Anda di halaman 1dari 21

MONITORING TINDAK LANJUT

TANGGAL : 02 – 04 JANUARI 2019


KEBUN BANGELAN

No Audit Rutin Tanggal 24 – 28 September 2018 Pelaksanaan tindak lanjut


Penegasan/Rekomendasi
Uraian/
Hasil temuan dan penyebab Realisasi Keterangan
Obyek

I BIDANG
OPERASIONAL
TMKopi Robusta

1. Produksi dan  Realisasi produksi s.d Agustus tahun  Untuk mengoptimalkan produksi Sudah/belum
Produktivitas 2018 =250.108 kg atau 56,20% dari tahun 2018, buah yang tersisa Dilaksanakan
Kopi Robusta RKAP pada bulan yang sama = 445.000 dilakukan lelesan bersih sekaligus
kg, atau 50,02% terhadap RKAP 1 tahun mengendalikan perkembangan
= 500.000 kg dengan produktivitas 353 hama bubuk buah kopi di tahun
kg/ha atau 49,93% terhadap RKAP 1 mendatang.
tahun = 707 kg/ha.  Semua tenaga kerja PLP sebelum
 Estimasi produksi tahun 2018 bulan pelaksanaan PLP terlebih dahulu
September s.d Desember = 19.892 kg atau mengambil buah buah tersisa di
3,98% dari RKAP 1 tahun = 500.000 kg pohon
dengan total produksi s.d Desember  Untuk mendukung capaian
270.000 kg atau 54,00% terhadap RKAP produksi tahun 2019 agar semua
1 tahun = 500.000 kg. pekerjaan penting yang mendukung
 Estimasi produksi tahun 2018 bulan capaian produksi dikerjakan secara
September s.d Desember = 19.892 kg atau tuntas.
7,37% terhadap prognosa 2018 = 270.000
kg dengan total produksi s.d Desember
270.000 kg atau 100,00% terhadap
prognosa 2018 = 270.000 kg.
 Realisasi kopi rakyat s.d Agustus tahun
2018 = 13.632 kg atau 93,01% terhadap
RKAP 1 tahun 15.000 kg.

1
MONITORING TINDAK LANJUT
TANGGAL : 02 – 04 JANUARI 2019
KEBUN BANGELAN

No Audit Rutin Tanggal 24 – 28 September 2018 Pelaksanaan tindak lanjut


Penegasan/Rekomendasi
Uraian/
Hasil temuan dan penyebab Realisasi Keterangan
Obyek
Sebab :.
 Pelaksanaan taksasi belum berpedoman
pada Pedoman pengelolaan tanaman kopi
robusta.
 Inventarisasi tanaman pada akhir tahun
belum dilakukan
 Pelaksanaan pekerjaan penting tidak tuntas
terutama pekerjaan wiwil kasar.
 Kondisi kesehatan tanaman dan jumlah
cabang produksi kurang optimal.

2. Perkembangan  Perkembangan TBM kopi robusta Perlakuan pada tanaman TBM agar Sudah/belum
TBM Kopi menunjukkan heterogen dengan CV > tetap memperhatikan tingkat Dilaksanakan
Robusta 20% kesehatan dan kejaguran
pertumbuhannya terlepas dari
karateristik klon dengan diperlakukan
Sebab : pemeliharaan intensif menggunakan
 Tingkat pertumbuhan dan perkembangan tenaga khusus antara lain :
cabang tanaman tidak seragam  Menjaga piringan pohon bebas
 Adanya tanaman sulaman yang mempunya dari gulma dengan perlakuan
ketinggian dan jumlah cabang yang masih kecroh-mulching dengan rotasi
rendah. disesuaikan iklim/pertumbuhan
gulma sekitar.
 Mengatur penaung tetap dan
sementara sesuai dengan timing
planingnya, serta tanaman bebas
dari wiwilan dan areal bebas
2
MONITORING TINDAK LANJUT
TANGGAL : 02 – 04 JANUARI 2019
KEBUN BANGELAN

No Audit Rutin Tanggal 24 – 28 September 2018 Pelaksanaan tindak lanjut


Penegasan/Rekomendasi
Uraian/
Hasil temuan dan penyebab Realisasi Keterangan
Obyek
gulma pengganggu.
 Pemupukan sesuai rekomendasi
Puslit, jika memungkinkan
dianggarkan pupuk ekstra, pasang
bahan organik serta pemupukan
lewat daun secara intensif.
 Tanaman kopi yang sudah
dilakukan toping pada ketingggian
120 cm dpt dan klipping agar tidak
ditumbuhkan bayonet sampai
percabang kuat berwarna coklat.
 Berpedoman pada buku pedoman
pengelolaan budidaya tanaman
kopi robusta tahun 2013

3. Pekerjaan  Peningkatan kelas kebun dari tahun Dalam upaya mengamankan potensi Sudah/belum
penting TM kopi 2017 ke tahun 2018 produksi tahun 2019 fokus terhadap Dilaksanakan
robusta  Realisasi pekerjaan penting wiwil kasar beberapa hal antara lain :
dan Pelaksanaan PLP tahun 2018  Penyelesaian pekerjaan, tokok
dibawah standart. penaung untuk daerah yang perlu
 Potensi produksi berdasarkan jumlah di tokok, pengendalian gulma
cabang dan jumlah ruas. terutama tumbuhan liar, wiwil
 Pelaksanaan wiwil kasar s.d bulan kasar, pemupukan lewat tanah dan
Agustus tahun 2018 tidak tuntas pengendalian hama terutama
 Data penyelesaian pelaksanaan PLP bubuk buah kopi dan penyakit
secara terpadu berpedoman pada
Sebab : buku pedoman pengelolaan
 Tenaga kerja PLP tidak terpenuhi sesuai budidaya tanaman kopi robusta
3
MONITORING TINDAK LANJUT
TANGGAL : 02 – 04 JANUARI 2019
KEBUN BANGELAN

No Audit Rutin Tanggal 24 – 28 September 2018 Pelaksanaan tindak lanjut


Penegasan/Rekomendasi
Uraian/
Hasil temuan dan penyebab Realisasi Keterangan
Obyek
kebutuhan tahun 2013.
 PLP dilaksanakan tepat waktu
dengan tetap memperhitungkan
potensi jumlah ruas baru (B0)
dengan menggunakan jumlah
tenaga sesuai kebutuhan yang
didasarkan tingkat kesulitan pada
setiap klas kebunnya berpedoman
pada buku pedoman pengelolaan
budidaya tanaman kopi robusta
tahun 2013.
 Rendahya pupulasi pohon berbuah,
agar dilakukan pemeliharaan
secara terpadu antara lain
kelengkapan penaung tetap,
pengendalian gulma, pemupukan
lewat tanah, pemupukan lewat
daun secara intensif.
 Terhadap tanaman sulaman, agar
diperlakukan dengan memasang
tenaga khusus dalam pemeliharaan
antara lain :
 Menjaga piringan pohon bebas
dari gulma dengan perlakuan
kecroh-mulching dengan rotasi
disesuaikan iklim/pertumbuhan
gulma sekitar.
 Pemupukan sesuai rekomendasi
4
MONITORING TINDAK LANJUT
TANGGAL : 02 – 04 JANUARI 2019
KEBUN BANGELAN

No Audit Rutin Tanggal 24 – 28 September 2018 Pelaksanaan tindak lanjut


Penegasan/Rekomendasi
Uraian/
Hasil temuan dan penyebab Realisasi Keterangan
Obyek
Puslit, jika memungkinkan
dianggarkan pupuk ekstra, serta
pemupukan lewat daun secara
intensif.
 Untuk efisiensi biaya pelaksanaan
inventarisasi pohon maka dalam
pelaksanaan PLP para pekerja
diwajibkan untuk melakukan
penghitungan pohon yang di
kerjakan PLP dengan tanda
memetik 1 daun kopi setiap pohon
yang kemudian disetor kepada
mandor untuk di kompilasi.
 Pelaksanaan taksasi buah agar
berpedoman pada buku pedoman
pengelolaan budidaya tanaman
kopi robusta tahun 2013.
 Untuk pengendalian serangan
hama bubuk buah kopi tinggi agar
dilakukan pengendalian secara
hayati menggunakan Beuveria
bassiana yang pembuatannya
diperhitungkan dengan luas areal
yang akan disemprot.
 Penataan kembali klas kebun untuk
mempermudah pelaksanaan
pekerjaan dan evaluasi hasil kerja.

5
MONITORING TINDAK LANJUT
TANGGAL : 02 – 04 JANUARI 2019
KEBUN BANGELAN

No Audit Rutin Tanggal 24 – 28 September 2018 Pelaksanaan tindak lanjut


Penegasan/Rekomendasi
Uraian/
Hasil temuan dan penyebab Realisasi Keterangan
Obyek
4. Administrasi  Pembuatan LKK antar Afdelingsudah  Dalam melaksanakan Sudah/belum
Afdeling seragam pengawasan (kontrol) semua Dilaksanakan
 Lokasi kunjungan tidak tertuang dalam Astan wajib membuat laporan
peta kebun kegiatan kerja sesuai surat
edaran Direksi nomor
Sebab : 21/SE/038/2017 tanggal 16
 Pembuatan laporan kegiatan kerja Pebruari 2017 perihal
(LKK) sudah mengacu pada Surat monitoring pelaksanaan
Edaran Direksi nomor 21/SE/038/2017 kegiatan kerja.
tanggal 16 Februari 2017, namun  Dalam setiap kunjungan ke
pelaksanaannya belum dikirim setiap lapang agar selalu dituangkan
minggu ke kantor induk. dalam peta kegiatan untuk
 Asstan tidak mengisi peta kunjungan mempermudah dalam evaluasi
kebun dan rencana program kerja.
 Setiap mendapatkan permasalahan atau
kendala didalam pekerjaan diafdeling
tidak dituangkan didalam LKK.

5. Pembibitan Kopi  Pertumbuhan bibit stek sambung Kopi  Dalam pelaksanaan penyiapan Sudah/belum
Robusta robusta pada umur 2 bulan setelah buka bibit untuk sulaman, dan Dilaksanakan
sungkup menunjukkan pertumbuhan rencana areal yang di sulam
tanaman yang sehat, dengan tingkat agar pemeliharaandan
seleksi 5,20%. penyiapannya mengacu pada
Pedoman pengelolaan
Sebab : budidaya tanaman kakao edel
 Pemeliharaan bibit sudah intensif. tahun 2013.
 Pelaksanaan pembuatan bibit sudah  Untuk mempertahankan
sesuai populasi pohon kopi robusta di
6
MONITORING TINDAK LANJUT
TANGGAL : 02 – 04 JANUARI 2019
KEBUN BANGELAN

No Audit Rutin Tanggal 24 – 28 September 2018 Pelaksanaan tindak lanjut


Penegasan/Rekomendasi
Uraian/
Hasil temuan dan penyebab Realisasi Keterangan
Obyek
TBM agar bibit yang telah di
siapkan di alokasikan pada
areal TBM terlebih dahulu.
6. Pengendalian  Prosentase serangan bubuk buah  Dalam pembuatan cendawan Sudah/belum
biologis hama kopi mencapai 5% – 11% selama Beauveria bassiana lebih Dilaksanakan
bubuk buah kopi masa panen bulan Mei s.d September diperhatikan pada asal strain
(BBK) 2018. cendawan. Kesesuaian strain
 Pengendalian secara biologis berdampak pada efektifnya
menggunakan cendawan Beauveria system pengendalian.
bassiana belum sepenuhnya  Kebutuhan bahan dan
dilaksanakan pada seluruh areal perlengkapan alat agar
tanaman kopi robusta. dipastikan sesuai kebutuhan
dilapang dan sejak awal sudah
Sebab : dipersiapkan
 Pelaksanaan pengendalian bubuk buah  Biakan yang sudah jadi agar
kopi tidak dilaksanakan pada seluruh disimpan dengan baik dan
areal terutama pada klas A dan klas B. steril untuk menghindari
 Tidak tuntasnya pengendalian pada kontaminasi dari cendawan
blok blok sumber hama tertinggi. lainnya.
 Hasil uji petik terutama pada
parameter biji terserang bubuk buah ≥
10%.
 Minimnya sarana alat semprot

7. Evaluasi  Realisasi penjualan kayu Sengon  Untuk menghindari kerusakan Sudah/belum


penjualan aneka untuk Veneer s.d Agustus tahun 2018 dan penurunan mutu pada Dilaksanakan
kayu dan = 382,03 M³ atau 127,34% dari semau sisa stock di TPK s.d 25
hortikultura
RKAP 1 tahun = 300,00 M³. September 2018 agar dapatnya
7
MONITORING TINDAK LANJUT
TANGGAL : 02 – 04 JANUARI 2019
KEBUN BANGELAN

No Audit Rutin Tanggal 24 – 28 September 2018 Pelaksanaan tindak lanjut


Penegasan/Rekomendasi
Uraian/
Hasil temuan dan penyebab Realisasi Keterangan
Obyek
Sedangkan untuk RST s.d Agustus mengajukan persetujuan
2018 = 327,31 M³ atau 245,14% dari penetapan untuk segera dijual
RKAP 1 tahun 133,52 M³. antara lain :
 Terdapat potensi log Sengon bulan  Log Sengon bahan baku
September s.d Desember 2018 = RST = 105,05 M3
500,00 M³ untuk bahan baku veneer.  Log Sengon bahan baku
 Realisasi penjualan Log Jabon s.d veneer = 35,68 M3 yang
Agustus tahun 2018 = 418,02 M³ dimutasi log afkir
atau 62,70% dari RKAP 1 tahun =  RST Sengon = 10,06 M3
666,69 M³.  Log Jabon afkir = 31,82 M³.
 Terdapat potensi log Jabon bulan  Potensi log Jabon dapatnya
September s.d Desember 2018 = terpenuhi sesuai RKAP =
210,00 M³. 666,69 M3
 Terdapat potensi log Jati 130 M³ yang  Potensi log Mahoni yang
sudah mendapat penetapan namun sudah mendapat penetapan
belum ada realisasi tebang. agar segera dapat terpenuhi
 Realisasi produksi Cengkeh s.d sejumlah = 100,00 M3
Agustus tahun 2018 mutu Kuncup =  Potensi produksi hortikultura
4.235kg atau 111,59% dari RKAP 1 yang sudah dipanen dan ada
tahun = 3.795 kg dan mutu tangkai = potensi untuk di panen
1.475 kg atau 90,71% dari RKAP 1 (cengkeh, kelapa, pisang,
tahun = 1.626 kg merica) agar dapatnya segera
 Realisasi produksi Kelapa butir s.d dijual.
Agustus tahun 2018 = 300 butir atau
12,50% dari RKAP 1 tahun = 2.400
butir. Diestimasikan s.d Desember
2018 tercapai = 800 butir atau
33,33% dari RKAP 1 tahun = 2.400
8
MONITORING TINDAK LANJUT
TANGGAL : 02 – 04 JANUARI 2019
KEBUN BANGELAN

No Audit Rutin Tanggal 24 – 28 September 2018 Pelaksanaan tindak lanjut


Penegasan/Rekomendasi
Uraian/
Hasil temuan dan penyebab Realisasi Keterangan
Obyek
butir.
 Realisasi produksi Pisang s.d Agustus
tahun 2018 = 1.910 kg atau 57,84%
dari RKAP 1 tahun = 3.302 kg.
 Realisasi produksi Merica s.d Agustus
tahun 2018 =190 kg tidak ada RKAP
dan terdapat produksi tahun 2017 =
56 kg yang belum terjual.

Sebab :
 Di Afdeling Kampung baru tanaman
Kelapa terserang hama kumbang
sehingga tajuk/pelepah tanaman rusak.
 Tanaman Kelapa pertumbuhan kurang
sehat.
 Harga log afkir dan RST murah.

II. BIDANG - Pemangkasan biaya operasional dengan


TEKNIK dan meliburkan karyawan harian lepas setiap
PENGOLAHAN minggu 2 kali tiap orang dari awal
Oktober hingga akhir Desember 2018
1. Evaluasi biaya  Total biaya pengolahan kopi regular : Penggunaaan tenaga kerja Sudah - Efisiensi waktu kerja dengan
pengolahan dan  Capaian produksi = 250.108 kg pengolahan kopi robusta dilaksanakan meminimalisir jam lembur dan mengatur
harga pokok atau 56,20% terhadap RKAP = disesuaikan dengan capaian jam kerja karyawan
kopi regular dan 445.000 kg produksinya, agar sampai akhir - Total biaya pengolahan kopi reguler s/d
kopi rakyat  Biaya pengolahan = Rp tahun 2018 untuk biaya November 2018 :
Rp/kg s.d. 850.204.059,- atau 59,58% pengolahan dan harga pokok
 Capaian produksi = 276.446 kg atau
Agustus 2018. terhadap RKAP s.d. = Rp pengolahan tidak melampaui
9
MONITORING TINDAK LANJUT
TANGGAL : 02 – 04 JANUARI 2019
KEBUN BANGELAN

No Audit Rutin Tanggal 24 – 28 September 2018 Pelaksanaan tindak lanjut


Penegasan/Rekomendasi
Uraian/
Hasil temuan dan penyebab Realisasi Keterangan
Obyek
1.427.040.000,- RKAP. 55,30 % terhadap RKAP = 500.000 kg
 Harga pokok = Rp 3.399,-/kg atau  Biaya pengolahan = Rp.
106,00% terhadap RKAP 1 tahun 1.290.654.036,- atau 56,47 % terhadap
= Rp 3.207,-/kg. RKAP = Rp. 2.285.539.000,-
 Total biaya pengolahan kopi rakyat:  Harga pokok = Rp. 4.668,74/kg atau
 Capaian produksi = 13.632 kg atau 102,14 % terhadap RKAP = Rp.
90,88% terhadap RKAP = 15.000 4.571,08
kg - Total biaya pengolahan kopi rakyat:
 Biaya pengolahan = Rp  Capaian produksi = 15.121 kg atau
403.974.946,- atau 88,24% 100,81 % terhadap RKAP = 15.000 kg
terhadap RKAP = Rp
 Biaya pengolahan = Rp. 427.299.304,-
457.812.000,-
atau 93,33 % terhadap RKAP = Rp.
 Harga pokok = Rp 29.634,-/kg
457.812.000,-
atau 97,10% terhadap RKAP 1
tahun = Rp 30.521,-/kg.  Harga pokok = Rp. 28.258,67/kg atau
92,59 % terhadap RKAP = Rp.
Sebab : 30.520,80/kg
Biaya pemeliharaan mesin, bangunan
dan asuransi diatas RKAP dikarenakan
biaya persiapan panen menyesuaikan
produksi RKAP 2018 yaitu 500.000
kg,sedangkan produksi tidak mencapai
RKAP yaitu sebesar 250.108 kg
2. Evaluasi Selisih timbang pengiriman bahan olah Untuk meminimalisir tingkat Sudah - Peneraan timbangan dengan rincian
pengiriman kopi regular dan kopi rakyat dari selisih timbang yang tinggi agar dilaksanakan timbangan di pabrik 10 unit, di afdeling
bahan olah kopi Afdeling diterima pabrik < standar ± 2% secara periodik timbangan besaran 2 unit, di afdeling kampung baru 3
robusta afdeling dan pabrik dilakukan
unit, di posyandu 1 unit, di gudang induk 2
Sebab : tera bersama.
10
MONITORING TINDAK LANJUT
TANGGAL : 02 – 04 JANUARI 2019
KEBUN BANGELAN

No Audit Rutin Tanggal 24 – 28 September 2018 Pelaksanaan tindak lanjut


Penegasan/Rekomendasi
Uraian/
Hasil temuan dan penyebab Realisasi Keterangan
Obyek
Timbangan produksi baik di afdeling unit, dan di koperasi 2 unit telah dilakukan
maupun di pabrik sudah dilakukan pada tanggal 6 April 2018 oleh UPT
peneraan pada tahun 2018 oleh Badan Metrologi Legal Kabupaten Malang
Metrologi Kab. Malang.
- Selisih timbang pengiriman bahan olah
kopi reguler dari afdeling diterima pabrik
sebesar 0,04 %
- Selisih timbang pengiriman bahan olah
kopi rakyat dari afdeling diterima pabrik
sebesar 0 %
3. Evaluasi capaian Capaian bahan olah superior kopi Untuk memperoleh mutu bahan Sudah - Pengawalan sudah dilakukan mulai dari
bahan olah kopi regular dan kopi rakyat s.d. Agustus olah baik beberapa hal yang dilaksanakan penerimaan bahan baku yaitu koordinasi
robusta 2018 > RKAP. perlu diperhatikan antara lain : dengan afdeling terkait mutu bahan baku
 Pengawalan bahan baku per setiap harinya
penggal proses sejak dari - Pengawalan juga dilakukan dengan
Sebab : afdeling s.d pabrik melakukan uji petik mulai dari
 Proses pemanenan kopi regular di  Pengawalan per penggal penerimaan sampai pengiriman kopi
afdeling sesuai standard SOP bahan proses pengolahan kopi (form I – XIX) dan dibuatkan laporan ke
baku robusta hingga barang siap manajer kebun serta diinfokan ke afdeling
 Proses pembelian kopi rakyat hanya kirim sesuai surat edaran (SE terkait
menerima kopi glondong superior Direksi nomor :
- Pengawalan juga dilakukan uji petik mutu
23/SE/098/2002) tanggal 6
bahan baku dan dilaporkan atau ditulis di
April 2002 perihal : uji petik
SP2K (PB.25)
kopi
- Capaian bahan olah superior kopi reguler
s.d. Desember 2018 sebesar 97,08 % atau
107,87 % terhadap RKAP = 90,00 %
- Capaian bahan olah superior kopi rakyat
11
MONITORING TINDAK LANJUT
TANGGAL : 02 – 04 JANUARI 2019
KEBUN BANGELAN

No Audit Rutin Tanggal 24 – 28 September 2018 Pelaksanaan tindak lanjut


Penegasan/Rekomendasi
Uraian/
Hasil temuan dan penyebab Realisasi Keterangan
Obyek
s.d. Desember 2018 sebesar 100 % atau
111,10 % terhadap RKAP = 90,00 %
- Uji petik per penggal proses dilakukan
4. Evaluasi Capaian rendemen kopi superior reguler  Terhadap capaian rendemen > Sudah secara rutin mulai dari form I – XIX
rendemen kopi produksi s.d. Agustus 2018 > RKAP, RKAP agar terus dilaksanakan - Proses gerbus dan sortasi sudah selesai
robusta inferior < RKAP, dipertahankan, dengan tetap
pada tanggal 19 November 2018
sedangkan capaian rendemen kopi rakyat meningkatkan pengawasan
mutu superior < RKAP. dalam penggal proses - Capaian rendemen kopi superior reguler
pengolahan di pabrik untuk produksi s.d. Desember 2018 sebesar
Sebab : meminimalkan terjadinya 22,59 % atau 111,56 % terhadap RKAP =
 Produksi kopi rakyat masih dalam losses produksi 20,25 %
bentuk HS kering, sehingga kuantum  Mempercepat proses gerbus - Capaian rendemen kopi inferior reguler
tersebut masih taksiran dan sortasi untuk memperoleh produksi s.d. Desember 2018 sebesar
 Produksi kopi regular inferior masih rendemen yang mendekati riil.
20,25 % atau 100 % terhadap RKAP =
dalam bentuk HS kering, sehingga  Menjaga kesehatan tanaman
kuantum tersebut masih taksiran agar biji yang dihasilkan lebih 20,25 %
bernas - Capaian rendemen kopi rakyat produksi
s.d. Desember 2018 sebesar 22,73 % atau
105,72 % terhadap RKAP = 21,50 %
5. Evaluasi mutu Capaian mutu R/WP 1 L,M,S,dan SS Untuk mempertahankan capaian Sudah - Uji petik per penggal proses sudah
kopi robusta s/d. Agustus 2018,(S/S) dan (S/T) > mutu sesuai RKAP beberapa hal dilaksanakan dilaksanakan secara rutin mulai dari form
RKAP yang perlu diperhatikan: I – XIX
 Pengawalan per penggal - Pengendalian hama bubuk buah sudah
Sebab : proses pengolahan kopi dilaksanakan secara kimiawi
 Mutu bahan baku dan sortasi baik robusta hingga barang siap menggunakan insektisida diaplikasikan di
 Mutu petik kopi sesuai standar SOP kirim sesuai surat edaran (SE TPH, secara biologi menggunakan
bahan baku Direksi nomor : cendawan Beauveria bassiana, dan secara
 Serangan hama bubuk buah rendah 23/SE/098/2002) tanggal 6 manual menggunakan trapping dan
12
MONITORING TINDAK LANJUT
TANGGAL : 02 – 04 JANUARI 2019
KEBUN BANGELAN

No Audit Rutin Tanggal 24 – 28 September 2018 Pelaksanaan tindak lanjut


Penegasan/Rekomendasi
Uraian/
Hasil temuan dan penyebab Realisasi Keterangan
Obyek
(>10 %) April 2002 perihal : uji petik pemetikan buah terseranga hama bubuk
 Suhu dan kelembaban di gudang kopi sebelum panen (Brantas hama bubuk)
penyimpanan tinggi  Pengendalian hama bubuk - Pengecekan kadar air di gudang ready
buah kopi secara konsisten stock dilaksanakan saat pengiriman dari
secara hayati menggunakan gudang pengemasan menuju gudang
cendawan Beauveria bassiana ready stock dan dari gudang ready stock
 Perlu secara periodik ke gudang Kalimas Surabaya
melakukan cek kadar air - Pengecekan suhu dan kelembaban gudang
terhadap barang ready stock ready stock dilakukan secara rutin untuk
untuk menghindari turunnya memonitor kondisi di gudang
kadar air akibat suhu gudang - Kopi di gudang ready stock diberi alas
tinggi. palet dan di tutup plastik sheet untuk
menjaga kadar air dan mutu kopi
- Capaian mutu 1 (R/WP 1 L, R/WP 1 M,
R/WP 1 S, R/WP 1 SS) kopi reguler s/d
Desember 2018 mutu S/S sebesar 82,90
% atau 100,44 % terhadap RKAP = 82,54
% dan mutu S/T sebesar 80,70 % atau
103,46 % terhadap RKAP = 78,00 %
- Capaian mutu 1 (R/WP 1 L, R/WP 1 M,
R/WP 1 S, R/WP 1 SS) kopi rakyat s/d
Desember 2018 mutu S/S sebesar 84,80
% atau 103,15 % terhadap RKAP = 82,21
% dan mutu S/T sebesar 84,80 % atau
106,90 % terhadap RKAP = 79,33 %
6. Evaluasi bahan Capaian bahan pembantu pengolahan  Terhadap pemakaian bahan Sudah - Tidak ada sisa pemakaian bahan
pembantu Kopi regular dan kopi rakyat s/d. pembantu pengolahan dibawah Dilaksanakan pembantu pengolahan di tahun 2018
pengolahan. Agustus 2018 rata-rata < standard dan standar agar terus - Uji petik per penggal proses sudah
13
MONITORING TINDAK LANJUT
TANGGAL : 02 – 04 JANUARI 2019
KEBUN BANGELAN

No Audit Rutin Tanggal 24 – 28 September 2018 Pelaksanaan tindak lanjut


Penegasan/Rekomendasi
Uraian/
Hasil temuan dan penyebab Realisasi Keterangan
Obyek
pemakaian timah segel sebanyak 6 kg dipertahankan, dengan tetap dilaksanakan secara rutin mulai dari form
sisa persediaan tahun 2017. meningkatkan pengawasan I – XIX
dalam penggal proses
Sebab : pengolahan di pabrik untuk
 Mutu bahan baku kayu bakar baik dan meminimalkan terjadinya
dapat menghasilkan kalori tinggi losses produksi
 Ada sisa pemakaian timah segel  Sisa pemakaian bahan
produksi kopi tahun 2017 pembantu pengolahan tahun
2018 agar dikembalikan ke
gudang induk.

7. Evaluasi Pelampauan biaya total per unsur  Biaya EAP per unsur Sudah  Biaya kilometer = Rp.10.364,- atau
Eksploitasi Alat EAP,s/d. Agustus 2018 > RKAP : kendaraan yang sudah Dilakasanakan 117,34% terhadap RKAP = Rp.8.832,-
Pengangkutan  Biaya kilometer = Rp.10.131,- atau terkendali agar dipertahankan  Biaya upah premi/lembur =
(EAP) 106,66% terhadap RKAP = sedangkan biaya yang masih Rp.295.999.751,- atau 102,45%
Rp.9.498,- melampaui terutama pada terhadap RKAP = Rp.288.908.000,-
 Biaya upah premi/lembur = upah dan premi lembur agar  Biaya upah uang makan/penginapan =
Rp.218.904.538,- atau 104,97% dikendalikan s.d akhir tahun Rp.17.743.452,- atau 190,79%
terhadap RKAP = Rp.208.533.000,- 2018 tidak melampaui RKAP. terhadap RKAP = Rp.9.300.000,-
 Biaya upah uang  Kendaraan kendaraan yang  Biaya lain-lain = Rp.488.500,- atau
makan/penginapan = biaya per kilometernya tinggi 101,77% terhadap RKAP =
Rp.12.353.452,- atau 199,25% agar dapatnya digunakan pada Rp.480.000,-
terhadap RKAP = Rp.6.200.000,- saat emergency.  Odo Meter Kendaraan Rocky sudah di
 Biaya lain-lain = Rp.399.00,- atau  Sebagai bahan evaluasi EAP perbaikai pada tanggal : 15 Oktober
124,69% terhadap RKAP = agar kendaraan Rocky yang 2018
Rp.320.000,- tidak ada odometernya segera
di pasang/diperbaiki.

14
MONITORING TINDAK LANJUT
TANGGAL : 02 – 04 JANUARI 2019
KEBUN BANGELAN

No Audit Rutin Tanggal 24 – 28 September 2018 Pelaksanaan tindak lanjut


Penegasan/Rekomendasi
Uraian/
Hasil temuan dan penyebab Realisasi Keterangan
Obyek
Sebab :
 Aktivitas kendaraan untuk operasional
dalam dan luar kebun tinggi
 Kendaraan digunakan untuk antar
jemput tenaga di lokasi yang jauh dan
untuk angkut produksi dimana jalan
produksi memiliki kondisi yang rusak
parah
 Kondisi kendaraan sudah tua dan
mesin aus
 Kendaraan truk N 8218 DC dan N
8776 CJ ada perbaikan overhole di
triwulan pertama tahun 2018
 Adanya kenaikan pajak dan asuransi di
tahun 2018
 Odometer sudah tidak normal sejak
diterima dari kantor wilayah malang
(Tahun 2013)

8. Stock opname Stock produksi kopi regular, kopi rakyat, Terhadap hasil stock opname bila Sudah - Over weight sudah dimasukkan pada
produksi cengkeh, merica, dan aneka kayu masih terdapat over weight kopi Dilaksanakan tanggal 25 September 2018 dengan
kayuan tanggal 25 September 2018, robusta regular maupun kopi rincian sebagai berikut:
terdapat selisih lebih. rakyat selama masa gerbus HS  Produksi kopi reguler =
termasuk produksi aneka kayu 270.489
dan hortikultura agar dimasukkan kg (+) 8.218 kg atau 3,13% terhadap
Sebab : sebagai tambahan produksi pada buku = 262.271 kg
 Terdapat selisih (+) produksi kopi bulan September 2018. Produksi kopi rakyat = 13.952
regular dan kopi rakyat dikarenakan kg (+) 320 kg atau 2,35% terhadap
15
MONITORING TINDAK LANJUT
TANGGAL : 02 – 04 JANUARI 2019
KEBUN BANGELAN

No Audit Rutin Tanggal 24 – 28 September 2018 Pelaksanaan tindak lanjut


Penegasan/Rekomendasi
Uraian/
Hasil temuan dan penyebab Realisasi Keterangan
Obyek
taksiran kopi HS, glondong kering dan buku = 13.632 kg
rambangan ke kopi pasar masih rendah Produksi cengkeh = 5.842 kg
 Terdapat selisih (+) produksi cengkeh (+) 32 kg atau 0,55% terhadap
dan merica karena dari taksiran ke buku = 5.810 kg
turun pengeringan terdapat selisih Merica tahun 2018 = 203 kg
lebih belum diadministrasikan (+) 25 kg atau 14,04% terhadap
 Terdapat selisih (+) produksi log afkir buku = 178 kg
segon = 0,73 m3 karena over gred Log sengon afkir bahan RST =
belum diadministrasikan 105,05 m3 (+) 0,73 m3 atau 0,70%
terhadap buku = 104,32 m3

BIDANG
KEUANGAN
DAN UMUM

1 Evaluasi Biaya Secara keseluruhan realisasi biaya Pada pos biaya umum s.d. Sudah/belum
Umum umum s.d Agustus 2018 malampaui Agustus 2018 yang melampaui Dilaksanakan
RKAP (139 % terhadap RKAP) dan RKAP yaitu pada pos biaya biaya
didapati beberapa sub rekening biaya perjalanan dan penginapan, biaya
umum antara lain biaya perjalanan dan penerangan, dan biaya lainnya
penginapan, biaya penerangan, biaya agar diupayakan secara
assuransi, dan biaya lainnya yang keseluruhan terkendali s.d akhir
realisasinya melebihi RKAP tahun.

Sebab :
 Koordinasi sosial dan keamanan
dengan tokoh masyarakat sekitar
kebun.
16
MONITORING TINDAK LANJUT
TANGGAL : 02 – 04 JANUARI 2019
KEBUN BANGELAN

No Audit Rutin Tanggal 24 – 28 September 2018 Pelaksanaan tindak lanjut


Penegasan/Rekomendasi
Uraian/
Hasil temuan dan penyebab Realisasi Keterangan
Obyek
 Realisasi pembebanan premi assuransi
yang lebih tinggi dari anggaran
 Kurang menganggarkan biaya
rekening listrik PLN.

2. Evaluasi Harga  Realisasi harga pokok produksi Kopi Terkait dengan realisasi harga Sudah/belum
Pokok Produksi robusta s.d Agustus 2018 = pokok produksi kopi robusta s.d Dilaksanakan
Rp.22.071,00/kg atau 135 % terhadap Agustus 2018 = Rp.22.071,00/kg
RKAP = Rp16.209,00/kg dan 107% atau 135 % terhadap RKAP =
terhadap RKAP 1 tahun Rp16.209,00/kg dan 107%
Rp20.589,00/kg. terhadap RKAP 1 tahun
 Realisasi harga pokok produksi Kopi Rp20.589,00/kg, agar Saudara :
robusta rakyat s.d Agustus 2018 =  Mengoptimalkan capaian
Rp29.634,00/kg atau 97 % terhadap produksi dan menekan
RKAP = Rp30.521,00/kg. komponen harga pokok 2018
sehingga tidak melampaui
Sebab : RKAP
 Realisasi produksi kopi robusta dan  Mengupayakan pendapatan
kopi rakyat s.d Agustus tidak lain-lain diluar komoditi pokok
mencapai target produksi RKAP, tidak untuk menambah pendapatan
berimbang dengan biaya produksi kebun
yang telah dikeluarkan
 Realisasi harga pokok per kg panen
komoditi kopi robusta melebihi RKAP
 Terdapat komponen biaya fixed cost
yang menjadi pemikul biaya di biaya
produksi seperti biaya pengolahan,
biaya pemeliharaan pabrik
17
MONITORING TINDAK LANJUT
TANGGAL : 02 – 04 JANUARI 2019
KEBUN BANGELAN

No Audit Rutin Tanggal 24 – 28 September 2018 Pelaksanaan tindak lanjut


Penegasan/Rekomendasi
Uraian/
Hasil temuan dan penyebab Realisasi Keterangan
Obyek
 Tambahan biaya untuk antar jemput
pemetik kopi.
 Perbaikan mesin pengolahan kopi

3 Evaluasi Terdapat persedian bahan/barang Persediaan bahan/barang yang Sudah/belum


Persediaan gudang slow moving senilai berumur > 12 bulan senilai Dilaksanakan
Slowmoving Rp40.992.893,00 yang mempunyai umur Rp40.992.893,00 agar segera
di atas 12 bulan. dimanfaatkan sesuai dengan
peruntukannya, apabila tidak
Sebab : dipergunakan oleh kebun agar
 Stok vanbelt untuk kebutuhan diinformasikan ke kebun lain dan
perbaikan mesin pengolahan dilaporkan ke Bagian
Pengadaan, dan Bagian
Tanaman Tahunan guna
pemanfaatannya.

4 Evaluasi  Masih didapati pelaksanaan  Terkait dengan penyetoran Sudah/belum


Perpajakan pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) PPh agar mengacu pada Dilaksanakan
Pasal 21 dan 23 terlambat, belum surat edaran Direksi nomor
sesuai dengan ketentuan yang 31/SE/021/2009 tanggal 30
berlaku. Januari 2009 perihal PPh 23
 Terdapat perbedaan nilai antara dan surat edaran Direksi
pencatatan administrasi dan nomor 31/SE/103/2008
pembayaran pajak penghasilan PPh tanggal 26 Juni 2008 perihal
21 PPh 21, dimana :
 Penyetoran ke Kas
Sebab : Negara atas PPh pasal 23
Monitoring pemotongan dan pembayaran yang telah dipotong,
18
MONITORING TINDAK LANJUT
TANGGAL : 02 – 04 JANUARI 2019
KEBUN BANGELAN

No Audit Rutin Tanggal 24 – 28 September 2018 Pelaksanaan tindak lanjut


Penegasan/Rekomendasi
Uraian/
Hasil temuan dan penyebab Realisasi Keterangan
Obyek
pajak penghasilan belum dilaksanakan selambat-lambatnya
sesuai ketentuan yang berlaku tanggal 10 bulan
berikutnya.
 Melaporkan ke Kantor
Pelayanan Pajak setempat
jumlah PPh pasal 23 yang
telah disetor selambat-
lambatnya tanggal 20
bulan berikutnya
 Penyetoran dan pemotongan
pajak penghasilan agar
mengacu sesuai pencatatan
akuntansi pembukuan pajak
kebun pada periode yang
sama.

19
MONITORING TINDAK LANJUT
TANGGAL : 02 – 04 JANUARI 2019
KEBUN BANGELAN

No Audit Rutin Tanggal 24 – 28 September 2018 Pelaksanaan tindak lanjut


Penegasan/Rekomendasi
Uraian/
Hasil temuan dan penyebab Realisasi Keterangan
Obyek
5 Evaluasi  Pendapatan lain-lain kebun Target RKAP Pendapatan lain- Sudah/belum
Pendapatan lain- Bangelan s.d Agustus tercapai Rp lain sampai dengan akhir tahun Dilaksanakan
lain 1.648.520.615,00 atau 150 % diupayakan tercapai sehingga
terhadap target RKAP s.d Agustus dapat menambah kontribusi
2018 Rp1.137.375.000,00 dan 93 % pendapatan kebun.
terhadap RKAP 1 tahun
Rp1.765.140.000,00
 Biaya lain-lain kebun Bangelan s.d
Agustus tercapai Rp 680.838.000,00
atau 105 % terhadap target biaya
RKAP s.d Agustus 2018
Rp645.838.000,00 dan 86 % terhadap
RKAP 1 tahun Rp784.338.000,00

Sebab :
Cengkeh masih diajukan penetapan
penjualan

Kebun Bangelan , 2 Januari 2019


Manajer,

20
MONITORING TINDAK LANJUT
TANGGAL : 02 – 04 JANUARI 2019
KEBUN BANGELAN

No Audit Rutin Tanggal 24 – 28 September 2018 Pelaksanaan tindak lanjut


Penegasan/Rekomendasi
Uraian/
Hasil temuan dan penyebab Realisasi Keterangan
Obyek
Erwin Malau, SP
Tim Pemeriksa :
1. Gaguk Marjiani : ...........................

2. Yusuf Qomarul Huda : ...........................

21

Anda mungkin juga menyukai