Anda di halaman 1dari 21

Nyeri akut abdomen

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Abdominal pain merupakan gejala utama dari acute abdomen yang terjadi
secara tiba-tiba dan tidak spesifik. akut abdomen merupakan istilah yang
digunakan untuk gejala-gejala dan tanda-tandadari nyeri abdomen dan nyeri
tekanan yang tidaks pesifik tetapi sering terdapat pada penderita dengan
keadaan intra abdomen akut yang berbahaya (cooper,1999).
Abdominal pain akan direspon oleh tubuh dengan meningkatkan
pelepasan subtansi kimia yang dapat menstimulus reseptor-reseptor nyeri seperti
histamin,prostaglandine ,bradikinin dan substansi P yang akan menimbulkan
persepsi nyeri merupakan perasaan atau pengalaman yang tidak nyaman baik
secara sensori maupun emosional yang dapat ditandai dengan kerusakan jaringan
ataupun tidak(Asociation for the study pain).Asosiasi Nyeri Internasionan (1997)
menggambarkan nyeri sebagai perasaan yang tidak menyenangkan dan
pengalaman emosional yang dihubungkan dengan actual atau potensial
kerusakan jaringan tubuh.
Nyeri seringkali merupakan tanda yang menyatakan ada sesuatu yang
fisiologis terganggu yang menyebabkan seseorang meminta pertolongan,nyeri
juga masalah yang serius yang harus direspon dan di intevensi dengan
memberikan rasa aman,nyaman dan bahkan membebaskan nyeri tersebut . Perry
& Potter (2005)
Nyeri juga merupakan masalah yang serius yang harus direspon dan
diintervensi dengan memberikan rasa nyaman,aman dan bahkan membebaskan
nyeri tersebut.nyeri adalah salah satu keluhan yang paling umum Sembilan dari
sepuluh orang amerika serikat berusia 18 tahun atau lebih , menderita nyeri
minimal sekali sebulan dan 42% merasakan setiap hari.
Insiden nyeri abdomen akut dilaporkan berkisar 5-10% pada kunjungan
pasien ke unit gawat darurat. Kegawatan abdomen yang datang ke rumah sakit
dapat berupa kegawatan bedah ataupun kegawatan non bedah. Penyebab
tersering dari akut abdomen antara lain apindiksitis , kolik billier, obstruksi usus.
Di unit gawat darurat RSUD karawang pasien yang berkunjung dengan keluhan
nyeri abdomen akut dengan berbagai penyebab mencapai 405 kasus (3,9%) dari
total 10.453 kunjungan selama tahun 2012 (Data medica record RSUD
Karawang, Tahun 2012)
Perawat sebagai komponen tim kesehatan berperan penting untuk
mengatasi nyeri pasien. Perawat berkolaborasi dengan dokter ketiaka melakukan
intervensi untuk mengatasi nyeri, mengevaluasi keefektifan obat dan berperan
sebgai advocate pasien ketika intervensi untuk mengatasi nyeri meenjadi tidak
efektif atau ketika pasien tidak dapat berfungsi secara adekuat (Black &
Hawk,2005).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari abdominal pain?
2. Apa etiologi dari abdominal pain ?
3. Apa klasifikasi dari abdominal pain?
4. Bagaimana patofisiologi abdominal pain?
5. Bagaimana WOC abdominal pain?
6. Apa manifestasi klinis abdominal pain?
7. Apa pemeriksaan penunjang abdominal pain?
8. Apa penatalaksanaan abdominal pain?
9. Apa komplikasi abdominal pain?
10. Bagaimana asuhan keperawatan abdominal pain?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa definisi dari abdominal pain
2. Untuk mengetahui apa etiologi dari abdominal pain
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari abdominal pain
4. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi abdominal pain ea
5. Untuk mengetahui WOC abdominal pain
6. Untuk mengetahui manifestasi klinis abdominal pain
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang abdominal pain
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan abdominal pain
9. Untuk mengetahui komplikasi abdominal pain
10. Untukmengetahuiasuhan keperawatan abdominal pain
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI ABDOMINAL PAIN


Abdominal pain merupakan gejala utama dari acute abdomen yang terjadi
secara tiba-tiba dan tidak spesifik.akut abdomen merupakan istilah yang
digunakan untuk gejala-gejala dan tanda-tanda dari nyeri abdomen
dannyeritekanan yang tidak spesifik tetapi sering terdapat pada penderita dengan
keadaan intra abdominal lakut yang berbahaya (cooper,1999).
Abdominal pain akan direspon oleh tubuhdengan meningkatkan
pelepasan subtansi kimia yang dapat menstimulus reseptor-reseptor nyeriseperti
histamin,prostaglandine ,bradikinin dan substansi P yang akan menimbulkan
persepsi nyeri. Nyeri merupakan perasaan atau pengalaman yang tidak nyaman
baik secara sensori maupun emosional yang dapatditandaidengankerusakan
jaringan ataupun tidak(Asociation for the study pain).AsosiasiNyeriInternasionan
(1997) menggambarkan nyeri sebagai perasaan yang tidak menyenangkan dan
pengalaman emosional yang dihubungkan dengan actual atau potensial
kerusakan jaringan tubuh
Nyeri perut adalah nyeri yang dirasakan di antara dada dan
region inguinalis. Nyeri perut bukanlah suatu diagnosis, tapi merupakan gejala
dari suatu penyakit. Nyeri akut abdomen didefinisikan sebagai serangan nyeri
perut berat dan persisten, yang terjadi tiba-tiba serta membutuhkan tindakan
bedah untuk mengatasi penyebabnya. Appley mendefinisikan sakit perut
berulang sebagai serangan sakit perut yang berlangsung minimal 3 kali selama
paling sedikit 3 bulan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir dan mengganggu
aktivitas sehari-hari.
B. ETIOLOGI
Nyeri abdomen dapat disebabkan oleh masalah disepanjang saluran pencernaan
atau diberbagai bagian abdomen, yang bisa berupa :
1. ulkus yang mengalami perforasi
2. irritable bowel syndrome
3. apendisitis
4. pankreasitis
5. batu empedu.

Beberapa kelainan tersebut bersifat relative ringan ; yang lain mungkin bisa
berakibat fatal.

C. klasifikasi
1. Nyeri abdomen akut
Nyeri abdomen akut biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri
dengan durasi pendek. Nyeri alih adalah persepsi nyeri pada suatu daerah
yang letaknya jauh dari tempat asal nyeri. Keluhan yang menonjol dari
pasien dengan abdominal akut adalah nyeri perut. Rasanya nyeri perut dapat
disebabkan oleh kelainan-kelainan di abdomen atau di luar abdomen seperti
organ-organ di rongga toraks.nyeri abdomen dibedakan menjadi dua yaitu
nyeri nyeri visceral dan nyeri somatic.
a. Nyeri visceral
Nyeri visceral terjadi karena rangsangan pada perenium yang meliputi
organ intrapiretoneal yang mellui saraf otonom.
b. Nyeri somatic
Terjadi karena rangsangna pada peritoneum parictale yang melalui saraf
tepi diteruskan ke susunan saraf pusat.
2. Nyeri abdomen kronis
Nyeri abdomen kronis biasanya digunakan untuk menggambarkan neyri
berlanjut, baik yang berjalan dalam waktu lama atau berulang ? hilang
timbul. Nyeri kronik dapat berhubungan dengan eksterbasi akut.

D. PATOFISIOLOGI
Rasa nyeri pada abdominal baik mendadak maupun berulang, biasanya
selalu bersumber pada: visera abdomen, organ lain di luar abdomen, lesi pada
susunan saraf spinal, gangguan metabolik, dan psikosomatik. Rasa nyeri pada
abdomen somatik berasal dari suatu proses penyakit yang menyebar ke seluruh
peritoneum dan melibatkan visera mesentrium yang beisi banyak ujung saraf
somatik, yang lebih dapat meneruskan rasa nyerinya dan lebih dapat melokalisasi
rasa nyeri daripada saraf otonom.
Telah diketahui pula bahwa gangguan pada visera pada mulanya akan
menyebabkan rasa nyeri visera, tetapi kemudian akan diikuti oleh rasa nyeri
somatik pula, setelah peritoneum terlibat. Rasa nyeri somatik yang dalam akan
disertai oleh tegangan otot dan rasa mual yang merupakan gejala khas peritonitis.
Reflek rasa nyeri abdomen dapat timbul karena adanya rangsangan nervus
frenikus, misalnya pada pneumonia. Rasa nyeri yang berasal dari usus halus akan
timbul didaerah abdomen bagian atas epigastrium, sedangkan rasa nyeri dari usus
besar akan timbul dibagian bawah abdomen.
Reseptor rasa nyeri didalam traktus digestivus terletak pada saraf yang
tidak bermielin yang berasal dari sistem saraf otonom pada mukosa usus. Jaras
sasaraf ini disebut sebagai serabut saraf C yang dapat meneruskan rasa nyeri
lebih menyebar dan lebih lama dari rasa nyeri yang dihantarkan dari kulit oleh
serabut saraf A. reseptor nyeri pada abdomen terbatas di submukosa, lapisan
muskularis, dan serosa dari organ abdomen. Serabut C ini akan bersamaan
dengan saraf simpatis menuju ke ganglia pre dan paravertebra dan memasuki
akar dorsa ganglia. Impuls aferen akan melewati medula spinalis pada traktus
spinotalamikus lateralis menuju talamus, kemudian ke korteks serebri. Impuls
aferen dari visera biasanya dimulai oleh regangan atau akibat penurunan ambang
nyeri pada jaringan yang meradang. Nyeri ini khas bersifat tumpul, pegal, dan
berbatas tak jelas serta sulit dilokalisasi. Impuls nyeri dari visera abdomen atas
( lambung, duodenum, pankreas, hati, dan sistem empedu ), mencapai medula
spinalis pada segmen torakalis 6,7,8 serta dirasakan didaerah epigastrium. Impuls
nyeri yang timbul dari segmen usus yang meluas dari ligamentum Treitz sampai
fleksura hepatika memasuki segmen torakalis 9 dan 10, dirasakan di sekitar
umbilikus.
Dari kolon distalis, ureter, kandung kemih, dan traktus gnetalia
perempuan, impuls nyeri mencapai segmen torakal 11 dan 12 serta segmen
lumbalis pertama. Nyeri dirasakan pada daerah suprapubik dan kadang-kadang
menjalr ke labium atau skrotum. Jka proses penyakit meluas ke peritorium maka
impuls nyeri dihantarkan oleh serabut aferen somatis ke radiks spinal segmentalis
1,3. nyei yang disebabkan oleh kelainan metabolik seperti pada keracunan timah,
dan porfirin belum jelas patofisiologi dan patogenesisnya.
Perporasi irritable bowel
E. Patway
syndrome,apindiksitis,pankreatitis

Lesi pada susunan syaraf spinal


Distensi abdomen gang metabolic dan psikomotorik

Menekan gaster Rangsangan nervus


frenikus

Pemanjangan reseptor nyeri


Peningkatan produksi Hcl

Peregangan usus
Mual muntah
Nyeri pada
Tegangan otot perut
Resiko kurang volume
cairan
Kelemahan fisik
Nyeri
Intake nutrisi in adekuat
Intoleransi
aktivitas

Nutrisi kurang dari


kebutuhan
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri abdomen
2. Mual, muntah
3. Tidak nafsu makan
4. Lidah dan mukosa bibir kering
5. Turgor kulit tidak elastics
6. Urine sedikit dan pekat
7. Lemah dan kelelahan

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah lengkap
2. Pemeriksaan fisik
3. Ultrasound
4. Rotgen abdomen

H. PENATALAKSANAAN
1. Farmakologis
Penatalaksanaan nyeri secara farmakologis dilakukan secara
berkolaborasi denga tenaga medis lain dala pepmberian Obat golongan
analgesik akan merubah persepsi dan interprestasi nyeri dengan jalan
mendpresi sistem saraf pusat pada thalamus dan korteks serebri. Analgesik
akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri yang berat
dibandingkan setelah mengeluh nyeri. Contoh obat analgesik yani asam
salisilat (non narkotik), morphin (narkotik), dll.
2. Non farmakologis
Penatalaksanan nyeri non farmakologis dengan cara terapi distraksi
dan relaksasi. Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri
dengan cara mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga pasien
akan lupa terhadap nyeri yang lainnya sedangkan teknik relasksasi adalah
metode paling efektif untuk mengurangi nyeri kronik ada 3 hal yang perlu
diperhatikan dalam teknik relaksasi yaitu posisinya yang tepat,pikiran
beristirahat serta lingkungan yang tennag dan posisi pasien diatur senyaman
mungkin dengan semua bagian tubuh disokong,persendian dlurukan sera
otot-otot tidak tertarik

I. KOMPLIKASI
1. Porporasi gastrointestinal
2. Obstruksi gastro intestina
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap sistematis dalam mengumpulkan data tentang
individu, keluarga, dan kelompok.
Proses pengkajian pertama dilakukan adalah pengumpulan data :
1. Identitas pasien
Biasanya berisikan nama, umur, jenis kelamin, alamat, diagnose medis dan
tanggal masuk serta tanggal pengkajian dan identitas penangguang jawab
2. Keluhan utama
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan pasien,
biasanya jika klien mengalami abdominal pain bagian adomen akan terasa
nyeri.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan riwayat kesehatan saat ini yang meliputi keluhan pasien.
Pengkajian nyeri dilakukan dengan cara PQRST
b. Riwayat kesehatan dahulu
Pada pengkajian biasanya di temukan kemungkinan penyebab
abdominal pain
c. Riwayat kesehatan keluarga
Merupakan riwayat kesehatan keluarga yang biasanya dapat
memperburuk keadaan klien akibat adanya gen yang membawa penyakit
turunan.
Analisa Data

No DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS : Perporasi irritable bowel Nyeri
 Pasien mengatakan syndrome,apindiksitis,pank
nyeri pada bagian reatitis
abdomen sebelah kiri
atas saat beraktivitas Lesi pada susunan syaraf
dan nyeri timbul spinal ,gangguan metabolic
secara tiba-tiba dan psikomotorik

 Pasien mengatakan
Rangsangan nervus
lama terjadi selama fernikus
10-15 menit nyeri
Peregangan usus
yang dirasakan
sampai ke pinggang Tegangan otot
dan sampai ke
punggung

DO :
 Pasien tampak
meringis kesakitan
 TD : 130/70 mmHg
 S : 37 0 C
 N : 84x/menit
 RR : 20x/menit
2 DS : Peningkatan HCl Resiko perubahan
 Pasien mengatakan nutrisi in adekuat
tidak nafsu makan Mual muntah

 Pasien mengatakan
tida bias Intake nutrisi in adekuat

menghabiskan satu
porsi makan

DO :
 Pasien tampak lemas
 TD : 130/70 mmHg
 S : 37 0 C
 N : 84x/menit
 RR : 20x/menit
3 Ds : Peregangan usus Intoleransi
aktivitas
 Pasien mengatakan
sering kelelahan Nyeri pada perut

 Pasien mengatakan
cepat lelah saat Keemahan fisik

beraktivitas
Do :
 Pasien tampak
kelelahan
 Pasien tampak pucat
 TD:130/70mmHg
 N :84x/menit
 RR:20x/menit
 S:37 0 C

Diagnosa keperawatan

a. Nyeri b/d penegangan pada otot


b. Resiko perubahan nutrisi b/d mual muntah
c. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik
Intervensi

SDKI SLKI SIKI


Nyeri akut (D.0077) Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen pola napas (I.01011)
Penyebab setelah dilakukan tindakan selama 1x6 1. Observasi
1. Agen pencedera fisiologis jam diharapkan nyeri menghilang dengan a. Monitor pola napas
2. Agen pencedera kimiawi criteria Hasil: b. Monitor bunyi napas
3. Agen pencedera fisik 1. Keluhan nyeri (5) c. Monitor sputum
Mayor 2. Meringis (5) 2. Terapeutik
DS 3. Sikap protektif (5) a. Pertahankan kepatenan jalan napas
Mengelu nyeri 4. Gelisah (5) b. Posisikan semi-fowler
DO 5. Kesulitan tidur (5) c. Berikan minum air hangat
1. Tanpak meringis 6. Mual (5) d. Berikan fisioterapi dada
2. Bersikap protektif 7. Muntah (5) e. Lakukan penghisapan lendir
3. Gelisah f. Lakukan hiperoksigenisasi
4. Frekuensi nadi meningkat g. Keluarkan sumbatan benda padat denan
5. Sulit tidur forsep
Minor h. Berikan oksigen jika perlu
DS 3. Edukasi
DO a. Anjurkan asupan cairan 2000/hari
1. TD meningkat b. Ajarkan teknik batuk efektif
2. Pola napas berubah c. Kolaborasi pemberian bronkodilator
3. Nafsu makan berubah
6. Diaphoresi

Gagguan mobilitas fisik Mobilitas fisik (L.05042) Dukungan amulansi (I.06171)


(D0054) Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Observasi
Penyebab selama 1 x 6 jam diharapkan pasien bias a. Identifiaksi adanya nyeri atau keluhan
1. Kerusakan interitas mememnuhi kebutuhan mobilisasi fisik fisik lainnya
strutur tulang kriteria hasil : b. Identifikasi toleransi fisik melakukan
2. Perubahan metabolism 1. Pergerakan ekstemritas meningkat (5) ambulan
3. Ketidak bugaran fisik 2. Keuatan otot (5) c. Monitor frekuensi jantung dan tekanan
4. Penuruna massa otot 3. Rentang gerak (ROM) (5) darah sebelum memulai ambulansi
5. Penurunan kekuatan otot d. Monitor kondisi umum selama
6. Nyeri melakukan amulansi
7. Kecemasan 2. Terapeutik
Mayor a. Fasilitasi aktivitas ambulansi dengan
DS alat bantu
Mengeluh sulit b. Fasilitasi melakukan moilisasi fisik
menggerakkan eksteremitas c. Libatkan keluarga untuk membantu
DO pasien dalam meningkatkan ambulansi
1. Kekuatan otot menurun 3. Edukasi
2. Rentang gerak menurun a. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulans
Minor b. Anjurkan melakukan sederhana yang
DS harus dilakukan
1. Nyeri saat bergerak
2. Enggan melakukan
pergerakakan
3. Merasa cemas saat
bergerak
DO
1. Sendi kaku
2. Gerakan tidak
terkoordinasi
3. Gerakan terbatas
4. Fisik lemah
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Abdominal pain merupakan gejala utama dari acute abdomen yang terjadi
secara tiba-tiba dan tidak spesifik. akut abdomen merupakan istilah yang
digunakan untuk gejala-gejala dan tanda-tandadari nyeri abdomen dan nyeri
tekanan yang tidaks pesifik tetapi sering terdapat pada penderita dengan
keadaan intra abdomen akut yang berbahaya.

B. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah
ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Lippincot Williams & Wilkins. 33: 471 – 628 (2012) Aru W, Sudoyo, dkk. 2007.
Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam Jilid III. Ed. IV. Jakarta: Pusat Penerbit
Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10


alih bahasa, Yasmin, Asih, Jakarta: EGC.

Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 3 Jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius.

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 Alih Bahasa H. Y. Kuncara, Andry
Hartono, Monica Ester, Yasmin Asih, Jakarta : EGC

Arenal JJ, Bengoechea-Beeby M. Mortality Associated with Emergency Abdominal


Surgery in the Elderly. Can J Surg; 46:111-6. (2003

Anda mungkin juga menyukai