Anda di halaman 1dari 2

Nama : Chikita Octalina Linggi’Allo

Npm : 2040501158
Mata kuliah : pengangkutan Niaga.

1. Angkutan umum
- Angkutan umum merupakan sarana transportasi yang penting dalam mendukung kegiatan
dan mobilitas penduduk perkotaan, mengingat sebagian besar penggunaannya bersifat
coptive.( halaman 6 bagian 1 Angkutan umum paragraf 1)
2. Pentingnya Angkutan Umum memiliki Izin
- Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2019
TentangPenyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam
Trayek bahwa Perusahaan Angkutan umum wajib memiliki izin penyelenggaraan Angkutan
Orang untuk Untuk menjamin ketertiban dan kelancaran serta untuk mendapatkan
kelangsungan pengangkutan dengan kendaraan bermotor umum, upaya pengendalian
dan pembinaan secara intensif, dilaksanakan dalam bentuk pembinaan izin angkutan. ( hal
7 paragraf 1 dan 2 bagian 2 pentingnya Angkutan umum Memiliki izin Angkutan)
- Izin angkutan sangat penting dimiliki oleh semua angkutan umum khususnya angkutan
penumpang, agar terciptanya ketertiban dan kelancaran berlalu lintas agar tidak terjadi
kecurangan dengan armada kendaraan mobil pribadi yang digunakan sebagai angkutan
umum yang jelas-jelas melanggar aturan perizinan angkutan. (Hal 8 paragraf 3)
3. Pelayanan Publik serta Kewajiban penyelenggara
Untuk menarik minat masyarakat, maka transportasi publik harus memiliki standar pelayanan
minimal seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 antara lain
keamanan,keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan, dan keteraturan.(hal 8
paragraf 1)
- Pelayanan yang di sediakan menurut uud No. 22 tahun 2009 yaitu
 Fasilitas Terminal yang memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan.
 Fasilitas Parkir.
 Bisa berada didalam ruang milik jalan yang hanya dapat diselenggarakan dilokasi
tertentu yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas dan/atau marka jalan. Bisa
fasilitas parkir yang dilakukan oleh perseorangan warga negara Indonesia atau
badan hukum Indonesia baik berupa usaha khususperparkiran ataupun
penunjang usaha pokok.
 Fasilitas pendukung penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan meliputi: a.
trotoar;
 lajur sepeda;
 tempat penyeberangan Pejalan Kaki;
 Halte; dan/atau
 fasilitas khusus bagi penyandang cacat dan manusia usia lanjut.
- Adapun kewajiban yaitu
1) mengangkut Penumpang yang membayar sesuai dengan tarif yang telah
ditetapkan; Dalam hal tarif, setiap daerah memiliki pemasangan tarif yang
berbeda-beda terhadap angkutan umum yang ada. Besar kecilnya jumlah tarif
yang ditetapkan oleh penyelenggara angkutan umum itu baikan dengan jenis
angkutan umum yang ada dengan berbeda-beda kapasitas penumpang pula.
Selain itu, perbedaan tujuan serta jauhnya lokasi akan sangat berpengaruh
terhadap besar kecilnya tarif. Namun disini, para penyelenggara angkutan umum
diharapkan dapat menetapkan tarif dengan harga yang wajar sesuai dengan
seharusnya.
2) memindahkan penumpang dalam perjalanan ke Kendaraan lain yang sejenis
dalam trayek yang sama tanpa dipungut biaya tambahan jika Kendaraan mogok,
rusak,kecelakaan, atau atas perintahpetugas;
3) Menggunakan lajur Jalan yang telah ditentukan atau menggunakan lajur paling
kiri,kecuali saatakan mendahului atau mengubah arah;
4) Memberhentikan kendaraan selama menaikkan dan/atau menurunkan
Penumpang;
5) Menutup pintu selama Kendaraan berjalan; dan
6) Mematuhi batas kecepatan paling tinggi untuk angkutan umum.(hal 9-hal 10)
4. Tanggung jawab penyelenggara
Hukum pengangkutan mengenaltiga prinsip tanggung jawab, yaitu:
a) Tanggung Jawab karena kesalahan Setiap pengangkut yang melakukan
kesalahandalam penyelenggaraan pengangkutan harus bertanggung jawab
membayar segala kerugian yang timbul akibat kesalahannya itu.Pihak yang
menderita kerugian wajib membuktikan kesalahan pengangkut.
b) Tanggung Jawab karena Praduga Pengangkut dianggap selalu bertanggung
jawab atas setiap kerugian yang timbul dari pengangkutan yang
diselenggarakannya. Akan tetapi, jika pengangkut dapat membuktikan bahwa
ia tidakbersalah, ia dibebaskan dari tanggung jawab membayar gantikerugian
itu. Tanggung Jawab Mutlak Pengangkut harus bertanggungjawab atas setiap
kerugian yang timbul dalam pengangkutan yang diselenggarakannya tanpa
keharusan pembuktian adatidaknya kesalahan pengangkut.
c) Dalam menjalankan suatu usaha atau bisnis, diperlukan perusahaan asuransi
untuk mengatasi resiko usaha atau bisnis tersebut. Mengenai asuransi yang
diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 yang telah diganti dalam
rangka menyikapi dan mengantisipasi perkembangan industri perasuransian
serta perkembangan perekonomian, baik pada tingkat nasional maupun pada
tingkat global dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang
Perasuransian. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan
asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh
perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk: Memberikan penggantian
kepada tertanggung untuk pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya
yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum
kepadapihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis
karenaterjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti.
d) Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung
atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan
manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil
pengelolaan dana. Dalam asuransi tanggung jawab, dapat dilihat bahwa oleh
karena perbuatan atau aktivitas manusia yang bersifat pribadi atau aktivitas
yang berhubungan dengan usaha-usaha ekonomi dapat menimbulkan
kerugian- kerugian bagi orang lain atau terhadap benda ataubarang orang lain,
maka kerugian-kerugian ini pun di dalam dunia asuransi dapat menjadi obyek
asuransi. (hal 11-10 )
5. Masalah dalam penyelenggara Angkutan Umum
- Masalah yang ada dalam bidang lalu lintas tersebut tidak akan lepas dari masyarakat
pengguna jalan titik salah satu masalah bagi kesadaran umum di bidang lalu lintas adalah
masalah volume kendaraan dan jumlah pelanggaran. Kurangnya kedisiplinan dan
kesadaran hukum yang dimiliki oleh setiap pengguna lalu lintas, Misalnya menggunakan
kendaraan yang tidak sebagaimana mestinya atau tidak sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan dan standar produksi.( hal 12 paragraf 2)

Anda mungkin juga menyukai