Anda di halaman 1dari 15

KAMUS KECIL PEMILU

A5: Istilah penyederhanaan Form Model A5-KPU yang digunakan pindah memilih

bagi warga berhak pilih yang namanya terdaftar pada daftar pemilih tetap (DPT).

Adil: kata yang menjadi bagian dari prinsip Jurdil (jujur dan adil). Adil di sini berarti

perlakuan yang sama terhadap peserta pemilu dan pemilih, tanpa ada

pengistimewaan ataupun diskriminasi terhadap peserta atau pemilih tertentu.

Ambang batas parlemen (parliamentary threshold/PT): syarat minimal

persentase perolehan suara partai politik dari total suara sah. Di Pemilu 2019, PT

hanya ada di Pemilu DPR. Untuk Pemilu DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota,

tak ada PT alias 0 persen.

Ambang batas pencalonan presiden: syarat minimal persentase kepemilikan

kursi di DPR atau persentase raihan suara bagi partai politik atau gabungan partai

politik untuk mencalonkan presiden-wakil presiden. Di Pemilu 2009, 2014, dan

2019, persentase minimalnya 20% untuk kepemilikan kursi DPR atau 25% untuk

kepemilikan suara hasil pemilu legislatif terakhir. Ambang batas pencalonan

presiden salah diistilahkan dengan presidential threshold (PT). PT harusnya berarti

syarat minimal keterpilihan, bukan pencalonan. Contoh PT adalah dalam UUD 1945,

bahwa presiden-wakil presiden terpilih adalah yang memperoleh suara lebih dari

50% dari total suara sah menyertakan syarat sebaran daerah.

Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu): lembaga penyelenggara pemilu yang

mengawasi pemilu, khususnya penyelenggaraan pemilu oleh KPU dan kompetisi

oleh peserta pemilu. Bawaslu bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang strukturnya
dari pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. Sejak Pemilu 2014, Bawaslu

berwenang sebagai lembaga pengadil tingkat pertama.

Bawaslu Kabupaten/Kota: Bawaslu di tingkat kabupaten/kota.

Bawaslu Provinsi: Bawaslu di tingkat provinsi.

Bebas: pemilih diharuskan memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak

manapun.

Bilik suara: tempat tertutup untuk melangsungkan teknis pemungutan

suara/pencoblosan.

C3: Istilah penyederhanaan Form Model C3-KPU yang merupakan surat keterangan

pendamping pemilih yang mengalami hambatan fisik (disabilitas daksa, orangtua,

dan lainnya)

C6: Istilah penyederhanaan Form Model C6-KPU yang merupakan surat

pemberitahunan pemungutan suara kepada pemilih bagi warga berhak pilih yang

namanya ada dalam daftar pemilih tetap (DPT).

Coattail effect: Efek ekor jas. Efek tarikan elektabilitas calon presiden yang

meningkatkan elektabilitas partai politik pengusung presiden bersangkutan.

Contoh: Jokowi effect menarik elektabilitas PDIP. Prabowo effect menarik

elektabilitas P.Gerindra.

Coblos: Metode pemberian suara di TPS dengan cara melubangi surat suara tanda

memilih peserta pemilu. Diperkirakan, Indonesia merupakan satu-satunya negara

yang metode memilihnya menggunakan paku untuk menandakan pilihan dengan

cara mencoblos.

Dana Kampanye: Sejumlah uang yang akan digunakan untuk berkampanye

dengan segala bentuk seperti beriklan di media massa/sosial, membuat reklame


alat peraga kampanye, pemberiaan uang transport/konsumsi, pemberian barang,

dan lainnya kepada calon pemilih. Penerimaan dan pembelanjaan dana kampanye

yang resmi berpusat pada peserta pemilu dan tim sukses (resmi) melalui rekening

resmi peserta pemilu.

Dapil (Daerah Pemilihan): Batas wilayah administrasi atau gabungan wilayah

yang ditentukan berdasarkan jumlah penduduk untuk menentukan alokasi kursi

anggota legislatif. Jumlah dapil DPR RI di Pemilu 2019 sebanyak 80 dapil.

DCS (Daftar Caleg Sementara): Daftar orang yang memenuhi syarat sebagai

calon anggota legislatif baik DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, namun

masih mungkin diganti baik karena mundur, ditarik, atau gugur atas masukan

masyarakat.

DCT (Daftar Caleg Tetap): Daftar orang yang memenuhi syarat sebagai calon

anggota legislatif baik DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, namun tidak

dapat dilakukan pergantian atau mengundurkan diri.

Debat: proses beradu argumen dari posisi yang saling bertentangan (pro/kontra)

terhadap suatu mosi/isu/tema. Debat dalam pemilu biasa dilakukan dalam pemilu

eksekutif (Pilpres/Pilkada) oleh calon/pasangan calon dengan teknis dari KPU yang

memilih tema serta alur jalannya debat.

DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu): lembaga yang bertugas

menangani pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu.

DPD (Dewan Perwakilan Daerah): Lembaga poros kekuasaan legislatif dalam

triaspolitika yang merupakan perwakilan daerah tiap provinsi, bukan perwakilan

penduduk. Bagian dari bikameral bersama DPR. Jumlah kursinya DPD tak lebih dari

1/3 kursi DPR. Dari 2004 hingga 2019, jumlah 1/3 DPR diwujudkan dengan

pembagian kursi setara yaitu 4 kursi tiap provinsi. Pada 2019, dengan jumlah

provinsi 34, maka kursi DPD adalah 136 kursi.


DPK (Daftar Pemilih Khusus): daftar nama warga yang punya hak pilih namun

belum terdata di DPT dan DPTb. Pemilih kategori ini bisa memilih dengan bukti KTP

elektronik di TPS yang sesuai alamat KTP pukul 12.00-13.00

DPR (Dewan Perwakilan Rakyat): Lembaga poros kekuasaan legislatif dalam

triaspolitika yang mewakili jumlah penduduk tiap provinsi. Semakin banyak jumlah

penduduk provinsi, maka semakin banyak jumlah kursi perwakilannya di DPR.

Bagian dari bikameral bersama DPD. DPR punya tiga fungsi: legislasi, anggaran,

dan pengawasan. Anggota DPR berasal dari anggota partai politik peserta pemilu.

Pada Pemilu 2019 jumlah anggota DPR dialokasikan sebanyak 575 kursi dari

sebelumnya 560 kursi. Ini bagian dari bikameral parlemen pusat Indonesia bersama

DPD.

DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Provinsi: lembaga perwakilan

tingkat provinsi dari unsur partai politik. Mewakil jumlah penduduk. Semakin banyak

jumlah penduduk provinsi, kursi DPRD provinsinya semakin banyak.

DPRD Kabupaten/Kota: lembaga perwakilan tingkat provinsi dari unsur partai

politik. Mewakil jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk

kabupaten/kota, kursi DPRD kabupaten/kursinya semakin banyak.

DPT (Daftar Pemilih Tetap): Daftar nama warga yang punya hak pilih yang

disusun KPU dari data pemilih pemilu terakhir dan data Kemendagri yang ditetapkan

pada waktu yang ditentukan undang-undang. Pemilih di DPT mencoblos pukul

07.00-13.00 dengan membawa undangan memilih (C6) dan e-KTP. Pemilih DPT

mendapat semua surat suara.

DPTb (Daftar Pemilih Tambahan): Daftar warga yang punya pilih yang sudah

terdata dalam DPT, namun ingin pindah memilih di TPS lain. Caranya, mengurus

surat pindah memilih (form A5) di kelurahan, paling lambat 30 hari sebelum

pemungutan suara. Pemilih DPTb mencobolos pukul 07.00-13.00 membawa form


A5 dan e-KTP. Pemilih DPTb mendapat surat suara yang disesuaikan dengan daerah

pemilihan terkait daerah asal dan pindahan.

Exit Poll: survei hasi pemilu yang menggunakan sampel TPS secara representatif

yang metodenya menanyakan pilihan pemilih selepas keluar dari TPS.

Final and binding: sifat akhir dan mengikat dari Putusan pengadilan yang

dikeluarkan lembaga peradilan tertinggi. Contoh: Putusan MK dan Putusan MA.

Gila: stigma yang diberikan warga disabilitas mental dalam pemilu.

Golput: Singkatan dari golongan putih yang berarti memilih untuk tidak memilih.

Pilihan ini merupakan bagian dari hak pilih bagi negara yang menempatkan memilih

sebagai hak, bukan kewajiban. Secara konteks munculnya istilah, Golput adalah

gerakan perlawanan terhadap pemerintahan Orde Baru pimpinan Soeharto yang

menyelenggarakan (pura-pura) pemilu. Kata putih adalah sikap memilih warna

putih surat suara di luar pilihan warna kuning (Golkar), warna merah (PDIP), dan

warna hijau (PPP). Kata “golongan” bermakna perlawanan terhadap Golongan Karya

sebagai peserta pemilu status quo otoritarian.

Hari H Pemilu: Hari tahapan pemungutan suara. Biasa disebut sebagai

(hari/waktu) pemilu. Padahal pemilu merupakan tahapan panjang bahkan siklus

persiapan-penyelenggaraan-evaluasi. Indonesia punya tradisi menempatkan Hari

Rabu sebagia Hari H Pemilu. Alasannya agar tidak rentan dipakai untuk cuti libur

panjang.
I

Incumbent/Petahana: pejabat publik berkewenangan dalam kebijakan

(termasuk anggaran). Di-Indonesiakan jadi petahana. Seringkali salah dimaknai

sebagai kepala daerah atau presiden yang mencalonkan di pemilu. Padahal tanpa

mencalonkan pun presiden, kepala daerah, dewan, adalah incumbent/petahana.

Inkrah: sering dimaknai sebagai sifat Putusan yang berkekuatan hukum tetap.

Istilah hukum warisan zaman penjajahan Belanda yang selengkapnya berbunyi “in

kracht van gewijsde” (kracht = kekuatan, gewijsde = keputusan final).

Jubir: orang yang ditugaskan untuk mewakili pihak yang menugaskannya dalam

berbicara menjelaskan suata pendapat/sikap.

Jujur: salah satu kata dalam “Jurdil”. Jujur di sini berarti pemilihan umum harus

dilaksanakan sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa setiap warga negara

yang memiliki hak dapat memilih sesuai dengan kehendaknya dan setiap suara

pemilih memiliki nilai yang sama untuk menentukan wakil rakyat yang akan terpilih.

Jurdil: singkatan dari asas jujur dan adil.

Jurkam: orang dalam tim sukses yang terdepan menyampaikan kampanye dalam

bentuk perkataan.

Kampanye: Kegiatan meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, program,

dan /atau citra diri peserta pemilu. UU No.7/2017 menyertakan peraturan terkait

membatasi subjek kampanye hanyalah peserta pemilu atau pihak yang ditunjuk

oleh peserta pemilu (tim sukses).

Konstitusi: undang-undang dasar. Norma sistem politik dan hukum bentukan pada

pemerintahan negara
Korupsi politik: penggunaan APBN/APBD, fasilitas negara, kewenangan, dan atau

jabatan negara untuk pemenangan pemilu atau untuk mempertahankan,

memperbesar, atau memperluas kekuasaan politik.

Kotak suara: tempat pengumpulan surat suara hasil pemungutan suara.

KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara): kelompok yang

dibentuk oleh PPS untuk melaksanakan pemungutan suara di tempat pemungutan

suara.

KPPSLN (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri):

kelompok yang dibentuk oleh PPLN untuk melaksanakan pemungutan suara di

tempat pemungutan suara luar negeri.

KPPSLN (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri):

Kelompok yang dibentuk PPLN untuk melaksanakan pemungutan suara di tingkat

TPS luar negeri

KPU (Komisi Pemilihan Umum): lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat

nasional, tetap, dan mandiri dalam melaksanakan Pemilu.

KPU Kabupaten/Kota: lembaga penyelenggara Pemilu di kabupaten/kota.

KPU Provinsi: lembaga penyelenggara Pemilu di tingkat provinsi. Bersifat

mengkoordinasi KPU kabupaten dan kota di provinsi bersangkutan. Penyelenggara

utama Pilkada Provinsi untuk memilih Gubernur-Wakil Gubernur.

LADK (Laporan Awal Dana Kampanye): Pembukuan yang memuat informasi

rekening khusus dana kampanye, sumber perolehan saldo awal atau saldo

pembukaan, rincian perhitungan penerimaan dan pengeluaran yang diperoleh

sebelum pembukaan RKDK, dan penerimaan sumbangan yang bersumber dari

pasangan calon, partai politik atau gabungan partai politik, calon anggota DPD atau

pihak lain.
Langsung: pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan tidak

boleh diwakilkan.

LPPDK (Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye):

pembukuan yang memuat seluruh penerimaan dan pengeluaran dana kampanye.

LPSDK (Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye): pembukuan

yang memuat seluruh penerimaan yang diterima peserta pemilu setelah LADK

disampaikan kepada KPU.

Luber: Singkatan dari langsung, umum, bebas, dan rahasia. Keempat kata ini

mewakili prinsip-prinsip pemilu.

MA: bagian dari poros kekuasaan yudikatif dalam triaspolitika demokrasi. Dalam

pemilu, MA berfungsi sebagai pengadil tingkat kasasi (akhir) untuk persoalan

administrasi pemilu.

Masa tenang: waktu (harian) yang tidak dapat digunakan untuk melakukan

aktivitas kampanye oleh peserta pemilu. Tak semua pemilu negara ada masa

tenang. Indonesia punya tradisi mengadakan masa tenang sebagai tahapan pemilu

selama 3 hari di antara tahapan kampanye dan pemungutan suara.

Mayoritas: lebih dari 50 persen. Dalam sistem pemilu, mayoritas merupakan

sistem pemilihan dengan syarat keterpilihan perolehan suara lebih dari 50 persen

dari total suara sah.

MK: bagian dari poros kekuasaan yudikatif dalam triaspolitika demokrasi. Dibentuk

pasca-Reformasi yang berfungsi untuk meninjau undang-undang atau beberapa

pasal dalam undang-undang. Berdasar UUD, MK pun berwenang menyelesaikan

persengketaan hasil pemilu.

O
Oposisi: lawan dari koalisi atau pihak yang berseberangan dengan pemerintah

status quo.

Opovov (one person, one vote, one value): prinsip pemilu yang menempatkan

rakyat sebagai pemilik kedaulatan demokrasi secara setara apapun latar

belakangnya. Opovov pun berdasar sistem pemilu menekankan pada prinsip

proporsionalitas penduduk, suara, kursi, dan hasil pemilu.

P4 (Partai Politik Peserta Pemilu): partai politik yang telah memenuhi

persyaratan sebagai Peserta Pemilu DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.

P4 Gabungan/Koalisiadalah gabungan 2 (dua) partai politik atau lebih yang

bersama-sama bersepakat mencalonkan 1 (satu) Pasangan Calon.

Pantarlih (Panitia Pemutakhiran Data Pemilih): Petugas yang dibentuk PPS

atau PPLN untuk melakukan pendaftaran dan pemutakhiran data pemilih

Panwaslu (Panitia Pengawas Pemilu) Kecamatan: panitia yang dibentuk oleh

Bawaslu Kabupaten/Kota untuk mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di wilayah

kecamatan atau nama lain.

Panwaslu Kelurahan/Desa: petugas untuk mengawasi Penyelenggaraan Pemilu

di kelurahan/desa atau nama lain.

Panwaslu LN: petugas yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi

Penyelenggaraan Pemilu di luar negeri.

Panwaslu: Panitia pengawas pemilu yang dibentuk di tingkat kecamatan dan

kelurahan/desa untuk mengawasi penyelenggaraan pemilu.

Parliamentary threshold: *liat ambang batas parlemen

Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden: peserta Pemilu Presiden-Wakil

Presiden yang diusulkan partai politik atau gabungan partai politik yang telah

memenuhi persyaratan.
Pemilih: warga berhak pilih yang namanya ada dalam daftar pemilih. Di Indonesia

syarat berhak pilih adalah berusia lebih dari 17 tahun atau sudah/pernah kawin.

Pemilu (pemilihan umum): Sarana kedaulatan rakyat untuk memilih presiden-

wakil presiden, anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota yang

dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia (Luber), jujur, dan adil

(Jurdil). Berdasarkan prinsip Luber dan Jurdil, pemilihan kepala-wakil kepala daerah

(Pilkada) pun merupakan pemilu.

Pemilu serentak (concurrent election): menyelenggarakan pemilu eksekutif

dengan pemilu legislatif dalam satu hari pemungutan suara dengan tujuan

menghasilkan pemerintahan yang didukung oleh partai politik/koalisi mayoritas di

parlemen.

Pengawas TPS: petugas yang dibentuk oleh Panwaslu Kecamatan untuk

membantu Panwaslu Kelurahan/Desa.

Penyelenggaraan Pemilu: pelaksanaan tahapan Pemilu yang dilaksanakan oleh

penyelenggara Pemilu. Indonesia sejak Pemilu 2014 punya tiga lembaga

penyelenggara pemilu: 1) KPU; 2) Bawaslu; 3) DKPP

Perseorangan Peserta Pemilu DPD: perseorangan yang telah memenuhi

persyaratan sebagai Peserta Pemilu DPD.

Peserta Pemilu: pihak yang memenuhi syarat untuk berkompetisi di pemilu.

Peserta Pemilu Presiden-Wakil Presiden adalah pasangan calon presiden-wakil

presiden. Peserta Pemilu DPR dan DPRD adalah partai politik. Peserta Pemilu DPD

adalah perseorangan yang bukan anggota partai politik.

Petahana/Incumbent: pejabat publik berkewenangan dalam kebijakan

(termasuk anggaran). Di-Indonesiakan jadi petahana. Seringkali salah dimaknai

sebagai kepala daerah atau presiden yang mencalonkan di pemilu. Padahal tanpa

mencalonkan pun presiden, kepala daerah, dewan, adalah incumbent/petahana.


Pileg (Pemilu legislatif): Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD provinsi,

DPRD kabupaten/kota, dan DPD. Semua jabatan ini merupakan poros kekuasaan

legislatif dalam triaspolitika (eksekutif, legislatif, dan yudikatif)

Pilpres (Pemilu presiden): pemilihan pimpinan poros kekuasaan eksekutif oleh

rakyat secara langsung. Pemilu ini ada di negara dengan sistem pemerintahan

presidensial. Berbeda dengan negara sistem pemerintahan parlementer yang

pimpinan eksekutifnya (perdana menteri/presiden) dipilih oleh anggota dewan

parlemen (DPR).

Pluralitas: Terbanyak dalam persentase kurang dari 50 persen. Dalam sistem

pemilu, sistem pluralitas merupakan sistem bersyarat keterpilihan mencari yang

memporeleh suara terbanyak untuk mendapatkan kursi. Perolehan suara terbanyak

kedua, ketiga, dan keempat diabaikan/hangus.

Politik uang: pemberian uang atau barang dengan nilai yang tak wajar untuk

mengajak memilih atau tidak memilih berdasarkan permintaan dari pemberi

uang/barang.

PPDP/Pantarlih (Petugas Pemutakhiran Data Pemilih): petugas yang

dibentuk oleh PPS atau PPLN untuk melakukan pendaftaran dan pemutakhiran data

pemilih.

PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan): panitia yang dibentuk oleh KPU

Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Pemilu di tingkat kecamatan atau nama lain.

PPLN (Panitia Pemilihan Luar Neger): Panitia yang dibentuk KPU untuk

melaksanakan Pemilu di luar negeri

PPS (Panitia Pemungutan Suara): panitia yang dibentuk oleh KPU

Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Pemilu di tingkat kelurahan/desa atau nama

lain.

Presiden: pemimpin poros kekuasaan eksekutif dalam trias politika (eksekutif,

legislatif, yudikatif) sistem politik demokrasi.


Presidential threshold (PT): ambang batas keterpilihan presiden hasil pemilu

langsung. Ketentuan ambang batas keterpilihan presiden-wakil Indonesia ada

dalam UUD 1945 yaitu, 50 persen lebih dari total suara sah menyertakan sebaran

suara di provinsi.

Proporsional: sesuai secara proporsi dari sebelum proses dengan setelah proses

(hasil). Dalam sistem pemilu, proporsional berarti persentase suara yang diperoleh

dari total suara sah sesuai dengan persentase perolehan kursi dari total kursi

keseluruhan.

Quick count (hitung cepat): nama jenis survei yang diadakan pascapemungutan

suara. Seperti survei lainnya, hitung cepat menggunakan sampel. Karena bertujuan

memprediksi hasil pemilu, sampelnya berupa TPS.

Rahasia: suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si

pemilih itu sendiri.

Real count (hitungan hasil sebenarnya): hasil pemilu yang merupakan

akumulasi suara di semua TPS, bukan sampel TPS. KPU melakukan dua cara real

count. Pertama, melalui hitungan manual berjenjang dari TPS ke Kecamatan-

Kabupaten/Kota-Provinsi-Pusat. Kedua, melalui hitungan digital dari hasil TPS lalu

discan di Kecamatan lalu langsung ke pusat.

RKDK (Rekening Khusus Dana Kampanye): rekening dana kampanye peserta

pemilu yang dipisahkan dari rekening keuangan partai politik atau rekening

keuangan pribadi peserta pemilu.

S
Saint League: Metode konversi suara untuk menentukan perolehan kursi partai

politik di DPR. Caranya, suara sah setiap parpol yang memenuhi ambang batas

perolehan suara 4% suara sah nasional, dibagi dengan bilangan pembangi 1 dan

diikuti secara berurutan oleh bilangan ganjl 3, 5, 7, dan seterusnya.

Sengketa/Perselisihan: perbedaan pendapat antarpihak dalam pemilu berkaitan

dengan tahapan pemilu, khususnya tahap pencalonan dan keterpilihan (hasil

perolehan suara). Sengketa bisa terjadi pada peserta pemilu dengan penyelenggara

pemilu, peserta pemilu dengan peserta pemilu lainnya, penyelenggara pemilu

dengan penyelenggara pemilu (KPU-Bawaslu). Persengketaan antarcaleg DPR dan

DPRD satu partai politik diselesaikan di internal partai politik. Persengketaan

antarpeserta atau peserta dengan KPU diselesaikan melalui Bawaslu lalu banding

ke pengadilan tata usaha negara.

Sentra Gakkumdu (Penegakan Hukum Terpadu): Kelompok penegak hukum

untuk tindak pidana pemilu yang terdiri dari unsur Bawaslu, Polri dan Kejaksaan.

Surat suara: media pemberian tanda pemungutan suara. Istilah Inggrisnya

“ballot“. Bentuknya tak hanya kertas tapi juga layar sentuh atau menyertakan

tombol.

Survei: metode ilmiah pencarian gambaran fakta berdasarkan sampel yang

representatif.

Timses (tim sukses): tim yang ditunjuk oleh peserta pemilu untuk berkampanye

dan memenangkan pemilu bagi peserta yang menunjuknya.

TPS (Tempat Pemungutan Suara): tempat dilaksanakannya pemungutan suara.

TPS (polling station) di Indonesia juga digunakan untuk menghitung suara yang bisa

disaksikan secara terbuka langsung oleh warga.

TPS Luar Negeri: tempat dilaksanakannya pemungutan suara di luar negeri.


U

Umum: pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga negara yang sudah memiliki

hak menggunakan suara.

Undang-undang Pemilu: undang-undang yang menjadi dasar penyelenggaraan

pemilu dan pembuatan peraturan teknis penyelenggaraan pemilu.

UU No.7/2017: undang-undang pemilu untuk pemilu serentak yang

menggabungkan tiga undang-undang pemilu (UU Pilpres, UU Pileg, dan UU

Penyelenggara Pemilu). Undang-undang ini inisiatif Pemerintah menyikapi Putusan

MK yang memerintahkan pemilu serentak.

Voter turnout: angka pemilih di TPS. Biasanya dengan persentase yang

menggambarkan pengguna hak pilih dari keseluruhan 100% warga berhak pilih

yang terdata dalam daftar pemilih. Voter turnout sengaja distandarkan istilahnya

dengan bahasa Inggris untuk juga menjelaskan angka ini sebagai standar kualitas

kepesertaan, layanan penyelenggara, dan kepentingan pemilih.

Ziper Systems: metode keterpilihan selang seling gender (perempuan-lelaki). Ini

merupakan bentuk afirmasi (penguatan) perempuan di pemilu untuk pencalonan

dan keterpilhan perempuan di parlemen. Asalnya, ziper system berarti selang-seling

gender berbanding 50:50 (perempuan-lelaki). Berkembang menyertakan

penyesuaian konsensus di masing-masing negara dengan persentase yang berbeda.


Di Indonesia ziper system hanya di tahap pencalonan dengan perrbandingan 3:1

(dalam tiga caleg, setidaknya ada 1 perempuan).

Anda mungkin juga menyukai