sumber Daya Manusia di KPP Pratama Solok …… 50
Tabel 4.2 Kepatuhan WPOP Sebelum dan Sesudah Tax Amnesty di
KPP Pratama Solok ……………………………………….. 51
Tabel 4.3 Tingkat Efektivitas Pajak Sebelum dan Sesudah Tax
Amnesty Tahun 2014-2018 ………………………………... 53
Tabel 4.4 Tingkat Penerimaan Pajak Sebelum Tax Amnesty Tahun
2014-2015 …………………………………………………. 55
Tabel 4.5 Tingkat Penerimaan Pajak Sesudah Tax Amnesty Tahun
2016-2018 …………………………………………………. 56
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
pendanaan.
nasional yang berasal dari iuran masyarakat atas pendapatan yang diperolehnya,
oleh karena itu peran masyarakat dalam pembangunan nasional harus terus
membayar pajak walaupun nantinya manfaat dari membayar pajak tidak dapat
dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Disamping itu pajak sebagai sumber
pendapatan asli negara yang mempunyai potensi besar dalam mendukung seluruh
program kerja suatu pemerintahan dalam melakukan suatu perubahan agar dimana
semua tujuan yang diharapkan pemerintah dapat tercapai, maka dari itu diperlukan
suatu penanganan dan perhatian yang menyeluruh dari segenap insan perpajakan.
porsi penerimaan pajak mencakup 85,6% dari seluruh pendapatan negara. Apabila
digabung menjadi satu pos penerimaan perpajakan, maka porsi penerimaan pajak
dan bea cukai secara bersama-sama akan meliputi 85,6% dari seluruh pendapatan
dalam postur APBN kita. Sehingga tidak heran pemerintah kebijakan pemerintah
sumber penerimaan negara yang sangat penting dalam menunjang jalannya roda
Pajak memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah negara, tanpa
pajak kehidupan negara tidak akan bisa berjalan dengan baik. Pajak sangat
publik semua dibiayai dari pajak. Semakin banyak pajak yang dipungut maka
terbatas dan terus menerus akan meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk. Oleh karena itu, tidak bisa dipungkiri bahwa
peran wajib pajak sangat mempengarui jumlah penerimaan pajak yang akan
dicapai. Adapun jumlah wajib pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak
2
Tabel 1.1
Data Wajib Pajak Dan Penerimaan Pajak
Tahun 2014 – 2018
Tahun Jumlah WP OP Target Realisasi
(Rp) (Rp)
2014 146.720 326.850.418.553 343.254.094.248
2015 160.881 517.666.295.013 489.484.772.213
2016 178.428 670.750.882.002 546.294.056.932
2017 196.289 639.218.046.000 580.968.955.601
2018 222.453 734.012.360.000 631.314.613.275
Sumber : KPP Pratama Solok 2019 (data diolah)
orang pribadi dari tahun ketahun pada tahun 2014 sebesar 146.720 dengan
Rp.580.968.955.601, dan pada tahun 2018 jumlah wajib pajak orang pribadi
Terlihat jelas bahwa pada tahun 2014, 2015, 2016, 2017 dan tahun 2018
penerimaan pajak tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Terdapat
ketidak stabilan realisasi penerimaan pajak dari tahun 2014, 2015, 2016, 2017 ke
tahun 2018.
Salah satu penyebab ketidak stabilan peneriman dari sektor pajak adalah
kepatuhan wajib pajak. Data yang diperoleh pada KPP Pratama Solok, kepatuhan
wajib pajak dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1.2 Kepatuhan wajib pajak
3
Tabel 1.2 Kepatuhan Wajib Pajak
Tahun 2014-2018
Tabel 1.2 di atas, dapat dilihat bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak orang
pribadi pada KPP Pratama Solok tiap tahun mengalami ketidak stabilan Pada
tahun 2014 tingkat Kepatuhan wajib pajak berada pada persentase 46%, pada
tahun 2015 berada pada persentase 66%, pada tahun 2016 berada pada persentase
40%, pada tahun 2017 berada pada persentase 44%, dan pada tahun 2018 tingkat
kepatuhan wajib pajak 41%. Oleh karena itu, kepatuhan wajib pajak orang pribadi
di Solok harus terus ditingkatkan baik dari pihak pemungutan pajak maupun wajib
pajak itu sendiri. Hal ini juga diikuti dengan upaya pemerintah untuk
terhadap sikap petugas yang harus profesional dan transparan, pengabdian yang
perpajakan.
pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan
4
sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkapkan harta dan
menagih pajak yang seharusnya terutang, maka dari itu sudah sewajarnya jika
wajib pajak diwajibkan untuk membayar uang tebusan atas pengampunan pajak
terdapat harta, baik di dalam maupun di luar negeri yang belum atau belum
Pelaksanaan program tax amnesty (pengampunan pajak) pada saat itu tidak efektif
karena wajib pajak kurang merespon dan tidak diikuti dengan reformasi sistem
masyarakat yang rendah seringkali menjadi salah satu sebab banyaknya potensi
pajak yang tidak dapat dijaring. Lerche (1980) juga mengemukakan bahwa
5
pajak dari masyarakat. Kesadaran wajib pajak atas tax amnesty amatlah
berhasilan tersebut khususnya pada program tax amnesty yang diduga akan
patuhnya wajib pajak atas kewajiban perpajakan tersebut yaitu kesadaran wajib
merupakan faktor internal dari dalam diri seseorang akan kepatuhan. Jika
wajib pajak akan kesadaran dan pemahaman terhadap peraturan perpajakan. Teori
yang dialami. Pada teori ini dijelaskan bahwa terdapat perilaku yang berhubungan
dengan sikap dan karakteristik individu, maka dapat dikatakan bahwa hanya
melihat perilakunya akan dapat diketahui sikap atau karakteristik orang tersebut
serta dapat juga memprediksi perilaku seorang dalam menghadapi situasi tertentu.
atau pejabat atau kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada
6
atau publik dan sikap serta tanggapan dari pihak yang terlibat. 2) Sumberdaya,
bisa menjadi efektif. Sumberdaya ini bisa berwujud sumberdaya manusia, yakni
pelaksana, yakni sikap dan komitmen dari pelaksana terhadap kebijakan atau
pelaksana-pelaksana yang memiliki hasrat kuat dan komitmen yang tinggi agar
dukungan yang maksimal dari berbagai aspek. Sehingga upaya pemerintah dalam
karena itu, penelitian ini akan mengkaji lebih jauh mengenai pengampunan pajak
Solok”.
di atas adalah:
amnesty ?
amnesty ?
7
3. Bagaimana pertumbuhan penerimaan pajak pada KPP Pratama Solok
amnesty.
yaitu:
1. Manfaat Teoritis
kepatuhan wajib pajak, penelitian ini juga dapat dijadikan acuan atau
2. Manfaat Praktis
membuat suatu kebijakan dimasa yang akan datang, agar dapat mencapai
8
tujuan dari kebijakan yang optimal, khususnya dalam meningkatkan
Dalam sistematika penulisan akan diuraikan secara garis besar isi dari
setiap bab, agar dapat memberikan sedikit gambaran mengenai isi skripsi ini
diantaranya:
BAB I PENDAHULUAN
yang akan dibahas dalam skripsi ini, yang meliputi latar belakang
Bab ini berisi tentang desain penelitian, populasi dan sampel, jenis dan
9
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pajak
sebulan sekali, atau bahkan setiap hari, seperti membayar pajak kendaraan dalam
setahun sekali, pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan, pajak pertambahan
nilai setiap kali kita berbelanja di department store atau supermarket, dan lain
Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah
Undang Nomor 16 Tahun 2000, lalu diubah lagi dengan Undang-Undang Nomor
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
kemakmuran rakyat.
Menurut Jeni (015:1) ciri-ciri yang ada dalam dalam pengertian pajak
tersebut adalah:
11
2. Dipungut berdasarkan Undang-Undang dan aturan pelaksanaannya,
(propinsi, kabupaten/kota);
kemakmuran masyarakat;
sebagai berikut : “Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang yang
dipungut oleh penguasa berdasarkan norma norma hukum, guna menutup biaya
pengeluaran-pengeluaran umum
(2013:1), “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-
Pajak menurut Andriani dalam dalam buku berjudul Pajak Daerah dalam
Pendapatan Asli Daerah (2017: 38) mengartikan pajak sebagai berikut: “Pajak
adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
12
tidak mendapatkan prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan gunanya
berikut: “Pajak adalah suatu sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah,
ketentutan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung
menjalankan pemerintah.
maka peneliti menyimpulkan bahwa pajak adalah iuran wajib bagi warga kepada
negara baik berupa uang ataupun barang yang dipungut oleh penguasa dan bersifat
bersama namun, tidak ada kontraprestasi langsung yang dirasakan oleh pembayar
pajak. Atau dengan kata lain, pajak merupakan instrument legal yang digunakan
oleh pemerintah untuk menambah penerimaan negara yang diatur dalam Undang-
Undang.
dan Tata Cara Perpajakan dinyatakan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa
13
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan tentang ciri-ciri yang melekat
aturan pelaksanaannya.
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
peran serta wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan
merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga negara untuk ikut
pembangunan nasional.
14
2.1.2 Fungsi Pajak
(PPh), pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang
15
dalam bidang social dan ekonomi, serta mencapai tujuan- tujuan tertentu
pengatur adalah :
pendapatan.
koperasi di Indonesia.
16
f. Memberlakuakan tax holiday, pemberlakuan tersebut untuk menarik
Menurut Siti Resmi (2011: 11) ada tiga sistem pemungutan pajak,
diantaranya:
fiskus
pajak sendiri
wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang
17
wajib pajak. Ciri-cirinya, wewenang memotong atau memungut pajak
yang terutang ada pada pihak ketiga yaitu, pihak selain fiskus dan wajib
pajak.
jumlah tertentu yang bertujuan untuk memberikan tambahan peneriman pajak dan
kesempatan bagi wajib pajak yang tidak patuh (tax evaders) menjadi wajib pajak
akan datang”.
pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap Harta dan membayar Uang
atas harta yang diperoleh pada tahun 2015 dan sebelumnya yang belum dilaporkan
18
dalam SPT, dengan cara melunasi seluruh tunggakan pajak yang dimiliki dan
penerimaan pajak dan kesempatan bagi wajib pajak yang tidak patuh menjadi
terutang dengan membayar tebusan dalam jumlah tertentu yang bertujuan untuk
memberikan tambahan penerimaan pajak dan kesempatan bagi wajib pajak yang
tidak patuh menjadi wajib pajak patuh. Penerapan tax amnesty diharapkan akan
pembayar pajak, yang dengan pengampunan pajak ini maka pembayar pajak yang
selama ini tidak melaporkan pajaknya bisa mendapatkan penghapusan pajak yang
seharusnya terutang tersebut. Dan, sebagai ganti atas pengampunan tersebut maka
tertentu”.
negara yang ingin beralih dari satu sistem ke sistem lain atau ke sistem yang lebih
19
tinggi, Jika itu diterapkan tax amnesty dapat menyebabkan tingkat kepatuhan
lebih baik.
yang akan datang, mendorong repatriasi modal atau aset, dan transisi ke sistem
kesempatan kepada wajib pajak untuk melunasi tunggakan pajaknya tanpa adanya
negara.
20
2. Amnesti yang mewajibkan pembayaran pokok pajak masa lalu yang
pidana pajaknya.
pajaknya.
yaitu:
sebelumnya yang tidak dibayar atau dibayar tidak sesuai dengan peraturan
sanksi pidana, tetapi juga sanksi administrasi berupa denda. Tujuan dari
berbeda adalah jenis sanksi administrasi yang dikenakan oleh fiskus hanya
21
sebatas bunga atas kekurangan pajak. Dengan demikian, model ini tetap
pokok tersebut.
sebelumnya dan juga atas seluruh sanksi baik yang bersifat administratif
maupun pidana.
diberikan kepada wajib pajak yang menurut Direktur Jenderal Pajak khilaf
melaui pembetulan SPT Tahunan dan SPT Masa Pajak Penghasilan demi
Dalam Pasal 2 ayat 1 dan ayat 2 yakni (Undang-Undang Nomor 11, 2016):
22
1. Pengampunan Pajak dilaksanakan berdasarkan asas:
a. kepastian hukum;
b. keadilan;
c. kemanfaatan; dan
d. kepentingan nasional.
wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotongan pajak atau pemungutan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
23
Dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun 2016 tentang Pengampunan
Pajak di Bab III Pasal 3 dinyatakan bahwa Subjek dan Objek Pengampunan Pajak
yaitu:
pajak.
Penghasilan.
24
lengkap oleh kejaksaan.
perpajakan sampai dengan akhir tahun pajak yang berakhir pada jangka
waktu 1 januari 2015 sampai dengan 31 Desember 2015 bagi yang belum
Pajak pertambahan nilai (PPN), dan pajak penjualan atas barang mewah
terdaftar atau tempat lain yang ditentukan oleh menteri keuangan dengan
25
2.3 Implementasi Kebijakan Publik
masalah konflik, keputusan dan siapa yang memperoleh apa dari suatu kebijakan
kebijakan, keuntungan (benefit), atau suatu jenis keluaran nyata (tangible output)
(Winarno, 2012: 148). Menurut Van Meter dan Van Horn implementasi kebijakan
(public service). Kebijakan yang baik tidak memiliki arti apa-apa jika tidak dapat
26
sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi
kebijakan yang mana dalam hal ini implementasi sangat penting karena dari
berbagai literatur dan hasil penelitian yang telah dihasilkan oleh para peneliti
27
1. Model Top-Down Approach (Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gunn)
dan lain-lain)
handal
rantai penghubungnya
mendapatkan kepatuhan.
2. Model Edward
28
sumber daya, disposisi atau sikap, dan struktur birokrasi. Untuk
sebagai berikut:
a. Variabel komunikasi
c. Variabel disposisi
29
c. Tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran.
yaitu:
b. Sumber Daya
d. Disposisi Implementor
yaitu :
30
2. Interpretasi, menafsirkan agar program menjadi rencana dan pengarahan
Gambar 2.1
Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan
Menurut Charles O.Jones.
Implementasi
Kebijakan
Organisasi
Interpretasi Aplikasi
31
terkandung dalam kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) serta memiliki
struktur organisasi dan adanya sumber daya manusia yang berkualitas untuk
penerapan berupa petunjuk pelaksanaan yang sesuai atau belum dengan ketentuan
untuk melahirkan satu kebijakan. Apalagi kebijakan yang memiliki cakupan luas
menyangkut kelompok sasaran serta daerah atau wilayah yang besar. Pada tatanan
implementasi persoalan yang sering terjadi dan rumit adalah melaksanakan satu
kebijakan selalu terkait dengan kelompok sasaran dan birokrat itu sendiri, dengan
realitasnya ditemukan juga kebijakan dengan tujuan yang jelas telah dikeluarkan
berbagai kesulitan atau hambatan. Salah satu pendapat yang sangat singkat dan
disampaikan oleh D.L. Weimer dan Aidan R.Vining (Pasolong, 2010: 59).
implementasi, yaitu:
32
1. Logika yang digunakan oleh suatu kebijakan, yaitu sampai seberapa benar
teori yang menjadi landasan kebijakan atau seberapa jauh hubungan logis
telah ditetapkan.
2. Hakikat kerja sama yang dibutuhkan, yaitu apakah semua pihak yang
2. Kelemahan institusi.
Semua hambatan ini dapat dengan mudah dibedakan atas hambatan dari
dalam (faktor internal) dan dari luar (faktor eksternal) (Pasolong, 2010: 59).
Hambatan dari dalam atau yang sering disebut dengan faktor internal dapat dilihat
33
dari ketersediaan dan kualitas input yang digunakan seperti sumber daya manusia,
dana, struktur organisasi, informasi, sarana dan fasilitas yang dimiliki, serta
dari luar atau sering disebut sebagai factor eksternal dapat dibedakan atas semua
memiliki dua faktor kendala yaitu kendala internal dan faktor kendala eksternal.
Berikut hasil dari beberapa penelitian sejenis yang dapat dijadikan bahan
kajian yang berkaitan dengan penerapan tax amnesty di Indonesia, antara lain :
34
telah menerapkan, Indonesia masih memiliki potensi dan peluang untuk
negara lain.
mengenai jumlah daftar wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama
Berdasarkan analisis serta data yang telah di kumpulkan lalu dibandingkan dengan
target yang telah ditentukan, nantinya akan diperoleh hasil sekaligus jawaban dari
35
rumusan masalah yaitu bagaimana implementasi kebijakan pengampunan pajak
terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang
Undang. Tax Amnesty diberikan kepada wajib pajak yang melaporkan secara
Keterkaitan pengaruh penerimaan pajak sebelum dan sesudah tax amnesty pada
KPP Pratama Solok dapat digambarkan pada kerangka berfikir sebagai berikut :
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
Penerimaan Pajak di
KPP Pratama Solok
Sebelum Sesudah
Tax Amnesty Tax Amnesty
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
sesudah pelaksanaan tax amnesty di KPP Pratama Solok. Tingkat kepatuhan yang
tinggi diharapkan akan memberi informasi positif bagi wajib pajak sehingga
langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrument kunci. Kedua, penelitian
analisi data secara induktif. Kelima, penelitian kualitatif lebih menekankan pada
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
37
1. Pengumpulan Data
Pratama Solok.
2. Display Data
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan
generalisasi”.
tax amnesty untuk melihat apakah terjadi perubahan jumlah wajib pajak
38
pelaksanaan tax amnesty. Analisis ini dilakukan dengan menghitung
Amnesty.
Efektivitas merupakan hubungan antara hasil dan tujuan atau sasaran yang
proses yang dilakukan mencapai tujuan dan sasaran dari kebijakan atau
sebagai berikut :
39
amnesty. Sehingga efektivitas pajak setelah tax amnesty dapat
Efektivitas :
berikut:
Tabel 3.1
Klasifikasi Pengukuran Efektivitas
Presentase Criteria
>100% Sangat Efektif
90-100% Efektif
80-90% Cukup Efektif
60-80% Kurang Efektif
<60% Tidak Efektif
Amnesty.
penerimaan sebelum tahun 2016 yaitu tahun 2014 dan tahun 2015.
40
tax amnesty dari penerimaan pajak sesudah diterapkannya program tax
amnesty yang dimulai pada tahun 2016 dan berakhir pada tahun 2017.
amnesty untuk melihat apakah terjadi perubahan jumlah wajib pajak orang
41
BAB IV
KPP Pratama merupakan integrasi dari tiga kantor operasional DJP, yaitu:
Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan
kewajibannya dalam satu kantor. Berbeda dengan KPP WP Besar dan KPP Madya
yang hanya mengadministrasikan sebagian kecil wajib pajak badan dengan skala
besar dan menengah, KPP Pratama akan menangani wajib pajak badan kelas
menengah kebawah yang jumlahnya mencapai ribuan, wajib pajak orang pribadi
dan Objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta Bea Perolehan Hak atas Tanah
Pratama lebih dari itu, pembentukan KPP lebih diarahkan kepada perlunasan
informasi yang terintegrasi, sumber daya yang kompeten, sarana kantor yang
42
kedua sistem tersebut akan tercipta suatu system informasi yang akan membawa
optimilisasi pemanfaatan jasa data. Di sisi lain, sumber daya manusia dalam
kantor ini telah menerapkan kode etik yang ketat yang diimbangi dengan
pemberian remunerisasi yang lebih baik. Setiap pegawai yang akan ditempatkan
1. Dua (Dua) Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di Padang dan Bukit Tinggi
tanggal 6 Mei 2008 tentang penerapan organisi perubahan kedua atas PMK
Beroperasinya Kanwil DJP Sumbar Jambi, Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung,
Kanwil DJP Kalimantan Selatan dan Tengah, dan Kanwil DJP Kalimantan Barat,
serta KPP Pratama dan KP2KP di Lingkungan Kanwil DJP NAD, Kanwil DJP
43
Sumatera Utara II, Kanwil DJP Sumbar Jmabi, Kanwil DJP Sumsel dan Kep
Babel, dan Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung, maka mulai 9 September 2008
tentang organisasi dan tata kerja instasi vertikal DJP sebagaimana telah diubah
2008 KPP diseluruh jajaran DJP terdiri dari 3 (tiga) jenis kantor yaitu :
2. KPP Madya
3. KPP Pratama
4. KP2KP
Jendral Pajak, Kantor Wilayah DJB SUMBAR dan Jambi DJP yaitu :
44
10. KP2KP Simpang Ampat
Pembentukan KPP wajib pajak besar dan KPP Madya telah diselesaikan
pada akhir tahun 2006, sedangkan KPP Pratama yang ada saat ini baru berjumlah
Jakarta, Wilayah Jawa Barat dan Banten. Dan pembentukan KPP Pratama untuk
dilaksanakan oleh karikpa dan kanwil, dalam organisasi baru tersebut dilakukan
45
Sebelum Moderenisasi Kantor pelayanan pajak bumi dan bangunan yang
1. Kota Solok
2. Kota Sawahlunto
3. Kabupaten Solok
4. Kabupaten Sijunjung
6. Kabupaten Dharmasraya
Pada setiap lembaga atau organisasi terdapat suatu visi dan misi yang
jelas. Hal ini dikarenakan untuk mencapai tujuan yang akan dipacai oleh lembaga
atau organisasi. Visi dan misi merupakan arah untuk mencapai tujuan yang telah
gambaran umum tentang tujuan yang diharapkan lembaga atau organisasi dalam
1. Visi
yang ingin dicapai oleh organisasi dimasa yang akan datang. Pernyataan
46
yang mungkin terjadi, berorientasi pada masa depan dan menggambarkan
jelas dan tegas mengenai sosok organisasi yang dicita-citakan dan ingin
masyarakat”.
2. Misi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
47
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan
dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang
dipakai adalah bentuk struktur organisasi Garis dan Staff, yaitu suatu bentuk
masing pejabat, manjer di tempatkan satu atau lebih pejabat staff yang tidak
organisasi KPP Pratama Solok dapat dilihat dari gambar di bawah ini :
48
Gambar 4.1
Stuktur Organisasi
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Solok
Kepala KPP
Pratama Solok
Kepala KP2KP
Sijunjung
Funsional Pemeriksaan
dan Fungsional Penilai
Kepala KP2KP
Koto Baru
Kepala Subbagian Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi
Umum Dan Pengolahan Data Dan Penagihan Pengawasan dan Pengawasan dan Ekstensifkasi dan
Informasi Konsultasi II Konsultasi IV Penyuluhan
Kepatuhan Internal
Sumber: Seksi Pengolahan Data dan Informasi di Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi (2018).
49
Berdasarkan gambar 4.1 memperlihatkan bahwa KPP Pratama Solok
dipimpin oleh Kepala KPP Pratama Solok. Tugas Kepala KPP Pratama Solok
Perpajakan (KP2KP) yaitu KP2KP Sijunjung dan KP2KP Koto Baru. Disamping
itu, KPP Pratama Solok memiliki 1 Kepala Subbagian dan 9 Kepala Seksi yaitu
Seksi pelayanan, Seksi Pengolahan Data dan Informasi, Seksi pemeriksaan, Seksi
II, Seksi Pengawasan dan Konsultasi III, Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV,
Fungsi Penilaian yang mana semua kepala tersebut akan bekerja dibawah kendali
Tabel 4.1
Jumlah Sumber Daya Manusia
Di KPP Pratama Solok
50
Sumber: Seksi Pengolahan Data dan Informasi di Kanwil DJP Sumatera Barat dan Jambi
(2018).
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, terlihat bahwa jumlah sumber daya manusia di
KPP Pratama Solok adalah sebanyak 87 orang yang terdiri dari 1 orang Kepala KPP
Pratama Solok, 7 orang dari Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan, 14 orang dari Seksi
Pelayanan, 5 orang dari Seksi Pemeriksaan, 5 orang dari Seksi Penagihan, 6 orang
dari Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, 5 orang dari Seksi Pengawasan dan
Konsultasi II, 7 orang dari Seksi Pengawasan dan Konsultasi III, 6 orang dari Seksi
Pengawasan dan Konsultasi IV, 6 orang dari Seksi Pengolahan Data dan Informasi, 9
orang dari Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal, 9 orang dari Fungsi
Pemeriksaan Pajak, 1 orang dari Fungsi Penilai, 3 orang dari KP2KP Sijunjung dan 3
Tabel 4.2
Kepatuhan WP OP Sebelum dan Sesudah Tax Amnesty.
Di KPP Pratama Solok
jumlah wajib pajak orang pribadi terdaftar di KPP Pratama Solok setiap tahunnya.
Pada tahun 2014 jumlah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar sebanyak
88.096. Pada tahun 2015 jumlah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar
pribadi sebesar 9,22%. Pada tahun 2016 jumlah wajib pajak yang terdaftar
51
presentasenya sebesar 9,54%. Pada tahun 2017 jumlah wajib pajak orang pribadi
sangat tinggi jumlah wajib pajak orang pribadi sebesar 127.397 dari tahun
pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Solok terjadi penambahan
tahun 2018 dengan persentase yang di dapat sebesar 11,00%. Sehingga dari
Gambar 4.2
Grafik Kepatuhan WP OP Sebelum dan Sesudah Tax Amnesty.
Periode 2014-2018 Di KPP Pratama Solok
140000
11,00%
7,90%
120000
9,54%
9,22%
100000
80000
Jumlah WP OP
60000
40000
20000
0
2014 2015 2016 2017 2018
52
Dari gambar 4.2 dapat dilihat terdapat peningkatan jumlah wajib pajak
orang pribadi terdaftar di KPP Pratama Solok tahun 2015 sebesar 9,22%. Tahun
2016 sebesar 9,54%. Tahun 2017 sebesar 7,90%. Tahun 2018 sebesar 11,00%.
Tabel 4.3
Tingkat Efektivitas Pajak Sebelum dan Sesudah Tax Amnesty
Periode 2014-2018 di KPP Solok
Tahun Efektivitas Pajak Realisasi Target
% Penerimaan Pajak Penerimaan Pajak
2014 105,02 343.254.094.248 326.850.418.553
2015 94,56 489.484.772.213 517.666.295.013
2016 81,45 546.294.056.932 670.750.882.002
2017 90,89 580.968.955.601 639.218.046.000
2018 86,01 631.314.613.275 734.012.360.000
Sumber: Data Olahan 2019
efektivitas pajak tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 mengalami kenaikan.
Realisasi penerimaan pajak tahun 2014 dengan efektivitas pajak 105,02%, tahun
2015 realisasi penerimaan pajak dengan efektivitas 94,56%, tahun 2016 realisasi
pajak dengan efektivitas 90,89% dan tahun 2018 realisasi penerimaan pajak
dengan efektivitas 86,01%. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat pada gambar
53
Gambar 4.4
Grafik Tingkat Efektivitas Pajak
Sebelum dan Sesudah Tax Amnesty
Periode 2014-2018 di KPP Solok
800000000000
700000000000
600000000000
500000000000
200000000000
100000000000
0
2014 2015 2016 2017 2018
Dari gambar 4.4 dapat dilihat terdapat tingkat efektivitas pajak sebelum
dan sesudah tax amnesty dari tahun 2014-2018. Mulai tahun 2014 realisasi
sebesar 94,56%. Tahun 2016 realisasi penerimaan pajak sebesar 81,45%. Tahun
2017 realisasi penerimaan pajak 90,89%. Tahun 2018 realisasi penerimaan pajak
86,01%.
54
masuknya SPT yang ada. Dilaksanakannya program tax amnesty yang
dimulai pada tahun 2016 dan berakhir pada tahun 2017. Dengan demikian
penerimaan sebelum tahun 2016 yaitu tahun 2014 dan tahun 2015 yang
Tabel 4.4
Tingkat Penerimaan Pajak Sebelum Tax Amnesty
Periode 2014-2015 di KPP Solok
penerimaan pajak pada KPP Pratama Solok sebelum adanya tax amnesty
dengan adanya program tax amnesty maka penerimaan pajak dapat lebih
ditingkatkan.
55
dengan cara mengungkap harta dan membayar uang tebusan sebagaimana
pajak ini diharapkan wajib pajak yang selama ini tidak membayar pajak
atau menyimpan asetnya di luar negeri mau melaporkan pajak dan asetnya
diterapkannya program tax amnesty yang secara jelas dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.5
Tingkat Penerimaan Pajak Sesudah Tax Amnesty
Periode 2016-2018 di KPP Solok
Dari perbandingan tabel sebelum dan sesudah adanya tax amnesty dapat
pada tahun 2014 dan 2015 terjadi peningkatan penerimaan pajak sebesar
Rp. 190.815.876.460, tetapi sesudah adanya tax amnesty pada tahun 2016
56
sampai tahun 2017 penerimaan pajak mengalami penurunan sebesar Rp.
31.533.836.002.
Hal ini menunjukkan bahwa penerapan tax amnesty oleh KPP Pratama
Solok belum berhasil dalam meningkatkan penerimaan pajak. Hal ini dapat
lihat dari tingkat kepatuhan wajib pajak dan rasio penerimaan pajak. Dari
hasil analisis tingkat kepatuhan pajak, tingkat kepatuhan pajak wajib pajak
akhir periode kedua tax amnesty 30 September yaitu 62,41% atau hanya
pajak tahun 2015. Dari kedua analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa
penerapan tax amnesty hingga periode kedua belum berjalan efektif dan
57
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
kualitatif deskriptif pada wajib pajak orang pribadi yang terdapat di KPP Pratama
1. Tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi sebelum dan sesudah tax
tinggi untuk melaporkan SPT Tahunan tepat pada waktunya dan mengisi
kepatuhan wajib pajak sebelum tax amnesty dapat dikatakan baik dapat
dilihat pada tahun 2014 wajib pajak tepat waktu sebesar 1.459 wajib pajak
dengan tingkat kepatuhan 16,1% dan tahun 2015 tingkat wajib pajak tepat
waktu naik sebesar 2.267 wajib pajak dengan tingkat kepatuhan 27,9%.
Setelah tax amnesty tahun 2016 tingkat wajib pajak tepat waktu sebesar
2.409 wajib pajak dengan tingkat kepatuhan 23,7%, tahun 2017 tingkat
wajib pajak tepat waktu naik sebesar 2.951 wajib pajak dengan tingkat
pajak tepat waktu 2.735 wajib pajak dengan tingkat kepatuhan 21,7%.
58
2. Penerapan tax amnesty di KPP Pratama Solok mampu meningkatkan
penagihan pajak sebelum tax amnesty pada tahun 2014 capain 105, 02%
meningkat. Dimana sebelum adanya tax amnesty pada tahun 2014 dan
adanya tax amnesty pada tahun 2016 sampai tahun 2017 penerimaan pajak
59
5.2 Saran
Direktorat Jendral Pajak khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Solok dalam
signifikan.
tax amnesty agar wajib pajak mengetahui jelas prosedur program Tax
60
pajak. Karena kontribusi dari wajib pajak terhadap program Tax
61
DAFTAR PUSTAKA
Anggara, Sahya. 2012. Ilmu Administrasi Negara (Kajian Konsep, Teori dan
Fakta dalam Upaya Menciptakan Good Governance). Pustaka Setia:
Bandung.
Devano, Sony, dan Rahayu Kurnia. 2006. Perpajakan Konsep, teori,dan Isu. PT.
Kencana: Jakarta.
Mattiello, G., 2005. “Multiple Tax Amnesties and Tax Compliance (Forgiving
Seventy Times Seven)”, Università Ca’Foscari, Venezia Working Paper,
http://www.dse.unive.it/workpapers/0506.pdf.
Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal.
Graha Ilmu: Yogyakarta.
62
Siahaan, Marihot Pahala. 2004. Utang Pajak, Pemenuhan Kewajiban, dan
Penagihan pajak dengan Surat Paksa. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta
Siti Resmi. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus. Salemba Empat: Jakarta.
Sulistio, Eko Budi. 2009. Kebijakan Publik (Public Policy) Kerangka Dasar Studi
Kebijakan Publik. Lampung.
Susyanti, Jeni dan Dahlan, Ahmad. 2015. Perpajakan Untuk Praktisi dan
Akademisi. Empatdua Media: Malang
Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik, Teori, Proses, dan Studi Kasus edisi &
Revisi Terbaru. CAPS: Yogyakarta.
63
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman Wawancara
3. Apakah Anda ini pernah lalai dalam melaporkan dan membayar pajak?
Jelaskan!
Mengapa?
Solok
64
Lampiran 2
Transkip Wawancara 1
Hari & Tanggal : Selasa, 14 Mei 2019
Waktu : 11.00 – 12.12
Lokasi : Kantor KPP Pratama Solok
Peneliti : Perdana Rizky Putra
Narasumber : Hermawan Rudianto. S.E (Account Representative KPP
Pratama Solok)
Deskripsi
Peneliti : Pak sebenarnya kebijakan tax amnesty itu apa?
Informa : tax amnesty itu kebijakan bagi wajib pajak untuk mengungkap
n semua hartanya yang belum pernah dilaporkan baik wajib pajak
yang patuh maupun wajib pajak yang tidak patuh dengan cara
membayar uang tembusan.
Peneliti : Apakah dengan adanya kebijakan tax amnesty itu akan
meningkatkan kepatuhan pak?
Informa : tentu karena ketika wajib pajak menerapkan tax amnesty maka
n wajib pajak akan mendapatkan manfaatnya seperti
pemberhentian pemeriksaan baik berjalan maupun tahun- tahun
sebelumnya (2015 kebawah) yang belum diperiksa, data yang
dilaporkan tidak akan diperiksa lagi hanya sekali tembus, semua
sanksi dihapus, dan dijamin kerahasiaannya. Bagi wajib pajak
tidak menerapkan tax amnesty maka semua harta wajib pajak
dianggap sebagai penghasilan dan ditambah sanksi.
Peneliti : Masalah-masalah apa yang dihadapi pegawai KPP Pratama Solok
dalam penerapan kebijakan tax amnesty ini pak?
Informa : banyak dek
n 1. wilayah yang luas
2. SDM sedikit bahkan banyak SDM yang tidak dalam usia
produktif seperti didikan yg kurang dan hampir pensiun
3. Pengetahuan wajib pajak yang kurang
4. sarana dan prasarana yang terbatas seperti aplikasi yang rumit
5. pembayaran yang hanya bisa dilakukan di bank persepsi dan
itu kebanyakan ada dikota- kota saja.
Peneliti : apakah Bapak menerapkan kebijakan tersebut?
Informa : tidak karena saya sendiri sudah mematuhi peraturan perpajakan.
n
Peneliti : apakah suatu saat pemerintah akan menerapkan kebijakan ini lagi
pak?
Informa : tidak karena setelah tax amnesty akan ada peraturan yang lebih
n ketat lagi
65
Peneliti : kenapa pak? Setau saya dulu juga pernah menerapkan kebijakan
tax amnesty sekitar tahun 1984 dan 1964 bilangnya tidak akan
diterapkan lagi tapi buktinya sekarang juga diterapkan kembali.
Informa : wah kalo itu saya tidak tau ya, mungkin suatu saat nanti bisa iya
n bisa tidak.
Peneliti : apakah sosialisasi yang dilakukan oleh KPP Pratama Solok sudah
maksimal?
Informa : Sudah
n
Peneliti : bagaimana saran untuk perpajakan di Indonesia saat ini pak agar
kedepannya lebih baik?
Informa : ya yang pertama perbaikan struktur organisasi artinya pegawai
n struktural itu harus ditambah daripada pegawai fungsional krena
pegawai struktural itu bisa sekaligus mengaudit pajak. Selain itu
juga harus adanya peningkatan kesejahteraan pegawai dan juga
memberikan kewenangan Recruitment SDM kepada DJP.
66
Lampiran 3
Transkip Wawancara 2
Hari & Tanggal : Selasa, 14 Mei 2019
Waktu : 13.30 - 14.45
Lokasi : Kantor KPP Pratama Solok
Peneliti : Perdana Rizky Putra
Narasumber : Muhammad Hanafi (Wajib Pajak dan Konsultan Pajak)
Deskripsi
67
merasa tidak adil, mereka sudah membayar dan melaporkan
secara teratur tapi tiba-tiba ada kebijakan untuk wajib pajak yang
tak patuh sehingga mereka merasa wajib pajak yang tak patuh itu
dimanjakan.
Informa : ya itu kan disana, kalo di Indonesia nanti yang tidak patuh dan
n tidak mengikuti tax amnesty akan mendapatkan sanksi bedanya
kan disitu otomatis kan mereka mau mengikuti ketakutan kalo
tahun depan ketauhan maka akan mendapatkan denda bahkan
bisa sampai 100 %
Peneliti : apakah sosialisasi yang dilakukan oleh KPP Pratama Solok sudah
maximal Pak?
Informa : belum, sasarannya kan baru tertentu seperti pengusaha di Solok
n kalo untuk masyarakat umum kan belum tau walaupun sudah
banyak iklan tapi semuanya belum tentu mengerti akan iklan
yang di sampaikan lain dengan sosialisasi secara langsung. Kalo
di Solok hanya 2x itu saja mengumpulkan 1 kelurahan gak lebih
dari 1% penduduk saja gak nyampe misalkan KK 5000 kalo yang
diundang hanya 100 itu berapa persen? Itupun dipilihi sasarannya
yang wajib pajak besar. Tax amnesty itu untuk masyarakat
menengah bawah tidak tahu walaupun sudah sosialisasi tingkat
desa yang diundang 100 paling yang berangkat hanya 80% masih
jauh dari sasaran. Saya yang penerima sosialisasi saja masih
merasa kurang.
Peneliti : Bagaimana pemerintah harus menghargai wajib pajak yang patuh
agar tetap patuh?
Informa : ya tingkatkan sosialisasi atau himbauan itu kan penting. Karna di
n Indonesia kan masih belum banyak yang patuh, golongan tertentu
saja yang patuh contohnya perusahaan-perusahaan atau
pengusaha besar masih banyak yang disembunyikan beda dengan
golongan- golongan tertentu kayak pegawai negeri kan wajib
melaporkan itu kan syarat pengusaha yang sudah mulai naik daun
karna pengusaha laporannya bisa tiap bulan ada yang tiap tahun
selain itu pemerintah juga perlu menawarkan tarif pajak yang
lebih rendah
Peneliti : Apakah Bapak mempunyai keluhan atau pendapat tentang tax
amnesty yang diterapkan oleh pemerintah?
Informa : kekurangannya ya itu sasarannya atau bentuk sosialisasinya
n belum sampai secara menyeluruh selain itu keterbatasan pegawai
sehingga yang tau tax amnesty hanya tertentu. Kemarin
mendapatkan panggilan untuk menerima sosialisasi pun banyak
yang merasa ketakutan karena mungkin kalo dapat denda atau
gimana padahal kan belum tahu tax amnesty itu apa. Banyak
yang tidak datang.
Peneliti : saran untuk perpajakan khususnya di wilayah KPP Pratama
Solok apa Pak?
Informa : ya lebih banyak petugas yang sampai tingkatan desa untuk
68
n meningkatkan sadar akan wajib pajak karna di Indonesia ini
masih banyak yang belum taat pajak.
Lampiran 4
Transkip Wawancara 3
Hari & Tanggal : Selasa, 14 Mei 2019
Waktu : 15.00 - 16.15
Lokasi : Kantor KPP Pratama Solok
Peneliti : Perdana Rizky Putra
Narasumber : Andini Febriany (Wajib Pajak)
Deskripsi
Peneliti : Apakah Ibu terdaftar sebagai wajib pajak?
Informa : Iya
n
Peneliti : Sudah berapa lama buk?
Informa : sejak tahun 2013
n
Peneliti : Apakah Bapak pernah lalai dalam membayar atau melaporkan
pajak buk?
Informa : Tidak
n
Peneliti : Bapak tahu kan bahwa pada tahun 2016 Pemerintah Indonesia
menerapkan kebijakan tax amnesty khususnya wilayah KPP
Pratama Solok juga menerapkan kebijakan tersebut. Apakah Ibu
menerapkan kebijakan tersebut?
Informa : kebetulan karna saya posisi PNS jadi tidak menerapkan karna
n secara aturan sudah dipotong sesuai aturan negara
Peneliti : Menurut ibu apakah kiranya Indonesia akan menerapkan
Kebijakan Tax amnesty lagi?
Informa : saya kira itu lebih baik artinya kebijakan itu masih bisa
n diterapkan lagi untuk tahun- tahun berikutnya
Peneliti : menurut ibu apakah wajib pajak yang patuh mendapatkan
keuntungan dari penerapan tax amnesty?
Informa : saya kira tidak ada pengaruhnya, dengan kita patuh pajak kita kan
n sudah memenuhi ketentuan yang ada tidak perlu kita mencari-
cari hal-hal yang kaitannya dengan pajak untuk direkayasa dan
sebagainya.
Peneliti : apakah kebijakan tax amnesty ini akan meningkatkan kepatuhan
wajib pajak?
69
Informa : ya, karena dengan adanya tax amnesty khususnya untuk wajib
n pajak besar menjadi sebuah keringanan ketika program tax
amnesty dijalankan pembayaran pajak yang terhutang atau karna
kelalaian pada tahun- tahun sebelumnya diampuni sehingga
menjadi wajib pajak yang tertib. Jadi wajib pajak menghitung
pajak ulang mungkin 2 tahun atau 3 tahun yang sudah berlalu
dihitung kembali kan bisa terpenuhi. Kemarin kemungkinan
wajib pajak melaporkan laporan yang fiktif sekarang menjadi
laporan yang riil
Peneliti : apakah kebijakan tax amnesty ini akan meningkatkan pendapatan
pajak?
Informa : ya otomatis karna pajak yang hilang tahun kemarin- kemarin bisa
n masuk pada tahun ini. Karna pajaknya kan tetap dibayar hanya
denda dan sanksinya yang dihapuskan. Contoh kalo kemarin
sebenarnya kita bayar pajak 10 juta kita baru bayar 7 juta
otomatis kan kita masih kurang 3 juta nah 3 juta ini tidak
dipungut dendanya, pokoknya kan tetap harus dibayar.
Peneliti : apakah sosialisasi yang dilakukan oleh KPP Pratama Solok sudah
maximal buk?
Informa : nah ini belum, belum sampai hal yang detail bagaimana cara atau
n mekanisme cara menghitung samapi bagaimana kita menebus
pajaknya. Baru kalangan tertentu artinya masyarakat itu
khususnya masyarakat umum banyak yang belum tahu
Peneliti : Bagaimana pemerintah menghargai wajib pajak yang patuh agar
tetap patuh?
Informa : itu juga perlu diberikan reward atau penghargaan bisa berupa
n apapun mungkin ada semacam sertifikat atau sokor-sokor ada
imbalan artinya imbalan dari pajak yang telah dibayarkan itu
diberikan fasilitas apa gitu baik wajib pajak perorangan,
Perusahaan maupun Badan usaha lainnya
Peneliti : Apakah ibu mempunyai keluhan atau pendapat tentang tax
amnesty yang diterapkan oleh pemerintah?
Informa : kalo saya pribadi yang sudah pernah mengikuti sosialisasi itu
n tidak ada keluhan.
Peneliti : saran untuk perpajakan khususnya di wilayah KPP Pratama
Solok apa ibu?
Informa : ini yang perlu dilakukan adalah perlu adanya petugas pajak dari
n kantor pajak atau KPP untuk lebih dekat kepada wajib pajak
artinya dalam memberikan pendampingan atau sosialisasi dan
sebagainya. Selama ini kan diberlakukan perhitungan sendiri atau
self assessment nah orang kan kalo suruh menghitung pajaknya
sendiri kan tidak tahu caranya.ini pajak perusahaan saya seperti
ini bagaimana menghitung pajak PPH pasal 21 atau pajak
penghasilan bagaimana caranya menghitung PPN kadang
kesulitan. Hal hal seperti itu memang banyak dikeluhkan oleh
beberapa apalagi yang pengusaha2 yang baru mulai tumbuh.
70
Perlu pendampingan atau sosialisasi dari kantor pajak tidak
hanya dibiarkan seperti saat ini hanya kantor pajak
memerintahkan untuk melakukan pelaporan pajak 1 tahun vianya
adalah via email atau website nah ketika mau mengisi via website
ini kan kesulitan loh yang mau diisikan itu mana, ini mana aja,
itungannya bagaimana nah ini kan yang belum sampai secara
detail disampaikan kepada wajib pajak.
Peneliti : Apakah Official Assessment itu perlu diterapkan lagi buk?
Informa : ya jelas, pendampingan terhadap wajib pajak didalam mengisi
n atau menghitung pajak itu sangat perlu sehingga mereka tau
persis cara menghitung pajak penghasilan bagaimana cara
menghitung pajak perusahaan saya bagaimana
Peneliti : tapi tidak singkron buk wajib pajaknya kan banyak sedangkan
pegawainya hanya sedikit?
Informa : makanya kan begini, salah satu sistem dalam sistem perpajakan
n ada begitu besar intensif yang diberikan kepada teman- teman
petugas pajak KPP Pratama Solok tetapi pendampingannya hanya
dilakukan dikantor wajib pajak suruh datang ke kantor. ketika
seorang dari perusahaan atau pengusaha yang disana tingkat
kesibukannya tinggi suruh datang kesitu disitu suruh antri
berjam- jam untuk konsultasi menghabiskan waktu untuk usaha.
Oleh karna itu petugas pajaknya juga harus ditambah.
Peneliti : Tapi kan ada pihak ke 3 yang bisa melaporkan pajak buk?
Informa : pihak ke 3 kan tidak selamanya bisa, apalagi kalo pihak ketiga di
n dalam perusahaan mestikan pengennya perusahaan kena pajak
yang kecil walaupun sebenarnya potensi pajaknya besar tapikan
oleh pihak ketiga dikecilkan. Banyak kasus di Indonesia seperti
itu
Hal itu juga sangat berbahaya ketika nanti petugas pajak
melalukan penyimpangan contoh nyatanya Gayus. Gayus itu kan
seorang estimer pajak di kantor pajak jadi ketika ada perusahaan-
perusahaan besar konsultasi kesana dia yang fasilitasi kemudian
dia memanfaatkan kesempatan untuk kepentingan pribadinya.
Dia dapat fee dari perusahaan sekian sekian sekian dengan
menghitungkan pajaknya atau meringankan pajaknya dsb.
Oleh karna itu memang diperlukan juga pertugas pajak yang
betul betul punya kinerja yang baik
71
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
Kampus Limau Manis, PADANG 25163, Telp. (0751) 71088 Fax. (0751) 71089
Kepada Yth.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Sumatera Barat dan Jambi
di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Perdana Rizky Putra
NIM : 1210531002
No. Hp : 0821-7053-1806
Judul Skripsi : Implementasi Kebijakan Pengampunan Pajak (Tax
Amnesty) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Solok
Tempat Penelitian : KPP Pratama Solok
Saat ini sedang membutuhkan beberapa data dan wawancara kepada Petugas
Pajak pada KPP Pratama Solok untuk menyelesaikan penelitian sesuai dengan
judul diatas.
Perlu saya jelaskan bahwa data-data yang diperlukan ini semata-mata hanya
untuk tujuan penelitian. Sehubungan dengan ini, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu
untuk memberikan surat rekomendasi data dan wawancara.
72
Demikianlah surat ini saya ajukan kepada Bapak/Ibu. Atas perhatian
Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
73
74
75
76