Anda di halaman 1dari 8

PEDOMAN ANALISA KEBUTUHAN TENAGA

KLINIK PRATAMA RAWAT INAP WAHYU HUSADA


KEDIRI
2023
LEMBAR PERSETUJUAN

PEDOMAN ANALISA KEBUTUHAN TENAGA

Buku pedoman ini telah disetujui oleh Direktur Klinik Pratama Rawat Inap
Wahyu Husada pada:
Hari : Senin
Tanggal : 02 Januari 2023
Tempat : Klinik Pratama Rawat Inap Wahyu Husada

DIREKTUR

KLINIK PRATAMA RAWAT INAP WAHYU


HUSADA

dr. Permata Ayu Kamila

2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan,
kemudahan, dan melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya. Dan tidak lupa shalawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda agung Nabi Muhammad SAW.
Dengan niat tulus dan segala kerendahan hati pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan pedoman dengan judul “PEDOMAN ANALISA KEBUTUHAN
TENAGA”.
Pedoman Analisa Kebutuhan Tenaga ini disusun dalam rangka
memberikan acuan bagi semua jajaran di Klinik Pratama Rawat Inap Wahyu
Husada dalam Analisa Kebutuhan Tenaga. Melalui pedoman ini diharapkan
semua tenaga profesional pemberi asuhan serta tenaga terkait lainnya dapat
memahami berbagai hal yang berkaitan dengan pelayanan di Klinik Pratama
Rawat Inap Wahyu Husada.
Ucapan terima kasih dan penghargaan selayaknya disampaikan
kepadasemua pihak yang telah membantu penyusunan dan penerbitan pedoman
ini.Semoga keinginan untuk dapat lebih meningkatkan mutu dan
keselamatanpasien dapat tercapai, seiring dengan pemberdayaan para
pelaksananya.
Pedoman ini tentu saja masih belum dapat memuat semua Analisa
Kebutuhan Tenaga yang dibutuhkan karena keterbatasan ilmu dan referensi yang
ada pada kami. Oleh karena itu permohonan maaf perlu kami haturkan apabila
dalam penyusunan pedoman ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan. Meskipun demikian semoga dengan penyusunan Analisa
Kebutuhan Tenaga ini masih dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
terkait.

Kediri, 02 Januari 2023


DIREKTUR

KLINIK PRATAMA RAWAT


INAP WAHYU HUSADA

dr. Permata Ayu Kamila

3
PENDAHULUAN
Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan dihitung
berdasarkan analisis beban kerja, dengan wilayah kerja, luas wilayah kerja,
ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah
kerja, dan pembagian waktu kerja.

A. Latar Belakang
Klinik Wahyu Husada adalah Klinik Dengan Tempat Perawatan (DTP) yang
berada di kecamatan Gurah. Berdasarkan kategori Klinik berdasarkan Permenkes
Nomor 75 tahun 2014, Klinik Wahyu Husada merupakan Klinik Rawat Inap dan
Rawat Jalan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Mempelajari/mengkaji efektifitas tenaga terhadap penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di Kecamatan Gurah.
2. Tujuan Khusus:
a. Untuk distribusi beban pegawai
b. Untuk peningkatan kinerja

4
KAJIAN DASAR

A. JENIS DAN KATEGORI TENAGA


1. Tenaga kesehatan terdiri dari atas sekelompok jabatan, dimana
Jabatan-jabatan tersebut telah diklasifikasikan sebagai berikut:
2. Tenaga medis, terdiri dari Dokter Umum, dan Dokter Gigi
3. Tenaga Keperawatan, yaitu Perawat dan Bidan
4. Tenaga Kefarmasian yaitu Apoteker dan Analisis Farmasi,
5. Tenaga Kesehatan Masyarakat, Epidemiologis kesehatan, Sanitarian

B. STANDAR KETENAGAAN
Standar ketenagaan di Klinik berdasarkan kategori Klinik berdasarkan
Permenkes Nomor 9 tahun 2014 adalah sebagai berikut :
Klinik
No Jenis Tenaga
Rawat Jalan Rawat Inap

1 Dokter atau dokter layanan primer 1 2


2 Dokter gigi 1 1
3 Perawat 5 8
4 Bidan 4 7
5 Tenaga kesehatan masyarakat 2 1
6 Tenaga kesehatan lingkungan 1 1
7 Ahli teknologi laboratorium medic 1 1
8 Tenaga gizi 1 2
9 Tenaga Kefarmasian 1 2
10 Tenaga administrasi 3 3
11 Keamanan 2 2
Jumlah 22 31
Standar diatas merupakan kondisi minimal yang diharapkan agar Klinik
dapat terselenggara dengan baik

C. FAKTOR KETENAGAAN
Terdapat 3 faktor utama yang mempengaruhi beban kerja setiap tenaga
kesehatan yaitu:
1. Tugas Pokok Tenaga Kesehatan
Tugas Pokok adalah tugas yang harus dikerjakan oleh seorang tenaga
Kesehatan kerjaan dan dikerjakan seperti halnya tugas utama. Namun
akan menjadikan beban kerja meningkat jika tugas tambahan lebih
banyak sehingga menjadikan tanggungan pekerjaan yang harus
dikerjakan menjadi lebih besar. Dapat juga terjadi sebaliknya yakni
dengan tugas tambahan beban kerja meningkat tetapi tetap sesuai
dengan standar karena tingkat produktivitas menjadi lebih optimal.
2. Waktu Kerja
Waktu kerja adalah lamanya seseorang bekerja dalam seharinya. Setiap
tenaga kesehatan mempunyai waktu kerja normal tiap minggunya 37,5 -
40 jam, sehingga jumlah jam kerja rata-ratanya dalam satu hari adalah

5
6,25 – 6,67. Jadi dalam satu bulan jumlah jam kerja adalah 150 – 160
jam (24 hari kerja). Dimana waktu kerja efektif adalah waktu yang
sungguh-sungguh digunakan untuk bekerja secara efektif oleh tenaga
kesehatan yaitu 80% dari waktu kerja sebulan (150 jam) atau sama
dengan 0,8 x 150 jam =120 jam perbulan. ( Depkes RI, 1999). Jumlah
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan adalah sama
dengan jumlah keempat waktu berikut :
a. Waktu yang sungguh-sungguh dipergunakan untuk bekerja, yakni
waktu yang di pergunakan dalam kegiatan-kegiatan yang langsung
berhubungan dengan produksi yang disebut waktu lingkaran (cycle
time atau cyclical time) atau waktu baku /dasar.
b. Waktu yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang tidak
langsung berhubungan dengan produksi yang disebut waktu bukan
lingkaran (Non Cyclical Time).
c. Waktu untuk menghilangkan kelelahan (Fatique Time).
d. Waktu untuk keperluan pribadi (Personal Time).
3. Jumlah Kunjungan Pasien
Jumlah kunjungan adalah banyaknya kunjungan pasien yang
menggunakan jasa pelayanan kesehatan. Kunjungan pasien setiap
harinya di waktu kerja akan mempengaruhi beban kerja dari tenaga
kesehatan. Sebaiknya terdapat kesesuaian antara jumlah tenaga
kesehatan dan pasien atau klien yang dilayani di unit pelayanan
Kesehatan

6
ANALISA PEMENUHAN

Klinik
No Jenis Tenaga
Rawat Jalan Rawat Inap
1 Dokter atau dokter layanan primer 1 2
2 Dokter gigi 1 1
3 Perawat 5 8
4 Bidan 4 7
5 Tenaga kesehatan masyarakat 1 1
6 Tenaga kebersihan 1 1
7 Ahli teknologi laboratorium medic 1 1
8 Tenaga gizi 1 1
9 Tenaga Kefarmasian 1 1
10 Tenaga administrasi 2 2
11 keamanan 1 1
Jumlah 19 27
Analisa yang dilakukan meliputi analisa kualitatif dan kuantitatif tanpa
menggunakan pendekatan statistic. Bila dibandingkan dengan standar, tenaga
Klinik Wahyu Husada kurang dari standar dalam jumlah bidan dan tenaga
penunjang, Klinik Wahyu Husada adalah Klinik DTP dengan kapasitas Tempat
Tidur 10, maka jumlah tenaga tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan lapangan.

A. Analisis Kuantitatif
Analisa ini membatasi pada perbandingan tenaga yang ada di Klinik Wahyu
Husada dengan standar yang ditatapkan yaitu Permenkes tahun 2014:
1. Teori / model jumlah tenaga berdasar kategori Klinik
jumlah ketenagaan di Klinik Wahyu Husada sebagai Klinik Rawat Inap
Perdesaan sudah mencukupi dimana pada saat ini memiliki 27 tenaga
sedangkan standarnya adalah 27 tenaga.
2. Model jumlah tenaga berdasar output Klinik (kunjungan)
Jumlah tenaga Klinik Wahyu Husada telah mencukupi berdasar model
/teori Out put pasien rawat jalan yaitu 38 orang untuk 50.000 kunjungan
per tahun. Pada tahun 2020 ini kunjungan rawat jalan 48.816 dan jumlah
tenaga 37 orang.
3. Bila melihat bahwa Klinik Wahyu Husada adalah Klinik DTP dengan
kapasitas Tempat Tidur 10 buah dengan pelayanan 24 jam maka tenaga
medis/dokter sudah mencukupi.
4. Kebutuhan masyarakat, maka tenaga yang diperlukan yang lain adalah
tenaga dokter umum, Perawat Gigi, Apoteker dan tenaga Analis kesehatan.

7
B. Analisis Kuantitatif
Analisa ini merujuk pada jenis ketenagaan dan sebaran jobdesk yang
ditatapkan, sebagai berikut:
1. Jenis ketenagaan
Berdasar jenis ketenagaan kesehatan, secara umum Klinik Wahyu
Husada belum memenuhi seluruh criteria/kategori ketenagaan, namun
masih memerlukan tenaga Aptoker untuk operasional unit farmasi, analis
untuk operasional laboratorium, tenaga gizi untuk operasional gizi, bidan
PONED dan perawat gigi.
2. Beban kerja
Pekerjaan untuk seluruh kegiatan di Klinik Wahyu Husada telah
distribusikan melalui pemetaan tugas dan jumlah tenaga mencukupi untuk
melaksanakan seluruh kegiatan/ tugas Klinik . Perangkapan pekerjaan atau
tugas tambahan terjadi masih dalam batas wajar karena tidak melebihi 2
tugas tambahan untuk setiap petugas (rata rata 1 tugas tambahan).
Pekerjaan administrative tidak dianggap sebagai tugas tambahan karena
sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dengan pekerjaan utama.

C. Kesimpulan
Dari analisis diatas maka dapat disimpulkan bahwa Klinik Wahyu Husada pada
saat ini masih memerlukan tambahan tenaga ahli gizi dan rekam medik.

Anda mungkin juga menyukai