Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 4

RANGKUMAN MUDHARABAH

Mudharabah dari kata dhorbufilardhi yang artinya melakukan perjalanan untuk


berdagang. Para penduduk Irak mengartikan sebagai berpergian untuk berdagang. Para penduduk
hijau mengartikan sebagai pemilik modal memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan
oleh amil dan memotong sebagian dari keuntungannya.

Pengertian menurut Wahbah Zuhaili : “Mudharabah adalah akad penyerahan modal oleh
si pemilik kepada pengelola untuk diperdagangkan dan keuntungan dimiliki bersama antara
keduanya sesuai dengan persyaratan yang mereka buat”. Menurut Sayid Sabiq : “Mudharabah
merupakan suatu akad antara dua pihak dimana salah satu pihak memberikan modal kepada
pihak lain untuk diperdagangkan dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi di antara mereka
berdua sesuai kesepakatan ”.

Secara terminologi Mudharabah adalah suatu akad atau perjanjian antara dua orang atau
lebih dimana pihak pertama memberikan modal usahapihak lain menyediakan tenaga dan
keahlian dengan keuntungan dibagi antara mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian
ditanggung oleh pemodal.

Dasar Hukum Mudharabah

1. Surat Al-Muzammil ayat : 20 Artinya : ”…dan orang-orang yang berjalan dimuka


bumi mencari sebagian karunia Allah”.

2. Hadist yang diriwayatkan oleh Shuhaib

“Ada tiga perkara yang diberkahi: jual beli yang ditangguhkan, memberi modal dan
mencampur gandum dengan jelai untuk keluarga bukan untuk dijual” Dari Shuhaib bahwaNabi
bersabda : “ada tiga perkara yang didalamnya terdapat keberkahan (1) jual beli tempo (2)
muqaradhah (3) mencampur gandum dengan jagung untuk makan di rumah bukan untuk dijual
(HR. Ibnu Majah)”.

3. Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Malik Dari ‘Ala’ Bin Abdurrahman dari ayahnya
dari kakeknya bahwa ‘Utsman Bin’Affan memberinya harta dengan cara qiradh yang
dikelolanya dengan ketentuan keuntungan dibagi di antara mereka berdua (HR. Imam Malik).
4. Dalil dari Ijma’ Para sahabat melakukan akad mudharabah dengan cara memberikan
harta anak yatim sebagai modal kepada pihak lain.

5. Dalil dari Qiyas Mudharabah diqiyaskan oleh akad musaqah karena dalam realita
kehidupan terdapat manusia yang kaya dan miskin. Kadang ada orang kaya yang memiliki harta
tetapi tidak memiliki keahlian tetapi di pihak lain ada orang yang memiliki keahlian tetapi tidak
memiliki modal.

C. Rukun dan Syarat Mudharabah

1. Rukun Mudharabah a. Menurut Hanafiah 1) Ijab, lafal yang digunakan yaitu


mudharabah, muqaradhah dan mu’amalah. Contoh : ambillah modal ini dengan mudharabah
dengan ketentuan keuntungan dibagi di antara kita berdua. 2) Qabul, lafal yang digunakan yaitu
saya ambil, saya terima, saya setuju.

b. Menurut Jumhur Ulama 1) ‘Aqid, yaitu pemilik modal dan pengelola. 2) Ma’ud ‘alaih,
yaitu modal, tenaga dan keuntungan. 3) Shighat, yaitu ijab dan qabul.

c. Menurut ulama Syafi’iyah, rukun-rukun qiradh ada enam, yaitu: 1) Pemilik barang
yang menyerahkan barang-barangnya

2) Orang yang bekerja, yaitu pengelola barang yang diterima dari pemilik barang 3) Aqad
mudharabah, dilakukan oleh pemilik dengan pengelola barang 4) Mal, yaitu harta pokok atau
modal 5) Amal, yaitu pekerjaan pengelolaan harta sehingga menghasilkan laba 6) Keuntungan 2.
Syarat Mudharabah a. Modal atau barang yang diserahkan itu berbentuk uang tunai. Apabila
barang itu berbentuk mas atau perak batangan, mas hiasan atau barang dagang lainnya,
mudharabah tersebut batal. b. Bagi orang yang melakukan akad disyaratkan mampu melakukan
tasharruf, maka dibatalkan akad anak-anak yang masih kecil, orang gila dan orang-orang yang
berada di bawah pengampuan. c. Modal harus diketahui dengan jelas agar dapat dibedakan
antara modal yan diperdagangkan dengan laba atau keuntungan dan perdagangan tersebut yang
akan dibagikan kepada dua belah pihak sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. d.
Keuntungan yang akan menjadi milik pengelola dan pemilik modal harus jelas presentasenya,
misalnya setengah, sepertiga atau seperempat. e. Melafazkan ijab dari pemilik modal, misalnya
aku serahkan uang ini kepadamu untuk dagang, jika ada keuntungan akan dibagi dua dan kabul
dari pengelola. f. Mudharabah bersifat mutlak, pemilik modal tidak mengikat pengelola harta
untuk berdagang di negara tertentu, memperdagangkan barang- barang tertentu dan pada waktu-
waktu tertentu.

Mudharabah fasid, jika syarat-syarat tidak selaras dengan tujuan mudharabah menurut
para ulama bahwa mudharib tidak berhak mengatur perbuatan sebagaimana yang dikehendaki
oleh mudharabah yang shahih. Mudharib tidak memperoleh biaya operasional dan keuntungan
tertentu melainkan hanya memperoleh upah yang sepadan dengan hasil pekerjaannya. Jika
kegiatan mudharabah ini diperoleh keuntungan maka menjadi tambahan atas modal yang
dimiliki. Mudharabah yang Shahih, merupakan suatu akad mudharabah yang rukun dan
syaratnya terpenuhi. Mudharabah ini meliputi :

1. Kekuasaan mudharib, mudharib (pengelola)


2. Tindakan hukum mudharib, hukumnya berbeda-beda tergantung kepada jenis
mudhaabahnya apakah mutlak atau muqayyad
3. Hak mudharib
4. Hak pemilik modal.

Macam macam Mudharabah

1. Mudharabah Muthlaq Akad mudharabah di mana pemilik modal memberikan modal kepada
pengolatanpa disertai pembatas. Contoh seperti kata pemilik modal : “Saya berikan modalini
kepada anda dengan mudharabah dengan ketentuan keuntungan dibagi dua”. Dalam akad
tersebut tidak ada ketentuan mengenai tempat, jenis, barang usaha.

2. Mudharabah Muqayyad Akad mudharabah di mana pemilik modal memberikan ketentuan


yang berkaitan dengan tempat, jenis, barang usaha.

Anda mungkin juga menyukai